Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Keluarga, Karang Taruna, Pramuka, OSIS, dan Lembaga Sosial Masyarakat. Itu
semua merupakan sebagian contoh dari sekumpulan individu yang memiliki pemikiran
yang bermacam-macam, namun memiliki latar belakang, sejarah, dan tujuan sama,
yang kita kenal dengan organisasi. Setiap organisasi dibentuk pasti memiliki visi, misi,
dan tujuan. Ketiga hal itulah yang menjadi pedoman dan arah kemana organisasi
tersebut akan berjalan.
Dalam mencapai suatu tujuan, diperlukan dukungan dari dalam maupun dari
luar. Segala keinginan juga tujuan lain yang timbul di tengah bejalannya proses
mencapai tujuan harus diseimbangkan. Prosesnya pun harus berjalan secara efektif dan
efisien agar tujuan yang telah disepakati bersama pada saat awal pembentukan
organisasi tersebut dapat tercapai.
Dalam kenyataannya, menjalankan proses yang efektif dan efisien dalam
mencapai tujuan tidaklah semudah membalik telapak tangan, apalagi jika organisasi
tersebut terdiri dari berpuluh-puluh, beratus-ratus, atau bahkan berjuta-juta individu yang
pemikiran satu dengan yang lain tidaklah sama. Sehinggga tidaklah mengherankan, jika
banyak pemimpin organisasi besar yang harus mengalokasikan sebagian besar
waktunya untuk menjalankan organisasi, sehingga waktu untuk istirahat dan bersenda
gurau bersama keluarga sering dirasa kurang. Dalam kesehariannya, para pemimpin
tersebut harus merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, juga melakukan
pengawasan para anggotanya dalam usaha-usaha mencapai tujuan. Proses itulah yang
dikenal dengan manajemen.
Kata manajemen mungkin lebih sering didengar dalam dunia yang berhubungan
dengan bisnis, namun dalam penerapannya, manajemen dibutuhkan untuk menjalankan
semua tipe kegiatan yang terorganisir.
Dari tahun ke tahun, perkembangan manajemen tidak dapat dilepaskan dari
peran para ahli. Manajemen mulai dekenal sejak Frederick Winslow Taylor
mengenalkan sebuah teori manajemen yang kemudian disebut dengan manajemen
ilmiah. Teori tersebut kemudian terus dikembangkan seiring bejalannya waktu karena
dirasakan adanya kekurangan-kekurangan. Dari hasil pengamatan, teori manajemen
dapat dibagi menjadi empat sesuai dengan era-era dimana teori tersebut mulai
dikenalkan. Keempat era tersebut adalah era manajenen ilmiah, era teori organisasi
klasik, era hubungan manusiawi, dan era manajemen modern. Keempat era
perkembangan teori manajemen tersebut akan dibahas lebih lanjut di bab-bab
selanjutnya.

I.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pendapat dari para ahli di setiap era manajemen.
2. Untuk meningkatkan pemahaman tentang perkembangan teori manajemen.
3. Untuk melengkapi tugas mata kuliah Manajemen Teknik Industri.
BAB II
LANDASAN TEORI

Dalam perjalanan hidupnya, manusia pasti pernah menjadi anggota organisasi


walaupun organisasi tersebut tidak dalam ruang lingkup yang luas. Contohnya saja
keluarga yang terdiri dari sekumpulan individu yang memiliki latar belakang, sejarah,
juga tujuan yang sama. Dalam usaha mencapai tujuan, tentu saja diperlukan proses
yang efektif dan efisien. Agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien, diperlukan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, serta pengawasan usaha-usaha yang
dilakukan oleh para anggota dalam mencapai tujuan. Proses tersebut dikenal dengan
manajemen.
Ada beberapa definisi manajemen yang diungkapkan oleh para ahli. Dalam
Stoner dan Wangkel (1986), Follet mengungkapkan pemikirannya bahwa manajemen
adalah seni untuk melakukan sesuatu melalui orang lain. Tak berbeda dengan Follet,
Gibson, Donely, dan Ivancevich (1996) mengatakan bahwa manajemen adalah proses
yang dilakukan seseorang atau beberapa orang untuk menkoordinasikan aktivitas orang
lain untuk mencapai hasil-hasil yang tidakdapat dicapai oleh orang itu sendiri.
Sedangkan menurut Robbins dab Coulter (1999), manajemen adalah proses
pengkoordinasisan dan pengintegrasian kegiatan-kegiatan kerja agar dapat diselesaikan
secara efektif dan efisien melalui orang lain. Dalam definisi ini, terdapat dua kata penting
yang tidak boleh dipisahkan yaitu pengkoordinasian dan efektif-efisien. Maksud dari
pengkoordinasian adalah melibatkan orang lain. Sedangkan efektif dan efisien
menunjukkan bahwa usa-usaha yang dilakukan berdaya guna dan berhasil guna. Dalam
hal ini, bukan berarti kegiatan tidak dapat dilakukan seorang diri, namun agar usaha
yang dilakukan dapat berjalan secara efektif dan efisien diperlukan orang lain. Dalam hal
ini, manajemen digunakan untuk mengelola, mengkoordinasi, serta mengoptimalkan
manusia dan sumber daya yang lain agar usaha yang dilakukan dapat berjalan secara
efektif dan efisien.
Dari hasil pemikiran para ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen
adalah suatu ilmu dan seni yang mempelajari bagaimana mengelola manusia dan
sumber daya yang ada agar tujuan yangdiinginkan dapat tercapai.
Seiring berjalannya waktu, manajemen mengalami perkembangan yang secara
umum dapat dibagi menjadi empat, yaitu manajemen ilmiah, teori organisasi klasik,
hubungan manusiawi, manajemen modern.
1. Manajemen Ilmiah (1870-1930)
A. Frederick Winslow Taylor
Frederick Winslow Taylor adalah seorang insinyur mekanik Amerika Serikat
yang bekerja sebagai manajer dan penasihat perusahaan. Beliau merupakan
salah satu tokoh terbesar manajemen. Pada tahun 1911, beliau menerbitkan
bukunya yang berjudul Principles of Scientific Management, yang membuat
dirinya dijuluki sebagai Bapak Manajemen Ilmiah. Di dalam buku tersebut, Taylor
menyebutkan bahwa di dalam manajemen ilmiah digunakan metode ilmiah untuk
menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Ide tersebut
muncul karena Taylor merasa kurang puas dengan ketidakefisienan para pekerja
di perusahaannya. Hal itu disebabkan karena tibak ada standar kerja di sana.
Selain itu, para pekerja cenderung manganggap gampang pekerjaannya. Hal
tersebut membuat hasil output para pekerjanya hanya sepertiga dari yang
seharusnya. Berdasarkan pengalamannya, F.W. Taylor membuat sebuah
pedoman untuk meningkatkan efisiensi produksi, yang berisi:
1. Kembangkanlah suatu ilmu bagi tiap-tiap unsur pekerjaan seseorang,
yang akan menggantikan metode lama yang bersifat untung-untungan.

2. Secara ilmiah, pilihlah dan kemudian latihlah, ajarilah, atau


kembangkanlah pekerja tersebut.

3. Bekerja samalah secara sungguh-sungguh dengan para pekerja untuk


menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan prinsip-
prinsip ilmu yang telah dikembangkan tadi.

4. Bagilah pekerjaan dan tanggung jawab secara hampir merata antara


manajemen dan para pekerja. Manajemen mengambil alih semua
pekerjaan yang lebih sesuai baginya daripada bagi para pekerja.

Taylor juga mengenalkan beberapa prinsip dasar yang merupakan inti dari
manajemen ilmiah, yaitu:

1. Mengganti cara tidak teratur dengan ilmu pengetahuan yang sistematis.

2. Mengusahakan keharmonisan dalam gerakan kelompok.


3. Mencapai kerja sama manusia, bukan individualisme.

4. Menghasilkan output yang maksimal, bukan output yang terbatas.

5. Mengembangkan pekerja sampai taraf yang setinggi-tingginya untuk


kesejahteraan maksimum mereka sendiri.

6. Perlunya divisi kerja antara manajer dengan para pekerjanya.

7. Perlunya pehatian untuk menghilangkan semua bentuk shouldering


dalam aktivitas organisasi.

8. Pekerja harus diberikan gaji atas pekerjaan yang


dilakukannyamelalui penggunaan piece rate. Bonus dapat diberikan jika
standar produksi minimum terlampaui.
Semua pedoman dan prinsip dasar ini telah mengubah pola pikir
manajemen ketika itu. Sebelumnya pekerja memilih pekerjaannya sendiri, namun
Taylor mengatakan manajemenlah yang harus melakukannya. Manajemen juga
harus mengambil alih pekerjaan yang tidak sesuai dengan pekerja terutama
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengontrolan.

B. Henry Laurance Gannt


Henry Laurance Gannt adalah seorang konsultan juga asisten F.W. Taylor.
Dalam meningkatkan produktivitas kerja, beliau melibatkan unsur manusia.
Kontribusi terbesarnya dalah menciptakan bagan Gannt (Gannt Chart) yang dapat
digunakan untuk perencanaan, pengkoordinasian, dan pengawasan produksi.
Beliau juga membuat gagasan-gagasan yang dapat meningkatkan produktivitas,
yaitu:
1. Kerja sama yang saling menguntungkan antara manjar dan tenaga kerja
untuk mencapai tujuan bersama.
2. Mengadakan seleksi ilmiah terhadap tenaga kerja.
3. Membayar upah pegawai dengan sistem bonus.
4. Penggunaan instruksi kerja yang terperinci.
5. Mencatat kemajuan pekerja dan dilakukan secara terbuka serta dicatat
pada bagan balok induvidual (bagan Gantt).
Pada tahun 1919, Gannt menerbikan bukunya yang berjudul “Organizing for
Work”, yang berisi dua prinsip mengenai bagannya:

1. Mengukur aktivitas dengan banyaknya waktu yang dibutuhkan


untuk menyelesaikan tugas tugas tersebut.

2. Ruang kosong pada bagan dapat digunakan untuk


merepresentasikan banyaknya pekerjaan/aktivitas yang seharusnya telah
dilaksanakan pada waktu tersebut.

Berikut adalah Bagan Gannt (Gannt Chart):

2. Teori Organisasi Klasik (1900-1940)


A. Henry Fayol
Henry Fayol adalah ahli industri juga pelopor teori manajemen adminstratif
berkebangsaan Perancis. Fayol membagi menajemen menjadi lima unsur yang
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian,
dan pengawasan. Farol kemudian membagi kegiatan manajemen menjadi enam
yang meliputi teknik produksi dan manufaktur proyek, komersial, keuangan,
keamanan, akuntansi, dan manajerial. Beliau berpendapat bahwa segala sesuatu
dapat berjalan baik apabila manager dapat menggerakkan organisasi sesuai
prinsip manajemen, yang meliputi:
1. Devision of Work, adanya spesialisasi dalam pekerjaan
2. Uathority and Responsibility, wewenang yaitu hak untuk memberi
perintah dan kekuasaan untuk meminta dipatuhi.
3. Dicipline, melakukan apa yang sudah menjadi persetujuan bersama.
4. Unity of Command, setiap bawahan hanya menerima instruksi dari
seorang atasan saja untuk menghilangkan kebingungan dan saling
lempar tanggung jawab.
5. Unity of Direction One head and one plan or a group or activities having
the same objective, seluruh kegiatan dalam organisasi yang mempunyai
tujuan sama harus diarahkan oleh seorang manajer.
6. Subordination of Individual Interest to Generale Interest, kepentingan
seseorang tidak boleh di atas kepentingan bersama atau organisasi.
7. Renumeration, gaji bagi pegawai merupakan harga servis atau layanan
yang diberikan, kompensasi.
8. Centralization, standarisasi dan desentralisasi merupakan pembagian
kekuasaan.
9. Sealar Chain, (garis wewenang) jalan yang harus diikuti oleh semua
komunikasi yang bermula dari dan kembali ke kuasaan terakhir.
10. Order, di sini berlaku setiap tempat untuk setiap orang dan setiap orang
pada tempatnya berdasarkan pada kemampuan.
11. Equity, persamaan perlakuan dalam organisasi.
12. Stability of Tonure of Personel, seorang pegawai memerlukan
penyesuaian untuk mengerjakan pekerjaan barunya agar dapat berhasil
dengan baik.
13. Initiative, bawahan diberi kekuasaan dan kebebasan di dalam
mengeluarkan pendapatnya, menjalankan dan menyelesaikan
rencananya.
14. Esprit the Corps, persatuan adalah keleluasaan, pelaksanaan operasi
organisasi perlu memiliki kebanggaan, keharmonisan dan kesetiaan dari
para anggotanya yang tercermin dalam semangat korps.

3. Hubungan Manusiawi (1930-1940)


A. Hugo Munsterberg
Seperti yang telah diketahui sebelumnya, manajemen diperlukan agar
proses kerja dapat berjalan efektif dan efisien. Salah satu dampak dari keefektifan
dan keefisienan adalah meningkatnya produktivitas kerja. Hugo Munsterberg,
yang disebut juga sebagai Bapak Psikologi Industri, berpendapat bahwa
produktivitas dapat ditingkatkan dengan tiga jalan, yaitu:
1. Menemukan orang terbaik.
2. Menciptakan kondisi psikologis dan pekerjaan yang terbaik.
3. Menggunakan pengaruh psikologis untuk mendorong karyawan.

B. Elton Mayo
Elton Mayo adalah seorang profesor dari Harvard yang juga adalah seorang
psikolog, sosiolog, dan teoritikus organisasi kelahiran Australia. Pada tahun 1927,
beliau diundang untuk bergabung dengan Hawthorne Studies yang meneliti factor-
faktor yang dapat maningkatkan produktivitas pekerja. Dari penelitian tersebut,
Elton Mayo menyimpulkan bahwa:
1. Perilaku dan sentimen memiliki kaitan yang sangat erat.
2. Pengaruh kelompok sangat besar dampaknya pada perilaku individu.
3. Standar kelompok menentukan hasil kerja masing-masing karyawan.
4. Uang tidak begitu menjadi faktor penentu output bila dibandingkan
dengan standar kelompok, sentimen kelompok, dan rasa aman.

4. Manajemen Modern (1940-sekarang)


A. Peter Drucker
Peter Drucker dikenal sebagai seorang konsultan manajemen dan ekolog
sosial. Peter Drucker mengenalkan sebuah konsep yang disebut knowledge
worker atau pekerja intelektual. Maksud dari knowledge worker adalah seseorang
yang dipekerjakan berdasarkan pengetahuannya tentang subjek tertentu, bukan
berdasarkan keterampilannya membuat atau mengerjakan sesuatu. Jadi
seseorang yang dipekerjakan harus mengerti dan paham tentang pekerjaan yang
mereka hadapi. Seperti lulusan jurusan matematika menjadi guru matematika.

Peter Drucker juga menerapkan beberapa ide dasar, yaitu:


1. Decentralization and simplification. Drucker tidak menerapkan command
and control model dan menegaskan bahwa suatu perusahaan akan
memiliki performa yang baik saat menerapkan sistem desentralisasi.
2. Respect of the worker. Drucker meyakini bahwa pekerja/pegawai
adalah aset perusahaan.
3. Pengambilan suatu tindakan tanpa didasari pemikiran yang
matang adalah penyebab dari setiap kegagalan.
Dari sini dapat dilihat bahwa Peter Drucker, lebih menekankan bagaimana
para pekerjanya agar memiliki performa yang baik dalam mencapai tujuan.

B. Abraham Maslow
Abraham Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada 1908. Beliau
adalah Bapak Manajemen Modern. Beliau menganggap bahwa manusia adalah
sumber daya yang paling penting dalam sebuah organisasi.
Abraham Maslow membagi kebutuhan manusia menjadi lima, yaitu:
1. Kebutuhan fisiologis. Jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, maka
otomatis seseorang akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan ini.
Sebagai akibatnya, kebutuhan sosial akan terabaikan. Seperti
menyediakan istirahat makan siang, istirahat, dan upah yang cukup untuk
membeli kebutuhan pokok.
2. Kebutuhan keamanan dan keselamatan, jika seseorang merasa dalam
bahaya, maka kebutuhan yang lebih tinggi cenderung akan terabaikan.
Pemenuhan standar keamanan dan keselamatan kerja sangatlah
penting.
3. Kebutuhan sosial. kebutuhan untuk berinteraksi dan berkomunikasi.
Membuat tim kerja dapat menjadi salah satu solusinya.
4. Kebutuhan penghargaan yaitu kebutuhan timbal balik atas usaha yang
telah diperbuatnya. Memberikan reward dan pujian dapat membuat
karyawan merasa dihargai.
5. Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu bertindak sesuai dengan keinginan dan
minatnya, salah satu contohnya adlah menyatakan pendapat.

Abraham Maslow menjelaskan bahwa kebutuhan-kebutuhan tersebut


menjadi motivasi diri manusia dalam bekerja. Jika ada salah satu kebutuhan tidak
terpenuhi, mereka akan termotivasi untuk mendapatkan kebutuhan tersebut agar
kehidupannya lebih baik dan layak. Beliau juga berpendapat bahwa semangat
untuk memenuhi kebutuhan menjadikan manusia cenderung berusaha menjadi
penggerak utama.

Berikut adalah Hierarki Kebutuhan Maslow:


BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. Perbandingan Teori Manajemen


A. Manajemen Ilmiah (1870-1930)
Dalam manajemen ilmiah, setiap organisasi harus melakukan kegiatan
perencanaan dan perhatian terhadap unsur teknologi yang digunakan serta
menggunakan metode ilmiah dalam menyelesaikan pekerjaan, bukan trial and
error yang pernah dipakai sebelumnya, sehingga dibutuhkan kerja sama yang
baik antara manajer dan pekerja. Manajer juga harus tahu apa yang terbaik untuk
perusahaannya karena dia harus memilih dan melatih pekerja dalam melakukan
pekerjaannya. Diperlukan tugas yang terperinci agar pekerja dapat melakukan
tugasnya dengan optimal. Para pekerja diberikan upah yang sesuai dengan apa
yang telah mereka kerjakan. Bonus dapat diberikan jika estándar produksi minimal
terlampaui.

B. Teori Organisasi Klasik (1900-1940)


Dalam teori ini, manajemen dibagi menjadi perencanaan, pengorganisasian,
pemberian perintah, pengkoordinasian dan pengawasan. Dari sini dapat dilihat
bahwa terdapat batas antara manajer dan bawahan. Teori ini mengajarkan bahwa
pekerjaan yang yang dibebankan kepada pekerja hendaknya sesuai dengan
minat dan bakatnya. Instruksi kerjanya pun sebaiknya berasal dari satu orang saja
untuk menjaga kestabilan organisasi. Di sini dapat dilihat adanya spesialisasi
kerja. Selain itu, gaji yang diberikan dengan seadil-adilnya. Komunikasi yang
berlangsung dalam manajemen ini berasal dan berakhir di kekuasaan tertinggi.
Teori ini juga menyebukan bahwa pekerja diberi kekuasaan dan kebebasan di
dalam mengeluarkan pendapatnya, menjalankan dan menyelesaikan rencananya
untuk kemajuan perusahaannya. Teori ini juga menekankan adanya hubungan
yang harmonis antarpekerja.

C. Hubungan Manusiawi (1930-1940)


Teori ini mengajarkan untuk menggunakan pengaruh psikologis untuk
mendorong karyawan, shingga karyawan merasa diperhatikan. Faktor yang paling
menentukan hasil kerja masing-masing karyawan adalah norma-norma sosial atau
standar kelompok, sehingga uang tidak begitu menjadi faktor penentu output bila
dibandingkan dengan standar kelompok, sentimen kelompok, dan rasa aman. Hal
tersebut membuat hubungan yang baik anggota sesama divisi.

D. Manajemen Modern (1940-sekarang)


Dalam manajemen modern, sumber daya yang paling penting adalah
manusia, sehingga sangatlah penting untuk menciptakan lingkungan yang
membuat karyawan merasa kebutuhannya terpenuhi. Hal itu juga disebabkan
karena motivasi pekerja berasal dari kebutuhan yang dibedakan menjadi
kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan dan keselamatan, kebutuhan sosial,
kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Penempatan kerja para
pekerjanya juga menjadi pertimbangan dalam teori manajemen ini.

2. Kelebihan dan Kekurangan Setiap Teori Manajemen

Teori Manajemen Kelebihan Kekurangan


Manajemen Ilmiah - Dapat -
(1870-1930) diterapkan pada berbagai macam Kurang memperhatikan
organisasi. segi-segi sosial para
- Tingkat pekerjanya.
efisian mulai diperhatikan.
Teori Organisasi Klasik - Adany -
(1900-1940) a spesialisasi kerja membuat Standar wewenang
pekerja fokus terhadap masih belum jelas.
pekerjaannya.
Hubungan Manusiawi - Hubun -
(1930-1940) gan sosial mulai diperhatikan, Peningkatan
sehingga menciptakan kepuasan produktivitas masih
kerja dan kondisi yang relatif, karena masih
mendukung. dipengaruhi faktor luar
seperti ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Manajemen Modern - Tingkat -
(1940-sekarang) keamanan dan keselamatan kerja Konsepnya sulit
diperhatikan. dipahami karena
- Pekerj perhirtungannya sulit.
a menjadi lebih semangat bekerja
untuk memenuhi kebutuhannya.

BAB IV
KESIMPULAN

Dari pembahasan bab-bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa manajemen


adalah suatu ilmu dan seni yang mempelajari bagaimana mengelola manusia dan
sumber daya yang ada secara efektif dan efisien agar tujuan dapat tercapai. Manajemen
tidak hanya diaplikasikan di dalam dunia bisnis, namun juga dapat diaplikasikan di
semua tipe kegiatan yang terorganisir.
Seiring berjalannya waktu, teori manajemen mengalami perkembangan yang
secara umum dapat dibagi menjadi empat, yang meliputi manajemen ilmiah, manajemen
organisasi klasik, manajemen hubungan manusiawi, dan manajemen modern. Pada
dasarnya keempat teori manajemen tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan sumber
daya yang ada dan juga untuk meningkatkan produktivitas kerja agar tujuan dapat
dicapai secara efektif dan efisien.
Ada tiga hal mendasar yang dari manajemen yaitu sistem manajemen, manajer,
dan pekerja. Ketiga hal tersebut harus dielola sebaik-baiknya agar produktivitas
meningkat dan tujuan tercapai.
REFERENSI

Businessballs, Maslow’s Hierarchyof Needs, 2009 [Online accesed 11 Sep. 2009]. URL:
http://www.businessballs.com/maslow.htm
Fikri, Sejarah Teori Aliran Manajemen,2009 [Online accesed 11 Sep. 2009].URL:
http://fikricerita.blogspot.com
id.wikipedia.org, Elton Mayo, 2009 [Online accesed 11 Sep. 2009]. URL:
http://id.wikipedia.org/wiki/ Elton Mayo.htm
id.wikipedia.org, Frederick Winslow Taylor, 2009 [Online accesed 11 Sep. 2009]. URL:
http://id.wikipedia.org/wiki/ Frederick_Winslow_Taylor.htm
id.wikipedia.org, Henry Fayol, 2009 [Online accesed 11 Sep. 2009]. URL:
http://id.wikipedia.org/wiki/ Henry Fayol.htm
id.wikipedia.org, Henry Gannt, 2009 [Online accesed 11 Sep. 2009]. URL:
http://id.wikipedia.org/wiki/ Henry Gannt.htm
id.wikipedia.org, Manajemen, 2009 [Online accesed 11 Sep. 2009]. URL:
http://id.wikipedia.org/wiki/manajemen.htm
Mulyana, Slamet, Teori Manajemen Ilmiah, 2008 [Online accesed 11 Sep. 2009]. URL:
http://wsmulyana.wordpress.com
Yanuar, Ardana, Manajemen 2, 2009 [Online accesed 11 Sep. 2009]. URL:
http://kuliahqta.blogspot.com/2009/03/manajemen-2.html

TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN TEKNIK INDUSTRI


(TKI 2701A)

’’PERBANDINGAN TEORI-TEORI MANAJEMEN’’

Dosen Pengampu: Ir. Subagyo, Ph.D.


Disusun Oleh :
Wilhelmus Abisatya Pararta
08/268818/TK/34087

JURUSAN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI


PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA
2009
Perbedaan teori manajemen klasik dan ilmiah, teori organisasi klasik dan
manajemen modern dan tradisional?
Manajemen Klasik
1.pengembangan manajemen di lakukan oleh teoritis.
2.investasi terbesar adalah karyawan
3.tenaga kerja di beri pelatihan keterampilan sesuai operasi pabrik.
4.karyawan bertanggung jawab atas pekerjaan tertentu yang berulang.
5.adanya skema pembagian keuntungan.
Manajemen Ilmiah
1.penerapan metode-metode ilmiah pada studi, analisa dan pemecahan
masalah-masalah organisasi.
2.seperangkat mekanisme atau tngkat-tingkat untuk meningkatkan efisiensi kerja
organisasi
Teori Organisasi Klasik
1.manajer mencapai koordinasi melalui komunikasi yang terkendali dengan para
karyawan.
2.merancang organisasi perlu diperhatikan empat kaidah dasar yaitu koordinasi,
prinsip skallar, prinsip fungsional, prinsip staf.
Manajemen Tradisional  dilengkapi dengan pandangan dari sisi psikologi dan
sosiologi 
1.tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja.
2.manajer mengalami kesulitan-kesulitan dan frustasi karena karyawan tidak
selalu mengikuti pola-pola prilaku yang rasional.
Manajemen Modern
1.manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses tehnik secara ketat.
2.manajemen harus sistematik, dan pendekatan yang digunakan harus dengan
pertimbangan secara hati-hati.
3.organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual
untuk pengawasan harus dengan situasi.
4.pendekatan motivasi yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan
organisasi sangat di butuhkan.
Inilah perbedaan-perbedaan yang dapat diuraikan dari beberapa ilmu
manajemen-
manajemen yang telah dibahas diatas

A.3. Frederick W. Taylor :


Merupakan titik tolak penerapan manajemen secara ilmiah hasil penelitian tentang studi
waktu kerja (time & motion studies). Dengan penekanan waktu penyelesaian pekerjaan
dapat dikorelasikan dengan upah yang diterima. Metode ini disebut sistem upah
differensial.
A.4. Hennry L. Gantt (1861 - 1919) :
Gagasannya mempunyai kesamaan dengan gagasan Taylor, yaitu :
1. Kerjasama saling menguntungkan antara manajer dan karyawan.
2. Mengenal metode seleksi yang tepat.
3. Sistem bonus dan instruksi.
Akan tetapi Hennry menolak sistem upah differensial. Karena hanya berdampak kecil
terhadap motivasi kerja.
A.5. Frank B dan Lillian M. Gilbreth (1868 - 1924 dan 1878 - 1972) :
Berdasarkan pada gagasan hasil penelitian tentang hubungan gerakan dan kelelahan
dalam pekerjaan. Menurut Frank, antara gerakan dan kelelahan saling berkaitan. Setiap
gerakan yang dihilangkan juga menimbulkan kelelahan. Menurut Lillian, dalam
pengaturan untuk mencapai gerakan yang efektif dapat mengurangi kelelahan.
A.6. Herrrington Emerson (1853 - 1931) :
Berpendapat bahwa penyakit yang mengganggu sistem manajemen dalam industri
adalah adanya pemborosan dan inefisinesi. Oleh karena itu ia menganjurkan :
1. Tujuan jelas
2. Kegiatan logis
3. Staf memadai
4. Disiplin kerja
5. Balas jasa yang adil
6. Laporan terpecaya
7. Urutan instruksi
8. Standar kegiatan
9. Kondisi standar
10. Operasi standar
11. Instruksi standar
12. Balas jasa insentif
B. Teori Organisasi Klasik
B.1. Fayol (1841 - 1925) :
Teori organisasi klasik mengklasifikasikan tugas manajemen yang terdiri atas :
1. Technical ; kegiatan memproduksi produk dan mengoranisirnya.
2. Commercial ; kegiatan membeli bahan dan menjual produk.
3. Financial ; kegiatan pembelanjaan.
4. Security ; kegiatan menjaga keamanan.
5. Accountancy ; kegiatan akuntansi
6. Managerial ; melaksanakan fungsi manajemen yang terdiri atas :
- Planning ; kegiatan perencanaan<>
- Organizing ; kegiatan mengorganiisasikaan
- Coordinating ; kegiatan pengkoorrdinasiian
- Commanding ; kegiatan pengarahann
- Controlling ; kegiatan penngawasaan
Selain hal tersebut diatas, asas-asa umum manajemen menurut Fayol adalah :
- Pembagian kerja
- Asas wewenang dan tanggungjawab<>
- Disiplin
- Kesatuan perintah
- Kesatuan arah
- Asas kepentingan umum
>
- Pemberian janji yang wajar
- Pemusatan wewenang
- Rantai berkala
- Asas keteraturan
- Asas keadilan
- Kestabilan masa jabatan
- Inisiatif
- Asas kesatuan
B.2. James D. Mooney :
Menurut James, kaidah yang diperlukan dalam menetapkan organisasi manajemen
adalah :
a. Koordinasi
b. Prinsip skala
c. Prinsip fungsional
d. Prinsip staf
C. Teori Hubungan Antar Manusia (1930 - 1950)
Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan psikologis terhadap bawahan, yaitu
dengan mengetahui perilaku individu bawahan sebagai suatu kelompok hubungan
manusiawi untuk menunjang tingkat produktifitas kerja. Sehingga ada suatu
rekomendasi bagi para manajer bahwa organisasi itu adalah suatu sistem sosial dan
harus memperhatikan kebutuhan sosial dan psikologis karyawan agar produktifitasnya
bisa lebih tinggi.
D. Teori Behavioral Science :
D.1. Abraham maslow
Mengembangkan adanya hirarki kebutuhan dalam penjelasannya tentang perilaku
manusia dan
dinamika proses motivasi.
D.2. Douglas Mc Gregor
Dengan teori X dan teori Y.
D.3. Frederich Herzberg
Menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor.
D.4. Robert Blake dan Jane Mouton
Membahas lima gaya kepemimpinan dengan kondisi manajerial.
D.5. Rensis Likert
Menidentifikasikan dan melakukan penelitian secara intensif mengenai empat sistem
manajemen.
D.6. Fred Fiedler
Menyarankan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan.
D.7. Chris Argyris
Memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan budaya.
D.8. Edgar Schein
Meneliti dinamika kelompok dalam organisasi.
Teori behavioral science ditandai dengan pandangan baru mengenai perilaku orang per
orang,
perilaku kelompok sosial dan perilaku organisasi.
E. Teori Aliran Kuantitatif
Memfokuskan keputusan manajemen didasarkan atas perhitungan yang dapat
dipertanggungjawabkan keilmiahannya.
Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ilmu manajemen yang biasa dimulai
dengan langkah
sebagai berikut :
1. Merumuskan masalah
2. Menyusun model aritmatik
3. Mendapatkan penyelesaikan dari model
4. Mengkaji model dan hasil model
5. Menetapkan pengawasan atas hasil
6. Melakukan implementasi
Alat bantu yang sering digunakan dalam metode ini adalah motede statistik dan
komputerisasi
untuk melihat kemungkinan dan peluang sebaai informasi yang dibutuhkan pihak
manajemen.

Anda mungkin juga menyukai