3.1. Pendahuluan
Persoalan-persoalan di dunia rekayasa sering dijumpai dalam bentuk matematis berupa
persamaan-persamaan polinomial dengan variabel, misal x, sedemikian hingga f(x)=0 merupakan
solusi atau jawaban dari persoalan tersebut. Persoalan non linier dengan derajat 2(dua) dalam
bentuk ax2+bx+c=0, dengan mudah dapat diselesaikan secara analitis dengan rumus:
- b ± b 2 - 4.a.c
x 1,2 =
2.a
Sedangkan untuk bentuk persamaan yang berorde lebih tinggi, sulit dicari penyelesaiannya
secara analitis, misal persamaan f(x)=ex-3x=0 atau f(x)=4x+cos(x)-x4=0. Dalam keadaan ini
penggunaan metode numerik dalam penyelesaian persamaan tersebut dirasakan sangat membantu
dalam mempercepat proses penyelesaian persoalan tersebut.
Gambar 3.1. Tinjauan interval [a,b] dalam penentuan akar fungsi f(x)
Secara sederhana dari langkah-langkah yang dijelaskan di atas dapat disusun suatu algoritma
program sebagai berikut:
1. Tentukan fungsi f(x), batas bawah a, batas atas b, toleransi, dan jumlah iterasi maksimum.
2. Hitung f(a) dan f(b).
3. Periksa apakah f(a).f(b)> 0; jika ya, keluar dari progam karena pada interval yang
diberikan tidak terdapat akar persamaan.
4. Hitung nilai m = (a+b)/2.
5. Jika nilai mutlak f(m) < toleransi, tuliskan m sebagai hasil perhitungan, dan akhiri
program; jika tidak, lanjutkan ke langkah berikutnya.
6. Jika jumlah iterasi > iterasi maksimum, akhiri program.
7. Jika f(a).f(m)<0, maka b=m, jika tidak, a = m.
8. Kembali ke langkah (2).
Contoh:
Persamaan, f(x) = xx-5. cari akarnya!
Langkah 1:
Nilai awal: batas bawah a=2, batas atas b=3, sehingga:
f(2)=22-5= -1
f(3)=33-5=22
m=(2+3)/2=2.5
f(2.5)=(2.5)2.5-5=|4.8821| > 0.000001
Langkah 2:
karena f(a).f(m)= (-1)(4.8821) < 0, maka b=m, sehingga:
a=2 f(2)=22-5= -1
b=2.5 f(2.5)=(2.5)2.5-5=4.8821
m=(2+2.5)/2=2.25
f(2.25)=(2.25)2.25-5=|1.2003|> 0.000001
Langkah 3:
karena f(a).f(m)= (-1)(1.2003) < 0, maka b=m, sehingga:
a=2 f(2)=22-5= -1
b=2.25 f(2.25)=(2.25)2.25-5=1.2003
m=(2+2.25)/2=2.125
f(2.125)=(2.125)2.125-5=|-0.0382|> 0.000001
Langkah 4:
karena f(a).f(m)= (-1)(-0.0382) > 0, maka a=m, sehingga:
BAB III. Akar Persamaan (rootfinding)-23
a=2.125 f(2.125)=22.125-5= -0.0382
b=2.25 f(2.25)=(2.25)2.25-5=1.2003
m=(2.125+2.25)/2=2.1875
f(2.1875)=(2.1875)2.1875-5=|0.5416|> 0.000001
Langkah 5:
karena f(a).f(m)= (-0.0382)(0.5416) < 0, maka b=m, sehingga:
a=2.125 f(2.125)=22.125-5= -0.0382
b=2.1875 f(2.1875)=(2.1875)2.1875-5=0.5416
m=(2.125+2.1875)/2=2.1563
f(2.1563)=(2.1563)2.1563-5=|0.2430|> 0.000001
Tabel 3.1. Langkah-langkah penyelesaian persamaan f(x) = xx-5 dengan metode bisection
Langkah a f(a) m f(m) b F(b)
2 -1 3 22
1
2.5 4.8821
2 -1 2.5 4.8821
2
2.25 1.2003
2 -1 2.25 1.2003
3
2.125 -0.0382
4 2.125 -0.0382 2.25 1.2003
2.1875 0.5416
5 2.125 -0.0382 2.1875 0.5416
2.1563 0.2430
Dengan toleransi sebesar 10-6, pada langkah ke 23 iterasi berhenti dengan hasil
x=2.12937256693840. Contoh di atas bisa memberikan gambaran bahwa metode bisection cukup
mudah untuk dipergunakan. Di bawah ini gambar diagram alir untuk proses perhitungan dengan
menggunakan metode bisection.
Cara menggunakan program di atas untuk menyelesaikan persoalan f(x) = xx-5 dalam
MATLAB, di command window ketikkan perintah:
>>f=inline(‘x^x-5’) % mendefinisikan fungsi f(x)=xx-5
>>x=tengahint(f,-1,3,15) % memanggil file tengahint.m a=-1,b=3, iterasi=15
Untuk mengetahui grafik dari fungsi yang dicari, f(x)=xx-5, bisa menggunakan perintah-
perintah di command window:
>>f=inline(‘x.^x-5’);
>>x=0:0.2:3;
>>y=feval(f,x)
>>plot(x,y,'-bs',x,zeros(size(x)),'--r',zeros(size(x)),y,'--r'),grid on,axis on
>>xlabel('sumbu x'),ylabel('sumbu y')
BAB III. Akar Persamaan (rootfinding)-25
Penggunaan metode setengah untuk penyelesaian persamaan non linier interval memiliki
beberapa kelebihan dan sekaligus juga kekurangan yang bisa dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam penggunaan metode ini, yaitu:
− Kelebihan: cenderung konvergen (mengarah ke satu titik fokus), mudah untuk dibuat
program karena cara kerja yang sederhana, dan mempunyai tingkat kesalahan kecil.
− Kekurangan: Konvergensi bersifat linier sehingga proses berjalan lambat, menghasilkan satu
akar saja dalam perhitungan, dan pada fungsi tertentu misal f(x)=x2 yang hanya menyentuh
satu titik di sumbu x sulit untuk membuat batas bawah dan batas atas interval (Gambar 3.5)
atau fungsi f(x)=1/x yang mana terjadi perubahan tanda (+ atau -) tetapi akar tidak ada
(Gambar 3.6).
Gambar 3.6. Penentuan nilai m dari perpotongan garis lurus melalui dua titik.
Proses dengan cara ini memberikan perhitungan yang lebih cepat dibandingkan dengan
metode bisection. Algoritma untuk metode ini sama dengan metode bisection, hanya pada bagian
menentukan nilai m disesuaikan dengan rumus yang ada.Algoritma tersebut adalah:
1. Tentukan fungsi f(x), batas bawah a, batas atas b, toleransi, dan jumlah iterasi maksimum.
2. Hitung f(a) dan f(b).
3. Periksa apakah f(a).f(b)> 0; jika ya, keluar dari progam karena pada interval yang
diberikan tidak terdapat akar persamaan.
(b- a). f(b)
4. Hitung nilai m = b-
f(b) - f(a)
5. Jika nilai mutlak f(m) < toleransi, tuliskan m sebagai hasil perhitungan, dan akhiri
program; jika tidak, lanjutkan ke langkah berikutnya.
6. Jika jumlah iterasi > iterasi maksimum, akhiri program.
7. Jika f(a).f(m)<0, maka b=m, jika tidak, a = m.
8. Kembali ke langkah (2).
Langkah 3:
karena f(a).f(m)= (-1.1250000)( -1.07513141) > 0, maka a=m, sehingga:
a=0.909091, b=2
f(0.909091) =(0.909091)3 –(0.909091)2-1= -1.07513141
f(2)=23 -22-1= 3
(2 - 0.909091).3
m = 2- = 1.196903
3 + 1.07513141
f(1.196903) =(1.196903)3 –(1.196903)2-1= |-0.717921332| > 0.000001
Langkah 4:
karena f(a).f(m)= (-1.07513141)(-0.717921332) > 0, maka a=m, sehingga:
BAB III. Akar Persamaan (rootfinding)-27
a=1.196903, b=2
f(1.196903) =(1.196903)3 –(1.196903)2-1= -0.717921332
f(2)=23 -22-1= 3
( 2 - 1.196903).3
m = 2- = 1.351979027
3 + 0.717921332
f(1.351979) =(1.351979)3 –(1.351979)2-1= |-0.35663608| > 0.000001
Langkah 5:
karena f(a).f(m)= (-0.717921332)( -0.35663608) > 0, maka a=m, sehingga:
a=1.351979, b=2
f(1.351979) =(1.351979)3 –(1.351979)2-1= -0.35663608
f(2)=23 -22-1= 3
(2 - 1.351979).3
m = 2- = 1.420829976
3 + 0.35663608
f(1.420829976) =(1.420829976)3 –(1.420829976)2-1= |-0.15044619| > 0.000001
Seterusnya sampai toleransi yang disyaratkan tercapai. Perhitungan di atas bisa dilihat pada Tabel
3.2.
Tabel 3.2. Langkah-langkah penyelesaian persamaan f(x) = x3-x2 -1 dengan metode regula falsi.
Langkah a f(a) m f(m) b f(b)
0 -1 2 3
1
0.5 -1.125
0.5 -1.125 2 3
2
0.90909091 -1.07513148
0.909 -1.07513148 2 3
3
1.19690265 -0.717921989
1.197 -0.717921989 2 3
4
1.35197886 -0.356636546
1.352 -0.356636546 2 3
5
1.42082993 -0.150446331
Dengan toleransi sebesar 10-6, pada langkah ke 25 iterasi berhenti dengan hasil
x=1.46557119092277. Di bawah ini gambar diagram alir untuk proses perhitungan dengan
menggunakan metode regula falsi.
Gambar 3.9. Kurva hasil perhitungan dengan regula falsi f(x) = x3-x2 -1.
f(x i ) - 0 f(x i )
f 1 (x i ) = atau f 1 (x i ) =
x i - x i +1 x i - x i +1
sehingga
f (x i )
x i +1 = x i - dimana i=0, 1, 2, 3, …
f ' (x i )
Metode ini dikenal dengan Metode Newton-Raphson dan merupakan salah satu cara yang paling
dikenal dalam metode penyelesaian fungsi f(x)=0. Keuntungan cara ini adalah sifat konvergensi
kuadratik dalam proses iterasi, karena terjadinya koreksi digit ganda di setiap proses.
Contoh: f(x) = x3 - 3x - 20, maka f1(x) = 3x2- 3
Dengan demikian rumus untuk menentukan akar adalah:
x i+1 = xi - (x3i – 3xi - 20) / (3x2i - 3).
Perkiraan awal x0 = 5
BAB III. Akar Persamaan (rootfinding)-30
Langkah 1:
f(5)=53-3.(5)-20 =90
f’(5)=3(5)2-3 =72
xbaru=5-(90/72)=3.75
Langkah 2:
f(3.75)=( 3.75)3-3.( 3.75)-20 =21.4844
f’(5)=3(3.75)2-3 =39.1875
xbaru=3.75-(21.4844/39.1875)= 3.201754
>> syms x
>> f=x^3-3*x-20
f =
x^3-3*x-20
>> x=MetodeNewton(f,-2,20,0.000001)
0 0.4444 -22.0000
1.0000 -8.3806 -21.2455
2.0000 -5.5715 -583.4706
3.0000 -3.6161 -176.2331
4.0000 -2.0583 -56.4347
5.0000 0.2637 -22.5450
6.0000 -7.1781 -20.7728
7.0000 -4.7482 -368.3180
8.0000 -3.0029 -112.8032
9.0000 -1.4202 -38.0705
10.0000 4.6785 -18.6037
11.0000 3.5875 68.3674
12.0000 3.1548 15.4078
13.0000 3.0828 1.9339
14.0000 3.0809 0.0487
15.0000 3.0809 0.0000
16.0000 3.0809 0.0000
x =
3.0809
Langkah pertama:
x 2 _ x1
x3 = x 2 _ f ( x 2 )
f ( x 2 ) _ f ( x1 )
2_6
x3=178-6 =2.3673469
18 _(178)
Langkah kedua:
x2 = 2 f(2)=-18
x3=2.3673469 f(2.3673469)= -13.83464426
2.3673469 _ 2
x4= 2.3673469-13.83464426 =3.587438053
-13.83464426 _(_ 18)
Tabel 3.4 Proses perhitungan pencarian akar dengan Metode Newton Rhapson
Langkah x1 x2 x3 f'(x1) f'(x2) F(x3)
1 6 2 2.367346900 178 -18 -13.83464426
2 2 2.367346900 3.587438053 -18 -13.83464426 15.40697963
3 2.367346900 3.587438053 2.944590049 -13.83464426 15.40697963 -3.302376572
4 3.587438053 2.944590049 3.058058742 15.40697963 -3.302376572 -0.576057128
5 2.944590049 3.058058742 3.082034087 -3.302376572 -0.576057128 0.029936467
6 3.058058742 3.082034087 3.080849690 -0.576057128 0.029936467 -0.000248906
7 3.082034087 3.080849690 3.080859456 0.029936467 -0.000248906 -1.06044E-07
Terlihat mudah mendapatkan akar persamaan dengan proses tersebut, bila dipahami benar perilaku
fungsi. Jika diamati tiga cara penulisan f(x) sebagai x - g(x):
(ii). x-(x3 -20)/3 =0
(iii). x-20/(x2 -3) =0
(iv). x - (3 + 20/x)1/2= 0, dan menggunakan perkiraan awal x0 = 5, maka seri besaran xi, i = 0, 1, 2,
..., memberikan hasil seperti tercantum dalam Tabel berikut ini.
Tabel 3.5. Proses perhitungan dengan Metode Iterasi dalam beberapa model penyelesaian.
i Cara ii Cara iii Cara iv
0 5 5 5
1 35 0.9091 2.6458
2 14285 -9.2015 3.2495
3 3.0257
4 3.1
5 3.0743
6 3.0831
7 3.0801
8 3.0811
9 3.0808
Dari contoh hitungan dapat dilihat bahwa cara iterasi tidak selalu dapat digunakan. Guna
mengetahui pada awal proses bahwa metode ini dapat dipakai, perlu diperiksa bentuk fungsi.
Turunan fungsi g(x) berada pada nilai 0 < g’(x) < 1 untuk jaminan hasil iterasi konvergen.
Algoritma program dengan metode Iterasi.
BAB III. Akar Persamaan (rootfinding)-35
a). Tentukan x0, toleransi, dan jumlah iterasi maksimum.
b). Hitung xbaru= g(x0).
c). Jika nilai mutlak (xbaru – x0) < toleransi, diperoleh tulisan xbaru sebagai hasil perhitungan;jika
tidak, lanjutkan ke langkah berikutnya.
d). Jika jumlah iterasi > iterasi maksimum, akhiri program.
e). x0 = xbaru, dan kembali ke langkah (b).
β= ρω2/El
l=panjang elemen balok = 1 meter
ρ= berat jenis elemen balok = 2.4 x 104
ω= frekuensi pribadi balok (sec-1)
BAB III. Akar Persamaan (rootfinding)-36
El = kekakuan lentur balok= 2.5 x 106
Tetapkan nilai β dari persamaan dengan l=1 meter, sehingga:
cos(β).cosh(β)+1=0 kemudian ganti β dengan variabel bebas x sehingga:
cos(x).cosh(x)+1=0 sebagai persamaan umum yang akan dicari akarnya.
a f(a) m f(m) b F(b) selisih
7 414.3774489 7.5 314.3657744 8 -215.8647684 630.2422
7.5 314.3657744 7.75 121.4830806 8 -215.8647684 530.2305
7.75 121.4830806 7.875 -26.6443311 8 -215.8647684 337.3478
7.75 121.4830806 7.8125 52.242111 7.875 -26.6443311 148.1274
7.8125 52.242111 7.84375 14.04382103 7.875 -26.6443311 78.88644
7.84375 14.04382103 7.859375 -5.984109702 7.875 -26.6443311 40.68815
7.84375 14.04382103 7.8515625 4.108277863 7.859375 -5.984109702 20.02793
7.8515625 4.108277863 7.85546875 -0.918233601 7.859375 -5.984109702 10.09239
7.8515625 4.108277863 7.853515625 1.599933114 7.85546875 -0.918233601 5.026511
7.85351563 1.599933114 7.854492188 0.342078702 7.85546875 -0.918233601 2.518167
7.85449219 0.342078702 7.854980469 -0.287770063 7.85546875 -0.918233601 1.260312
7.85449219 0.342078702 7.854736328 0.027231147 7.854980469 -0.287770063 0.629849
7.85473633 0.027231147 7.854858398 -0.130250249 7.854980469 -0.287770063 0.315001
7.85473633 0.027231147 7.854797363 -0.051504749 7.854858398 -0.130250249 0.157481
7.85473633 0.027231147 7.854766846 -0.0121356 7.854797363 -0.051504749 0.078736
Latihan:
1. Dari suatu perhitungan tentang kebutuhan akan produksi optimal suatu komponen struktur
didapat persamaan biaya yang dibutuhkan untuk pengadaan produksi dalam satu hari sebagai
berikut:
C = 13000 N-1 + 158.11 N-0.5 + N + 0.0025 N2
dengan:
C = biaya per hari
N =jumlah komponen yang diproduksi.
Hitunglah jumlah optimal komponen yang diproduksi sehingga biaya produksi menjadi
minimum.
2. Dari solusi persamaan diferensial penentu balok kantilever untuk getaran bebas, diperoleh
frekuensi angular w, sistem struktur dari hubungan ;
cos βL .cosh βL = -1
dengan:
BAB III. Akar Persamaan (rootfinding)-38
ωn 2
EI
βn = , dan a = , dengan ρ=massa/satuan panjang
a ρ.a