BAB II PEMBELAJARAN
A. RENCANA BELAJAR PESERTA DIKLAT
KOMPETENSI : Menjaga dan Melindungi Budaya Kerja
KODE : IBSADMGAD03 A
DURASI PEMELAJARAN : 40 Jam @ 45 menit
B. KEGIATAN BELAJAR
1. Kegiatan Pembelajaran: Menjaga dan Melindungi Budaya Kerja
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran tentang menjaga dan
melindungi budaya kerja, Anda diharapkan dapat:
1. Memahami arti Budaya
2. Memahami arti kerja
C. Uraian Materi
1. Pendahuluan
Budaya kerja yang terbentuk dari budaya organisasi secara umum akan
terlihat berbeda sesuai bagian-bagiannya. Coba perhatikan perilaku umum
orang-orang pemasaran, orang-orang akunting, orang-orang produksi. Tentu
mereka akan menunjukkan sikap yang khas sesuai dengan bidangnya
masing-masing. Budaya apapun yang diterapkan oleh seorang pimpinan
melalui kebijakan yang diterapkannya sangat berpengaruh terhadap perilaku
pegawainya. Kebijakan pemimpin sangat diwarnai oleh gaya sesorang
memimpin. Gaya memimpin apapun seyogyanya tidak memberikan
kesempatan kepada pegawainya untuk berkembang sendiri-sendiri tanpa
arahan dan aturan yang jelas.
2. Pengertian Budaya
3. Fungsi Budaya
4. Pengertian Kerja
Bekerja merupakan salah satu kegiatan utama bagi setiap orang atau
masyarakat untuk mempertahankan hidup dan kehidupanya. Agar dapat
bekerja secara baik, setiap orang memerlukan dukungan kemampuan kerja,
seperti tenaga yang diperoleh dan gizi yang baik, serta kondisi lingkungan
kerja. Pada hakikatnya, agar seseorang atau sekelompok pekerja dapat
bekerja secara sehat diperlukan upaya untuk menyerasikan ketiga
kemampuan utama yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja.
Banyak dari budaya kerja (misal orang asing) memiliki nilai positif.
Diantaranya profesionalitas yang betul-betul jelas, disiplin yang tinggi, motivasi
dan loyalitas yang sangat baik, sifat “blak-blakan” mereka yang khas, sangat
menghargai waktu, punya perencanaan yang baik.
Oleh Karena itu apabila kita dihadapkan pada situasi kerja dengan
perbedaan budaya kerja yang begitu menyolok, ini akan menjadi tantangan
utama bagi kita, apakah mampu beradaptasi atau secara reaktif akan
mengubah budaya kerja kita.
nilai budaya kerja untuk pengembangan jati diri, sikap dan prilaku, penerapan
nilai-nilai budaya kerja melalui pengembangan kerja sama dan dinamika
kelompok, penerapan nilai-nilai budaya kerja untuk memperbaiki kebijakan
publik.
Sistem nilai budaya merupakan konsepsi nilai yang hidup dalam alam
pemikiran sekelompok manusia/individu yang sangat berepengaruh terhadap
budaya kerja. Secara praktis budaya kerja mengandung beberapa pengertian.
Budaya berkaitan dengan erat dengan persepsi terhadap nilai-nilai dan
lingkungan yang melahirkan makna dan pandangan hidup yang akan
mempenagruhi sikap dan tingkah laku dalam bekerja.
Ketika kita melihat fakta di lapangan tenaga kerja Indonesia masih jauh
dari harapan. Indikator ini bisa kita lihat dari pemakaian tenaga kerja Indonesia
diluar negeri masih sebagian besar menjadi tenaga kasar (Buruh), kita bisa
melihat di Malaysia misalnya, sebagian besar tenaga kerja yang di eksploitasi
kesana sebagian besar bekerja pada pabrik elektraonik, pembantu rumah
tangga, buruh bangunan.
Untuk menuju kualitas tenaga kerja yang seperti diharapkan kita tidak
hanya mengandalkan peran serta pemerintah semata tetapi dari sudut
penciptaan lingkungan yang representative dan kondisi lingkungan yang baik
akan membantu pemba-ngunan kualitas
Secara umum trend yang muncul di kalangan generasi pekerja saat ini,
di seluruh negara berkembang, adanya pemikiran yang telah membudaya
yaitu adanya keinginan untuk mendapatkan penghasilan setinggi-tingginya
dengan usaha sekecil-kecilnya. Atau pemikiran berbuat sesuai dengan asas
ekonomi yang berprinsip memperoleh keuntungan semaksimal mungkin
dengan modal seminimal mungkin. Secara gamblang dapat dinyatakan bahwa
budaya kerja keras bagi generasi pekerja hampir cenderung punah. Hal ini
mungkin didukung oleh kondisi ekonomi masyarakat tertentu yang sangat
dimanjakan oleh potensi daerah yang telah memberikan penghasilan yang
cukup besar.
Langkah nyata yang dapat ditempuh dari uraian di atas adalah bahwa
budaya kerja mesti diberikan dan diterapkan secara nyata (bukan wacana
saja) kepada anak-anak oleh semua guru. Jadi pada hakikatnya bahwa
pendidikan budaya kerja ini harus dilakukan secara terpadu dan
berkesinambungan antara lingkungan diaman ia tinggal kondisi kerja yang
diciptakan dan interaksi antar karyawan yang ada di dalamnya. Sehingga, bila
saatnya para generasi muda
berlaku nilai siapa yang mampu dan produktif, dialah yang akan berhasil.
Coba bayangkan bagaimana seseorang bisa mencapai prestasi jika selalu
malas belajar, malas bekerja, dan malas berusaha?
Tapi tentu saja, perilaku ini bukanlah kartu mati yang tidak bisa diubah.
Menurut pakar psikologi, seseorang berperilaku malas terhadap pekerjaan
atau suatu kegiatan disebabkan karena dia tidak memiliki motivasi yang kuat
setiap kali mengerjakan sesuatu.
nilai-nilai budaya kerja untuk pengembangan jati diri, sikap dan perilaku
tenaga kerja; penerapan nilai-nilai budaya kerja melalui pengembangan kerja
sama dan dinamika kelompok; penerapan nilai-nilai budaya kerja untuk
memperbaiki kebijakan publik; penerapan nilai-nilai budaya kerja untuk
memperbaiki pelaksanaan manajemen dan pelayanan masyarakat; penerapan
nilai-nilai budaya kerja untuk memperbaiki pelaksanaan pengawasan, evaluasi
kinerja dan penegakan hokum secara konsisten.
sudah memasuki usia kerja mereka sudah memiliki budaya kerja sesuai
dengan tuntutan zaman dan tidak mempunyai konsepsi kerja sesaat atau
sewaktu-waktu saja.
ntuk mengarahkan anak agar tidak mempunyai ''budaya'' memilih-milih
pekerjaan yang bergengsi saja (sektor formal saja), saya sarankan agar
sejak usia dini anak sudah diajarkan untuk menemukan jati diri
(profesionalisme). Artinya, anak diarahkan melakukan tugasnya sesuai
dengan bakatnya masing-masing, apakah mereka berbakat sebagai
pedagang, petani, birokrat, politisi atau lainnya. Jadi metode pengajaran
atau kurikulum pendidikan sudah semestinya diarahkan semaksimal
mungkin untuk menemukan dan menempa bakat ataupun hobi tiap anak,
bukan sebaliknya menjeneralisasi bakat-bakat yang dimiliki oleh anak.
C. Tugas 1
Dalam menjalankan tugas ini anda diminta melakukan dengan
sungguh-sungguh dan hasilnya diminta dilaporkan secara tertulis dan
disampaikan kepada guru/instruktur Pembina mata diklat ini.
1.
2.
D. Tes Formatif 1
melalui operator. Untuk menelpon, penelpon harus terlebih dulu harus melalui
operator, baru setelah terhubung dengan operator, penelpon bisa meminta
nomor yang dituju.
Sedangkan, PABX (Private Automatic Branch Excharge), kita dapat
langsung menelpon ke nomor yang kita kehendaki tanpa harus melewati
operator, yakni dengan menekan nomor tertentu.
3. Papan sambungan (switchboard) adalah alat komunikasi yang terdiri atas
papan panel yang lebar yang didalamnya terdapat saklar-saklar dan instrumen
yang berfungsi untuk menyampaikan informasi dari satu tempat ke tempat
lainnya.
4. Pengeras suara telepon (loudspeaking telephone) adalah alat yang
digunakan untuk memperbesar atau memperkeras volume suara telepon, yang
berfungsi untuk memperbesar suara sehingga penerima telepon tidak harus
meninggalkan pekerjaan yang ada.
5. Bila menggunakan telepon dengan sistem PABX, yang harus dilakukan
jika kita hendak menelpon keluar, yakni dengan menelpon dulu nomor khusus,
misalnya nomor 9, baru kemudian setelah terdengar nada sela baru kita menekan
tombol nomor yang akan kita tuju.
6. Ditinjau dari peletakannya, telepon diklasifikasi menjadi 3 (tiga), yakni (a)
Telepon meja (tablephone), yaitu telepon yang diletakkan dan ditempatkan di atas
meja; (b) Telepon dinding (wallphone), yaitu telepon yang diletakkan dan
ditempatkan pada dinding; (c) Telepon mobil, kapal, atau pesawat, yakni telepon
yang diletakkan pada mobil, kapal atau pesawat.
7. Ditinjau dari cara kerjanya, telepon diklasifikasikan menjadi dua, yakni
berhubungan telepon melalui operator, (b) berhubungan telepon secara langsung
dengan nomor yang kita tuju, dan (c) berhubungan melalui layanan pesan singkat
SMS dengan HP (telepon genggam).
G. Lembar Kerja 1
Peserta diklat dibawa/observasi ke salah satu perusahaan yang ada di
lingkungannya, dengan disediakan seperangkat alat tulis peserta diklat melihat
Langkah Kerja
1. Mencatat temuan-temuan yang menyangkut budaya kerja
2. Mengidentifikasi hal-hal yang mendukung terhadap budaya kerja
3. Membuat laporan singkat tentang budaya kerja
4. Mempresentasikan hasil laporan tersebut dihadapan
instruktur/fasilitator
A. Lembaran Soal
I. Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu jawaban yang paling tepat a. b.
c. d. atau e:
8. Perbedaan budaya kerja orang asing dengan budaya kerja bangsa kita
sendiri. Diantara budaya kerja orang asing yang pisitif adalah …
a. Profesionalitas, disiplin,
b. Motivasi dan loyalitas,
c. Sangat menghargai waktu, punya perencanaan yang baik.
d. Jawaban a, b,c merupakan rangkaian jawaban yang tepat
e. Suka mencampur adukan urusan/perasaan pribadi dengan masalah
kantor dan tidak dapat memanfaatkan jam kerja secara optimal
A. Kunci Jawaban
I. Pilihan Ganda
1. a
2. b
3. e
4. a
5. c
6. a
7. d
8. d
a. Tes Esay
1. Budaya kerja asing pada umumnya mereka sangat menjunjung tinggi
profesionalitas, disiplin, motivasi kerja yang tinggi dan loyalitas, Sangat
menghargai waktu, punya perencanaan yang baik.
sementara budaya kerja bangsa kita pada umumnya Suka mencampur
adukan urusan/perasaan pribadi dengan masalah kantor dan tidak dapat
memanfaatkan jam kerja secara optimal
2. Untuk mengimplementasikan budaya kerja diperlukan perbaikan persepsi,
pola pikir dan mengubah perilaku yang yang dilakukan dengan menumbuh
kembangkan nilai-nilai budaya kerja sesuai dengan perkembangan ilmu
dan teknologi. Kondisi budaya sangatlah berpengaruh terhadap
pembangunan psikologi masyarakat karena sebagian besar karakteristik
jiwa seseorang dipengaruhi kondisi lingkungan sosial budaya masyarakat
yang ada. Ketika masyarakat berada pada kondisi lingkungan yang
berbeda, maka akan menghasilkan output yang berbeda pula walaupun
diproses pada waktu yang bersamaan
3. Lingkungan kerja sangat besar pengaruhnya terhadap
budaya kerja, karena situasi yang ada akan membentuk karakteristik dan
prilaku para pegawainya. Jika pimpinannya bergaya kepemimpinan
demokratis, maka bawahannya secara alami akan mengikutinya.
Setelah menyelesaikan modul ini, Anda berhak untuk mengikuti tes praktik
untuk mengetahui penguasaan Anda terhadap kompetensi yang telah Anda
pelajari. Apabila berdasarkan hasil evaluasi dalam modul ini, Anda dinyatakan
memenuhi syarat kelulusan, maka Anda berhak untuk melanjutkan ke topik/modul
berikutnya.
Mintalah kepada guru/instruktur untuk melakukan uji kompetensi dengan
sistem penilaian yang dilakukan langsung oleh pihak dunia industri atau asosiasi
profesi yang berkompeten, apabila Anda telah menyelesaikan kompetensi
tertentu. Atau apabila Anda telah menyelesaikan seluruh evaluasi dari setiap
modul, maka hasil yang berupa nilai dari guru/instruktur atau berupa portofolio
dapat dijadikan sebagai bahan verifikasi oleh pihak industri atau asosiasi profesi.
Selanjutnya hasil tersebut dapat dijadikan sebagai penentu pemenuhan standar
kompetensi tertentu dan apabila memenuhi syarat, Anda berhak mendapatkan
sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh dunia usaha industri atau asosiasi
profesi di bidang administrasi bisnis.
DAFTAR PUSTAKA