Anda di halaman 1dari 3

We R Mommies | WRM Indonesia

Hati-hati Dengan Istilah Flek Paru Pada Anak


Oleh: Eva Tio Prastiwi
Selasa, 09 Januari 2007

Anakku (1 tahun 4 bulan) sering sekali batuk dan pilek. Walaupun tidak disertai dengan panas, ada rasa khawatir juga
dengan batuknya yang kadang berhenti tapi tak lama kemudian muncul kembali.

Akhirnya kami membawa buah hati kami ke DSA dan DSA itu menganjurkan agar anak kami di rontgen untuk
mendapatkan hasil yang akurat. Setelah mendapatkan hasil rontgen, kami kembali ke DSA dan rasanya sedih sekali
ketika DSA tersebut memberitahu bahwa ada flek di paru-paru anak kami dan menganjurkan agar buah hatiku
mengkonsumsi obat selama 6 bulan tanpa boleh berhenti. Kalau berhenti sekali saja, maka harus mengulang lagi dari
awal.

Antara bingung dan sedih mendengar penjelasan tersebut, aku dan suamiku dengan berat hati pergi juga ke apotik
untuk menebus obat itu tapi setelah apotekernya menjelaskan bahwa obatnya mengandung anti biotik, aku dan suamiku
sepakat untuk menunda memberikan obat tersebut sampai kami yakin betul bahwa anak kami memang benar-benar
membutuhkan obat itu untuk menyembuhkan sakitnya.

Kemudian kamipun pergi mencari dokter lain untuk mencari second opinion, dengan membawa hasil rontgen dan kopi
resep dari DSA sebelumnya. Jawaban dari dokter yang kedua membuat kami sangat terkejut. Bagaimana tidak?
Ternyata obat yang diberikan oleh DSA sebelumnya adalah obat untuk penderita TBC! Bagaimana mungkin buah hatiku
bisa terkena TBC, di rumah tidak ada satu anggota keluarga yang merokok dan sakit TBC? Dokter tersebut memberi
penjelasan lagi bahwa belum tentu anak kami positif terkena TBC, bisa saja cuma alergi.

Untuk mengetahui seorang anak kena TBC atau tidak harus dilakukan beberapa test, setelah yakin baru diberikan obat
tersebut. Karena dokter tersebut seorang dokter ahli alergi, akhirnya dokter tersebut memberikan beberapa test untuk
melihat anak kami alergi atau tidak, hasilnya anak kami cuma alergi saja bukan TBC tapi beliau menyarankan untuk ke
DSA khusus bagian paru-paru, supaya pasti dan yakin bahwa anak kami memang hanya alergi saja.

Kamipun berusaha untuk mencari DSA khusus bagian paru-paru yang terbaik, akhirnya kami berkonsultasi dengan DSA
tersebut. Ketika kami datang dengan membawa hasil rontgen dan resep obat, dokter ini tidak mau langsung melihat tapi
yang pertama dilakukan adalah mencari tahu tentang penyakit dari riwayat keluarga kedua belah pihak, aku dan
suamiku. Ternyata anggota keluarga kami termasuk aku juga mengidap alergi, jadi kemungkinan besar anak kami juga
hanya alergi. Tapi sekali lagi untuk memastikan, anak kami harus menjalani test mantoux. Setelah mendapat hasilnya,
anak aku benar-benar positif hanya alergi dan bukan TBC.

Di bawah ini adalah penjelasan tentang Tuberkulosis pada anak dari Dr. Dharmawan Sp.Ak.

Flek Paru Istilah yang Rancu


Informasi Singkat Tentang Tuberkulosis (TB) Anak

Banyak sekali anak-anak yang divonis sebagai flek Paru dan harus menjalani ‘hukuman’ minum obat jangka lama, paling
tidak hingga 6 bulan. Jika ditanyakan kepada orangtuanya apa yang dimaksud flek paru?

Biasanya orang tua pasien tidak tahu, Bila ditanya lebih lanjut apakah anaknya mendapat obat yang membuat air
seninya berwarna merah ? Jika jawabnya "Ya" kemungkinan besar yang dimaksudkan sebagal ‘flek paru’adalah
Tuberkulosis/TBC paru atau saat ini disebut TB saja.

Mengapa dokter tidak menyatakan sebagai TB? Sebagian kalangan di masyarakat beranggapan bahwa TB bukan
penyakit yang ‘bergengsi’, Beda misalnya dengan penyakit jantung yang dianggap lebih ‘terhormat’. Sebagian pasien tidak
berkenan jika dinyatakan SakitTB. Khawatir pasien tidak dapat menerima, dokter berusahamenyamarkan penyakitnya
dengan istilah flek paru. Saat ini umumnya pasien sudah berpikiran terbuka dan dapat menerima jika dinyatakan Sakit
TB. Sebaiknya dokter berterus terang menyatakan Sakit TB tanpa menyamarkan dengan istilah flek paru yang justru
http://wrm-indonesia.org We R Mommies Indonesia! Generated: 3 November, 2010, 07:04
We R Mommies | WRM Indonesia

tidak mendidik pasien.

Mengapa disamarkan dengan istilah ‘flek paru’ ? Flek berasal dan bahasa Belanda yang artinya ?noda?. Awalnya dari
foto Rontgen paru pasien TB, yang dapat memberikan gambaran bercak-bercak putih seperti noda pada paru sehingga
disebut “flek”, Istilah flek paru tidak pernah diajarkan di fakultas kedokteran manapun, dan juga tidak pernah disebut
dalam artikel kedokteran manapun, Istilah ini rancu dan kesannya kurang menghargai kecerdasan pasien sama halnya
dengan istilah ‘panas dalam’ yang laris manis digunakan dalam iklan minuman penyegar. Keduanya sama sekali tidak
mempunyai rujukan di dunia medis.

Apakah semua gambaran "flek" pada paru berarti TB ? Tidak !!! Semua penyakit di paru (dan itu banyak sekali jenisnya)
dapat memberi gambaran ‘flek’ yang tidak dapat dibedakan dengan TB. Bahkan orang sehatpun pada Rontgen parunya
akan ada gambaran bercak-bercak putih yang istilah medisnya infiltrat. Sebagai contoh Mike Tyson jika dironsen juga
ada ‘flek’nya, tapi dia sama sekali tidak Sakit TB. Jadi tidak bisa mendiagnosis Sakit TB hanya dari Rontgen saja !

Gambaran Rontgen seperti apa yang menunjukkan adanya TB paru? TB paru dapat memberikan gambaran infiltrat yang
lebih khusus pada foto Rontgen, istilahnya gambaran yang sugestif TB. Misalnya gambaran miller (bercak kecil putih
merata di seluruh paru), atau gambaran atelektasis (gambaran putih padat akibat pengerutan sebagian paru), dll.
Sekalipun gambarannya sugestif TB, foto Rontgen saja tidak bisa dijadikan dasar tunggal diagnosis TB, tetap harus
disertai gejala dan tanda sakit TB, dan pemeriksaan penunjang lain.

Jadi diperlukan pemeriksaan lain, apakah itu ? Ya, pertama-tama jika seorang anak dicurigai Sakit TB harus dibuktikan
dulu adanya Infeksi TB (adanya kuman TB dalam tubuh seseorang). Caranya dengan uji tuberkulin atau yang lazim
dikenal sebagai Mantoux test. Jika hasilnya negatif berarti tidak ada infeksi, dan bila infeksinya saja tidak ada bagaimana
mungkin bisa sakit TB.

Jika hasil uji Mantoux positif apakah berarti sakit TB? Belum tentu. Hasil uji Mantoux positif hanya menunjukkan adanya
Infeksi TB, bukan menandakan pasiennya Sakit TB. Jadi harus dibedakan antara Infeksi TB dengan Sakit TB. Orang
dewasa di Indonesia umumnya sudah terinfeksi TB tanpa sakit TB, sehingga jika dilakukan uji Mantoux pada orang
dewasa di Indonesia maka umumnya akan positif.

Ada yang mengatakan uji Mantoux bisa negatif padahal ada Sakit TB, apa benar? Benar. Uji Mantoux dapat
memberikan hasil negative palsu yang disebut anergi. Anergi dapat dijumpai pada keadaan tertentu misalnya gizi buruk,
Sakit TB yang berat, tifus yang berat, campak, cacar air, menggunakan obat steroid jangka lama, dan berbagai keadaan
lain yang menyebabkan penekanan system imun (kekebalan) tubuh. Jika tidak ada salah satu keadaan tersebut sangat
kecil kemungkinannya terjadi anergi.

Bagaimana dengan pemeriksaan darah? Biasanya pemeriksaan darah yang dimaksudkan untuk TB adalah LED (laju
endap darah) dan hitung jenis limfosit, Kedua pemeriksaan ini nilai diagnostiknya untuk TB rendah, jauh lebih rendah
dibanding foto Rontgen, sehingga hanya digunakan sebagai data tambahan.

Adakah pemeriksaan darah lain untuk TB? Ada, yaitu pemeriksaan PCR dan serologis, seperti PAP TB, Mycodot, ICT
dll. Namun semua pemeriksaan itu tidak lebih unggul daripada uji Mantoux, Semua pemeriksaan itu jika positif juga
hanya menunjukkan adanya Infeksi TB, tidak bisa untuk menentukan ada tidaknya Sakit TB.

Lalu apa bedanya Sakit TB dengan Infeksi TB? Jika orang (dewasa atau anak) mengalami Sakit TB akan menunjukkan
gejala dan tanda Sakit TB. Sedangkan jika hanya terinfeksi TB tanpa sakit TB tidak akan ada gejala dan tanda sakit TB.

Apa gejala dan sakit TB pada anak? Gejala dan tanda Sakit TB pada anak sangat luas variasinya, mulal dari yang
sangat ringan sampai sangat berat. Gejala dan tanda yang mengawali kecurigaan Sakit TB pada anak di antaranya
adalah MMBB (Masalah Makan dan Berat Badan), demam lama atau berulang, gampang / sering tertular sakit batuk
pilek, adanya benjolan yang banyak di leher, diare yang sulit sembuh dll. TB juga dapat menyerang berbagai organ di
seluruh tubuh sehingga bias timbul gejala pincang jika mengenai sendi panggul atau lutut, benjolan banyak di leher, bisa
juga terjadi kejang jika mengenai susunan saraf pusat / otak.

http://wrm-indonesia.org We R Mommies Indonesia! Generated: 3 November, 2010, 07:04


We R Mommies | WRM Indonesia

Apakah batuk lama atau berulang juga merupakan gejala Sakit TB? Batuk lama atau berulang merupakan salah satu
gejala utama Sakit TB pada orang dewasa. Pada anak batuk lama / berulang dapat merupakan gejala Sakit TB, tapi
bukan gejala utama. Pada anak ada penyakit lain yang gejala utamanya batuk lama / berulang yaitu asma. Banyak
kasus asma pada anak yang keliru divonis TB. Asma dengan TB merupakan dua penyakit yang sama sekali berbeda
namun sering dikelirukan.

Apakah jika ada tersebut berarti sakit TB? Belum tentu. Berbagai gejala tadi bukan ?monopoli? Sakit TB, tapi dapat juga
disebabkan oleh berbagai penyakit lain. Itulah sebabnya uji Mantoux sangat penting untuk menentukan dulu apakah ada
Infeksi TB atau tidak, Jika tidak ada Infeksi TB, berarti berbagai gejala tadi disebabkan oleh penyakit lain.

Sebenarnya apa penyebab TB, apakah penyakit keturunan atau penyakit menular? TB bukan penyakit keturunan, tapi
penyakit menular. TB merupakan salah satu bentuk penyakit infeksi. Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan
masuk dan berkembangbiaknya kuman dalam tubuh seseorang. Kuman adalah makhluk hidup yang sangat kecil sekali
(mikro onganisme = mikroba = jasad renik) yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Ada jutaan jenis kuman salah
satu di antaranya adalah kuman TB.

Bagaimana cara penularannya? Ada beberapa cara penularan, tapi yang paling sering adalah melalui saluran
respiratonik (pernapasan). Pasien TB dewasa dengan TB paru, jika batuk, bersin, menyanyi, atau bicara akan
menghembuskan ribuan kuman TB ke udara di sekitarnya. Bila kuman ini terhirup oleh orang lain, maka orang tersebut
dapat terinfeksi.

Apakah jika kita berhubungan dengan pasien TB paru dewasa, pasti akan tertular? Belum pasti tertular. Banyak faktor
yang berperan untuk terjadinya infeksi TB. Faktor sumber penularan, lingkungan, dan faktor daya tahan tubuh. Tingkat
eratnya hubungan (kontak) juga sangat berperan. Makin erat kontak (dose contact) dan makin lama, makin besar risiko
tertular.

Apakah anak yang sakit TB menular dan perlu dipisahkan dari orang lain? Tidak! Yang menular adalah pasien TB paru
dewasa, pasien TB paru anak tidak menular sehingga tidak perlu dipisahkan apalagi dikucilkan. Yang perlu diingat, jika
seorang anak terinfeksi TB, berarti ada orang dewasa sebagai sumber penularannya yang perlu dicari dan kemudian
diobati agar tidak menulari orang lain lagi.

Informasi tambahan:

Dr. Darmawan Budi Setyanto SPAk. Dokter spesialis anak khusus bagian paru-paru yang praktek di RS. Hermina Bekasi
dan RSCM (by appointment)
Dr. Aris Wibudi, dokter spesialis alergi yang terkenal dapat mengurangi alergi dengan serangkai terapi dan test tanpa
obat.
Dr. Aris Wibudi praktek di RS. Omi Medical Centre, Pulomas. Praktek tiap hari Senin, Selasa, Kamis, Jumat jam 5 sore.
Telp RS. OMC: 4723332

Sumber: Pengalaman pribadi dan Dr. Darmawan Budi Setyanto SpAk. (etp/wrm)

http://wrm-indonesia.org We R Mommies Indonesia! Generated: 3 November, 2010, 07:04

Anda mungkin juga menyukai