Anda di halaman 1dari 4

Kinetika kimia adalah suatu ilmu yang membahas tentang laju (kecepatan) dan mekanisme

reaksi. Berdasarkan penelitianyang mula – mula dilakukan oleh Wilhelmy terhadap kecepatan
inversi sukrosa, ternyata kecepatan reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi / tekanan zat
– zat yang bereaksi. Laju reaksi dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi atau tekanan dari
produk atau reaktan terhadap waktu.
Berdasarkan jumlah molekul yang bereaksi, reaksi terdiri atas :
1. Reaksi unimolekular : hanya 1 mol reaktan yang bereaksi
Contoh : N2O5  N2O4 + ½ O2
2. Reaksi bimolekular : ada 2 mol reaktan yang bereaksi
Contoh : 2 HI  H2 + I2
3. Reaksi termolekular : ada 3 mol reaktan yang bereaksi
Contoh : 2 NO + O2  2NO2
Berdasarkan banyaknya fasa yang terlibat, reaksi terbagi menjadi :
1. Reaksi homogen : hanya terdapat satu fasa dalam reaksi (gas atau larutan)
2. Reaksi heterogen : terdapat lebih dari satu fasa dalam reaksi
Secara kuantitatif, kecepatan reaksi kimia ditentukan oleh orde reaksi, yaitu jumlah dari
eksponen konsentrasi pada persamaan kecepatan reaksi.

6.1. Reaksi Orde Nol


Pada reaksi orde nol, kecepatan reaksi tidak tergantung pada konsentrasi reaktan.
Persamaan laju reaksi orde nol dinyatakan sebagai :
dA
- = k0
dt
A - A0 = - k0 . t
A = konsentrasi zat pada waktu t
A0 = konsentrasi zat mula – mula
Contoh reaksi orde nol ini adalah reaksi heterogen pada permukaan katalis.

6.2. Reaksi Orde Satu


Pada reaksi prde satu, kecepatan reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi reaktan.
Persamaan laju reaksi orde satu dinyatakan sebagai :
dA
- = k1 [A]
dt
dA
- = k1 dt
[ A]
[ A0]
ln = k1 (t – t0)
[ A]

Bila t = 0  A = A0
ln [A] = ln [A0] - k1 t
Modul Kimia Dasar – Program Matrikulasi Fakultas Teknik 2008
[A] = [A0] e-k1t

Tetapan laju (k1) dapat dihitung dari grafik ln [A] terhadap t, dengan –k1 sebagai gradiennya.

ln [A]0
ln [A]
gradien = -k1

t
Gambar 6.1. Grafik ln [A] terhadap t untuk reaksi orde satu

Waktu paruh (t1/2) adalah waktu yang dibutuhkan agar konsentrasi reaktan hanya tinggal
setengahnya. Pada reaksi orde satu, waktu paruh dinyatakan sebagai
1 1
k1 = ln
t1/2 1/ 2
0,693
k1 =
t1 / 2

6.3. Reaksi Orde Dua


Persamaan laju reaksi untuk orde dua dinyatakan sebagai :
dA
- = k2 [A]2
dt
dA
- = k2 t
[ A]2
1 1
- = k2 (t – t0)
[ A] [ A0]

Tetapan laju (k2) dapat dihitung dari grafik 1/A terhadap t dengan k2 sebagai gradiennya.

gradien = -k2
ln 1/[A]

ln 1/[A]0

t
Gambar 6.2. Grafik ln 1/[A] terhadap t untuk reaksi orde dua

Waktu paruh untuk reaksi orde dua dinyatakan sebagai

Modul Kimia Dasar – Program Matrikulasi Fakultas Teknik 2008


1
t1/2 =
k 2[ A0]

6.4. Penentuan Energi Aktifasi


Energi aktifasi adalah ambang batas energi yang harus icapai agar suatu reaksi dapat terjadi.
Penentuan energi aktifasi dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan Arrhenius
k = A e-Ea/RT
dimana k = konstanta laju reaksi
A = faktor pra eksponensial
Ea = energi aktifasi (kJ/mol)
R = tetapan gas ideal
= 8,314 kJ / mol
= 1,987 kal / mol K
T = suhu mutlak (K)
Jika persamaan di atas ditulis dalam bentuk logaritma, maka akan didapat
Ea 1
ln k = ln A -  
R T 
Dengan membuat kurva ln k terhadap 1/T, maka nilai Ea/R akan didapat sebagai gradien dari
kurva tersebut. Karena nilai R diketahui, maka nilai energi aktifasi dapat ditentukan.

Besarnya energi aktifasi juga dapat ditentukan dengan menggunakan nilai – nilai k pada suhu
yang berbeda. Persamaan yang digunakan adalah

 k1  Ea  1 1 
ln   =  − 
 k2  R  T2 T1 


atau

 k1  Ea 1 1 
log   = 
T − T 
 k2  2,303 .R  2 1 

6.5. Efek Katalis


Katalis adalah suatu senyawa yang dapat menaikkan laju reaksi, tetapi tidak ikut menjadi
reaktan / produk dalam sistem itu sendiri. Setelah reaksi selesai, katalis dapat diperoleh
kembali tanpa mengalami perubahan kimia. Katalis berperan dengan menurunkan energi
aktifasi. Sehingga untuk membuat reaksi terjadi, tidak diperlukan energi yang lebih tinggi.
Dengan demikian, reaksi dapat berjalan lebih cepat. Karena katalis tidak bereaksi dengan
reaktan dan juga bukan merupakan produk, maka katalis tidak ditulis pada sisi reaktan atau
produk. Umumnya katalis ditulis di atas panah reaksi yang membatasi sisi reaktan dan
produk. Contohnya pada reaksi pembuatan oksigen dari dekomposisi termal KClO 3, yang
menggunakan katalis MnO2.
MnO
Modul Kimia Dasar – Program Matrikulasi Fakultas Teknik 2008
2
2 KClO3 2 KCl + 3 O2

Katalis terbagi menjadi dua golongan besar, yaitu


1. Katalis Homogen
Suatu katalis disebut homogen apabila berada dalam fasa yang sama dengan reaktan
maupun produk reaksi yang dikatalisa. Katalis ini berperan sebagai zat antara dalam
reaksi. Contohnya adalah efek katalis HBr pada dekomposisi termal t-butil alkohol,
(CH3)3COH, yang menghasilkan air dan isobutilen, (CH3)2C=CH2.
(CH3)3COH  (CH3)2C=CH2 + H2O

Tanpa penggunaan katalis, reaksi ini berlangsung sangat lambat, bahkan pada suhu
tinggi sekalipun. Hal ini disebabkan karena reaksi ini memiliki energi aktifasi yang
sangat tinggi, yaitu 274 kJ/mol. Dengan menggunakan HBr, energi aktifasi akan turun
menjadi 127 kJ/mol, dan reaksi menjadi
(CH3)3COH + HBr  (CH3)3CBr + H2O
(CH3)3CBr  (CH3)2C=CH2 + HBr

Kelemahan dari katalis homogen ini adalah ketika reaksi selesai, diperlukan perlakuan
kimia selanjutnya untuk memisahkan katalis dari campuran reaksi.

2. Katalis Heterogen
Katalis heterogen adalah katalis yang fasanya tidak sama dengan reaktan atau produk
reaksi yang dikatalisa. Katalis heterogen biasanya berfungsi sebagai permukaan
tempat terjadinya reaksi. Contohnya adalah reaksi antara H2 dan O2 pada permukaan
logam. Logam berfungsi sebagai permukaan adsorben dimana H2 dan O2 akan
menempel dan bereaksi.

Modul Kimia Dasar – Program Matrikulasi Fakultas Teknik 2008

Anda mungkin juga menyukai