Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi penyayang,
karena atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan Laporan ini yang berjudul: “Jenis- jenis Fliuda ”
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan Laporan ini berkat bantuan dan
tuntunan Allah SWT dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan paper ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan paper ini masih dari jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga
dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan
dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan
Laporan ini.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.

Palembang, 1 Desember 2010


Penulis,

Ahmad Artanto
DAFTAR ISI

Judul ………..……………………………………………………………….

Kata Pengantar ……………………………………………………………. i

Daftar Isi ……………………………………………………………………. ii

I. Latar Belakang…………………………………………………………… 3

II. Tujuan Pratikum………………………………………………………….. 5

1. Alat dan Bahan ……………………………....………………………… 6

2. Cara Kerja……………………………………………….……………... 7

3. Data Hasil Pengamatan ………….……………………………………. 9

III. Hasil dan Pembahasan …………………….…………………………….. 11

1. Hasil …………………………………………………………………… 11

2. Pembahasan …………………………………………………………. 12

Kesimpulan …………………………………..……………………………… 13

Daftar Pustaka……….……………………………………………………... 14
I. LATAR BELAKANG

Fluida adalah sub-himpunan dari fase benda, termasuk cairan, gas, plasma,
dan padat plastik. Fluida memilik sifat tidak menolak terhadap perubahan bentuk dan
kemampuan untuk mengalir (atau umumnya kemampuannya untuk mengambil
bentuk dari wadah mereka). Sifat ini biasanya dikarenakan sebuah fungsi dari
ketidakmampuan mereka mengadakan tegangan geser(shear stress) dalam
ekuilibrium statik. Konsekuensi dari sifat ini adalah hukum Pascal yang menekankan
pentingnya tekanan dalam mengkarakterisasi bentuk fluid. Dapat disimpulkan bahwa
fluida adalah zat atau entitas yang terdeformasi secara berkesinambungan apabila
diberi tegangan geser walau sekecil apapun tegangan geser itu.

Fluid dapat dikarakterisasikan sebagai:

• Fluida Newtonian
• Fluida Non-Newtonian

- bergantung dari cara "stress" bergantung ke "strain" dan turunannya.

Fluida juga dibagi menjadi cairan dan gas. Cairan membentuk permukaan
bebas (yaitu, permukaan yang tidak diciptakan oleh bentuk wadahnya), sedangkan
gas tidak

Bebarapa metoda digunakan untuk mengukur aliran. Pada hampir


kebanyakan kasus, debit aliran dihitung berdasarkan pada jenis fluida, head dan
ukuran pipa, dll., namun gambaran yang dihitung mungkin tidak akan tepat. Metoda
lainnya, membagi volum tangki dengan waktu yang digunakan oleh pompa untuk
mengisi tangki. Tetapi, metoda ini hanya dapat diterapkan jika satu pompa berada
dalam operasi dan jika kran pembuangan tangki tertutup. Cara yang paling canggih,
tepat dan memakan waktu sangat sedikit untuk mengukur aliran pompa adalah
dengan pengukuran yang menggunakan pengukur aliran ultrasonik.
Metoda lain untuk mengendalikan aliran adalah dengan menutup atau
membuka kran pembuangan (hal ini dikenal juga dengan kran “throttling”). Walau
metoda ini menurunkan tekanan namun tidak mengurangi pemakaian daya, sebab
head total (head statik) bertambah..
Metoda ini meningkatkan getaran dan korosi sehingga meningkatkan biaya
perawatan pompa dan secara potensial mengurangi umurnya. VSD merupakan suatu
pemecahan yang lebih baik dari sudut pandang efisiensi energi.
Aliran dapat juga diturunkan dengan cara memasang sebuah sistim kendali
by-pass, dimana pembuangan pompa dibagi menjadi dua aliran menuju dua pipa
saluran yang terpisah. Satu pipa saluran mengirimkan fluida ke titik tujuan
pengiriman, sementara pipa saluran kedua mengembalikan fluida ke sumbernya.
Dengan kata lain, sebagian fluida diputarkan dengan tanpa alasan, dengan demikian
maka hal ini merupakan pemborosan energi. Oleh karena itu maka opsi ini harus
dihindarkan.
Suatu cara yang sederhana dan masuk akal berkenaan dengan energi yang
efisien adalah menurunkan debit aliran dengan menjalankan dan menghentikan
pompa, sepanjang hal ini tidak sering terjadi dilakukan. Sebuah contoh dimana opsi
ini dapat digunakan adalah bila sebuah pompa digunakan unt uk mengisi tangki
penyimpan dimana fluida mengalir ke proses pada debit yang tetap. Dalam sistim ini,
pengendali dipasang pada tingkatan minimum dan maksimum didalam tangki untuk
menjalankan dan menghentikan pompa. Beberapa perusahaan menggunakan metoda
ini juga dalam rangka menghindarkan kebutuhan maksimum yang lebih rendah
(yaitu dengan pemompaan pada bukan jam puncak)

Sistim pemompaan bertanggung jawab terhadap hampir 20% kebutuhan


energi listrik dunia dan penggunaan energi dalam operasi pabrik industri tertentu
berkisar 25-50% (US DOE, 2004).
Pompa memiliki dua kegunaan utama:
1. Memindahkan cairan dari satu tempat ke tempat lainnya (misalnya air dari
aquifer bawah tanah ke tangki penyimpan air)
2. Mensirkulasikan cairan sekitar sistim (misalnya air pendingin atau pelumas
yang melewati mesin-mesin dan peralatan)
Komponen utama sistim pemompaan adalah:
Pompa(beberapa jenis pompa dijelaskan dalam bagian 2)
Mesin penggerak: motor listrik, mesin diesel atau sistim udara
Pemipaan, digunakan untuk membawa fluida
Kran, digunakan untuk mengendalikan aliran dalam sistim
Sambungan, pengendalian dan instrumentasi lainnya
Peralatan pengguna akhir, yang
II. Tujuan Pratikum

1. Untuk mengetahui kecepatan aliran dari masing – masing jenis fluida.


2. Untuk mengetahui perbedaan aliran pada pipa yang berpenampang halus
dengan pipa yang berpenampang kasar.
3. Untuk mengetahui karakteristik dari Janis – jenis fluida.
4. Untuk mengetahui pengaruh kemiringan terhadap aliran fluida.
5. Untuk mengetahui fluida mana yang mempunyai kecepatan aliran yang lebih
tinggi.
6. Untuk mengetahui pengaruh viskositas fluida terhadap aliran.

.
1. ALAT dan BAHAN

Alat : Bahan :

1. Botol dan selang infuse 1. Air


2. Statif 2. Minyak Sayur
3. Gelas ukur
4. Ember
5. Gelas ( cangkir )
6. Corong
7. Selang
8. Batu bata
9. Pipa PVC
10. Pipa besi
11. Mistar
12. Cutter
13. Stopwatch
2. Cara Kerja

1. Percobaan fluida zat cair ( Air ) dan viscositas ( Minyak Sayur )


a. Mengukur debit dengan selang infuse :

1. Sediakan alat dan bahan

2. Masukan air ke dalam botol infus, dan pastikan katup pada selang
yang dihubungkan dengan botol infus tersebut terbuka

3. Pasang botol tersebut pada ujung atas statif, dengan mengkondisikan


statif di tempat yang aman ( tempat datar )

4. Kemudian sediakan stopwatch

5. Gelas ukur diletakkan tepat di ujung selang infus

6. Kemudian dengan bersamaan katup infus dibuka dan stopwatch


dihidupkan

7. Amati keadaan air yang mengalir pada waktu 18,07 detik dan catatlah
berapa volume air yang tertampung pada gelas ukur tersebut

8. Untuk menghitung viskositas ( minyak sayur ) ulangi langkah –


langkah diatas dengan menggantikan zat cair ( air ) dengan minyak sayur

2. Menghitung slope ( kemiringan ) dengan membandingkan pipa yang digunakan

• Pipa PVC :

1. Sediakan alat dan bahan ( pipa PVC, batu bata, mistar, corong, selang,
cutter, gelas ukur, air, dan minyak )
2. Untuk membuat slope pertama, maka sediakan 1 batu bata yang
mempunyai ukuran 8 cm

3. Pasang ujung corong dengan selang karet, lalu hubungkan ke pipa PVC
yang sudah dimiringkan (slope ) dengan meletakkan batu bata di bawah
ujung pipa PVC

4. Tuangkan air ke dalam corong sekaligus hidupkan stopwatch. Sehingga


air mengalir di dalam pipa PVC

5. Pada saat air keluar dari pipa PVC ke gelas ukur, maka segera matikan
stopwatch

6. Amati berapa waktu yang dibutuhkan untuk proses tersebut

7. Untuk membuat perbedaan slope selanjutnya, maka dilakukan langkah


demi langkah dengan cara menambah batu bata sesuai dengan kemiringan
( slope ) yang akan diamati

8. Untuk menghitung viskositas ( minyak sayur ) ulangi langkah – langkah


diatas dengan menggantikan zat cair ( air ) dengan minyak sayur

• Pipa Besi :

1. Sediakan alat dan bahan (pipa besi, batu bata, mistar, corong, selang,
cutter, gelas ukur, air, dan minyak )

2. Untuk membuat slope pertama, maka sediakan 1 batu bata yang


mempunyai ukuran 8 cm

3. Pasang ujung corong dengan selang karet, lalu hubungkan ke pipa besi
yang sudah dimiringkan (slope ) dengan meletakkan batu bata di bawah
ujung pipa besi
4. Tuangkan air ke dalam corong sekaligus hidupkan stopwatch. Sehingga
air mengalir di dalam pipa besi

5. Pada saat air keluar dari pipa besi ke gelas ukur, maka segera matikan
stopwatch

6. Amati berapa waktu yang dibutuhkan untuk proses tersebut

7. Untuk membuat perbedaan slope selanjutnya, maka dilakukan langkah


demi langkah dengan cara menambah batu bata sesuai dengan kemiringan
( slope ) yang akan diamati

8. Untuk menghitung viskositas ( minyak sayur ) ulangi langkah –


langkah diatas dengan menggantikan zat cair ( air ) dengan
minyak sayur.

3. Data Hasil Pengamatan

A. Mengukur debit dengan selang infus

Air

Waktu ( s ) Volume ( mL )

18,07 detik 192 mL

Minyak

Waktu ( s ) Volume ( mL )

15,00 detik 38 mL
B. Menghitung slope ( kemiringan ) dengan membandingkan pipa yang digunakan

• Pipa PVC

Slope Air

Slope ( s ) Waktu ( s )

8 cm 1,5

Slope Minyak

Slope ( s ) Waktu ( s )

8 cm 9,035

16 cm 1,2

24 cm 1,2

32 cm 1

16 cm 6,155

24 cm 5,78
32 cm 5,33
C. Menghitung slope ( kemiringan ) dengan membandingkan pipa yang digunakan

• Pipa Besi

Slope Air

Slope ( s ) Waktu ( s )

8 cm 1,67

Slope Minyak

Slope ( s ) Waktu ( s )

8 cm 7,61

16 cm 1,58

24 cm 1,27

32 cm 1,23

16 cm 4,31

24 cm 3,7
32 cm 3,2
A. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil

Mengukur debit dengan selang infus

Air

Waktu ( s ) Volume ( mL )

18,07 detik 192 mL

Minyak

Waktu ( s ) Volume ( mL )

15,00 detik 38 mL

Rumus :

Penyelesaian :
= = 0,0000106253

= = 0,0000025333

2. Pembahasan.

Menghitung aliran fluida adalah cara kita agar mengetahui seberapa cepat
fluida tersebut dapat mencapai tujuan dari proses aliran nya, karena dengan demikian
kita akan dapat memperkirakan berapa lama waktu yang diperlukan untuk
mengalirkan fluida dari suatu tempat ke tempat yang lain nya, sehingga jika
meghadapi persoalan seperti ini dalam kehidupan sehari – hari kita sudah dapat
memahami nya sesuai dengan apa yang diharapkan.

Pada praktikum aliran fluida kali ini kita menggunakan dua jenis fluida yang
berbeda, yaitu air dan minyak sayur. Hal ini dimaksudkan agar kita dapat mengetahui
perbedaan kecepat aliran pada masing – masing fluida yang digunakan. Dari
beberapa kali percobaan dapat dilihat dengan jelas perbedaan antara kedua nya, air
yang mempunyai viskositas yang lebih rendah dibandingkan dengan minyak sayur
ternyata mempunyai kecepatan aliran yang lebih cepat dibandingkan dengan minyak
sayur yang viskositas nya diatas viskositas air.

Selain untuk mengetahui perbedaan kecepatan dari kedua jenis fluida kita
juga dapat menghubungkan nya dengan kemiringan dari aliran tempat fluida tersebut
mengalir, yaitu dengan memberikan batu bata pada pipa yang sudah disiapkan
dengan maksud agar terdapat perbedan ketinggian dari percobaan yang sebalum nya
dan nanti nya kita dapat menyimpulkan hubungan antara kemiringan dengan
kecepatan aliran fluida yang bekerja didalam nya.

Pada percobaan kali ini kita juga mengunakan dua jenis pipa yang berbeda,
yaitu pipa plastic (PVC) dan pipa besi. Dari kedua jenis besi ini kita sudah dapat
mengetahi bahwa ada nya perbedaan permukaan pada masing – masing pipa, setelah
dilakuakan pada dua jenis pipa yang berbeda diharapkan nanti nya kita dapat
mengetahui hubungan antara keadaan permukaan aliran dengan laju aliran didalam
nya. Selama melakukan proses ini, diharapkan untuk menjalankan praktikum dengan
teliti, karena banyak hal yang dapat mempengaruhi kecepatan aliran tersebut, seperti
kejelihan mata saat melihat waktu fluida mengalir, karena jika salah sedikit saja
maka hasil yang didapatkan pun tidak akan maksimal seperti apa yang diharapkan.

Kesimpulan

1) Semakin tinggi tingkat kekentalan suatu fluida maka kecepatan aliran nya
pun akan semakin lambat.
2) Keadaan penampan pipa dapat mempengaruhi kecepatan aliran dari fluida,
karena semakin kasar permukaan tempat fluida mengalir maka kecpatan nya
pun akan semakin lambat.
3) Setelah dilakukan percobaan dapat disimpulkan bahwa air mempunyai
tingkat kekentalan yang lebih rendah dibandingkan dengan minyak sayur.
4) Kemiringan dapat mempengaruhi kecepatan dari fluida yang bekerja didalam
nya, semakin miring pipa tempat fluida mengalir maka akan semakin cepat
pula fluida tersebut mengalir.

DAFTAR PUSTAKA

American Council for Energy Efficiency Economy. www.aceee.org

Bureau of Energy Efficiency, Ministry of Power, India. 2004. Pumps and


Pumping Systems.

In: Energy Efficiency in Electrical Utilities, chapter 6. Fluide Design Inc.


www.fluidedesign.com
GAMBICA Association, BPMA. Variable Speed Driven Pumps, Best Practice
Guide. www.gambica.org.uk/pdfs/VSD_Pumps.pdf

Hydraulic Institute. www.pumpschool.org,


www.pumpschool.com/intro/pdtree.htm

Pacific Liquid and Air Systems. www.pacificliquid.com

Presented at The Chemical Engineers’ Resource Page.


www.cheresources.com. Downloaded from: www.idcon.com/pdf-
doc/centrifugalpumps.pdf

The Engineering Toolbox. www.engineeringtoolbox.com

Cycle Costs: A guide to LCC analysis for pumping systems. DOE/GO-102001-


1190. 2001.

http://www1.eere.energy.gov/industry/bestpractices/techpubs_motors.html

LAPORAN MEKANIKA FLUIDA


JENIS- JENIS ALIRAN FLUIDA
OLEH :
ANDRI SUTENDI
05091002024
Kelompok : 5 (Lima)

TEKNIK PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2010

Anda mungkin juga menyukai