MODUL II
DASAR ILMU SOSIOLOGI
1. Adanya orang perorangan. Kontak sosial ini adalah apabila anak kecil
mempelajari kebuasaan dalam keluarganya. Proses demikian terjadi
melalui sosialisasi, yaitu suatu proses dimana anggota masyarakat yang
baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat dimana dia
menjadi anggota.ada orang perorangan dengan suatu kelompok manusia
atau sebaliknyakontak sosial ini misalnya adalah seseorang merasakan
bahwa tindakan-tindakannya berlawanan dengan norma-norma masyarakat
atau apabila suatu partai politik memkasa anggota-anggotanya
menyesuaikan diri dengan ideologi dan programnya.
2. Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia
lainnya.Umpamanya adalah dua partai politik mengadakan kerja sama
untuk mengalahkan parpol yang ketiga di pemilihan umum.
3. Terjadinya suatu kontak tidaklah semata-mata tergantung dari tindakan,
tetapi juga tanggapan terhadap tindakan tersebut. Kontak sosial yang
bersifat positif mengarah pada suatu kerja sama, sengangkan yang bersifat
negatif mengarah pada suatu pertentangan atau bahkan sama seali tidak
menghasilkan suatu interaksi sosial.Suatu kontak dapat bersifat primer atau
sekunder. Kontak perimer terjadi apabila yang mengadakan hubungan
langsung bertemu dan berhadapan muka. Kontak sekunder memerlukan
suatu perantara. Sekunder dapat dilakukan secara langsung. Hubungan-
hubungan yang sekunder tersebut dapat dilakukan melalui alat-alat telepon,
telegraf, radio, dst.Arti terpenting komunikasi adalah bahwa seseorang
memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan,
gera-gerak badaniah atau sikap), perasaan-perasaan apa yang ingin
disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian
memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang
lain tersebut.
Dengan adanya komunikasi tersebut, sikap-sikap dan perasaan suatu
kelompok manusia atau perseorangan dapat diketahui oleh kelompok lain atau
orang lainnya. Hal itu kemudian merupakan bahan untuk menentukan reaksi apa
yang dilakukannya.
Kehidupan yang Terasing.Pentingnya kontak dan komunikasi bagi
terwujudnya interaksi sosial dapat diuji terhadap suatu kehidupan yang terasing
(isolation). Kehiduapan terasing yang sempurna ditandai dengan
ketidakmampuan untuk mengadakan interaksi sosial dengan pihak-pihak lain.
Kehidupan terasing dapat disebaban karena secara badaniah seseorang sama
sekali diasingkan dari hubungan dengan orang-orang lainnua. Padahal
perkembangan jiwa seseorag banyak ditentuan oleh pergaulannya dengan orang
lain.Terasingnya seseorang dapat pula disebabkan oleh karena cacat pada salat
satu indrany. Dari beberapa hasil penelitian, ternyata bahwa kepribadian orang-
orang mengalami banyak penderitaan akibat kehidupan yang terasing karena
cacat indra itu. Orang-orang cacat tersebut akan mengalami perasaan rendah
diri, karena kemungkinan-kemungkinan untuk mengembangkan kepribadiannya
seolah-olah terhalang dan bahkan sering kali tertutup sama sekali.
Pada masyarakat berkasta, dimana gerak sosial vertikal hampir tak
terjadi, terasingnya seseorang dari kasta tertentu (biasanya warga kasta
rendahan), apabila berada di kalangan kasta lainnya (kasta yang tertinggi), dapat
pula terjadi.
Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation),
persaingan (competition), dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau
pertikaian (conflict). Pertikaian mungkin akan mendapatkan suatu penyelesaian,
namun penyelesaian tersebut hanya akan dapat diterima untuk sementara waktu,
yang dinamakan akomodasi. Ini berarti kedua belah pihak belum tentu puas
sepenunya.Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi
sosial. Keempat bentuk poko dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan
suatu kontinuitas, di dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan kerja sama
yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertikaian untuk
akhirnya sampai pada akomodasi.
Gillin dan Gillin mengadakan penggolongan yang lebih luas lagi.
Menurut mereka, ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat
adanya interaksi social, yakni: (1) Proses-proses yang Asosiatif, (2) Kerja Sama
(Cooperation).
Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia
untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk kerja sama tersebut
berkembang apabila orang dapat digerakan untuk mencapai suatu tujuan
bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari
mempunyai manfaat bagi semua. Juga harus ada iklim yang menyenangkan
dalam pembagian kerja serta balas jasa yang akan diterima. Dalam
perkembangan selanjutnya, keahlian-keahlian tertentu diperlukan bagi mereka
yang bekerja sama supaya rencana kerja samanya dapat terlaksana dengan baik.
Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap
kelompoknya (yaitu in-group-nya) dan kelompok lainya (yang merupakan out-
group-nya). Kerja sama akan bertambah kuat jika ada hal-hal yang
menyinggung anggota/perorangan lainnya.Fungsi Kerjasama digambarkan oleh
Charles H.Cooley ”kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka
mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan
mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk
memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya
kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-
fakta penting dalam kerjasama yang berguna”.
Dalam teori-teori sosiologi dapat dijumpai beberapa bentuk kerjasama
yang biasa diberi nama kerja sama (cooperation). Kerjasama tersebut lebih lanjut
dibedakan lagi dengan :Kerjasama Spontan (Spontaneous Cooperation) :
Kerjasama yang sertamertaKerjasama Langsung (Directed Cooperation) :
Kerjasama yang merupakan hasil perintah atasan atau penguasaKerjasama
Kontrak (Contractual Cooperation) : Kerjasama atas dasar tertentuKerjasama
Tradisional (Traditional Cooperation) : Kerjasama sebagai bagian atau unsur
dari sistem sosial.Ada 5 bentuk kerjasama :
1. Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong menolong
2. Bargaining, Yaitu pelaksana perjanjian mengenai pertukaran barang-
barang dan jasa-jasa antara 2 organisasi atau lebih
3. Kooptasi (cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru
dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi
sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan
dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan
4. Koalisi (coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih
yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan
keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu karena dua organisasi
atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktut yang tidak sama
antara satu dengan lainnya. Akan tetapi, karenamaksud utama adalah
untuk mencapat satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnnya
adalah kooperatif.
5. Joint venture, yaitu erjasama dalam pengusahaan proyek-proyek
tertentu, misalnya pengeboran minyak, pertambangan batubara,
perfilman, perhotelan, dst.
b. Pola Unilinier
Pemikiran unilinear kita jumpai pula dalam karya Spencer (lihat Spencer,
1892 dalam Etzioni-Halevy dan Etzioni, ed., 1973:9-13).Spencer
mengemukakan bahwa struktur sosial berkembang secara evolusioner dari
struktur yang homogen menjadi heterogen.Perubahan struktur berlangsung
dengan diikuti perubahan fungsi.Suku yang sederhana bergerak maju secara
evolusioner ke arah ukuran lebih besar, keterpaduan, kemajemukan, dan
kepastian sehingga terjelma suatu bangsa yang beradab.
Comte dan Spencer berbicara mengenai perubahan yang senantiasa
menuju ke arah kemajuan.Namun ada pula pandangan unilinear yang cenderung
mengagung-agungkan masa lampau dan melihat bahwa masyarakat berkembang
ke arah kemunduran--suatu pandangan yang oleh Wilbert E. Moore (1963)
dinamakan "primitivisme."
c. Pola Siklus
Menurut pola kedua, pola siklus, masyarakat berkembang laksana suatu
roda: kadang kala naik ke atas, kadangkala turun ke bawah. Contoh yang
dikemukakan Etzioni-Halevy dan Etzioni ialah karya Oswald Spengler dan
Vilfredo Pareto.Dalam bukunya yang terkenal, The Decline of the West (judul
asli: Die Untergang des Abendlandes, 1926, dikutip dalam Etzioni-Halevy dan
Etzioni, ed., 1973:20-25) Oswald Spengler mengemukakan sebagai berikut: “the
great cultures accomplish their majestic wave cycles. "They appear suddenly,
swell in splendid lines, flatten again, and vanish ... dan Every culture passes
through the age phases of the individual man. Each has its childhood, youth,
manhood, and old age.
Kutipan-kutipan di atas mencerminkan pandangannya bahwa kebudayaan
tumbuh, berkembang dan pudar laksana perjalanan gelombang, jang muncul
mendadak, bcrkembang dan kemudian lenyap; ataupun laksana tahap
perkembangan seorang manusia--melcwati masa muda, masa dewasa, masa tua,
dan akhirnya punah. Sebagai contoh Spengler mengacu pada kebudayaan-
kebudayaan besar yang kini telah tiada, seperti kebudayaan Yunani, Romawi,
dan Mesir. Menurut Spengler kebudayaan Barat akan mengalami hal serupa--
oleh karena u bukunya diberinya judulThe Decline of the West ("pudarnya
Barat").
Pandangan mengenai siklus kita jumpai pula dalam karya Vilfrcdo Pareto
(lihat Pareto, 1935 dalam Etzioni-Halevy dan Etzioni, ed. 1973:26-29). Dalam
tulisannya mengenai sirkulasi kaum elite (the circulation of elites) Pareto
mengemukakan bahwa dalam tiap masyarakat terdapat dua lapisan, lapisan
bawah atau nonelite dan lapisan atas, elite, yang terdiri atas kaum aristokrat dan
terbagi lagi dalam dua kelas: elite yang berkuasa dan elite yang tidak berkuasa.
Menurut Pareto aristokrasi senantiasa akan mengalami transformasi; sejarah
menunjukkan bahwa aristokrasi hanya dapat bertahan untuk jangka waktu
tertentu saja dan akhimya akan pudar untuk selanjutnya diganti oleh suatu
aristokrasi baru yang berasal dari lapisan bawah. Sejarah, menurut Pareto,
merupakan tempat pemakaman bagi aristokrasi. Aristokrasi yang menempuh
segala upaya untuk mempertahankan kekuasaan akhirnya akan digulingkan
melalui gerakan dengan disertai kekerasan atau revolusi. Sebagaimana halnya
dengan Spengler, maka di sini Pareto pun mengacu pada pengalaman kaum
aristokrat di Yunani, Romawi dan sebagainya.
MODUL III
DASAR-DASAR ANTROPOLOGI
Paleontropologi
Antropologi
Fisik
Antropologi
Biologis
Antropologi
Antropologi
Prehiston
Etnologi
Antropologi
Etnolinguistik dalam
Budaya
Etnologi
Antropologi
Sosial
Dari bagan di atas, secara makro antropologi dapat dibagi ke dalam dua
bagian, yakni antropologi fisik dan budaya.
Saat ini, kajian antropologi budaya olebih menekankan pada empat aspek
yang tersusun .
1. Pertimbangan politik, di mana para antropolog budaya sering terjebak oleh
kepentingan-kepentingan politik dan membiarkan dalam penulisannya
masih terpaku oleh metode-metode lama yang sudah terbukti kurang layak
untuk menyusun sebuah karya ilmiah, seperti yang dikeluhkan oleh Said
dalam Orientalism (1978).
2. Menyangkut hubungan kebudayaan dengan kekuasaan. Jika pda awalnya
bertumpu pada asumsi-asumsi kepatuhan dan penguasaan masing-masing
anggota masyarakat terhadap kebudayaannya. Sedangkan pada masa
kinidengan munculnya karya Bnourdieu (1977) dan Foucault (1977, 1978)
kian menekankan penggunaan taktis dikursus budaya yang melayani
kalangan tertentu di masyarakat.
3. Menyangkut bahasa dalam antropologi budaya, di mana terjadi perhgeseran
makna kebudayaan dari homogenitas ke heterogenitas yang menekankan
peran bahasa sebagai system formal abstraksi-abstraksikategori budaya.
4. Preferensi dan pemikiran individual di mana terjadi hubungan anatar jati
diri dan emosi, sebab antara kepribadiandan kebudayaan memiliki
keterkaitan yang erat.
Dalam kajian antropologi budaya, kebudayaan seharusnya ditempatkan
tidak hanya sekedar menekankan pada aspek estetik atau humanis, melainkan
juga aspek politik, sebagaimana dituliskan John Fiske dalam Bristish Cultural
Studies and Television (Fiske, 1992). Jadi, obyek studi ini bukanlah kebudayaan
dalan pengertian yang sempit ( yang sering dikacaukan dengan istilah kesenian
atau kegiatan-kegiatan intelektual dan spiritual), namun kebudayaan dalam
pengertian yang dirumuskan oleh Raymond Williams dalam The long
Revolution (1961), yakni sebagai cara hidup tertentu bagi sekelompok orang
yang berlaku pada suatu periode tertentu. Dengan demikian, meskipun studi
kebudayaan tidak dapat atau tidak perlu direduksi menjdai studi budaya
populer, namun studi populer tersebut menjadi inti proyek penelitian dalam
kajian-kajian antropologi budaya. Sebagaimana dikemukakan oleh Stuart Hall
dalam Notes on Deconstructing “The Popular” (1981) bahwa kebudayaan
popular adalah sebagai berikut
Arena pergulatan yang mencakup muncul dan bertahannya
hegemoni.Namun, ini bukan merupakan bidang di mana sosialisme atau
kebudayaan social dalam bentuknya secara penuh dapat
terekspresikan.Itulah sebabnya kebuayaan popular manjadi penting.
3. Seleksi Alam
Seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa
makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama
kelamaan akan punah. Yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu
beradaptasi dengan lingkungannya. Dan sesama makhluk hidup akan saling
bersaing untuk mempertahankan hidupnya.Tetapi hal ini, jika kita lihat pada
dunia semut maka tidaklah beralasan. Karena untuk mempertahankan hidupnya
justru mereka saling bekerja sama. Begitu juga pada dunia labah. Ataupun kerja
sama antara hiu dengan ikan-ikan kecil yang membersihkan bakteri-bakteri di
tubuhnya. Selain seleksi alam, terdapat juag seleksi seksual.
Contoh seleksi alam misalnya yang terjadi pada kupu-kupu biston
betularia.Kupu-kupu betularia putih sebelum terjadinya revolusi industri
jumlahnya lebih banyak daripada kupu-kupu biston betularia hitam.Namun
setelah terjadinya revolusi industri, jumlah kupu-kupu biston betularia putih
lebih sedikit daripada kupu-kupu betularia hitam.Ini terjadi karena
ketidakmampuan kupu-kupu biston betularia putih untuk beradaptasi dengan
lingkungan yang baru.
4. Seleksi Sosial
Konsep habitus ini tidak berarti menyetujui determinisme yang
memenjara tindakan manusia dalam kerangka pembatasan dari luar atau struktur
sosial yang mengondisikan seakan-akan individu tidak mandiri dan rasional.
Memang, meski manusia mandiri dan rasional, gagasan atau pemikirannya tidak
lepas dari suatu visi tentang dunia yang berakardalam posisi social
tertentu.Keterampilan seseorang dalam menjawab tantangan dikondisikan oleh
lingkungannya dan dipengaruhi rutinitas tindakannya. Namun, kebiasaan dan
keterampilan itu berfungsi seperti program yang memiliki kemampuan kreatif
dan jangkauan strategis dalam lingkungan tertentu.
Jadi, meski ada faktor determinisme yang membebani representasi-
representasi peserta didik, konsep habitus juga memperhitungkan kemampuan
kreatif dan stratehis. Maka, tidak disangkal peserta didik dari lingkjungan
miskin membuktikan bias berhasil. Mereka tidakterpenjara oleh keterbatasan
lingkungan social dan mampu mengatasinya.Masalahnya, beberapa persen
jumlah yang bisa menikmati keberhasilan seperti itu. Jerih payah dan
pengorbanan seperti apa harus menyertai keberhasilan yang relaitif rendah itu.
Dan yang menyesatkan, saat keberhasilan yang rendah itu justru cukup untuik
menyelubungi mekanisme selkesi sosial melalui sekolah.Lalu motif bahwa
setiap peserta didik mempunyai kesempatan sama kian hidup dan diyakini.
Mekanisme seleksi sosial melalui sekolah tidak perna dipertanyakan lagi karena
tampak seperti alamiah, meski hanya menguntungkan kalangan berkecukupan.
Ia menjadi sarana mempertahankan posisi-posisi sosial atau sarana dominasi
kelompok sosial tertentu. Mekanisme seleksi ini dipertajam kecenderungan
untuk berbeda dalam selera kegiatan kebudayaan dan pilihan apa yang
dikonsumsi, dipakai, serta dimiliki.
a. Tinggi badan
Badan manusia berbeda-beda dan ini merupakan ciri anatomis yang
sukar dijelaskan. Misalnya sama-sama berkulit putih (ras kaukasoid) bangsa
Eropa di sekitar Laut Tengah dan relatif lebih pendek bila dibandingkan dengan
yang tinggal di bagian utara benua Eropa.
b. Bentuk kepala
Tentang ini para antropolog fisik menggunakan ukuran bbakku yang
namanya Cephalicus Index; angkanya diperoleh dengan; lebar maksimum
kepala dibagi panjang maksimumnya lalu dikalikan 100. jika hasilnya kurang
dari 75,itu bentuk kepala panjang (Dolichocephalis), jika antara 75 dan 79,9 itu
kepala sedang (Mesocephalis) dan jika 80 lebih, itu kepala pendek
( Brachycephalis).
c. Ukuran otak
Dalam suatu bangsa saja acapkali nampak bahwa ukuran otak (besar
kecilnya serba bervariasi. Tak dapat dipastikan bahwa manusia yang tubuhnya
tinggi cenderung berotak kecil dan sebaliknya. Bukti bahwa suatu bangsa
terdapat bermacam-macam ukuran tengkorak dan besarnya otak menunjukkan
bahwa umat manusia secar potensial kecerdasannya sama, artinya tak ada yang
superior dan inferior.
d. Warna mata
Sebenarnya sebutan yang tepat bukan warna mata, melainkan warna iris
mata. Pada bangsa-bangsa yang masuk ras Kaukasoid, warna irisnya biru, hijau
atau kelabu. Perbedaan ini tergantung dari tersedianya pemusatan pigmen di
bagian depan iris. Tiga warna itu dalam bahasa kita disebut “warna mata
kucing”.
e. Warna kulit
Warna kulit itu berdasarkan banyak taua sedikitnya konsentrasi butiran
pigmen pada bagian dalam kulit tubuh manusa. Semakin banyak butiran
melanin (hitam) makin gelap warna kulit; misalnya ras Negroid hitam gelap; ras
Mongoloid kuning; ras Paleomongoloid (ras Melayu) dari cokelat sampai kulit
langsat.
f. Tekstur Rambut
Rambut dan teksturnya tak ada pertalian dengan lingkungan alam. Ada
rambut lurus, rambut bergelombang, rambut keriting.
g. Buluh Tubuh
Dalam membuat klasifikasi bangsa-bangsa secara rasial cirri-ciri jenis ini
tidaklah penting. Dari bangsa-bangsa dimasa lampau tak dapat diketahui tentang
tebal-tipisnya buluh tubuh, karena sisa-sisanya berupa tulang belulang melulu.
Agama Samawi
Tiga agama besar, Yahudi, Kristen dan Islam, sering dikelompokkan
sebagai agama Samawiatau agama Abrahamik. Ketiga agama tersebut memiliki
sejumlah tradisi yang sama namun juga perbedaan-perbedaan yang mendasar
dalam inti ajarannya. Ketiganya telah memberikan pengaruh yang besar dalam
kebudayaan manusia di berbagai belahan dunia.
Yahudi adalah salah satu agama, yang jika tidak disebut sebagai yang
pertama, adalah agama monotheistik dan salah satu agama tertua yang masih ada
sampai sekarang.Terdapat nilai-nilai dan sejarah umat Yahudi yang juga
direferensikan dalam agama Abrahamik lainnya, seperti Kristen dan Islam.Saat
ini umat Yahudi berjumlah lebih dari 13 juta jiwa.
Kristen (Katolik dan Protestan) adalah agama yang banyak mengubah
wajah kebudayaan Eropa dalam 1.700 tahun terakhir.Pemikiran para filsuf
modern pun banyak terpengaruh oleh para filsuf Kristen semacam St. Thomas
Aquinas dan Erasmus. Saat ini diperkirakan terdapat antara 1,5 s.d. 2,1 milyar
pemeluk agama Kristen di seluruh dunia.
Islam memiliki nilai-nilai dan norma agama yang banyak mempengaruhi
kebudayaan Timur Tengah dan Afrika Utara, dan sebagian wilayah Asia
Tenggara. Saat ini terdapat lebih dari 1,5 milyar pemeluk agama Islam di dunia.
Agama dan filosofi seringkali saling terkait satu sama lain pada
kebudayaan Asia. Agama dan filosofi di Asia kebanyakan berasal dari India dan
China, dan menyebar di sepanjang benua Asia melalui difusi kebudayaan dan
migrasi.
Hinduisme adalah sumber dari Buddhisme, cabang Mahāyāna yang
menyebar di sepanjang utara dan timur India sampai Tibet, China, Mongolia,
Jepang dan Korea dan China selatan sampai Vietnam. Theravāda Buddhisme
menyebar di sekitar Asia Tenggara, termasuk Sri Lanka, bagian barat laut China,
Kamboja, Laos, Myanmar, dan Thailand.
Agama Hindu dari India, mengajarkan pentingnya elemen nonmateri
sementara sebuah pemikiran India lainnya, Carvaka, menekankan untuk mencari
kenikmatan di dunia.
Konghucu dan Taoisme, dua filosofi yang berasal dari Cina,
mempengaruhi baik religi, seni, politik, maupun tradisi filosofi di seluruh Asia.
Pada abad ke-20, di kedua negara berpenduduk paling padat se-Asia, dua
aliran filosofi politik tercipta.Mahatma Gandhi memberikan pengertian baru
tentang Ahimsa, inti dari kepercayaan Hindu maupun Jaina, dan memberikan
definisi baru tentang konsep antikekerasan dan antiperang. Pada periode yang
sama, filosofikomunismeMao Zedong menjadi sistem kepercayaan sekuler yang
sangat kuat di China.
Agama tradisional, atau terkadang disebut sebagai "agama nenek
moyang", dianut oleh sebagian suku pedalaman di Asia, Afrika, dan
Amerika.Pengaruh bereka cukup besar; mungkin bisa dianggap telah menyerap
kedalam kebudayaan atau bahkan menjadi agama negara, seperti misalnya
agama Shinto. Seperti kebanyakan agama lainnya, agama tradisional menjawab
kebutuhan rohani manusia akan ketentraman hati di saat bermasalah, tertimpa
musibah, tertimpa musibah dan menyediakan ritual yang ditujukan untuk
kebahagiaan manusia itu sendiri.
American Dream, atau "mimpi orang Amerika" dalam bahasa Indonesia,
adalah sebuah kepercayaan, yang dipercayai oleh banyak orang di Amerika
Serikat.Mereka percaya, melalui kerja keras, pengorbanan, dan kebulatan tekad,
tanpa memedulikan status sosial, seseorang dapat mendapatkan kehidupan yang
lebih baik.Gagasan ini berakar dari sebuah keyakinan bahwa Amerika Serikat
adalah sebuah "kota di atas bukit" (atau city upon a hill"), "cahaya untuk negara-
negara" ("a light unto the nations"), yang memiliki nilai dan kekayaan yang
telah ada sejak kedatangan para penjelajah Eropa sampai generasi berikutnya.
Agama sering kali mempengaruhi pernikahan dan perilaku
seksual.Kebanyakan gereja Kristen memberikan pemberkatan kepada pasangan
yang menikah; gereja biasanya memasukkan acara pengucapan janji pernikahan
di hadapan tamu, sebagai bukti bahwa komunitas tersebut menerima pernikahan
mereka.Umat Kristen juga melihat hubungan antara Yesus Kristus dengan
gerejanya.Gereja Katolik Roma mempercayai bahwa sebuah perceraian adalah
salah, dan orang yang bercerai tidak dapat dinikahkan kembali di
gereja.Sementara Agama Islam memandang pernikahan sebagai suatu
kewajiban.Islam menganjurkan untuk tidak melakukan perceraian, namun
memperbolehkannya.
BAB IV
DASAR-DASAR GEOGRAFI
Konsep sejarah
Sejarah memiliki 3 buah konsep yaitu :
1. Perubahan.
2. Waktu.
3. Kotinuitas.
Unsur-unsur sejarah.
1. Manusia, sebagai pemegang peran.
2. Ruang, menunjukan dimana peristiwa itu terjadi.
3. Waktu, menunjukan kapan peristiwa itu terjadi.
Fakta Sejarah.
Fakta dalam sejarah diartikan sebagai kesimpulan dari kenyataan
yangdiperoleh dari penyelidikan terhadap sumber dan dokumen.
1. Manifak, Fakta Mentah.
2. Sosiofak, Fakta Sosial.
3. Artefak
2. Sejarah Nasional
Sejarah nasional mengkaji perstiwa-peristiwa dalam lingkup
negara,peristiwa tersebut mempunyai pengaruh terhadap kehidupan sosial,
ekonomi,politik maupun budaya suatu bangsa, contohnya : Peristiwa
Proklamasikemerdekaan 1945.
3. Sejarah Dunia.
Sejarah dunia membahas peristiwa-peristiwa yang mempunyaiperistiwa
terhadap kehidupan masyarakat internasional/dunia, misalnyaperang dunia ke-1
atau ke-2.
4. Sejarah Geografi
Kajian sejarah Geografi mengkaji permukaan bumi dan kaitanya
dengankehidupan maunisia, contohnya proses terbentuknya alam maupun
prosesevolusi manusia purba.
5. Sejarah Ekonomi.
Sejarah ekonomi mengakaji manusia mengekploitasi sumber dayaalam,
menghasilkan barang dagang, pola ekonomi dan persebaran kegiatanmanusia
serta seluk beluknya, contohnya alat pembayaran yang digunkanoleh masyarakat
Majapahit, dan lain-lain
6. Sejarah Sosial
Sejarah sosial mengkaji kegiatan manusia dimasyarakat
denganinterrelasi ilmu sosial dengan melibatkan manusia lingkunganya, serta
sebabakibatyang terjadi.Contohnya aksi protes buruh di Surabaya
pascakemerdekaan.
7. Sejarah Politik
Secara umum sejarah politik diartikan kegiatan suatu negara
yangberhubungan dengan proses untuk menentukan tujuan-tujuan yang
dipiliholeh suatu negara dalam rangka mencapai tujuan yang akan dicapai
olehnegara itu sendiri. Contoh sejarah politik adalah, upaya bangsa
Indonesiauntuk merdeka dengan melakukan perundingan Meja Bundar
Kekuatan sejarah
Orang yang sedang memancing di pinggir sungai dan senar pancingnya
dibawa arus, pasti berpikir bahwa air di tempat itu deras, lalu ia berpindah
tempat, sesuai dengan naluri pemancingannya. Akan tetapi, yang sering
dilupakannya ialah air itu menjadi deras karena tanahnya terlalu miring. Bahkan
ia lupa bahwa air itu mengalir ke bawah, karena tanah di bawah sungai itu
menurun.
Demikian juga kalau kita sedang menunggu Angkutan Kota di pinggir
jalan, kita hanya melihat bahwa mobil-mobil hilir mudik. Yang kita lupakan
ialah jalan itu berhubungan dengan jalan lain terus-menerus dan membentuk
jaringan. Tanah miring yang menggerakan air sungai diatasnya dan jaringan
jalan tempat Angkutan Kota dan mobil-mobil hilir mudik itu adalah kekuatan-
kekuatan sejarah yang menggerakan tetapi luput dari pandangan karena
letaknya yang tersembunyi atau terlalu abstrak untuk di
bayangkan.Demikianlah, orang hanya mengenal peristiwa-peristiwa di
permukaan, tetapi tidak mengetahui apa yang memungkinkan peristiwa itu
terjadi.
Carl G.Gustavson dalam A Preface of History mengidentifikasi enam
kekauatan sejarah, yaitu (1) ekonomi, (2) agama, (3) institusi (terutama politik),
(4) teknologi, (5) ideology, dan (6) militer. Kita masih dapat menambahkannya:
(1) individu, (2) seks, (3) umur, (4) golongan, (5) etnis dan ras, (6) mitos dan (7)
budaya.