Key words : Cloning binary vector, Cry1Ab gene, transformation, tri parental mating.
Kata kunci : vektor cloning binary, gen Cry 1Ab, transformasi, persilangan tiga tetua.
Konstruksi Plasmid Biner Pembawa Gen Cry1Ab dan Transformasi Plasmid Biner 131
dengan fragmen cry1Ab mengikuti HindIII diperoleh satu fragmen
metode GibcoBRL. berukuran 11.837 kb dan pada plasmid
pSBB diperoleh dua fragmen berukuran
Transformasi plasmid ke dalam E. coli
2.925 kb (fragmen gen cry1Ab) dan
DH5α dilakukan dengan metode kejutan
2.74 kb (Gambar 1). Pemotongan
panas dan isolasi DNA plasmid dari
plasmid pSBB dengan enzim HindIII
kultur cair bakteri dilakukan dengan
bertujuan untuk memisahkan fragment
metode lisis alkalis mengikuti metode
gen cry1Ab dari vektor awalnya
Sambrook et al. (1989). Transformasi
(pSBB). Ukuran fragmen-fragmen yang
gen cry1Ab ke dalam A. tumefaciens
diperoleh tersebut sesuai dengan ukuran
LBA 4404 dilakukan dengan metode
fragmen insersi pada peta plasmid yang
triparental mating mengikuti metoda
dikeluarkan oleh Cambia Co. Australia.
yang dikemukakan oleh Ditta et al.
(1980). Konfirmasi hasil integrasi gen Fragmen gen cry1Ab dan pCambia
cry1Ab ke dalam A. tumefaciens 1301 selanjutnya dielusi dari gel
dilakukan dengan teknik PCR dengan agarose untuk digunakan pada proses
menggunakan primer spesifik untuk gen ligasi. Defosforilasi merupakan tahap
cry1Ab. Primer yang digunakan adalah : yang paling penting dan dilakukan
5’-CGA CAT CTC CTT GTC CTT sebelum ligasi. Defosforilasi dapat
GAC AC-3’ dan 5’-ACA CCC TGA mengurangi terbentuknya hasil ligasi
CCT AGT TGA GCA AC-3’. sendiri. Proses defosforilasi pada
umumnya dilakukan dengan
Hasil dan Pembahasan menggunakan enzim akaline fosfatase
seperti calf intestinal phasphatase
Konstruksi plasmid biner diawali (CIP). CIP sendiri merupakan
dengan pemotongan dua plasmid glikoprotein yang berfungsi untuk
(pCambia 1301 dan pSBB) memindahkan ikatan 5’-phasphatase
menggunakan enzim restriksi HindIII. dari DNA linear (Sambrook et al.
Berdasarkan peta plasmid, pSBB 1989). Proses defosforilasi ini dilakukan
memiliki gen cry1Ab yang lengkap pada pCambia 1301 dan berfungsi untuk
dengan promotor dan terminatornya mencegah tersambungnya kembali
berada di antara dua sisi enzim restriksi fragmen tersebut. Penyambungan
HindIII tersebut. kembali fragmen dapat menghambat
Hasil pemotongan pada plasmid penyisipan gen cry1Ab pada plasmid
pCambia 1301 dengan enzim restriksi biner.
Konstruksi Plasmid Biner Pembawa Gen Cry1Ab dan Transformasi Plasmid Biner 133
Gambar 3. Peta plasmid rekombinan pCambia-cry1Ab
Tahap kedua dilakukan kembali deteksi koloni yang berasal replika 3.5 yang
pola plasmid rekombinan melalui diperkirakan rekombinan. Selanjutnya
pemotongan empat sampel DNA DNA plasmid dari koloni 3.2 dan 3.5
plasmid dari koloni replika dipotong dengan enzim BamHI+EcoRI.
menggunakan enzim hindIII. Hasil pemotongan dengan enzim
Berdasarkan hasil restriksi tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.
menggunakan enzim tersebut hanya
Konstruksi Plasmid Biner Pembawa Gen Cry1Ab dan Transformasi Plasmid Biner 135
Berdasarkan pola restriksi dengan menggunakan enzim-enzim
menggunakan enzim EcoRI+BamHI restriksi.
plasmid rekombinan 3.2 mempunyai
Plasmid rekombinan yang telah dicek
empat fragmen berukuran 1845 bp, 280
pola restriksinya ditransformasikan ke
bp, 37 bp, dan 12.600 bp. Hal yang
dalam A. tumefaciens LBA 4404
sama juga dilakukan pada plasmid
melalui metode triparental mating.
rekombinan 3.5 dan diperoleh empat
Proses ini menggunakan tiga tetua, yaitu
fragmen berukuran 1845 bp, 830 bp,
A. tumefaciens LBA 4404, E. coli HB
280 bp, dan 11.807 bp. Dari hasil
101, dan E. coli DH5α yang
pemotongan menggunakan enzim
mengandung plasmid rekombinan yang
restriksi diperoleh dua versi penyisipan
ditumbuhkan dalam media seleksi
gen cry1Ab dalam vektor pCambia
LB+50 mg/ l kanamisin+25 mg/ l
1301, yang disebabkan karena kedua
rimpafisin untuk menyeleksi bakteri-
ujung DNA baik vektor maupun gen
bakteri donor.
sisipan mempunyai sekuen pengenal
yang sama (HindIII). Perbedaan pada Proses triparental mating telah berhasil
posisi ini disebabkan karena arah mengintroduksikan plasmid pCambia-
ekspresi gen cry1Ab. Pada gen cry1Ab1 cry1Ab ke dalam A. tumefaciens LBA
posisinya searah dengan jarum jam, 4404 (Gambar 6). Plasmid pCambia-
sedangkan pada gen cry1Ab2 posisinya cry1Ab yang terdapat pada E. coli
berlawanan dengan arah jarum jam. Hal DH5α hasil transformasi (sebagai
ini menunjukkan bahwa plasmid donor) dipindahkan ke dalam A.
pCambia-cry1Ab1 dan pCambia- tumefaciens LBA 4404 (sebagai
cry1Ab2 memiliki pola restriksi seperti resipien) melalui konjugasi dengan
yang diharapkan. Plasmid yang bantuan E. coli HB 101 (pRK 2013)
mempunyai pola restriksi seperti yang yang resisten terhadap antibiotik
diharapkan dapat digunakan untuk kanamisin, rentan terhadap antibiotik
transformasi ke dalam A. tumefaciens rimpafisin dan resipien A. tumefaciens
(Gambar 5). LBA 4404 resisten terhadap rimpafisin
dan rentan terhadap kanamisin. Bakteri
Transformasi bakteri E. coli DH5α
yang mampu tumbuh pada media seleksi
dengan gen cry1Ab yang terdapat dalam
ini hanya A. tumefaciens LBA 4404
plasmid pCambia 1301 telah berhasil
yang telah mengandung plasmid
dilakukan. Keberhasilan transformasi ini
pCambia-cry1Ab hasil triparental
dapat dilihat dari transforman E. coli
mating (resisten terhadap kanamisin dan
DH5α yang tumbuh pada media seleksi
rimpafisin).
yang mengandung 50 mg/ l kanamisin.
Kemampuan tumbuh pada media seleksi Hasil transformasi tersebut ditandai
dikarenakan adanya gen nptII dengan munculnya koloni pada media
(neomycine phosphotransferase) seleksi. Koloni yang tumbuh pada
penyandi ketahanan terhadap antibiotik media seleksi selanjutnya di uji PCR
kanamisin pada plasmid pCambia 1301. untuk membuktikan bahwa fragmen gen
Keberhasilan transformasi ke dalam E. cry1Ab telah masuk ke dalam A.
coli DH5α ini dilakukan pengujian tumefaciens.
Konstruksi Plasmid Biner Pembawa Gen Cry1Ab dan Transformasi Plasmid Biner 137
Analisis PCR merupakan metode Hasil analisis PCR menunjukkan bahwa
deteksi secara cepat untuk mengetahui koloni dari triparental mating 3.2 dan
keberadaan transgen di dalam jaringan 3.5 positif membawa gen cry1Ab
tanaman putatif trangenik. Reaksi (Gambar 7). Hal ini menunjukkan
amplifikasi dilakukan berdasarkan bahwa A. tumefaciens telah membawa
metode Wang et al. (1993) yang gen cry1Ab dan dapat
dimodifikasi dengan menggunakan mesi ditransformasikan ke dalam genom
PCR MJ Research PCT-100. tanaman.
Keberadaan gen cry1Ab diindikasikan
dengan produk PCR berukuran 100 bp.
Konstruksi Plasmid Biner Pembawa Gen Cry1Ab dan Transformasi Plasmid Biner 139