pengertian zuhud jika ditilik dari makna kata zahaadah . makna zuhud secara
terminologis, ada bebrapa ulama' yang mengartikan diantaranya Ibnul Jauziy mengatakan
," azzuhud merupakan ungkapan tentang pengalihan keinginan dari sesuatu kepada
sesuatu yang lain yang lebih baik darinya. syarat sesuatu yang tidak disukai haruslah
berupa sesuatu yang memang tidak disukai dengan pertimbangan tertentu. siapa yang
tidak menyukai sesuatu yang bukan termasuk hal yang disenangi dan dicari jiwanya,
tidak harus disebut orang zuhud, seperti orang yang tidak makan tanah, yang tidak dapat
disebut orang yang zuhud. jadi zuhud itu tidak sekedar meninggalkan harta dan
mengeluarkannya degna suka rela, ketika badan kuat dan kecendrungan hati kepadanya,
tapi zuhud itu ialah meninggalkan dunia karena didasarkan pengetahuan tentang kehinaan
dunia itu jika dibandingkan nilai akhirat."
menurut syaikhul islam Ibnu Taimiyah, " az-Zuhd adalah menghindari sesuatu yang tidak
bermanfaat, entah karena memang tidak ada manfaatnya, atau memang karena
keaadaannya yang tidak diutamakan, karena ia dapat menghilangkan sesuatu yang lebih
bermanfaat, atau dapat mengancam manfaatnya, entah manfaat yang sudah pasti maupun
manfaat yang diprediksi. zuhud di dunia merupakan kebodohan."
adapun al-wara' menurut bahasa jika dikatakan, "wara'a yara'u war'an wa wara'an wa
wari'atan." artinya menjaga dan menghindari dari hal-hal yang diahromkan kemudian
digunakan juga untuk perbuatan menahan diri dari hal halal yang mubah. pelakunya
disebut wari'un wa mutawarri'un.
lafazh wari'a yaura'u wa yauri'u artinya menjadi orang yang wara'. tawarra'a minal-
amri artinya menjauhinya. al-wara' dapat menggerakkan ketakwaan.
menurut pengertian terminologis, al-wara' artinya menahan diri dari hal-hal yang dapat
menimbulka mudharat lalu menyeretnya kepada hal-hal yang haram dan syubhat, karena
subhat ini dapat menimbulkan mudharat. sesungguhnya, siapa yang takut kepada syubhat
maka dia telah membebaskan kehormatan dan agamanya, dan siapa yang berada dalam
syubhat berarti dia berada dalam hal yang haram, seperti penggembala di sekitar tanaman
yang dijaga, yang begitu cepat dia masuk ke dalamnya.
fatawaa syaikhul islam, 10/615
lihat al-Qaamuus, 3/96, asaasul-balagaah hal 496
diringkas dari minhajul qaasidin, hal 324
dan qitabul zuhud