Disusun oleh:
Nathalia Hermanto
0606104095
Pembimbing:
Dr. Sudung O Pardede, SpA(K)
IDENTITAS
Nama Pasien : An. F
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 13 tahun
Alamat : Cibubur
Suku : Jawa
Agama : Islam
Orang tua:
Nama Ayah : Tn. A
Usia : 48 tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Karyawan
Nama Ibu : Ny. K
Usia : 44 tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
ANAMNESIS
Dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis dengan ibu pasien
pada tanggal 18 November 2010
Keluhan utama
Bengkak di seluruh tubuh sejak satu minggu sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Nutrisi
ASI sampai usia 6 bulan, PASI sampai usia 1 tahun, nasi tim sejak usia
9bulan, makan biasa mulai usia 1 tahun. Saat ini makan nasi 3x/hari,
ditambah lauk-pauk seperti ikan, ayam, sayur, dan minum susu 2x/hari.
Kesan: kualitas dan kuantitas cukup
Riwayat Imunisasi
Jenis imunisasi I II III IV V
BCG v
DPT v v v
Polio v v v v
Hepatitis B v v v v
Campak v
Imunisasi dasar lengkap.
Status Antropometri
Berat badan: 29 kg (P3)
Tinggi badan: 130 cm (<P3)
BB/U: 29/40 = 72,5%
TB/U: 130/149 = 87,2%
BB/TB: 29/27 = 107% kesan status gizi normal
PEMERIKSAAN FISIS
Status Generalis pada tanggal 18 November 2010
Kesadaran : Kompos Mentis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Tanda Vital
Tekanan darah : 130/60 mmHg
Nadi : 92 x/menit, reguler, isi cukup
Nafas : 30 x/menit, reguler, kedalaman cukup
Suhu : 36,80C
Kepala : Tidak ada deformitas
Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut, tersebar merata
Mata : sklera ikterik -/-, konjungtiva pucat +/+, edema palpebra +/+
Telinga : tidak ada deformitas
Hidung : Tidak ada deviasi
Gigi dan Mulut : Tidak ada karies
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Tenggorok : Tidak hiperemis
Jantung : Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Paru-paru : Vesikular, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal, Hati dan Limpa
tidak teraba, terpasang CAPD
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <3”, edema pretibial +/+
Kulit : sawo matang, petechie (-), sianosis (-), turgor kulit
cukup
Genital : Laki-laki
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hasil pemeriksaan darah perifer lengkap pada tanggal 15 November 2010
Darah Perifer Lengkap
Hb : 7,3 g/dl
Ht : 19.8%
Leukosit : 8.500/ul
Trombosit : 160.000/ul
Hitung Jenis : -/-/63/33/2
MCH : 28.7 fl
MCV : 77.9 pg
MCHC : 36.8 g/dl
Ureum/Kreatinin : 66/3,7
Albumin : 2,95 g/dl
SGOT : 25 u/l
SGPT : 18 u/l
Glukosa darah sewaktu: 165 mg/dl
LFG : 19,32 ml/menit/1,73 m2
RESUME
Pasien An. S umur 12 tahun datang dengan keluhan bengkak diseluruh
tubuh sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Ketika berusia 3 bulan,
pasien demam naik turun, namun suhu tidak diukur. pasien juga muntah
setiap kali selesai minum ASI. Batuk dan pilek disangkal. Sesak nafas pun
disangkal. Nafsu makan mulai berkurang. Buang air besar normal. Buang
air kecil frekuensi berkurang, namun setiap buang air kecil pasien sering
mengedan. Buang air kecil berwarna kemerahan, keruh disangkal. Enam
bulan kemudian, pasien kembali demam lalu dibawa ke RS dan dilakukan
operasi pelepasan selang. Sejak itu pasien rutin kontrol ke RS. Ketika
berusia dua tahun, pasien tidak kontrol lagi karena sudah tidak ada
keluhan. Lima bulan sebelum masuk rumah sakit, pasien demam tinggi,
suhu tidak diukur. Batuk dan pilek disangkal. Sesak nafas disangkal.
Pasien juga merasa nyeri di pinggangnya. Tiga bulan yang lalu, pasien
mengalami bengkak di seluruh tubuh, disertai sesak nafas. Pasien
kemudian dirawat di ICU selama dua bulan. Saat di ICU, pasien mulai
menjalani hemodialisis. Kemudian dipasang CAPD. Satu minggu sebelum
masuk rumah sakit, pasien mengalami bengkak di seluruh dan cairan dari
CAPD tidak dapat keluar. Sesak nafas disangkal. Pasien cepat lelah dan
nafsu makan menurun. Buang air besar normal. Buang air kecil sedikit dan
jarang. Pada pemeriksaan fisis didapatkan konjungtiva pucat, edema
palpebra dan edema pretibial. Pada pemeriksaan laboratorium diketahui
pasien anemia, kenaikan ureum dan kreatinin, serta penurunan laju filtrasi
glomerulus.
DIAGNOSIS
- Gagal ginjal terminal
- Hipertensi derajat II
- Perawakan pendek
TATA LAKSANA
- Makanan Biasa, diet nefritis 1800 kal, garam 1 g/hari
- Vitamin D3 0,25mg, 2x/minggu
- Bicnat 3x2 tab
- CaCO3 3x500 mg
- Captopril 2x12,5 mg
- Nifedipin 4x15 mg
- Amlodipin 1x10 mg
- Ca sandoz 3x3 cth
- Ceftazidim 1x750 mg
- Hemodialisis 2x/minggu
- Operasi pelepasan CAPD dan pemasangan kateter cimino
PROGNOSIS
Ad vitam: dubia ad bonam
Ad functionam: malam
Ad sanactionam: malam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN
Insufisiensi 50 - 25 80 - 50 Asimptomatik
ginjal ringan
Insufisiensi 25 - 15 50 - 30 Gangguan metabolik
ginjal sedang dan pertumbuhan
Insufisiensi 15 - 5 30 – 10
ginjal berat
Membutuhkan terapi
Gagal ginjal < 5 ≤ 10
pengganti ginjal
terminal
Dikutip dari Rigden SPA. The management of chronic and end stage renal
failure in children.In Webb N, Postlethwaite Eds. Clinical paediatric
nephrology 3rd ed. Oxford University Press New York., 2003 : 428
ANGKA KEJADIAN
Angka kejadian gagal ginjal kronik sulit ditentukan secara pasti. Pada
tahun 1999, di United Kingdom diperoleh data 53,4 per 1 juta anak
mengalami terapi pengganti ginjal di mana 2,4% terjadi pada umur kurang
dari 2 tahun, 6,4% pada umur 2-5 tahun, 20,5% pada umur 5-10 tahun,
1,2
41,2% pada umur 10-15 tahun dan 29,5% pada umur 15-18 tahun . Di
Indonesia, antara 1984-1988 di 7 rumah sakit pendidikan ditemukan GGK
sebanyak 2% dari 2889 anak yang dirawat dengan penyakit ginjal.
Sedangkan di RSCM didapatkan peningkatan jumlah penderita GGK dari
4,9% dari 668 anak yang dirawat tahun 1991-1995, menjadi 13,3% dari
435 anak pada tahun 1996-2000.3
ETIOLOGI
1,2
PATOFISIOLOGI
3,4
MANIFESTASI KLINIS
Anak-anak dengan GGK datang ke dokter dengan berbagai keluhan, yang
berhubungan dengan penyakit utamanya, atau sebagai konsekuensi
akibat penurunan fungsi ginjalnya. Awalnya GGK biasanya tanpa gejala,
atau hanya menunjukkan keluhan-keluhan yang tidak khas seperti sakit
kepala, lelah, letargi, nafsu makan menurun, muntah, gangguan
pertumbuhan. Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai anak yang tampak
pucat, lemah, dan hipertensi. Keadaan tersebut dapat berlangsung
menahun, dan perburukan terus berlangsung secara tersembunyi, dimana
gejala akan bermunculan setelah anak memasuki stadium gagal ginjal
terminal.Gejala klinis pada GGK dapat disebabkan oleh penyakit yang
mendasari maupun akibat dari GGK sendiri yaitu :
1,3,4
DIAGNOSIS
- Kimia darah :
Pcr
Keterangan:
• Foto tangan kiri dan pelvis untuk mengetahui bone age serta
terjadinya osteodistrofi ginjal.
• Thorax foto, elektrokardiografi (EKG) dan echocardiografi untuk
mengetahui terjadinya hipertrofi ventrikel.
• Pemeriksaan khusus yang diperlukan sesuai dengan penyakit yang
mendasari:
o Ultrasonografi ginjal
o Voidingcystourography
o Radioisotop-Scans
o Antegrade pressure flow studies
o Intravenous urogram
o Urinalisis
o Pemeriksaan mikroskop urin, kultur
o Komplemen C3, C4, antinuklear antibodi, anti DNA antibodi,
anti GBN antibodies, ANCA
o Biopsi ginjal
3,4
PENGOBATAN
B. Pemberian nutrisi
L: Laki-laki P: Perempuan
G. Osteodistrofi ginjal
F. Hipertensi
G. Anemia
H. Gangguan jantung
I. Gangguan pertumbuhan
Pada sebagian besar anak dengan GGK, fungsi ginjalnya akan terus
menurun secara
progresif, meskipun penyakit ginjal primernya telah tidak aktif.
Progresifitas GGK berkaitan dengan kelainan histologinya yaitu
glomerulosklerosis progresif, fibrosis interstitial, dan sklerosis vaskuler
atau arterioler. Untuk mempertahankan fungsi ginjal yang berada pada
suatu fase tertentu, dapatdilakukan dengan cara-cara: pengendalian
hipertensi, menghilangkan proteinuria, mencegah terjadinya
hiperparatiroidisme sekunder, dan diet protein yang cukup. Berbagai
penelitian baik invivo maupun invitro membuktikan bahwa lipid
mempunyai peran penting dalam progresivitas penyakit ginjal kronik.
Gangguan metabolisme lipid sering ditemukan pada GGK sehingga
menimbulkan keadaan hiperlipoproteinemia, kadar HDL menurun, LDL
meningkat, dan VLDL kholesterol sangat menurun, disertai
hipertrigliseridemia, dan gangguan apolipoprotein. Hal ini disebabkan
karena terjadinya gangguan klirens lipoprotein LDL, dan menurunnya
aktivitas lipolitik yang sebagian disebabkan oleh hiperparatiroidisme
sekunder dan resistensi insulin. Selain dengan manipulasi diet, beberapa
penelitian juga membuktikan manfaat penggunaan zat untuk menurunkan
kadar lipid darah terhadap perbaikan LFG dan aliran plasma ginjal.1,3,4
Tujuan terapi gagal ginjal terminal pada anak-anak tidak hanya untuk
memperpanjang hidup anak, namun juga untuk meningkatkan kualitas
hidup secara
keseluruhan, dengan tujuan utama adalah kehidupan masa dewasa yang
lebih baik.
Transplantasi ginjal yang berhasil merupakan terapi pilihan untuk semua
anak dengan gagal ginjal terminal. Transplantasi ginjal dapat dilakukan
dengan donor ginjal yang berasal dari keluarga hidup atau jenazah.
Dialisis merupakan pelengkap dari transplantasi yang diperlukan pada
saat sebelum atau antara transplantasi, dan bukanlah merupakan pilihan
alternatif dari transplantasi. Ada 2 pilihan dasar yaitu hemodialisis atau
dialisis peritoneal. Tetapi pilihan tidak selalu dapat dilakukan, bila
misalnya terdapat kesulitan untuk memperoleh akses fistula A-V, maka
pilihan
hanyalah dialisis peritoneal, atau misalnya adanya adhesi intra-abdominal,
maka dialisis peritoneal tidak bisa dipilih, kecuali hemodialisis. Seorang
anak dipersiapkan untuk dilakukan transplantasi apabila laju filtrasi
glomerulus telah menurun sampai 10 ml/menit/1.73m. Secara ideal
sebenarnya adalah melakukan transplantasi sebelum timbul gejala-gejala
akibat gagal ginjal kronik dan sebelum dialisis dibutuhkan. Tetapi hal
tersebut jarang bisa dilakukan karena masa tunggu untuk
mendapatkan donor yang cocok tidak bisa dipastikan, masalah-masalah
medis yang tidak memungkinkan anak segera menjalani transplantasi,
atau yang paling sering adalahmemberikan waktu yang cukup untuk
pasien dan keluarganya guna mempersiapkan dan menyesuaikan diri
menghadapi situasi yang baru.2,3
Indikasi untuk memulai dialisis adalah:
1. timbulnya gejala sindrom uremia berupa letargi, anoreksia, atau
muntah yang
mengganggu aktivitas sehari-harinya.
2. gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit yang mengancam
jiwa, misalnya hiperkalemia yang tidak respon terhadap pengobatan
konservatif.
3. gejala kelebihan cairan yang tidak dapat diatasi dengan terapi diuretik.
4. terjadi gagal tumbuh yang menetap meskipun telah dilakukan terapi
konservatif yang adekuat.
DIALISIS
TRANSPLANTASI
PROGNOSIS
Angka kelangsungan hidup anak-anak dengan gagal ginjal kronik saat ini
semakin
baik. Dari 1070 anak yang berumur kurang dari 18 tahun saat menerima
ginjal donor jenazah di Inggris dan Irandia dalam periode 10 tahun (1986-
1995): 91 (9%) meninggal dengan penyebab kematian: 19% oleh karena
infeksi, 4.5% lymphoid malignant disease, 4.5% uremia karena graft
failure. Sedangkan data dari Amerika Utara melaporkan angka
kelangsungan hidup 5 tahun setelah transplantasi donor hidup berkisar
antara 80.8% pada anak-anak yang berusia kurang dari 1 tahun saat
ditransplantasi, sampai 97.4% pada anak-anak yang berusia antara 6-10
tahun.2
BAB III
PEMBAHASAN
1. Beth V, Ellis DA Chronic Renal Failure dalam Kliegman RM, Behrman RE,
Jenson HB. Nelson textbook of pediatrics.16th ed. Philadelphia: Saunders
Elsevier, 2000; hal. 2210-14
2. Pusponegoro HD, Hadinegoro SR, Firmanda D, dkk. Standar Pelayanan
Medis Kesehatan Anak. Edisi 1. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta,
2004; hal. 181-8
3. Gulati Sanjeeev. Chronic Kidney Disease. 2008. diunduh dari:
http://emedicine.medscape.com/article/984358-overview. Pada tanggal
19 November 2010.
4. Noer MS, Soemyarso N. Gagal Ginjal Kronik. 2006. diunduh dari
www.pediatrik.com/pkb/20060220-mqb0gj-pkb.pdf. Pada tanggal 20
November 2010