Anda di halaman 1dari 8

Perbandingan Material Pipa Bahan Bakar Bertekanan Tinggi

(High Pressure Fuel Line) Berdasarkan Hasil Pengujian


Komposisi Material antara Pipa Lama dan Pipa Baru

Oleh: Rhino Fieldianto, ST

PLTD Trisakti. Sektor Barito.


Banjarmasin, Maret 2010
Bagian-bagian pipa bahan bakar bertekanan tinggi 1:

1
Pipa bahan bakar bertekanan tinggi adalah salah satu bagian mesin yang
mendapatkan beban dinamik selama mesin beroperasi. Beban dinamik tersebut
dapat mengakibatkan kegagalan (pipa patah contohnya) dan mengurangi keandalan
mesin. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan. Selain karena
masalah pada penyangga (support) pipa, ketidaksesuaian material juga dapat
mengakibatkan pipa lebih rentan patah akibat beban dinamik.
Untuk dapat menganalisis dari sisi material, maka dilakukan pengujian
komposisi material. Pengujian ini dilakukan pada dua jenis pipa bahan bakar
bertekanan tinggi (pipa yang lama, yang telah digunakan sebelum pelaksanaan
overhaul, dan pipa yang baru, yang digunakan dalam overhaul). Hasil yang didapat
adalah sebagai berikut:
Material Pipa Lama Pipa Baru
Fe (ferrum) 67.19 68.55
C (carbon) 0.037 0.053
Mn (manganese) 1.53 0.55
P (phosphorus) 0.018 0.021
S (sulphur) 0.024 0.025
Si (silicon) 0.616 0.354
Sn (stannum) 0.0092 0.0125
Al (aluminum) 0.026 0.014
Cr (chromium) 18.38 18.40
Cu (cuprum) 0.153 0.303
Ni (nickel) 8.66 8.42
V (vanadium) 0.067 0.098
Mo (molybdenum) 0.298 0.146
Nb (niobium) 0.014 0.013
Ca (calcium) 0.00232 0.00095
Co (cobalt) 0.059 0.117
Ce (cerium) 4.50 4.28
Pengujian menggunakan thermo ARL pada tanggal 10 November 2009 oleh Laboratorium Konstruksi
dan Kekuatan Jurusan Teknik Perkapalan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

2
Berdasarkan hasil tes, dapat diketahui bahwa material pipa adalah stainless
steel (baja tahan karat) yang ditandai dengan kadar chromium yang lebih dari 10
persen2. Dari tabel material (berdasarkan AISI) 3, komposisi pipa lama mendekati
komposisi AISI 304L. Sedangkan, komposisi pipa baru mendekati komposisi AISI 304.
C Mn Si P S Ni Cr Mo
AISI 0.08 2.00 1.00 0.045 0.03 8.0 -10.5 18-20 <2
304 maks maks maks maks maks
AISI 0.03 2.00 1.00 0.045 0.03 8.0 -10.5 18-20 <2
304L maks maks maks maks maks

Dari hasil tes komposisi tersebut, dapat dipisahkan material yang persentase
pada pipa lama dan barunya tidak banyak berbeda (kotak warna biru) dengan yang
persentasenya banyak berbeda (kotak warna kuning). Sehingga analisis dapat
dikerucutkan hanya pada material berkotak kuning.
Material-material tersebut antara lain:
Material Pipa Lama Pipa Baru
C (carbon) 0.037 0.053
Mn (manganese) 1.53 0.55
Si (silicon) 0.616 0.354
Al (aluminum) 0.026 0.014
Cu (cuprum) 0.153 0.303
V (vanadium) 0.067 0.098
Mo (molybdenum) 0.298 0.146
Co (cobalt) 0.059 0.117

Aluminum (dengan persentase <0.95) dan cuprum (dengan persentase 0.1 -


0.4) hanya berfungsi memberikan ketahanan terhadap korosi, sehingga tidak dibahas
lebih lanjut karena berpengaruh kecil terhadap kekuatan material. Persentase cobalt
juga tidak signifikan mempengaruhi kekuatan material.
Berdasarkan data di atas, perbandingan kekuatan material difokuskan pada
kandungan C, Mn, Si, V, dan Mo; Serta perbandingan kekuatan antara material
jenis AISI 304 dan AISI 304L.

3
Sebelum dilakukan perbandingan, patahan pada pipa bahan bakar
bertekanan tinggi perlu diamati terlebih dahulu. Karena dengan mengamati bentuk
patahan yang terjadi, maka penyebab patahan dapat diprediksi.
Foto patahan pipa bahan bakar bertekanan tinggi:

Dari bentuk patahan yang terlihat pada foto, disimpulkan bahwa beban yang
menyebabkan patahan adalah beban dinamik (ditunjukkan dengan bentuk patahan
akibat beban lelah (fatigue stress) pada foto di atas). Beban dinamik tersebut
dihasilkan dari getaran pompa injeksi bahan bakar yang berhubungan langsung
dengan pipa tersebut. Patahan biasanya terjadi pada bagian yang dekat dengan
ujung pipa yang dihubungkan pada injektor (injector side).
Kesimpulan yang didapatkan adalah patah pada pipa bahan bakar
bertekanan tinggi, sesuai dengan bentuk patahan yang terjadi, merupakan patah
lelah. Patah lelah disebabkan oleh adanya beban dinamik pada material yang
melampaui batas ketahanan lelahnya (pada kasus ini, beban dinamik berasal dari
getaran pompa injeksi bahan bakar). Apabila dikaitkan dengan kekuatan material,
maka yang perlu diperhatikan adalah kekuatan material terhadap beban lelah.

4
Patah lelah diakibatkan dari beberapa faktor:
1. Kondisi beban yang siklik: pada kasus ini berasal dari getaran pompa dan
tidak bisa dihindari.
2. Geometri: belum dilakukan perbandingan geometri antara pipa lama dan
pipa baru.
3. Kualitas permukaan: sangat berkaitan dengan kualitas pekerjaan dalam
proses produksi pipa. Perbandingan belum dilakukan.
4. Tipe material: akan dibahas pada bagian selanjutnya.
5. Temperatur: temperatur yang lebih tinggi akan menurunkan kekuatan
fatigue material.

Masih terdapat beberapa faktor yang belum disebutkan, namun faktor-faktor


di atas telah mencakup faktor yang kemungkinan besar berpengaruh pada patahnya
pipa bahan bakar bertekanan tinggi. Dari beberapa faktor di atas, belum seluruhnya
diamati, sehingga perbandingan kekuatan fatigue menjadi belum lengkap.

5
Berdasarkan tipe material, kedua pipa memakai material yang tidak jauh
berbeda bila dilihat dari kekuatannya (AISI 304 dan AISI 304L). Untuk
membandingkan kekuatan fatigue, maka akan dibandingkan kekuatan ultimate
tensile strength material tersebut. Hal ini dikarenakan, batas fatigue material pada
banyak kasus berbanding lurus dengan ultimate tensile strength materialnya.
Beberapa contoh perbandingannya antara lain4:

Data ultimate tensile strength kedua material tersebut adalah5:


Su AISI 304 = 505 MPa
Su AISI 304L = 564 MPa

Data tersebut menunjukkan bahwa kekuatan fatigue material AISI 304L


(pipa lama) lebih tinggi apabila dibandingkan dengan material AISI 304 (pipa baru).
Namun perbandingan kekuatan lelah harus lebih diperluas lagi, dan tidak hanya
dari segi material saja, sehingga hasil yang diperoleh lebih akurat.

6
Daftar Pustaka

1. Stork-Wartsila Diesel Parts Catalogue TM 620


2. "Steel Glossary". American Iron and Steel Institute (AISI).
3. www.steelmedia.com/steel-composition.htm
4. Jaap Schijve. Fatigue of Structures and Materials.
5. http://asm.matweb.com

Anda mungkin juga menyukai