Anda di halaman 1dari 33

Ringkasan Eksekutif

STT Telkom didirikan dengan tujuan menjadi institusi unggulan dalam


bidang teknologi informasi dan telekomunikasi (Infokom). Hal ini dicapai
melalui penyusunan kebijakan umum pengembangan sistem dan
organisasi, peningkatan kompetensi sivitas akademika, peningkatan
sarana dan prasarana pembelajaran, peningkatan kerjasama/kemitraan
serta pengembangan competitive advantage.
Namun untuk mencapai tujuan tersebut tentu tidak mudah, hal ini
terlihat pada performansi secara umum di beberapa aspek, misalnya
aspek strategi institusi, lingkungan eksternal, kinerja akademik
mahasiswa dan lulusan, ketersediaan sumber daya dan pelaksanaan
sistem mutu. Upaya-upaya perbaikan telah dilakukan, bahkan untuk
beberapa aspek sudah melebihi target yang ditetapkan, namun hasil-hasil
ini harus senantiasa diperbaiki dan ditingkatkan, sehingga keinginan
untuk menjadikan STT Telkom menjadi sekolah unggulan dapat segera
terwujud.
Dalam upaya meningkatkan kualitas performansi menuju institusi
unggulan, maka pada proposal PHK 2008 ini, STT Telkom mengajukan
konsep pengembangan sarana yang disebut STT Telkom Learning
Center (SLC) atau Pusat Pembelajaran STT Telkom. Tujuan didirikannya
SLC ini ialah meningkatkan kualitas akademik mahasiswa dan lulusan,
meningkatkan daya saing dan kompetensi lulusan, dosen dan staf,
meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana/prasarana pembelajaran
serta meningkatkan kepuasan stakeholder, khususnya mahasiswa, orang
tua dan industri pengguna lulusan.
SLC dikembangkan dengan membuat program-program dan sarana
untuk pelaksanaan program tersebut, diantaranya sarana pembelajaran
mandiri berbasis e-learning, Ruang Multimedia, Video Conference
(teleconference), Studio Infokom dan kelas berbasis multi media, English
Self-Access Program (ESAP) berupa Ruang laboratorium bahasa, ruang
tes mandiri berbasis TI, ruang diskusi, ruang presentasi, ruang komputer,
ruang Listening , Ruang Video dan Ruang Baca, ruang konsultansi dan
sarana lain. Program-program yang juga akan dibangun adalah yang
terkait dengan peningkatan kesehatan dan kesejahteraan mahasiswa,
misalnya melalui pembentukan inkubator bisnis bidang infokom.
Pada pertengahan tahun 2007, STT Telkom akan membangun gedung
perpustakaan seluas 5000 m2 (5 lantai), yang akan dijadikan ‘icon’ sumber
informasi dan pusat pembelajaran infokom di Indonesia. Perpustakaan
STT Telkom diharapkan akan menjadi perpustakaan yang bertaraf
internasional (World Class Library), sekaligus menjawab tantangan Dikti
untuk memiliki 25 perguruan tinggi bertaraf internasional pada tahun
2008.
Dengan bantuan dana dari Program Hibah Kompetisi Ditjen Dikti 2008
ini, SLC akan menempati satu lantai Gedung Perpustakaan seluas 1000

Proposal Awal PHK Berbasis Institusi 2008 - STT Telkom


1
m2. Pembangunan SLC akan dilaksanakan secara bertahap, mulai tahun
2008 hingga tahun 2010.
Dengan melihat pengalaman STT Telkom dalam mengelola dana PHK
Dikti tahun 2006, dimana program tersebut memberikan hasil nyata
terhadap peningkatan kemampuan mahasiswa, STT Telkom pun akan
mampu mengelola dana PHK Dikti tahun 2008-2010.
Bab I
Pengembangan Strategi Institusi

STT Telkom didirikan oleh Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) pada


tanggal 28 September 1990, sebuah yayasan yang didirikan oleh Direksi
PT Telkom. Tujuan umum didirikannya STT Telkom adalah untuk
memenuhi kebutuhan sumber daya manusia di sektor industri dan jasa
telekomunikasi dan informasi (Infokom). Kultur organisasi STT Telkom
adalah kolegialitas, Link & Match dan memberikan layanan yang prima
kepada Stakeholder.
Dengan mempertimbangkan tujuan umum didirikannya STT Telkom,
maka visi, misi dan tujuan STT Telkom telah dirumuskan sebagai berikut:
Visi:
Menjadi Perguruan Tinggi mandiri dan pusat unggulan di bidang Informasi
dan Telekomunikasi di Indonesia.
Misi:
1. Menyelenggarakan Tri Dharma dalam bidang Infokom.
2. Memberdayakan sumber daya secara optimal, mandiri, bekerjasama
dengan pihak lain untuk menjamin perkembangan dan peningkatan
kualitas, akuntabilitas, fungsi dan peran Sekolah Tinggi.
Tujuan:
1. Menghasilkan lulusan yang kompeten, siap pakai/berkembang dan
mampu berwirausaha di bidang Infokom.
2. Menghasilkan karya dan cipta yang sesuai dengan tuntutan dan
kebutuhan masyarakat serta tantangan perubahan yang cepat di
bidang Infokom baik secara nasional maupun global.
Didalam penyelenggaraan kegiatan organisasi, STT Telkom
menekankan pada 4 elemen dasar budaya organisasi, yaitu: 1) Orientasi
kualitas, yaitu suatu sikap mental yang merupakan perwujudan dari suatu
tekad untuk selalu bekerja lebih baik bersamaan dengan berjalannya
waktu. 2) Saling percaya, kebersamaan yang kokoh yang dilandasi oleh
rasa saling percaya. 3) Keteladanan, kebersamaan saja tidaklah cukup
untuk maju, untuk itu diperlukan keteladanan, terutama dari para
pimpinan. 4) Transparansi, untuk menumbuhkan rasa saling percaya,
maka warga kampus perlu yakin bahwa proses-proses manajemen
berjalan secara objektif, untuk itu semua proses manajemen yang ada di
STT dilakukan secara transparan.
Untuk mewujudkan visi, misi, dan mencapai tujuan, STT Telkom telah
menyusun rencana pengembangan jangka panjang yang tertuang dalam

Proposal Awal PHK Berbasis Institusi 2008 - STT Telkom


2
Rencana Induk Pengembangan YPT tahun 2004-2018. RIP tersebut
disusun dengan memperhatikan elemen-elemen yang berada di dalam
dan luar STT Telkom dengan melihat kebutuhan dan tuntutan masing-
masing elemen tersebut. RIP STT Telkom yang menginduk RIP YPT
dijabarkan dalam tiga Rencana Lima Tahunan (RLT) dan Program Kerja
Tahunan. Dengan adanya perkembangan lingkungan dan kondisi internal,
serta sejalan dengan kebijakan penerapan dan pengembangan sistem
mutu pendidikan di STT Telkom, maka Rencana dan Program tersebut
senantiasa ditinjau secara berkala.

a. Perencanaan Strategis
Perencanaan Strategis STT Telkom secara umum dibagi menjadi 3
tahapan RLT, yaitu Tahap Pertama adalah Perumusan RIP, Tahap II adalah
penjabaran RIP ke dalam Rencana Lima Tahunan (RLT). Dan terakhir
penyusunan program Rencana Kerja Manajerial Tahunan (RKM) dan
Rencana Kerja Anggaran (RKA).

Tabel 1.1 Rencana Induk Pengembangan (2004 – 2019)


Rencana Lima Target
Tahunan (RLT)
I (2004 – 2009) Peningkatan citra STT Telkom
II (2009 – 2014) Peningkatan peran STT Telkom dalam membangun
masyarakat Infokom
III (2014 – 2019) Menjadi Perguruan Tinggi yang unggul dan mandiri di
bidang Infokom

RIP, RLT, dan RKM/RKA disusun menjadi satu kesatuan yang utuh. RIP
memiliki horizon waktu 15 tahun, RLT memiliki horizon waktu 5 tahun,
RKM/RKA memiliki horizon waktu 1 tahun. Penyusunan RIP dengan
horizon waktu 15 tahun didasarkan pada pertimbangan dan
kecenderungan- kecenderungan pada stabilitas dan kompleksitas
lingkungan penyelenggaraan industri pendidikan saat sekarang. RLT
memiliki horizon waktu 5 tahun didasarkan pada pertimbangan satu siklus
penyelesaian studi program S1 dan peluang-peluang untuk melakukan
perubahan-perubahan strategi, rencana, maupun target bilamana terjadi
perubahan-perubahan yang tidak diprediksikan sebelumnya. RKM/RKA
memiliki horizon waktu 1 tahun disesuaikan dengan tahun kalender/fiskal.
Penyusunan Perencanaan Strategis dilakukan oleh suatu tim dengan
melibatkan Pimpinan STT Telkom, Pimpinan Unsur Pelaksana Akademik
(Strategik), Pimpinan Unsur Pendukung dan Unit Pelaksana Teknis. RIP
STT Telkom di review selambat-lambatnya setiap 4 tahun, RLT di review
setiap tahun, dan RKM/RKA di review berdasarkan laporan evaluasi dan
kinerja setiap 6 bulan. Proses umum perencanaan strategis dapat dilihat
pada Lampiran 1 Gambar 1.1.
Untuk memberikan acuan kerja, pimpinan STT Telkom memberikan
penjelasan dan penjabaran visi, misi, tujuan, dan nilai-nilai STT Telkom
dan YPT dalam forum Rapat Pimpinan. Selanjutnya tim yang ditunjuk akan

Proposal Awal PHK Berbasis Institusi 2008 - STT Telkom


3
bekerja untuk melakukan pengumpulan data dan analisis faktor-faktor
eksternal dan internal STT Telkom.
Penyusunan Rencana Strategis selalu memperhatikan faktor-faktor
eksternal sebagai berikut : (1) Kebutuhan dan harapan mahasiswa,
kebutuhan dan harapan eksternal stakeholders dan pasar (industri
pengguna lulusan, pemerintah, alumni, orang tua mahasiswa, masyarakat
luas), (2) lingkungan kompetitif (persaingan antara perguruan tinggi
sejenis, perubahan-perubahan kebutuhan pasar lulusan serta perubahan
perubahan pada lingkungan ekonomi baik lokal, regional, maupun
national, (3) anggaran pendidikan, aspek-aspek social dan etika serta
resiko-resikonya, aspek perundang–undangan/regulasi dalam
penyelenggaraan pendidikan tinggi, reformasi dalam bidang pendidikan,
perubahan dan inovasi teknologi, (4) kekuatan dan kelemahan supplier
dan mitra kerja.
Faktor-faktor internal yang dipertimbangkan dalam Perencanaan
Strategi adalah: 1) Kapabilitas dan kebutuhan tenaga akademik (dosen)
dan pegawai, 2) kapabilitas operasional proses-proses kerja utama, 3)
fleksibilitas realokasi sumberdaya pada kegiatan (program-progran) yang
memiliki prioritas yang lebih tinggi. Informasi faktor-faktor eksternal
mencakup lingkungan makro, lingkungan mikro, dan lingkungan
kompetitif.

b. Sasaran Strategis
Tujuan Umum dirumuskan dalam Rencana Induk Pengembangan (RIP),
seperti yang tercantum pada Tabel 1 di atas. Tujuan umum pertama :
“Peningkatan citra STT Telkom yang lebih baik di mata masyarakat”
dicapai melalui RLT Pertama, yaitu pada tahun 2004 – 2008. Dalam kurun
5 (lima) tahun tersebut, STT Telkom menetapkan 3 sasaran strategis,
yaitu : #1. Peningkatan kualitas program akademik, #2. Peningkatan
kualitas manajemen program dan institusi dan #3. Peningkatan
kerjasama dengan industri, perguruan tinggi. Berdasarkan metode
analisis prioritas, diperoleh sasaran-sasaran yang memiliki prioritas
tertinggi dari masing-masing sasaran strategik ditetapkan 10 sasaran
utama (key goals). Sasaran strategik dirumuskan sebagai bentuk respon
terhadap tantangan-tantangan strategik yang dihadapi oleh STT Telkom,
baik dalam jangka panjang (long-term) maupun jangka pendek (short-
term), seperti ditunjukkan pada Lampiran 1 Tabel 1.2 dan Tabel 1.3.

c. Program Kerja
Berdasarkan sasaran-sasaran strategik dan 10 sasaran utama yang
ingin dicapai pada setiap tahunnya dalam kurun waktu tahun 2004-2008.
Setiap unit kerja mengusulkan program kerja yang di STT Telkom dikenal
dengan nama Rencana kerja Manajerial/Rencana Kerja dan Anggaran
(RKM/RKA) sebagai Action Plan, yang mencakup : Nama Program kerja,
Jadwal Program, Alokasi Anggaran, Penanggung Jawab Program.
Proses penyusunan RKM/RKA dilakukan dengan membentuk Tim
Koordinasi Penyusunan RKM/RKA yang terdiri dari unsur pimpinan dan
perwakilan setiap unit kerja pada minggu ke-1 bulan Agustus. Tahap

Proposal Awal PHK Berbasis Institusi 2008 - STT Telkom


4
Pengumpulan Informasi dan bahan-bahan yang diperlukan: Ketua STT
Telkom menyampaikan Laporan Pencapaian Kinerja (Annual Report) tahun
sebelumnya dan program-program yang menjadi menjadi prioritas pada
tahun depan. Pada waktu yang sama dilakukan review 6 bulanan
terhadap sasaran startegis dan 10 sasaran kunci. Tim RKM/RKA
melakukan pembahasan dan evaluasi pelaksanaan program-program
kerja pada tahun berjalan serta perbandingannya dengan tahun
sebelumnya.
Pada tahap penyusunan dan pembahasan draft RKM/RKA, Panitia
RKM/RKA menyusun dan memproyeksikan rencana anggaran pendapatan
tahun berikutnya. Panitia RKM/RKA membahas setiap usulan program
kerja dan sasaran yang ingin dicapai serta relevansinya dengan prioritas
program yang ditetapkan oleh Ketua STT Telkom. Pada tahapan ini Tim
menggunakan pendekatan-pendekatan yang mampu menjamin
tercapainya sasaran-sasaran secara efektif dan efisien serta
memungkinkan adanya fleksibilitas dalam pengalokasian sumber daya.
(Lampiran 1 Gambar 1.2). Setiap tahun, pencapaian kinerja selalu diukur
tingkat keberhasilan, perkembangannya, serta perbandingannya dengan
pencapaian kinerja tahun-tahun sebelumnya dan dilakukan evaluasi
melaui penilaian kinerja institusi.

d. Penilaian Kinerja
STT Telkom Evaluasi secara rutin melakukan evaluasi terhadap
kinerja organisasi dan individu melalui pengukuran pencapaian target
yang telah ditetapkan. Beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan
dalam proses penilaian, diantaranya dari pihak Eksternal (Dikti: Akreditasi
Institusi, Kopertis: EPSBED, Asosiasi Program Studi, Masyarakat (Industri,
Orangtua, LL) dan internal (Visi/Misi STT Telkom, YPT: Penilaian Kinerja
Lembaga, Malcom Baldrige, Mahasiswa dan Karyawan serta Dosen.
Penilaian dilakukan sesuai dengan kebutuhan pembuatan laporan
dan disesuaikan dengan jadwal institusi, misalnya Penilaian tahunan: RKA,
Akreditasi, Karir, T. Insentif, dll; Penilaian semester : EPSBED, NKL;
Laporan Bulanan, mingguan dan harian.

e. Organisasi STT Telkom


Untuk mencapai visi-misi organisasi, STT Telkom pada tahun 2007 ini
menyusun ulang struktur organisasi dengan mempertimbangkan
fleksibilitas organisasi dalam menghadapi perubahan-perubahan yang
terjadi di lingkungan dan optimalitas sumber daya dan kapabilitas
internal. Struktur organisasi pada garis besarnya terdiri dari :
1. Badan Normatif : Senat STT Telkom.
2. Unsur Pimpinan : Ketua dan Wakil Ketua.
3. Unit Strategis / Unsur Pelaksana Akademik : Departemen Teknik
Elektro, Departemen Teknik Industri, Departemen Teknik
Informatika , Departemen Sains, Direktorat Pasca Sarjana,
Laboratorium dan Faculty.

Proposal Awal PHK Berbasis Institusi 2008 - STT Telkom


5
4. Unit Supporting / Unsur Pendukung : Direktorat Dukungan
Akademik, Direktorat Dukungan Manajemen, Direktorat Pemasaran
dan Kerjasama serta Direktorat Kemahasiswaan dan Pengembangan
Karir.

Gambaran struktur organisasi STT Telkom tahun 2007 digambarkan


seperti pada Lampiran 1 Gambar 1.3.

Bab II
LAPORAN EVALUASI DIRI

1. Analisis Lingkungan Eksternal


Faktor-faktor eksternal pendorong arah pengembangan STT Telkom
terutama berasal dari tiga stakeholder utama, yaitu : mahasiswa dan
orang tua mahasiswa, industri, dan pemerintah. Faktor internal berasal
dari Visi Yayasan serta Pimpinan STT Telkom.

a. Mahasiswa
Kebutuhan dan harapan mahasiswa (calon mahasiswa) dan orang tua
dalam menempuh program pendidikan tinggi adalah demi tercapainya
keberhasilan pribadi setelah lulus, yaitu: sukses dalam berkarir, baik
sebagai karyawan maupun usaha mandiri. Sedangkan keberhasilan studi
yang merupakan hasil langsung dari proses pendidikan dipandang
sebagai sasaran antara saja, kecuali bagi mereka yang ingin berkarir
sebagai ilmuwan. Oleh karena sukses dalam berkarir merupakan
outcome, maka tidak semua faktor yang mempengaruhinya berada dalam
kendali institusi pendidikan. Dengan demikian institusi pendidikan tidak
bisa menjamin sepenuhnya mereka yang lulus dengan hasil baik pasti
sukses dalam meniti karir. Meskipun demikian terdapat beberapa faktor
kunci yang dapat dikelola untuk lebih memperbesar keterkaitan antara
sukses belajar dengan sukses karir.
Dari sisi calon mahasiswa, STT Telkom tetap memiliki peminat yang
cukup besar. Rata-rata rasio mahasiswa diterima dengan pendaftar
adalah 1:10 sejak 3 tahun terakhir. Dari hasil survey yang diadakan untuk
mengetahui harapan dan kebutuhan mereka adalah: 1). Besarnya biaya

Proposal Awal PHK Berbasis Institusi 2008 - STT Telkom


6
pendidikan yang ditanggung oleh mahasiswa (dan orang tua) yang
semakin tinggi akan meningkatkan tuntutan mereka sesuai dengan
harapan dan kebutuhan. Oleh karena itu institusi pendidikan harus bisa
lebih bisa mengkaitkan atau memperluas layanannya sesuai dengan
harapan dan kebutuhan tersebut. 2). Hasil penelusuran studi
menunjukkan bahwa tingkat penyerapan lulusan ke lapangan kerja cukup
tinggi, yaitu 77%-88% (lulusan mendapatkan pekerjaan pertama setahun
setelah lulus). Sebaran pekerjaan dan perusahaan serta besarnya gaji
pertama yang diterima dapat dilihat pada Lampiran 2 Tabel 2.1.

b. Industri
Faktor kedua adalah industri sebagai penerima hasil langsung dari
luaran perguruan tinggi, baik lulusan maupun inovasi. Berkaitan dengan
hal tersebut STT Telkom telah menetapkan pemilihan bidang studi untuk
mengisi kebutuhan SDM bidang industri telekomunikasi dan informatika
(industri infokom). Bahwa ternyata pilihan tersebut adalah tepat karena
sampai saat ini kebutuhan SDM di bidang ini masih besar seiring dengan
tumbuhnya industri jasa telekomunikasi nasional rata-rata 25% dan akan
terus seperti itu sampai 5 tahun yang akan datang (Deutch Bank, 2006).
Berkembangnya teknologi informasi yang akhirnya konvergen dengan
teknologi telekomunikasi (ICT) memerlukan banyak tenaga terampil
dalam implementasi teknologi tersebut yang menjadi basis operasional
semua jenis industri. Khusus untuk bidang teknologi informasi, proyeksi
kebutuhan menurut berbagai studi (BHTV, Deperin) berkisar antara
40.000 sampai dengan 300.000 per tahun, tergantung dari berbagai
skenario (Lampiran 2 Tabel 2.2).
Sumber di Departemen Perindustrian (2004) mengungkapkan bahwa
pada saat ini terdapat sekitar 200 perguruan tinggi di Indonesia yang
memiliki program studi terkait dengan teknologi informasi untuk jenjang
pendidikan sarjana, magister dan doktoral, serta sekitar 300 perguruan
tinggi untuk jenjang pendidikan Diploma III dan Diploma IV, yang
keseluruhannya menghasilkan kurang lebih 25.000 lulusan setiap
tahunnya. Banyak pengamat industri menilai bahwa jumlah tersebut
masih jauh dari kebutuhan industri yang sebenarnya, yang dapat
mencapai sekitar 500.000/tahun. Berdasarkan estimasi perencanaan,
keberadaan ini baru akan dicapai pada tahun 2020.
Saat ini terdapat gap antara ketersediaan dan kebutuhan SDM-ICT
sekitar 300%, dan diperkirakan gap tersebut pada tahun 2008 sekitar
165%. Untuk itu dalam konteks ini lembaga pendidikan tinggi di bidang
ICT memiliki peranan strategis yaitu; lembaga pendidikan bidang ICT
dapat menjadi ICT Center Of Excellence di wilayah dimana lembaga
pendidikan ini berada; Lembaga pendidikan dapat secara terus menerus
meningkatkan kapasitasnya, untuk memenuhi kebutuhan tenaga di
perusahaan-perusahaan industri ICT, serta lembaga pendidikan ICT dapat
menyiapkan tenaga ICT untuk menunjang lembaga pendidikan lainnya
agar dalam proses belajar mengajar mendayagunakan ICT.

Proposal Awal PHK Berbasis Institusi 2008 - STT Telkom


7
Jika industri yang mengembangkan teknologi dasar masih dikuasai oleh
luar negeri, tidak demikian dengan peluang industri konten lebih-lebih
konten yang bersifat lokal. Peluang industri konten sangat besar dan
dapat dilakukan oleh usaha skala kecil dan menengah.

c. Pemerintah
Sektor pendidikan di Indonesia pada saat ini kemajuannya tidak
berbeda dengan sektor lainnya dalam arti bahwa daya kompetisi secara
internasional masih rendah meskipun dibandingkan dengan negara
tetangga terdekat. Dari penelitian yang dilakukan oleh Shanghai Jiao Tong
University, jumlah Perguruan Tinggi Suatu Negara Yang masuk terbaik
dalam Tingkat Dunia dan Asia didominasi oleh Amerika dan Jepang untuk
PT Asia. Sedangkan dari Indonesia tidak ada satupun perguruan tinggi
yang masuk dalam 100 PT Terbaik Asia.

Untuk program D3 dan S1 pemerintah melalui Dikti menekankan


kualitas lulusan termasuk di dalamnya relevansi lulusan dengan dunia
industri, sehingga lulusan perguruan tinggi dapat mengisi kebutuhan
industri tersebut.

2. Evaluasi Program Hibah Kompetisi TIK 2006


Pada tahun 2006, untuk pertama kalinya STT Telkom mendapat
bantuan Program Hibah Kompetisi dari Dikti, yaitu PHK Sarana
Pembelajaran Teknologi Informasi Komunikasi (TIK), yang digunakan
untuk membangun sarana dan prasarana pembelajaran berbasis
komputer (e-learning) dan pengelolaannya berada di bawah Unit
Perpustakaan STT Telkom. Tujuan dibangunnya sarana pembelajaran ini
ialah untuk mempercepat transformasi teknologi informasi dan
telekomunikasi kepada komunitas STT Telkom, yaitu mahasiswa, dosen
dan masyarakat umum dengan membangun sistem pembelajaran
elektronik dibidang teknologi informasi dan telekomunikasi berbasis
intranet dan internet.
Manfaat dari terbentuknya sarana ini ialah tersebarnya keilmuan
teknologi informasi dan telekomunikasi secara luas dan mudah serta
terbentuknya sarana bagi tenaga pendidik dalam menyebarkan keahlian
dan keilmuannya. Sasaran pembelajaran elektronik dalam bidang infokom
selain bagi mahasiswa STT Telkom, juga bagi masyarakat umum yang
tidak dapat hadir secara fisik di STT Telkom. Sehingga untuk kepentingan
tersebut, sistem pembelajaran diberikan dalam dua cara, yaitu dengan
menyediakan komputer yang dapat digunakan langsung oleh mahasiswa
di kampus STT Telkom, dan penyediaan akses secara on-line melalui
internet. Materi yang diberikan dalam sistem pembelajaran ini ialah yang
terkait dengan bidang-bidang teknologi informasi, telekomunikasi, sains,
dan manajemen/bisnis. Misalnya materi tentang sistem jaringan

Proposal Awal PHK Berbasis Institusi 2008 - STT Telkom


8
komputer, perangkat lunak, perangkat keras, jaringan telekomunikasi,
sistem telekomunikasi wireline dan wireless, teknologi telekomunikasi
GSM dan CDMA, 3G, Ilmu-ilmu Dasar dan Matematika, bisnis
telekomunikasi dan manajemen secara umum. Materi ini diberikan dalam
bentuk modul e-learning yang disusun oleh tenaga-tenaga pengajar STT
Telkom, serta koleksi-koleksi yang dimiliki oleh Perpustakaan STT Telkom
dalam bentuk e-journal, e-book, dan koleksi digital karya mahasiswa dan
dosen STT Telkom.
Prasarana ruang pembelajaran meliputi informasi dan fasilitas:
1. Link ke Anggota Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Jawa Barat
2. Hasil-hasil Penelitian Dosen dan Mahasiswa
3. Jurnal dan Abstrak Tugas Akhir dan Proyek Akhir STT Telkom
4. E- Book bidang ICT, yang terdiri dari :
a. Buku Diktat Ajar Dosen STT Telkom
b.Buku-Buku bidang ICT yang langsung dapat diakses melalui
Internet
c. Jurnal–Jurnal Ilmiah dan Koran Internasional online serta Jurnal
Ilmiah Nasional yang terdiri dari: IEEE, Proquest bidang
Telecommunication Engineering, EBSCO, Jurnal Telekomunikasi
(STT Telkom), Jurnal Bidang ICT, Koran Wall Street Journal,
Artikel ICT dan kumpulan berita terbaru yang ditujukan untuk
pengguna perpustakaan tentang kegiatan layanan yang akan
dilaksanakan perpustakaan.

Dari hasil survey yang dilakukan kepada pengunjung fasilitas


pembelajaran ini, sebanyak 86 % mahasiswa menyatakan pernah
menggunakan fasilitas e-learning sebelumnya, walaupun dengan
frekuensi penggunaan jarang (kadang-kadang). Sebanyak 52 %
responden menyatakan sering menggunakan modul e-learning yang
tersedia di e-learning corner 1-3 kali atau lebih dan 47% tidak pernah
menggunakan modul e-learning. Untuk materi yang sering dibaca pada
modul e-learning sebanyak 52 % responden menjawab sains dan
matematika, sedangkan 48% menyatakan modul lain. Untuk penilaian
tampilan dan isi (konten) dari modul e-learning yang tersedia, sebanyak
62 % rata-rata mahasiswa menyatakan cukup bagus.
Sementara, penilaian yang diberikan oleh responden terhadap fasilitas
yang disediakan di ruangan e-learning, sebanyak 94% responden
menyatakan baik, komputer (hardware) maupun program komputer
(software) cukup memadai. Sebanyak 52 % responden menjawab
layanan bandwith dan jaringan yang digunakan juga sudah cukup baik.
Untuk melihat apakah ada pengaruh fasilitas pembelajaran e-learning
ini, para mahasiswa menyatakan ada peningkatan dalam hal; Pemahaman
Infokom dari 49% menjadi 70%, Penguasaan Mata Kuliah (Fisika, Kalkulus,
Matematik) dari 54% menjadi 68%, Penguasaan komputer dari 41%
menjadi 56%, Penguasaan Web dari 46% menjadi 66% dan Wawasan
secara umum meningkat dari 58% menjadi 82%. Memang hasil ini masih
terlalu dini untuk disimpulkan secara langsung, namun bahwa fasilitas e-

Proposal Awal PHK Berbasis Institusi 2008 - STT Telkom


9
learning program PHK TIK Dikti ini memilki kontribusi yang nyata, tetap
suatu fakta yang menggembirakan (Lampiran 3 Tabel 3.1 dan 3.2).

3. Evaluasi Kinerja dan Pengelolaan Akademik

a. Mahasiswa
Penerimaan mahasiswa baru STT Telkom dilaksanakan melalui dua jalur
yaitu, yaitu melalui Undangan Seleksi Masuk STT Telkom (USMS) dan
Ujian Tulis (UT). USMS ditujukan untuk mencari calon mahasiswa berbakat
dengan seleksi berdasarkan nilai rapor SLTA sejak semester 1 kelas 1
sampai semester 1 kelas 3. Sedangkan Ujian Tulis dilakukan hanya satu
kali serentak di 12 kota besar baik di Pulau Jawa maupun di luar Pulau
Jawa. Hal ini bertujuan agar memudahkan para pendaftar di seluruh
negeri, dan tentunya diharapkan dapat mendapatkan mutu calon
mahasiswa yang lebih baik.
Berdasarkan Lampiran 4 Tabel 4.1, jumlah pendaftar pada tahun ajaran
2005/2006 sebesar 9.896 orang, dan meningkat pada tahun ajaran
2006/2007 sebesar 12.832 orang (peningkatan sekitar 30%). Demikian
halnya rasio penerimaan pada TA 2005/2006 perbandingannya 1 : 9,61
meningkat pada TA 2006/2007 menjadi 1 : 11,28, atau rata-rata
peningkatan sekitar 20%. Hal ini menggambarkan bahwa kualitas calon
mahasiswa yang masuk ke STT Telkom secara umum telah melalui seleksi
yang cukup ketat, sehingga potensi kemampuan akademiknya diharapkan
akan menjadi bekal keberhasilan mereka dalam menempuh pendidikan di
tahun-tahun selanjutnya.
Jumlah mahasiswa STT Telkom dari tahun ke tahun semakin meningkat,
hal ini didasari pada semakin besarnya minat calon mahasiswa untuk
sekolah di STT Telkom. Pada tahun 2005 jumlah mahasiswa untuk 5
program studi adalah 4.562, meningkat menjadi 5.878 pada tahun 2006.
Lihat Lampiran 4 Tabel 4.2.

b. Kinerja Proses Pembelajaran

Dalam upaya memberikan pemahaman tentang bagaimana proses


pembelajaran akan berlangsung di STT Telkom, setiap mahasiswa baru
STT Telkom mendapatkan Buku Panduan Akademik yang di dalamnya
berisi penjelasan tentang kurikulum, silabus tiap mata kuliah, fasilitas
penunjang, dan juga dilengkapi roadmap sebagai panduan bagi
mahasiswa yang ingin menempuh percepatan program studi S1 selama
3,5-4 tahun. Sebagai gambaran, beban penyelenggaraan pengajaran
dapat dilihat di Lampiran 4 Tabel 4.3, Rata-rata SKS yang diambil
mahasiswa adalah 17,58 sks untuk tahun 2005 dan 18,28 sks untuk tahun
2006.
Sistem perkuliahan ditunjang dengan laporan perkuliahan secara
on-line. Sehingga dosen maupun mahasiswa dapat memeriksa jalanya

Proposal Awal PHK Berbasis Institusi 2008 - STT Telkom


10
proses perkuliahan termasuk kehadiran, jumlah pertemuan dan judul
materi perkuliahan setiap saat. Hal ini turut meningkatkan kinerja proses
perkuliahan sebagaimana ditunjukkan data perkuliahan pada Lampiran 4
Tabel 4.4, rata-rata jumlah pertemuan dosen dengan mahasiswa terus
meningkat. Rata-rata jumlah pertemuan dosen dengan mahasiswa pada
tahun 2005 sebesar 83,92% dan tahun 2006 rata-rata sebesar 91,80%,
dengan rasio dosen terhadap mahasiswa pada tahun 2005 adalah 1:37
dan 1:35 pada tahun 2006. Lampiran 4 Tabel 4.5.
Sebagai upaya untuk mendapatkan umpan balik kualitas proses
pembelajran, dilaksanakan pembagian quesioner kepada seluruh
mahasiswa yang dilaksanakan dua kali per semester bersamaan dengan
pelaksanaan Ujian Tengah Semseter dan Ujian Akhir Semester. Hasil
quisioner ini menjadi salah satu bahan evaluasi kinerja dosen dan sistem
perkuliahan.
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya pada beberapa
mata kuliah yang memerlukan pemahaman praktis, diselengarakan mata
kuliah praktikum sebagai pendampingnya. Untuk keperluan ini telah
disediakan sejumlah Laboratorium ditiap Depatemen. Daftar laboratorim
dapat dilihat pada Lampiran 5 Tabel 5.10.
Beberapa penyebab rendahnya nilai mata kuliah, khusunya pada mata
kuliah tingkat dasar (sains dan matematika) adalah mahasiswa tidak
memiliki buku ajar. Untuk menanggulangi ini telah Perpustakaan telah
meningkatkan jumlah buku koleksinya. Rata-rata rasio jumlah buku per
mahasiswa ditunjukkan pada Lampiran 4 Tabel 4.6 dimana rasio terendah
terjadi pada Jurusan S1-Teknik Informatika sebesar 31,31%, dan rasio
tertinggi terjadi pada Departemen Sains sebesar 128,31%. Secara
keseluruhan, rasio jumlah buku per mahasiswa meningkat dari 69,7 pada
tahun 2005 menjadi 70,76 pada tahun 2006. Dan untuk lebih
meningkatkan kemudahan mahasiswa dalam mencaari literatur dan
kemudahan proses belajar, maka telah dibangun fasilitas sistem
pembelajaran e-learning yang dikelola oleh UPT Perpustakaan.
Proses pengerjaan Tugas Akhir untuk Program S1 dan Proyek Akhir
untuk D3 semakin terstruktur dengan diselenggarakannya Mata Kuliah
Tugas Akhir I & Seminar untuk S1 dan Proyek Akhir I & Seminar untuk
Program D3. Dalam Mata Kuliah tersebut mahasiswa diberikan pembinaan
dan pengarahan secara terstruktur bagaimana mengerjakan Tugas
Akhir/Proyek Akhir sejak persiapan penelitian.
Kemampuan bahasa Inggris (tes TOEFL) mahasiswa, yang
diselenggarakan pada tahun 2005 dan tahun 2006 secara acak diperoleh
penurunan nilai, yaitu 444 menjadi 417,2. Lihat Lampiran 4 Tabel 4.7. Hal
ini tentunya menjadi perhatian yang serius, karena menyangkut
kompetensi yang dimiliki oleh mahasiswa pada saat mereka lulus nanti.
Dilihat dari tingkat drop-out atau mahasiswa yang mengundurkan diri,
rata-rata pada tahun 2005 adalah 0,82%. Sementara pada tahun 2006
meningkat menjadi 1,03%, angka-angka ini masih jauh di bawah ambang
batas, yaitu 5%. Namun permasalahan utama terjadinya hal ini akan

Proposal Awal PHK Berbasis Institusi 2008 - STT Telkom


11
menjadi catatan dalam proses perbaikan sistem pada perioda berikutnya
(Lampiran 4 Tabel 4.8).
Khusus untuk Indeks Prestasi mahasiswa tingkat pertama (TPB) tahun
2006 menunjukkan hasil yang cukup baik, yaitu rata-rata 3,05 (Lampiran
4 Tabel 4.9). Namun jika kita lihat dari tingkat kelulusan mata kuliah-
kuliah TPB tersebut pada tahun 2006, seperti terlihat di Lampiran 4 Tabel
4.10, yang sebagian besar adalah mata kuliah sains dan matematika,
tingkat kelulusan mata-mata kuliah tersebut tersebar secara dominan di
nilai C dan D (43%), sementara nilai B: 28 % dan nilai A hanya 18%.
Sebaran nilai ini hampir sama untuk semua program studi.
Berdasarkan Lampiran 4 Tabel 4.11, jumlah beasiswa yang diterima
mahasiswa STT Telkom setiap tahun semakin meningkat. Pada tahun
2004 jumlah penerima beasiswa sebanyak 259 mahasiswa dengan total
beasiswa sebesar 607 juta rupiah. Instansi pemberi beasiswa terbanyak
adalah Dikti dengan program TPSDP. Pada tahun 2005 jumlah penerima
beasiswa meningkat menjadi 263 orang senilai 750 juta rupiah, dengan
Dikti melalui program TPSDP menjadi pemberi terbanyak. Pada tahun
2006 jumlah penerima beasiswa sebanyak 435 orang dengan total senilai
1,3 miliar rupiah. Pemberi beasiswa terbanyak dari kalangan industri.
Jumlah penerima beasiswa masih sangat kecil, yaitu antara 4% – 6% dari
jumlah mahasiswa keseluruhan. Pemberian beasiswa ini merupakan satu
upaya institusi untuk membantu mahasiswa yang mengalami kesulitan
finansial.

c. Kualitas lulusan
Untuk melihat kualitas pendidikan maupun kualitas lulusan yang
dihasilkan, STT Telkom menggunakan beberapa parameter yang harus
diperhatikan antara lain:
1. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) lulusan
2. Rata-rata lama studi lulusan
3. Kemampuan bahasa Inggris (TOEFL)
4. Waktu tunggu rata-rata lulusan untuk bekerja
5. Kepuasan Pengguna Lulusan
6. Kepuasan mahasiswa tentang proses belajar mengajar
7. Kepuasan orang tua mahasiswa

Parameter di atas ada yang dapat diukur secara kuantitatif, tetapi juga
ada yang hanya diukur secara kualitatif. STT Telkom telah melakukan
survey terhadap mahasiswa, orang tua mahasiswa maupun kepada para
lulusannya untuk mendapatkan data tingkat kepuasan mereka.
Profil IPK Lulusan dapat dilihat pada Lampiran 4 Tabel 4.12. Dimana IPK
rata-rata pada tahun 2006 rata-rata 2,98, meningkat dibanding pada
tahun 2005, yaitu 2,94. Secara Umum data waktu penyelesaian studi
diberikan pada Lampiran 4 Tabel 4.13 Berdasarkan data tersebut terlihat
bahwa lama studi rata-rata pada tahun 2005 adalah 55,6 bulan untuk
Program S1 dan 41,5 bulan untuk program D3. Rata-rata waktu

Proposal Awal PHK Berbasis Institusi 2008 - STT Telkom


12
penyelesaian studi ini cenderung semakin berkurang pada tahun 2006,
yaitu 51,3 bulan untuk S1 dan 39 bulan untuk D3.
Untuk membekali softskill salah satunya kemampuan menggunakan
Bahasa Inggris, STT Telkom telah mewajibkan lulusannya untuk mengikuti
tes TOEFL dengan skor batas kelulusan adalah 450. Hasil tes TOEFL
menunjukkan lulusan S1-Teknik Telekomunikasi dan Teknik Industri 100 %
lulus, Lulusan Teknik Informatika 98,44% lulus, lulusan D3-Informatika
71,88% lulus dan lulusan D3-Teknik Telekomunikasi 59,65% lulus.
Sementara hasil TOEFL untuk lulusan D3 Teknik Telekomunikasi masih
rendah. Jika kita lihat rata-rata tes TOEFL mahasiswa yang belum lulus di
atas, dimana menunjukkan angka 417,2 maka akan ada masalah yang
cukup berat pada saat mahasiswa yang memiliki nilai TOEFL di bawah 450
pada saat lulus dan bekerja nanti.
STT Telkom saat ini telah mendirikan Direktorat Kemahasiswaan dan
Pengembangan Karir (KPK), yaitu suatu unit yang bertugas meningkatkan
kompetensi lulusan dan menjembatani antara pengguna lulusan dengan
lulusan STT Telkom. Berdasarkan hasil survey terhadap lulusan, waktu
tunggu rata-rata lulusan STT Telkom untuk mendapatkan pekerjaan pada
tahun 2005 adalah 7,41 bulan, sementara pada tahun 2006 rata-rata
berkurang menjadi 6,48 bulan, sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4
Tabel 4.14.
Rasio penyerapan lulusan di lapangan kerja pada tahun 2005 rata-rata
adalah 77%, sementara pada tahun 2006 meningkat menjadi 87,34%.
Penyerapan tertinggi pada tahun 2005 adalah Prodi D3 Informatika,
sedang pada tahun 2006 adalah Prodi D3 Telekomunikasi dan Informatika.
Lampiran 4 Tabel 4.15.
Demikan pula dengan tingkat kepuasan pengguna lulusan dapat
diketahui berdasarkan survey yang dilakukan oleh Direktorat KPK. Seperti
yang terlihat pada Lampiran 4 Tabel 4.10, tingkat kepuasan pengguna
lulusan STT Telkom meningkat dari 62,99 pada tahun 2005 menjadi rata-
rata 73,354 pada tahun 2006. Kepuasan tertinggi diperoleh lulusan Prodi
D3 Informatika. Lampiran 4 Tabel 4.16.
Dari hasil Executive Gathering STT Telkom 2006 yang diselenggarakan
pada 7 Desember 2006 di Hotel Horison Bandung, yang dihadiri oleh para
wakil industri telekomunikasi dan alumni diperoleh permasalahn lulusan
STT Telkom sebagai berikut:
1. Communication skill (terutama bahasa Inggris).
2. Kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan yang baru.
3. Kurang mandiri.
4. Beberapa alumni tak lulus seleksi karena masalah kesehatan
(seperti kolesterol, asam urat, dan fungsi hati).
5. Kurang Percaya Diri untuk menjadi leader.
6. Tidak siap menghadapi kondisi darurat (24 jam on call, kerja shift).
7. Budaya kuliah masih melekat dengan erat, sehingga mengganggu
kondisi kerja.
8. Attitude kurang baik.

Proposal Awal PHK Berbasis Institusi 2008 - STT Telkom


13
Berdasarkan survey yang dilakukan unit BSMM, kepuasan mahasiswa
terhadap STTT Telkom secara umum, sesuai dengan apa yang mereka
rasakan pada tahun 2005 rata-rata adalah 86,11%. Sementara kepuasan
orang tua terhadap STT Telkom secara umum adalah 82,50. Namun pada
tahun 2006 kepuasan mahasiswa menurun dengan drastis, yaitu menjadi
67,86, sementara kepuasan orang tua relatif sama. Seperti yang terlihat
pada Lampiran 4 Tabel 4.17, faktor kepuasan ini dipicu oleh beberapa
penyebab, diantaranya masalah proses belajar mengajar, layanan dan
fasilitas.

d. Hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat


Kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat dilakukan dengan
dua cara, yaitu dengan pembiayaan internal STT Telkom dan pembiayaan
dari industri atau institusi di luar STT Telkom. Institusi luar yang turut
memberikan bantuan dana penelitian atau pengabdian masyarakat
adalah Yayasan, Dikti, perusahaan dan institusi luar negeri.
Guna mendukung penyebaran hasil penelitian dan karya ilmiah dari dosen
dan mahasiswa, dalam bentuk buku atau paper, telah tersedia media
jurnal ilmiah yang ada pada setiap jurusan, atau Jurnal Telekomunikasi
STT Telkom yang telah terakreditasi atau jurnal-jurnal terbitan dalam dan
luar negeri. Daftar media publikasi yang tersedia di STT Telkom adalah :
1. Jurnal Pengembangan dan Penelitian ”Telekomunikasi” dan telah
terakreditasi pada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas
R.I., dengan Akreditasi B pada Tahun 2006 berdasarkan Keputusan
Dirjen 045/DIKTI/Kep/2006. Jurnal Telekomunikasi ini terbit dua kali
dalam setahun. Distribusinya menjangkau seluruh perguruan tinggi
dan industri ICT di Indonesia. Selain dari internal STT Telkom,
Sumber naskah juga berasal dari berbagai kalangan ilmiah
eksternal.
2. Jurnal Publikasi Ilmiah ”Teknik Elektro”
3. Jurnal Publikasi Ilmiah ”Teknik Industri Telekomunikasi”
4. Jurnal Publikasi Ilmiah ”Lontar”, Departemen Teknik Informatika
5. Jurnal Publikasi Ilmiah ”Saintifika”, Departemen Sains

Diseminasi hasil penelitian secara internal dilakukan dan diagendakan


dalam beberapa forum, antara lain melalui seminar tugas akhir (TA) dan
proyek akhir (PA) terbaik, dilakukan setiap 2 kali setahun sebelum wisuda.
Selain itu secara rutin per tahun diselenggarakan Semiar Call for Paper
yang bertajuk ‘ICTel’, yakni Indonesian Conference on
Telecommunication. Merupakan konferensi ilmiah berkala (satu tahun
sekali) sebagai wahana para peneliti baik dari dalam maupun luar STT
Telkom untuk bersama-sama bertukar informasi tentang penelitian dan
perkembangan di bidang telekomuinikasi dan informasi.
Berdasarkan data pada Lampiran 4 Tabel 4.18 dan 4.19, jumlah
publikasi international sebesar 2 buah, publikasi jurnal terakreditasi
sebesar 17 dan jurnal tidak terakreditasi sebanyak 30, atau dengan rasio
untuk seorang dosen rata-rata penelitian yang dilakukan adalah 0,37.

Proposal Awal PHK Berbasis Institusi 2008 - STT Telkom


14
Adapun pengabdian masyarakat selama ini dilaksanakan berupa
kegiatan pelatihan, workshop atau shortcourse kepada masyarakat yang
membutuhkan, baik masyarakat industri maupun masyarakat umum,
penyelenggaraan pameran, lomba, bakti sosial, dan sebagainya.

4. Evaluasi Ketersediaan dan Manajemen Sumber Daya

a. Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia STT Telkom terdiri dari tenaga Dosen dan
Tenaga Pendukung Akademik (TPA). Dosen STT Telkom terdiri dari dosen
tetap dan dosen tidak tetap. Status dosen tetap terdiri dosen tetap
Yayasan (YPT), dosen berbantuan dari kalangan praktisi/kalangan
akademisi (seperti PT. Telkom, Kopertis) dan dosen profesional (seperti
dari ITB), sedangkan dosen tidak tetap adalah dosen luar biasa. Jumlah
dosen tetap yang dimiliki STT Telkom saat ini adalah 132 orang dan 65
orang dosen tidak tetap. Lihat Lampiran 5 tabel 5.1.
Dengan jumlah mahasiswa sebanyak 4611, maka rasio dosen tetap
terhadap jumlah mahasiswa rata-rata menunjukkan nilai 1:36,7.
Sementara jika dibandingkan dengan jumlah dosen keseluruhan
(termasuk dosen non tetap), rasionya adalah 1:24. Tentunya angka-angka
ini masih kurang dari rasio ideal minimal yaitu 1:15. Untuk menjamin
efektivitas, efisiensi dan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan
pengajaran, pimpinan STT Telkom menjamin ketersediaan tenaga dosen
dengan membuat rencana kebutuhan tenaga dosen baik jumlah,
kualifikasi, serta rencana pengembangannya yang tertuang dalam Faculty
Development Plan. Informasi tersebut digunakan oleh STT Telkom dan YPT
untuk membuat rencana rekrutment dan pengembangan dosen.
STT Telkom didukung oleh tenaga penunjang akademik (TPA) sebanyak
117 orang, yang terdiri dari pustakawan, laboran/teknisi dan tenaga
administrasi. Jika dilihat dari prosentase seluruh pegawai STT Telkom,
maka sekitar 47% adalah tenaga administrasi. Kondisi ideal yang
diinginkan adalah 80% dosen dan 20% TPA.
Jika dilihat dari pendidikan dosen, maka komposisi
sarjana:master:doktor adalah 32%:65%:3%. Hal ini menunjukkan bahwa
sepertiga dosen STT Telkom masih berpendidikan S1, sementara jenjang
S2 sudah menunjukkan angka yang cukup baik dan untuk program doktor
masih sangat kecil. Memang saat ini ada 5 orang yang sedang menjalani
program doktor, tapi tetap masih jauh dari kondisi ideal. Lihat Lampiran 5
Tabel 5.2.
Dari komposisi jabatan akademik terlihat bahwa ada 25% yang belum
memiliki jabatan akademis, 43% masih berjabatan Asisten ahli, 29%
berjabatan Lektor, 3% sudah berjabatan Lektor Kepala dan Guru Besar
masih nol. Dengan komposisi seperti ini tentunya akan sangat
berpengaruh terhadap kinerja program studi, terutama dalam hal
pemenuhan persyaratan pengajaran dan akreditasi program studi.
Lampiran 5 Tabel 5.3.

Proposal Awal PHK Berbasis Institusi 2008 - STT Telkom


15
Pengembangan pegawai STT Telkom diwujudkan dalam pengembangan
karir pegawai yang berfungsi sebagai sarana identifikasi posisi yang dapat
dipangku oleh pegawai, sarana identifikasi kompetensi pegawai, dasar
pemberian kompensasi, alat kendali dalam perencanaan dan
pengembangan karir, alat pengendali dalam perencanaan rekrutasi.
Bentuk pengembangan karir pegawai terdiri dari: Promosi tingkat,
promosi jabatan, dan mutasi. Upaya pengembangan karir pegawai
dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan dengan memperhatikan arah
pengembangan institusi, kompetensi yang diperlukan di masa yang akan
datang, dan formasi. Pengembangan dosen selain melalui pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi dilakukan pula melaului pelatihan-pelatihan yang
menunjang peningkatan kompetensi. Pengembangan kompetensi Tenaga
Penunjang Akademik (TPA) lebih diutamakan melalui pelatihan kejuruan
(skill development). Dilihat dari beban dosen, rata-rata jam mengajar
dosen STT Telkom adalah 5,52 jam/minggu pada tahun 2005 dan
meningkat menjadi 6,45 jam per minggu pada tahun 2006. Beban
tertinggi jam pengajaran ada pada dosen program TPB. Lihat Lampiran 5
Tabel 5.4.
Dari hasil survey yang secara rutin dilakukan terhadap dosen dan staf
STT Telkom, diperoleh tingkat kepuasan rata-rata dosen pada tahun 2005
adalah 66,16% dan meningkat menjadi 75,10% pada 2006. Kepuasan staf
pada tahiun 2005 rata-rata adalah 71,17% dan pada tahun 2006
meningkat menjadi 89,44%. Lihat Lampiran 5 Tabel 5.5 dan 5.6.
Dari hasil tes TOEFL untuk seluruh pegawai yang diselenggarakan pada
Februari 2007 lalu, bekerja sama dengan sebuah lembaga bahasa
diperoleh hasil nilai TOEFL tertinggi untuk dosen adalah 620, sementara
non dosen adalah 513. Nilai terkecil untuk dosen adalah 313 dan non
dosen adalah 310. Rata-rata nilai untuk dosen adalah 453, dan non dosen
rata-rata 380. Hasil ini tentunya kurang memuaskan, terlebih bagi dosen
yang paling sedikit nilainya 500.

b. Ketersediaan Prasarana dan Sarana


Sejak tahun 1993, STT Telkom menempati satu kampus yang terletak di
Jl Telekomunikasi Dayeuhkolot, Bandung, kampus tersebut didirikan di
atas lahan 48 hektar. Prasarana bangunan dengan luas total sekitar 44
ribu m2 yang terdiri dari: ruang kuliah, ruang laboratoria, ruang dosen,
ruang administrasi, perpustakaan, aula (ruang serba guna), asrama
mahasiswa, asrama mahasiswi, pusat kegiatan mahasiswa (student
center). Lihat Lampiran 5 Tabel 5.7.
Sarana penunjang STT Telkom lainnya adalah jaringan komputer
terpusat (LAN) dan internet 24 jam untuk seluruh komputer yang ada di
Kampus STT Telkom, baik untuk administrasi maupun akademik, sehingga
telah mampu melakukan proses registrasi akademik mahasiswa secara
on-line. Untuk pengajaran diruang kelas juga tersedia sarana LCD
Projector dan OHP (Over Head Projector).
Pada tahun 2007-2008 STT Telkom dengan bantuan dana dari PT.
Telkom akan membangun gedung Perpustakaan dan Pusat

Proposal Awal PHK Berbasis Institusi 2008 - STT Telkom


16
Pengembangan Profesi seluas masing-masing 5.000m2 (5 lantai) dan
3.000m2 (3 lantai) di atas lahan seluas 4 Ha. Gedung Perpustakaan akan
menjadi “icon” pusat informasi infokom, yang juga digunakan untuk ruang
Learning Center. Jika dilihat dari jumlah koleksi dan pengunjung
perpustakaan, maka rasio jumlah buku dan mahasiswa hanya 1:2, artinya
1 buku untuk dua orang. Padahal untuk standar nasional saja, jumlah
buku yang disyaratkan adalah minimal 10:1 atau 10 buku untuk satu
mahasiswa. Demikian pula jumlah frekuensi kunjungan ke perpustakaan,
survey menunjukkan dari sekitar 500 orang mahasiswa, 80% menyatakan
jarang atau tidak rutin mengunjungi perpustakaan, dan hanya sekitar 3%
yang mengunjugi perpustakaan lebih dari 3 jam perharinya. Namun
kunjungan ke ruangan pembelajaran TIK bantuan Dikti menunjukkan
angka yang sangat jauh berbeda, yaitu tingkat pemakaian hampir
mencapai 100%, dengan frekuensi kunjungan yang cukup tinggi.
Lampiran 5 Tabel 5.8 – 5.9.
STT Telkom memiliki tiga departemen, yaitu Teknik Elektro, Teknik
Industri dan Teknik Informatika. Masing-masing memiliki laboratorium
yang secara khusus disusun dengan memperhatikan kebutuhan dan
kepentingan institusi. Departemen T. Elektro memiliki 5 kelompok
laboratoria (24 laboratorium) dan satu bengkel. Teknik Industri memiliki 2
kelompok laboartoria (8 laboratorium), T. Informatika memiliki 3 kelompok
laboratoria (10 laboratorium) dan Departemen Sains memiliki 2
laboratoria dan 3 laboratorium. Lampiran 5 Tabel 5.10 – 5.14
Pengembangan yang akan direncanakan di Kampus STT Telkom adalah
menambah sarana laboratoria beserta peralatan praktikum terbaru sesuai
dengan pesatnya kemajuan teknologi telekomunikasi, penambahan ruang
kelas dan menambah fasilitas sarana ruang kelas seperti sound system,
serta mewujudkan perkuliahan jarak jauh (e-learning) sebagai suplemen
alternatif bagi teknik penyelenggaraan perkuliahan.

c. Pendanaan

Untuk menyelenggarakan pendidikan yang memenuhi standar kualitas


dan target yang diharapkan STT Telkom membutuhkan dana yang tidak
sedikit, dan dalam memperoleh dana tersebut STT Telkom tidak hanya
mengandalkan pendapatan dari mahasiswa. Perolehan dana dihasilkan
dari tiga sumber pendapatan, yaitu Mahasiswa, Penelitian dan
Pendapatan lain-lain. Yang dimaksud dengan pendapatan lain-lain adalah
pendapatan dari jasa konsultansi, hibah, penyelenggaraan kursus,
pelatihan, seminar, pendapatan dari layanan asrama dan lain-lain.
Keberlanjutan dari dua sumber pendapatan tersebut cukup baik. Hal ini
terlihat dari adanya pemasukan yang kontinyu setiap tahun dari ketiga
sumber pendapatan tersebut.
Seluruh dana yang diperoleh dialokasikan untuk membiayai tiga
pengeluaran utama yaitu Biaya Penyelenggaraan Pendidikan, Biaya
Manajemen dan Umum dan Pengembangan Sarana/Investasi.

Proposal Awal PHK Berbasis Institusi 2008 - STT Telkom


17
Dari Lampiran 5 Table 5.15 terlihat Pendapatan dari mahasiswa
mengalami penurunan dari tahun 2005 ke 2006. Hal ini menunjukkan
semakin besarnya pendapatan diluar pendapatan pendidikan dan
pendafataran yang diperoleh dari mahasiswa.
Proporsi biaya penyelenggaraan pendidikan dalam dua tahun terakhir
menunjukkan angka yang makin membesar. Hal ini menunjukkan bahwa
biaya yang dikembalikan kepada mahasiswa dalam bentuk
penyelenggaraan pendidikan merupakan prioritas utama dalam
penggunaan dana. Beban penelitian dan pengabdian masyarakat
menunjukkan angka yang relatif tetap, hal ini bukan berarti secara nilai
sama, karena anggaran tahun 2006 lebih besar dari 2005.
Pendapatan laia-lain diantaranya diperoleh dari program PHK-TIK 2006
sebesar 375 juta rupiah. Pendapatan dari program PHK 2008 akan
digunakan untuk pengembangan sarana dan investasi pada tahun 2008-
2010.

d. Sistem Informasi
Sistem Informasi STT Telkom dikembangkan untuk mendukung
kegiatan operasional. Sistem Informasi ini dijalankan melalui jaringan
komputer STT Telkom yang telah mencakup seluruh gedung yang ada
dikampus STT Telkom. Sistem informasi yang ada sudah bisa diakses oleh
seluruh pegawai dan dosen dari tempatnya masing-masing. Sebagian
sistem informasi yang sesuai bisa diakses dari Internet.
Koneksi ke dunia luar digunakan koneksi dengan menggunakan
Wireless LAN ke ISP. Saat ini STT TELKOM tersambung dengan Internet
dengan kecepatan 4 MBps. Dengan jaringan komputer yang ada
dimungkinkan sistem informasi di STT TELKOM bisa diakses oleh semua
pemakai yang berhak baik dari dalam kampus maupun dari jaringan
global Internet. (Lampiran 5 Tabel 5.15)
Peningkatan efektivitas sistem informasi diupayakan melalui beberapa
hal sbb : Standar aplikasi dikembangkan berbasis web atau Windows,
kemudahan prosedur pemakaian, adanya review mengenai sejauh mana
software dan hardware cukup user friendly, adanya review terhadap
kinerja software dan hardware dilakukan dengan mempertimbangkan
umpan balik dan harapan dari user seperti yang terlihat pada Lampiran 5
Tabel 5.16. Dengan koneksi kabel serat optik untuk antar gedung dan
kabel UTP untuk dalam gedung, memungkinkan jaringan komputer
kampus STT TELKOM memenuhi kebutuhan trafik data yang tinggi.
Sampai saat ini kecepatan jaringan hingga 100 Mbps full duplex antar
gedung. Pemanfaatan intranet digunakan untuk mendukung layanan-
layanan kegiatan operasional seperti yang dikembangkan di atas.
Ruang lingkup pengembangan sistem informasi secara garis besar bisa
dibagi menjadi dua bagian, yaitu sistem informasi untuk mendukung
kegiatan akademik dan sistem informasi untuk mendukung kegiatan non
akademik (manajemen). Sampai saat ini sistem informasi yang
ada/sedang dikembangkan statusnya ada yang sudah operasional, seperti

Proposal Awal PHK Berbasis Institusi 2008 - STT Telkom


18
sistem Registrasi On-line, Akademik, Anggaran, logistik dan sebagainya.
Sementara sistem yang masih dalam pengembangan, diantaranya SIM
SDM, Informasi Pelatihan, Inventarisasi dan Dash-board system untuk
pengawasan kinerja institusi. (Lampiran 5 Tabel 5.17)
Pada Januari 2007, STT Telkom dinilai pada urutan 6 di Ranking
Webometrics untuk tingkat Indonesia, sementara untuk tingkat Asean
berada pada ranking 61 dan 3388 untuk tingkat internasional.
Webometrics adalah alat ukur kinerja website perguruan tinggi dan
lembaga penelitian di seluruh dunia yang diharapkan mencerminkan
komitmen institusinya terhadap publikasi melalui web. Kinerja web suatu
institusi diharapkan mencerminkan keunggulan akademiknya yang
tercermin dari kebijakannya mengenai web, volume dan kualitas publikasi
elektroniknya. Pengukuran dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu pada
bulan Januari dan Juli. Pengukuran dilakukan oleh Cybermetrics Lab,
yaitu suatu badan riset yang khusus meneliti permasalahan sains dan
teknologi pada web, bernaung di bawah National Research Council,
Spanyol.

5. Evaluasi Sistem Penjaminan Mutu Institusi

STT Telkom sangat mementingkan mutu input, proses maupun hasil


pendidikannya, hal ini tercermin dengan dibentuknya unit Sekretariat dan
Mutu di bawah Direktorat Dukungan Manajemen pada tahun 2007,
dengan tugas pokok: 1). Merencanakan, melaksanakan dan melakukan
evaluasi sistem mutu, pengembangan institusi dan akreditasi institusi. 2).
Melakukan koordinasi dengan unit dalam pelaksanaan sistem manajemen
mutu. 3). Merencanakan sistem pelaporan kinerja institusi untuk penilaian
dan akreditasi. 4). Menyusun rencana program kerja dan kegiatan
pengembangan institusi dan 5). Menyusun dokumen mutu dan akreditasi
institusi.
Selaras dengan visi dan misi serta nilai-nilai yang dikembangkan STT
Telkom yang berorientasi pada kualitas. STT Telkom telah menerapkan
sistem mutu Malcom Baldrige National Quality Program for Performance
Excellence (MBPE) sebagai kerangka penerapan sistem manajemen mutu
di tingkat institusi maupun di tingkat program studi. Sistem mutu MBPE
Kriteria Pendidikan meliputi kategori: Leadership, Strategic Planning,
Student, Stakeholders & Market Focus, Information and Analysis, Faculty
& Staff Focus, Process Management, dan Organizational Result.
Dalam pelaksanaannya, sistem jaminan mutu diterapkan mulai dari
penerimaan mahasiswa baru yang dilakukan melalui ujian tulis dan
undangan di 12 kota besar di Indonesia dengan passing-grade yang ketat
dengan rata-rata rasio jumlah mendaftar dan yang diterima adalah rata-
rata 1:10. Untuk menjamin mutu penerimaan mahasiswa baru, mulai
tahun 2007 kepanitian penerimaan mahasiswa diganti menjadi unit
organisasi Pemasaran dan Penerimaan Mahasiswa yang memiliki tugas
lebih luas, terutama dalam hal evaluasi dan analisis proses penerimaan
mahasiswa baru. Sementara proses penerimaan dosen dan staf pun
dilakukan dengan selektif, melalui berbagai tahap seleksi, misalnya tes

Proposal Awal PHK Berbasis Institusi 2008 - STT Telkom


19
Gambar 5.1 Mekanisme Evaluasi dan
Komunikasi

Adminstrasi, TOEFL, Psikotest, Kesehatan, Metode Pengajaran dan


Wawancara.
Sementara pengelolaan mutu di tingkat Program Studi diantaranya
meliputi evaluasi kurikulum (setiap 4 tahun), kajian SAP (setiap tahun),
evaluasi pengajaran melalui kuesioner setiap semester, monitoring
pengajaran (Berita Acara Pengajaran) setiap minggu, evaluasi
pengelolaan program dilakukan melalui pembuatan laporan kinerja setiap
triwulan, penyebaran kuesioner kepada mahasiswa untuk penilaian
pelayanan dan kepuasan setiap tahun dan pertemuan-pertemuan yang
diselenggarakan dengan sivitas akademika.
Penjaminan mutu pun dilakukan pada usaha-usaha peningkatan hasil
karya civitas akademika dan lulusan. Hasil karya civitas akademika,
berupa penelitian dikoordinasikan dan dievaluasi oleh Departemen dan
Direktorat Akademik. Sementara untuk menjamin lulusan yang memiliki
kompetensi yang diperlukan di dunia kerja dilakukan oleh Direktorat
Kemahasiswaan dan Pengembangan Kompetensi.
Sistem MBPE mengukur kinerja institusi secara keseluruhan, namun
pada kenyataannya sebetulnya juga mengukur kinerja program studi,
sehingga pencapaian kinerja program studi merupakan juga kinerja
institusi. Penilaian kinerja dengan sistem ini dilakukan setiap dua tahun
dengan target peningkatan secara kontinyu. Pada tahun 2003 nilai kinerja
yang diperoleh adalah 25%, pada tahun 2005 diperoleh kenaikan hingga
30% dan pada tahun 2007 ini diharapkan mencapai kenaikan hingga 40%.
Evaluasi sistem jaminan mutu di institusi dan program studi senantiasa
dilakukan secara kontinyu dengan melibatkan semua sivitas akademika

Proposal Awal PHK Berbasis Institusi 2008 - STT Telkom


20
demi tercapainya visi dan misi institusi (Gambar 5.1), hal ini ditunjukkan
dengan menerapkan hasil evaluasi sistem.
MBPE Kriteria Pendidikan berupa OFI (opportunity for improvement),
yaitu masukan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja selanjutnya yang
disebarkan kepada unit terkait untuk dijadikan target penilaian kinerja
pada tahun berikutnya.
Beberapa hasil evaluasi internal maupun eksternal, diantaranya adalah
1) perbaikan dan pengembangan kurikulum dan silabus program studi, 2)
penyusunan dan perbaikan proses bisnis yang ada di program studi, 3)
pengembangan sistem informasi yang mendukung proses pengelolaan
program dan 4) kajian pembukaan program studi baru, dan perbaikan
bisnis proses.

6. Ringkasan Hasil Analisis

Dengan menggunakan analisis SWOT diperoleh hasil dan rencana


strategis dari masing-masing faktor.

a. Lingkungan Eksternal

Tabel 5.1 SWOT Lingkungan Eksternal


Kekuatan (S) Kelemahan (W)
• Penguasaan teknologi Infokom • Kualitas lulusan
• Brand Name yang cukup kuat • Relevansi program studi
• Besarnya minat calon mahasiswa • Daya saing internasional
dan orang tua
• Tingkat penyerapan lapangan kerja
Peluang (O) Ancaman (T)
• Kebutuhan SDM Infokom • Persaingan PT Infokom
• Pertumbuhan industri konten • Biaya pendidikan semakin mahal
• Tuntutan layanan dan proses

Strategi usulan :
• Meningkatkan kualitas lulusan, relevansi dan daya saing tingkat
internasional
• Menjadikan STT Telkom sebagai pusat pengembangan teknologi
infokom
• Menumbuhkan industri-industri inkubator bidang Infokom, sebagai
satu upaya membantu biaya pendidikan mahasiswa
• Meningkatkan layanan dan proses penyelenggaraan pendidikan.

Proposal Awal PHK Berbasis Institusi 2008 - STT Telkom


21
b. Dampak Program Hibah Kompetisi TIK 2006

Tabel 5.2 SWOT Dampak Hibah Kompetisi


Kekuatan (S) Kelemahan (W)
• Memberikan dampak positif bagi • Jumlah modul masih sedikit
mahasiswa • Jumlah sarana terbatas
• Sarana pembelajaran berbasis • Koleksi jurnal ilmiah dan online
elektronik (e-learning) journal terbatas
Peluang (O) Ancaman (T)
• Pengembangan materi dan modul • Pemanfaatan fasilitas untuk
pembelajaran kegiatan non akademik
• Perluasan sarana dan materi • Keragaman dan modul yang
kurang menarik

Strategi usulan :
• Meningkatkan kapasitas dan jumlah sarana pembelajaran
• Meningkatkan kualitas dan jumlah materi/modul pembelajaran
• Membuat modul dengan tampilan yang lebih menarik
• Menjadikan fasilitas pembelajaran sebagai satu media
pembelajaran mandiri
• Membuat aturan dan prosedur penggunaan fasilitas
pembelajaran.

c. Kinerja dan Pengelolaan Akademik

Tabel 5.3 SWOT Kinerja dan Pengelolaan Akademik


Kekuatan (S) Kelemahan (W)
• Rasio penerimaan mahasiswa baru • Nilai-nilai TPB tersebar di C dan
• Sistem pengelolaan dan D.
pengawasan Perkuliahan secara on- • Jumlah buku rata-rata masih
line kecil
• Jumlah pertemuan dosen- • Nilai TOEFL rata-rata mahasiswa
mahasiswa tinggi kecil
• Untuk program studi D3 daya serap • Waktu penyelesaian studi masih
lulusan sangat tinggi. cukup lama
• Memiliki jurnal yang terakreditasi • Waktu tunggu rata-rata untuk
• Tersedianya jurnal-jurnal internal mendapatkan pekerjaan masih
• Potensi akademik dosen dan cukup lama.
mahasiswa • Kompetensi lulusan untuk
menghadapi dunia kerja kurang
• Kesehatan mahasiswa dan
lulusan buruk
• Jumlah penelitian dan
pengabdian masyarakat sangat
kurang
Peluang (O) Ancaman (T)
• Beban SKS rata-rata mahasiswa • Kesan seleksi masuk STT
masih cukup untuk kegiatan yang Telkom susah, melihat rasio yang
mendukung prestasi akademik. cukup besar
• Rasio rata-rata penyerapan lulusan • Tuntutan dan persyaratan
di lapangan kerja industri akan kompetensi lulusan
• Penyelenggaraan kegiatan • Kepuasan mahasiswa dan
pelatihan, workshop
Proposaldan
Awalseminar 2008 - STT Telkom
lulusan
PHK Berbasis Institusi
infokom 22 • Kepuasan industri pengguna
lulusan
Strategi usulan:
• Memberikan bimbingan khusus kepada mahasiswa yang memiliki
masalah dalam mata kuliah TPB dan metoda/strategi pembelajaran
• Meningkatkan kompetensi, kemampuan bahasa Inggris dan tingkat
kesehatan melalui program bimbingan, pelatihan dan kegiatan
yang mendukung.
• Meningkatkan kapasitas dan jumlah sarana pembelajaran
• Meningkatkan jumlah karya ilmiah dan karya tulis dosen serta
mahasiswa di jurnal internal maupun eksternal
• Menyusun program-program peningkatan kepuasan mahasiswa,
orang tua dan industri pengguna lulusan
• Menyelenggarakan kegiatan ilmiah berupa seminar, workshop dan
pelatihan.

d. Sumber Daya Manusia


Tabel 5.4 SWOT SDM
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
• Adanya rencana pengembangan • Rasio Dosen:Mahasiswa belum
dosen dan tenaga pendukung ideal
• Dosen tetap sebagian besar telah • Komposisi Pendidikan dan Jabatan
berpendidikan S2 Akademik dosen belum ideal
• Jumlah dosen tetap cukup besar • Belum ada dosen tetap dengan
jabatan akademik Guru Besar
• Masih ada dosen belum memiliki
Jabatan Akademik
• Beban FTE dosen belum
berimbang
• Rata-rata TOEFL dosen = 453
Peluang (O) Ancaman (T)
• Kesempatan untuk melanjutkan • Tawaran pekerjaan di industri/
pendidikan ke jenjang yang lebih perusahaan bidang Infokom lebih
tinggi (S3) menarik
• Pengembangan karir yang luas • Kepuasan dosen dan staf
• Peningkatan kemampuan
bahasa Inggris

Strategi usulan:
• Menambah jumlah dosen tetap yang memiliki kompetensi dan
kemampuan bahasa Inggris memadai
• Menyelenggarakan pelatihan dan tes rutin TOEFL dosen dan staf
• Meningkatkan rasio pendidikan dosen melalui tugas belajar S2 dan
S3
• Mendorong dosen untuk meningkatkan jabatan akademik melalui
penambahan kegiatan akademik dan hasil karyanya
• Meningkatkan daya saing internal untuk mempertahankan dosen
potensial, misalnya melalui peningkatan remunerasi atau jalur karir
yang jelas.

Proposal Awal PHK Berbasis Institusi 2008 - STT Telkom


23
e. Prasarana dan Sarana

Tabel 5.5 SWOT Prasarana dan Sarana


Kekuatan (S) Kelemahan (W)
• Kelengkapan dan ketersediaan • Tingkat utilisasi gedung belum
lahan, gedung dan prasarana optimal.
pengajaran • Koleksi buku dan kelengkapan
• Fasilitas komputer dan LAN ruang perpustakaan kurang ideal
memadai • Kunjungan mahasiswa ke
• Hubungan baik dengan industri perpustakaan kurang
dalam pemberian bantuan • Belum memiliki ruang kelas
pembangunan sarana multimedia
• Jumlah laboratorium
Peluang (O) Ancaman (T)
• Pemanfaatan sarana dan prasarana • Keragaman dan koleksi
untuk kegiatan pendukung perpustakaan
• Pemanfaatan sarana dan lahan • Pemeliharaan dan keamanan
sebagai alternatif sumber sarana
pendapatan • Kesesuaian sarana dengan
• Pengembangan sarana e-learning kebutuhan lingkungan

Strategi usulan:
• Meningkatkan utilisasi sarana maupun prasarana untuk
pemanfaatan kegiatan akademik maupun kegiatan pendukung lain
• Menjadikan gedung Perpustakaan baru sebagai pusat pembelajaran
(Learning Center)
• Meningkatkan koleksi dan jumlah buku perpustakaan
• Meningkatkan pemeliharaan dan keamanan sarana serta prasarana
yang ada
• Mengembangkan kerjasama dengan industri/masyarakat
f. Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Tabel 5.6 SWOT Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Proposal Awal PHK Berbasis Institusi 2008 - STT Telkom


24
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
• Dukungan pendanaan dari Yayasan • Ketergantungan pendanaan
• Mekanisme sistem alokasi dana, berasal dari satu sumber (tuition
perencanaan dan pengelolaan fee) masih besar.
anggaran cukup baik • Proporsi penggunaan dana
• Potensi Asset untuk pembiayaan pendidikan
dan pelatihan
Peluang (O) Ancaman (T)
• Kemitraan dengan industri dan • Stabilitas dan prospek makro
pemerintah dalam bentuk ekonomi Indonesia masih belum
hibah/bantuan dana stabil
• Komersialisasi Riset Aplikatif • Biaya pendidikan riil semakin
tinggi, sedangkan daya beli
masyarakat rendah
• Pendapatan dari mahasiswa
menurun

Strategi usulan:
•Meningkatkan pendapatan dari penelitian dan pelayanan kepada
masyarakat melalui kemitraan dengan industri dan riset aplikatif
• Penentuan Proporsi penggunaan dana untuk kegiatan dan investasi
pendidikan
•Melakukan efisiensi anggaran untuk menekan biaya pendidikan
•Memanfaatkan potensi aset sebagai sumber pendanaan tambahan

g. Sistem Informasi
Tabel 5.7 SWOT Sistem Informasi
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
• memiliki kapasitas yang memadai • Evaluasi utilitasasi sistem
untuk jaringan intranet maupun belum dilakukan secara rutin
internet. • Kurangnya minat penggunaan
• Keragaman dan jumlah aplikasi open-source
sistem informasi • Sistem informasi masih belum
• Budaya penggunaan sistem informasi terintegrasi
dalam mendukung operasional institusi
• Kemampuan/skill dosen dan
mahasiswa dalam bidang TI
Peluang (O) Ancaman (T)
• Teknologi IT semakin canggih dan • Kualitas perangkat keras
murah • Penegakan HAKI teknologi
• Penggunaan open source informasi
• Pengembangan sistem dan aplikasi • Keamanan dan kerahasiaan
• Kerjasama dengan institusi lain data
dalam pengembangan TI

Strategi usulan:
• Secara bertahap migrasi ke teknologi open
sources

Proposal Awal PHK Berbasis Institusi 2008 - STT Telkom


25
• Optimalisasi pemanfaatan sistem informasi dalam
mendukung semua kegiatan
• Penyusunan mekanisme pengelolaan dan evaluasi
sistem yang baku (Cobit)
• Aplikasi software Campus Agreement License
• Meningkatkan kerjasama pengembangan TI
dengan memanfaatkan dosen dan mahasiswa
• Meningkatkan hasil karya yang didaftarkan HAKI.

h. Sistem Jaminan Mutu

Tabel 5.8 SWOT Sistem Jaminan Mutu


Kekuatan (S) Kelemahan (W)
• Secara berkala telah • Pengaruh penerapan sistem
menerapkan evaluasi mutu dan MBPE terhadap pencapaian
digunakan untuk perbaikan dan kualitas belum terukur
pengembangan program • Sulit mencari pembanding
• Institusi pendidikan pertama kinerja institusi lain
yang menerapkan sistem MBPE
Peluang (O) Ancaman (T)
• Belum ada institusi lain yang • Tuntutan masyarakat/industri
menerapkan sistem MBPE terhadap sistem jaminan mutu
• Kerjasama pengembangan yang digunakan
institusi

Strategi usulan :
1. Penyebaran sistem MBPE kepada institusi lain.
2. Melakukan kerja sama dengan institusi lain dalam pengembangan
sistem jaminan mutu MBPE.
3. Melakukan pengukuran pengaruh penerapan MBPE terhadap
pencapaian kualitas.
4. Menerapkan sistem jaminan mutu lain diluar MBPE (misalnya ISO
9000) sebagai pelengkap.

7. Baseline Indikator Kinerja Utama dan Pendukung

Berdasarkan Rencana Strategis STT Telkom, baseline indikator kinerja


utama dan pendukung STT Telkom didasarkan pada tiga sasaran
strategis, yaitu: Peningkatan kualitas program akademik, Peningkatan
kualitas manajemen program dan institusi serta Peningkatan kerjasama
dengan industri dan perguruan tinggi. Ketiga sasaran strategis ini
kemudian dijabarkan dalam sasaran-sasaran kunci, yaitu.

Tabel 7.1 Base Line dan Target Indikator Kinerja


Pencapaian Tahun
NO
PERFORMANCE INDICATOR 2007 2008 2009 2010
PENINGKATAN KUALITAS

Proposal Awal PHK Berbasis Institusi 2008 - STT Telkom


26
A.
a
1.
. Waktu tunggu kerja 6,5 bln 5 bln 4,5 bln 4 bln
b Tingkat kepuasan industri
. pengguna lulusan 73 % 75% 80% 85%
c Tingkat kepuasan orang tua
. lulusan 82% 85% 87% 89%

2. Meningkatkan kualitas proses dengan


indikator sebagai berikut :
a Rata-rata lama studi Mahasiswa
. S1 51 bln 50 bln 49 bln 48 bln
b Rata-rata lama studi Mahasiswa
. D3 39 bln 38 bln 37 bln 36 bln
b
. IPK Rata-rata Lulusan 2,98 3,05 3,1 3,15
c Penguasaan bahasa Inggris
. Mahasiswa (Toefl Score rata-rata) 417 425 435 450
d
. Tingkat kepuasan mahasiswa 68% 70% 72% 75%
e Rata-rata tingkat pertemuan
. dosen dengan mahasiswa 91% 94% 96% 98%
Meningkatkan kualitas calon
3.
mahasiswa dengan indikator:
Rasio pendaftar dan yang
diterima STT Telkom 1:11 1:11,5 1:12 1:12,5

4. Meningkatkan kualitas dosen dengan


indikator sebagai berikut :
a Rasio dosen tetap dan mahasiswa
1:34 1:32 1:30 1:28
. STT Telkom
b Komposisi Jenjang pendidikan
. (S1, S2, S3) STT Telkom (%) 35:62:3 30:65:5 25:70:5 20:70:10
c Komposisi Jabatan akademik 0 1 1 2
. (GB, LK, L, AA, NJ) (%) 3 15 20 25
27 35 35 35
45 35 30 25
25 14 14 14
d Rasio Jumlah karya ilmiah per
. dosen per tahun dipublikasikan
(%) 37 40 45 50
e Jumlah penelitian per dosen per
. tahun 49 60 75 100

5. Meningkatkan kualitas staf dengan


indikator sebagai berikut :
Rasio TPA terhadap dosen 1:1,3 1:1,5 1:1,75 1:2
B. COST EFECTIVENESS
a Faculty & Staff development cost
. (biaya pengembangan/
pendapatan operasional) 41% 41% 45% 45%
b Biaya penelitian per tahun (biaya
. penelitian / pendapatan
operasional) 9% 15% 17,5% 20%
c Rasio biaya per pendapatan
. operasional (OR) 74,7% 70% 65% 60%
C. INFRASTRUKTUR
a
. Luas ruang kelas per mahasiswa 0,76 0,76 0,8 0,8

Proposal Awal PHK Berbasis Institusi 2008 - STT Telkom


27
b
. Luas ruang kerja per dosen 11 11 11 11
c Rasio jumlah buku perpustakaan
. terhadap jumlah mahasiswa 4,2:1 10:1 15:1 20:1
d Rasio luas laboratorium per
. jumlah Mahasiswa (m2) 0,70 0,90 1,00 1,20
D. KESEJAHTERAAN
Rata-rata Tingkat kepuasan dosen &
TPA 82,27 85 87 90

Bab III
Rencana Global Program Pengembangan

Reputasi perguruan tinggi ditentukan oleh berbagai faktor, diantaranya


tercermin dari penghargaan masyarakat terhadap:
•Kualitas lulusan yang diperlihatkan dalam prestasi di tempat
kerjanya
•Kualitas dosen yang dapat diilhat dari kualifikasi dan prestasi
akademiknya
•Kualitas mahasiswa, yang dapat diilhat dari prestasi dan
kegiatannya
•Kualitas manajemen, yang tercermin dari kepemimpinan dan kinerja
institusinya
•Peran dan sumbangsih institusi dalam memajukan masyarakat dan
bangsa.

Dari kelima hal tersebut, tiga aspek pertama menjadi prioritas utama
yang akan dibenahi, khususnya jika STT Telkom ingin menjadi the leading
institution in telecommunication and information technology, yang
berpotensi dalam mengembangkan kesejahteraan masyarakat dan
kemandirian bangsa melalui aspek tekonologi yang dikuasainya. Untuk itu
dalam proposal program PHK 2008 ini, kami ajukan satu konsep
peningkatan kompetensi lulusan, mahasiswa dan dosen STT Telkom yang
diwadahi dalam suatu sarana yang disebut STT Telkom Learning
Center (SLC) atau Pusat Pembelajaran STT Telkom dengan tujuan:
1. Meningkatkan kualitas akademik mahasiswa.
2. Meningkatkan kompetensi soft skill dan karir lulusan.
3. Meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris.
4. Mengembangkan Kemampuan Kewirausahaan.
5. Peningkatan kesehatan dan kesejahteraan mahasiswa.
Tema yang diajukan pada proposal PKH ini adalah: Peningkatan
Mutu, Relevansi Dan Efisiensi Program-Program Studi, dengan
program studi yang akan menjadi tolak ukur keberhasilan penerapan
program ini adalah:
1. Program Studi Sarjana T. Telekomunikasi,
2. Program Studi Sarjana T. Industri,

Proposal Awal PHK Berbasis Institusi 2008 - STT Telkom


28
3. Program Studi Sarjana T. Informatika,
4. Program Studi D3 T. Telekomunikasi dan
5. Program Studi D3 T. Informatika.

1. Peningkatan Kualitas Akademik Mahasiswa

Peningkatan kualitas akademik mahasiswa diberikan melalui program


Bantuan Pembelajaran, yang bertujuan melakukan evaluasi kelemahan
mahasiswa dalam penguasaan bidang keilmuan dasar dan khusus, serta
memberikan solusinya. Bimbingan ditujukan untuk membantu mahasiswa
mencapai sasaran akademiknya, dalam bentuk konsultansi, tutorial,
pelatihan, self-learning dan seminar/ceramah dengan bantuan tenaga ahli
khusus serta dengan memanfaatkan komputer dan software yang disusun
secara berjenjang untuk mencapai keberhasilan proses analitik dan proses
belajarnya (e-learning).
Fasilitasl e-learning yang telah dimiliki oleh STT Telkom, melalui
bantuan PHK TIK 2006, akan dikembangkan menjadi salah satu basis
proses pengajaran. E-learning akan diarahkan untuk melengkapi metoda
pengajaran, khususnya untuk meningkatkan ketersediaan bahan ajar dan
peningkatan pemahaman mahasiswa. Hal ini terlihat dari hasil survey
yang menunjukkan masih sedikit mahasiswa yang memanfaatkan fasilitas
e-learning, karena minimnya modul-modul yang tersedia.
Pengembangan e Learning terdiri dari: pengembangan subsistem
pengelolaan dan dan subsistem perangkat. Pengembangan subsistem
pengelolaan meliputi sistem dan prosedur, kemampuan SDM dan
pembentukan unit produksi. Sementara itu pengembangan perangkat
meliputi: penambahan hardware dan software serta penambahan
modul/materi pembelajaran.
Sasaran khusus yang ingin dicapai dengan program ini adalah
peningkatan; Kemampuan akademis, kemampuan dan strategi
pembelajaran, kemampuan meneliti dan penulisan laporan, manajemen
diri dan pengaturan waktu , keahlian Infokom dan komputer, kesehatan
dan olahraga, Manajemen dan Kewirausahaan.
Sarana yang akan dibangun diantaranya: Ruang Multimedia, Video
Conference (teleconference), Studio Infokom dan kelas berbasis multi media.
Program Peningkatan kualitas akademik mahasiswa STT Telkom akan
dikelola oleh Direktorat Akademik bekerjasama dengan Departemen TE,
TI, IF dan Sains.

2. Program Pengembangan Soft-Skill dan Karir

Sukses menempuh karir sesuai pilihan setelah lulus adalah tujuan


utama mahasiswa menempuh pendidikan tinggi. Meskipun sebagai tujuan
utama, namun persiapan yang dilakukan belum memadai.
Ide dasar program ini didasari pada beberapa hal : (1) banyaknya
mahasiswa yang tidak mengetahui situasi dan kondisi pekerjaan/karir

Proposal Awal PHK Berbasis Institusi 2008 - STT Telkom


29
yang ada, (2) banyaknya mahasiswa yang belum mempunyai cita-cita
karir yang jelas, (3) banyaknya mahasiswa yang belum mempersiapkan
diri sesuai dengan tujuan karir, (4) banyaknya alumni yang tidak
mengetahui syarat dan tatacara memasuki persaingan kerja, (5)
banyaknya alumni yang gagal seleksi kerja akibat kemampuan non teknis
yang diperlukan, (6) banyaknya keluhan dari industri mengenai alumni
yang kurang siap secara mental dalam bekerja, (7) banyaknya alumni
yang berpindah kerja sehingga menurunkan citra lulusan secara
keseluruhan (data: Survey Mahasiswa 2007 dan Company Gathering
2006).
Tujuan program Peningkatan Kompetensi adalah mengoptimalkan soft-
skill dan prospek karir mahasiswa melalui sistem pengembangan yang
dimulai sejak calon mahasiswa masuk perguruan tinggi sampai lulus,
bahkan setelah lulus. Layanan yang diberikan dibagi dua, yaitu :
pengembangan personal dan layanan karir. Pengembangan personal
terdiri dari semua kegiatan dan program yang bertujuan untuk
meningkatkan soft-skill mahasiswa dan alumni yang diperlukan dalam
dunia kerja. Sedangkan layanan karir terdiri dari penggalian minat/bakat,
penyediaan informasi karir dan bimbingan karir.
Komponen career planning system yang akan dikembangkan meliputi :
subsistem pengelolaan, subsistem perangkat dan metoda. Subsistem
pengelolaan teridiri dari organisasi, SDM, proses bisnis/ program.
Sementara itu perangkat dan metoda terdiri dari perangkat/sistem
aplikasi berbasis IT dan knowledge management.
Program Pengembangan Soft-Skill dan Karir merupakan perluasan dan
penggabungan dari layanan yang selama ini diberikan oleh i-CDC dan BKA
STT Telkom. Dan sesuai dengan organisasi baru STT Telkom (Maret 2007),
selanjutnya program ini akan dikelola oleh Direktorat KPK.

3. English Self-Access Program (ESAP)

Dari data pencapaian rata-rata nilai TOEFL mahasiswa dan alumni


terlihat bahwa penguasaan bahasa asing, terutama bahasa Inggris masih
sangat lemah, padahal untuk dapat bersaing di pasar kerja internasional
di era globalisasi ini, lulusan Program Studi STT Telkom harus handal dan
dapat berkomunikasi dengan bahasa internasional. Dengan demikian
bahasa Inggris tidak lagi hanya diperlukan untuk membaca buku-buku
teks, tetapi juga untuk berkomunikasi lisan dan tertulis secara lebih luas.
Oleh karenanya, dalam program PHK ini akan dibangun sarana
pembelajaran bahasa Inggris secara mandiri atau disebut English Self-
Access Program (ESAP).

a. Fungsi dan Tujuan ESAP


ESAP merupakan fasilitas yang digunakan untuk mempelajari dan
melatih kemampuan bahasa Inggris bagi mahasiswa dan dosen secara
mandiri. Tujuan penyediaan ESAP adalah :

Proposal Awal PHK Berbasis Institusi 2008 - STT Telkom


30
- Memberikan fasilitas belajar tambahan di luar jam kuliah Bahasa
Inggris yang ada dalam kurikulum program studi.
- Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan
sendiri evaluasi dan penilaian atas ketrampilan berbahasa Inggris
mereka.
- Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk meningkatkan
ketrampilan berbahasa Inggris mereka sesuai dengan minat mereka
(listening, speaking, reading, writing, discussing, presentation).
- Menyediakan bahan-bahan latihan ujian TOEFL, IELTS dan GMAT
agar mahasiswa terlatih untuk meningkatkan nilai mereka hingga
level standar internasional.
- Menyelenggarakan kursus-kursus singkat bahasa Inggris untuk
mahasiswa, staf pengajar dan karyawan (TOEFL Preparatory Classes,
General English, English for Academic Purposes, English for Business,
dan kelas-kelas lain yang dirancang khusus sesuai kebutuhan
peserta).
- Menyiapkan para mahasiswa untuk dapat berkorespondensi dan
berkomunikasi dengan penyedia kerja.
- Menyelenggarakan acara/kegiatan yang memacu mahasiswa untuk
menigkatkan kemampuan berbahasa Inggris mereka, misalnya
speech contest, lomba scrabble, boggle, upwords, dll.
- Menyelenggarakan seminar-seminar yang terkait dengan
peningkatan kemampuan bahasa Inggris.

Fasilitas yang akan dibangun berupa; Ruang Laboratorium Bahasa, Ruang


Tes Mandiri berbasis TI, Ruang Diskusi, Ruang Presentasi, Ruang
Komputer, Ruang Listening , Ruang Video dan Ruang Baca.
Sesuai dengan tujuan penyelenggaraan program ini, ESAP akan
didukung dengan teknologi informasi yang terintegrasi dengan didukung
sistem informasi yang ada di STT Telkom. ESAP akan dikembangkan
dengan mengacu pada standar internasional, sehingga pada perancangan
dan pembuatannya memerlukan kerjasama dengan institusi luar yang
memiliki kemampuan dalam penyediaan materi dan konsep
penyelenggaraan yang berstandar internasional. ESAP akan dikelola
secara profesional, terutama untuk penyelenggaraan Kursus dan Seminar
oleh Departemen Sains dan Perpustakaan STT Telkom.

4. Program Magang dan Inkubator Bisnis

Program Link & Match yang dicanangkan sejak berdirinya STT Telkom,
saat ini telah menjadi ciri khas STT Telkom. Program ini bertujuan untuk;
1). menghasilkan lulusan yang lebih siap masuk ke lapangan kerja, dan
2). menghasilkan inovasi produk maupun jasa yang dibutuhkan oleh
industri.
Tujuan pertama dicapai dengan melakukan penyusunan kurikulum
yang lebih berorientasi kepada kebutuhan industri, khususnya melalui
program pengenalan lapangan kerja antara lain gladi, kerja praktek dan
magang kerja. Magang Kerja diminati mahasiswa, karena merupakan awal

Proposal Awal PHK Berbasis Institusi 2008 - STT Telkom


31
dari rekrutasi dini perusahaan, namun kapasitas magang sangat terbatas,
yaitu hanya dapat menampung sekitar 30 orang dari sekitar 1000
populasi mahasiswa per angkatan. Oleh karena itu perlu dilakukan usaha-
usaha untuk memperbesar peluang atau tempat pelaksanaan magang
kerja dengan cara; menumbuhkan unit usaha kecil dalam bidang TIK
melalui program inkubator bisnis teknologi infokom, mempererat
hubungan industri dan membuat sarana pembelajaran (laboratorium
bisnis).
Melalui program ini diharapkan akan tumbuh usaha kecil menengah di
bidang infokom yang dikelola oleh para alumni. Tumbuhnya UKM Infokom
di sekitar STT Telkom akan memberi manfaat: Sebagai tempat magang
bagi mahasiswa; tempat kerja bagi lulusan; dan dapat meningkatkan
kesejahteraan mahasiswa.
Penyedian fasilitas operasional meliputi: ruangan kantor dan fasilitas
kerja. Bimbingan teknis dilakukan oleh tenaga dosen tetap maupun dari
praktisi infokom. Program ini akan dikelola oleh Direktorat Pemasaran dan
Kerjasama bersama-sama dengan BAA dan Departemen TI.

5. Program Peningkatan Kesehatan dan Kesejahteraan

Dalam executive gathering dengan manajer SDM dari industri-industri


pengguna alumni STT Telkom pada tanggal 7 Desember 2007, terungkap
bahwa 30% alumni tidak lolos seleksi PT. Telkom karena masalah
kesehatan, yaitu kolesterol, asam urat dan fungsi hati. Karenanya
dibutuhkan suatu program yang dapat meningkatkan faktor kesehatan
mahasiswa. Program-program yang akan dilakukan antara lain:

• Pemasukan olahraga dalam kurikulum program studi.


• Test kesehatan dan kebugaran, evaluasi dan pemantauan serta upaya-
upaya pencegahan dan penjagaan kondisi kesehatan.
• Menggalakkan olah raga rutin dan kegiatan menyehatkan lainnya.
• Seminar kesehatan dari dokter dan ahli
• Pembenahan sarana olah raga rutin: atletik, jogging, permainan dan
out bound area.

6. Organisasi Program Hibah Kompetisi STT Telkom

Program PHK Dikti 2008 ditangani oleh sebuah Tim yang membagi
tugas dalam dua bidang, yaitu bidang Persiapan, meliputi tugas
penyusunan proposal dan pelaksanaan proposal PHK. Dan bidang
evaluasi, meliputi tugas pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan
dan keberhasilan program PHK.
Tim PHK 2008 terdiri dari Penanggung Jawab, Pengarah, Ketua Tim,
Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara, Logistik, Koordinator Program,
Koordinator Evaluasi Proyek dan para Anggota Pelaksana. Deskripsi tugas
dan wewenang setiap tim, diuraikan sebagai berikut:

Proposal Awal PHK Berbasis Institusi 2008 - STT Telkom


32
a. Penanggung Jawab, Ketua STT Telkom, bertanggung jawab terhadap
keberhasilan pelaksanaan proyek; mengarahkan dan mengesahkan
tujuan dan target proyek berdasarkan acuan proposal.
b. Tim Pengarah, terdiri dari Wakil Ketua STT Telkom bidang I, II dan III
yang bertugas memberikan arahan dan koordinasi pelaksanaan yang
melibatkan Departemen dan Direktorat.
c. Ketua Tim Pelaksana, bertanggung jawab terhadap
implementasinya proyek; mengevaluasi performa proyek berdasarkan
laporan monitoring dan melakukan koordinasi internal dan eksternal.
d. Wakil Ketua Tim, membantu ketua dalam melakukan koordinasi
pelaksanaan dengan Koordinator Program dan melakukan pengawasan
pelaksanaan kegiatan.
e. Sekretaris, bertanggung jawab terhadap adminitrasi dan
dokumentasi proyek serta laporan akhir.
f. Koordinator Evaluasi, bertugas melakukan audit, assessment, dan
evaluasi terhadap terhadap pelaksanaan program hibah; memonitor
implementasi proyek pada level Program Studi dan menyusun laporan
evaluasi.
g. Koordinator Program, bertugas mengatur dan melaksanakan
program SLC, mengawasi proses pengadaan, melakukan evaluasi
kegiatan dan menyusun laporan pelaksanaan.
h. Bendahara, bertugas mengelola anggaran dan keuangan, menyusun
laporan dan akuntansi proyek.
i. Logistik, bertanggung jawab terhadap semua proses pengadaan dan
menyusun laporan kegiatan pengadaan.
j. Anggota, bertugas membantu pelaksanaan teknis dan operasional
program hibah kompetisi.

Proposal Awal PHK Berbasis Institusi 2008 - STT Telkom


33

Anda mungkin juga menyukai