a. Perencanaan Strategis
Perencanaan Strategis STT Telkom secara umum dibagi menjadi 3
tahapan RLT, yaitu Tahap Pertama adalah Perumusan RIP, Tahap II adalah
penjabaran RIP ke dalam Rencana Lima Tahunan (RLT). Dan terakhir
penyusunan program Rencana Kerja Manajerial Tahunan (RKM) dan
Rencana Kerja Anggaran (RKA).
RIP, RLT, dan RKM/RKA disusun menjadi satu kesatuan yang utuh. RIP
memiliki horizon waktu 15 tahun, RLT memiliki horizon waktu 5 tahun,
RKM/RKA memiliki horizon waktu 1 tahun. Penyusunan RIP dengan
horizon waktu 15 tahun didasarkan pada pertimbangan dan
kecenderungan- kecenderungan pada stabilitas dan kompleksitas
lingkungan penyelenggaraan industri pendidikan saat sekarang. RLT
memiliki horizon waktu 5 tahun didasarkan pada pertimbangan satu siklus
penyelesaian studi program S1 dan peluang-peluang untuk melakukan
perubahan-perubahan strategi, rencana, maupun target bilamana terjadi
perubahan-perubahan yang tidak diprediksikan sebelumnya. RKM/RKA
memiliki horizon waktu 1 tahun disesuaikan dengan tahun kalender/fiskal.
Penyusunan Perencanaan Strategis dilakukan oleh suatu tim dengan
melibatkan Pimpinan STT Telkom, Pimpinan Unsur Pelaksana Akademik
(Strategik), Pimpinan Unsur Pendukung dan Unit Pelaksana Teknis. RIP
STT Telkom di review selambat-lambatnya setiap 4 tahun, RLT di review
setiap tahun, dan RKM/RKA di review berdasarkan laporan evaluasi dan
kinerja setiap 6 bulan. Proses umum perencanaan strategis dapat dilihat
pada Lampiran 1 Gambar 1.1.
Untuk memberikan acuan kerja, pimpinan STT Telkom memberikan
penjelasan dan penjabaran visi, misi, tujuan, dan nilai-nilai STT Telkom
dan YPT dalam forum Rapat Pimpinan. Selanjutnya tim yang ditunjuk akan
b. Sasaran Strategis
Tujuan Umum dirumuskan dalam Rencana Induk Pengembangan (RIP),
seperti yang tercantum pada Tabel 1 di atas. Tujuan umum pertama :
“Peningkatan citra STT Telkom yang lebih baik di mata masyarakat”
dicapai melalui RLT Pertama, yaitu pada tahun 2004 – 2008. Dalam kurun
5 (lima) tahun tersebut, STT Telkom menetapkan 3 sasaran strategis,
yaitu : #1. Peningkatan kualitas program akademik, #2. Peningkatan
kualitas manajemen program dan institusi dan #3. Peningkatan
kerjasama dengan industri, perguruan tinggi. Berdasarkan metode
analisis prioritas, diperoleh sasaran-sasaran yang memiliki prioritas
tertinggi dari masing-masing sasaran strategik ditetapkan 10 sasaran
utama (key goals). Sasaran strategik dirumuskan sebagai bentuk respon
terhadap tantangan-tantangan strategik yang dihadapi oleh STT Telkom,
baik dalam jangka panjang (long-term) maupun jangka pendek (short-
term), seperti ditunjukkan pada Lampiran 1 Tabel 1.2 dan Tabel 1.3.
c. Program Kerja
Berdasarkan sasaran-sasaran strategik dan 10 sasaran utama yang
ingin dicapai pada setiap tahunnya dalam kurun waktu tahun 2004-2008.
Setiap unit kerja mengusulkan program kerja yang di STT Telkom dikenal
dengan nama Rencana kerja Manajerial/Rencana Kerja dan Anggaran
(RKM/RKA) sebagai Action Plan, yang mencakup : Nama Program kerja,
Jadwal Program, Alokasi Anggaran, Penanggung Jawab Program.
Proses penyusunan RKM/RKA dilakukan dengan membentuk Tim
Koordinasi Penyusunan RKM/RKA yang terdiri dari unsur pimpinan dan
perwakilan setiap unit kerja pada minggu ke-1 bulan Agustus. Tahap
d. Penilaian Kinerja
STT Telkom Evaluasi secara rutin melakukan evaluasi terhadap
kinerja organisasi dan individu melalui pengukuran pencapaian target
yang telah ditetapkan. Beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan
dalam proses penilaian, diantaranya dari pihak Eksternal (Dikti: Akreditasi
Institusi, Kopertis: EPSBED, Asosiasi Program Studi, Masyarakat (Industri,
Orangtua, LL) dan internal (Visi/Misi STT Telkom, YPT: Penilaian Kinerja
Lembaga, Malcom Baldrige, Mahasiswa dan Karyawan serta Dosen.
Penilaian dilakukan sesuai dengan kebutuhan pembuatan laporan
dan disesuaikan dengan jadwal institusi, misalnya Penilaian tahunan: RKA,
Akreditasi, Karir, T. Insentif, dll; Penilaian semester : EPSBED, NKL;
Laporan Bulanan, mingguan dan harian.
Bab II
LAPORAN EVALUASI DIRI
a. Mahasiswa
Kebutuhan dan harapan mahasiswa (calon mahasiswa) dan orang tua
dalam menempuh program pendidikan tinggi adalah demi tercapainya
keberhasilan pribadi setelah lulus, yaitu: sukses dalam berkarir, baik
sebagai karyawan maupun usaha mandiri. Sedangkan keberhasilan studi
yang merupakan hasil langsung dari proses pendidikan dipandang
sebagai sasaran antara saja, kecuali bagi mereka yang ingin berkarir
sebagai ilmuwan. Oleh karena sukses dalam berkarir merupakan
outcome, maka tidak semua faktor yang mempengaruhinya berada dalam
kendali institusi pendidikan. Dengan demikian institusi pendidikan tidak
bisa menjamin sepenuhnya mereka yang lulus dengan hasil baik pasti
sukses dalam meniti karir. Meskipun demikian terdapat beberapa faktor
kunci yang dapat dikelola untuk lebih memperbesar keterkaitan antara
sukses belajar dengan sukses karir.
Dari sisi calon mahasiswa, STT Telkom tetap memiliki peminat yang
cukup besar. Rata-rata rasio mahasiswa diterima dengan pendaftar
adalah 1:10 sejak 3 tahun terakhir. Dari hasil survey yang diadakan untuk
mengetahui harapan dan kebutuhan mereka adalah: 1). Besarnya biaya
b. Industri
Faktor kedua adalah industri sebagai penerima hasil langsung dari
luaran perguruan tinggi, baik lulusan maupun inovasi. Berkaitan dengan
hal tersebut STT Telkom telah menetapkan pemilihan bidang studi untuk
mengisi kebutuhan SDM bidang industri telekomunikasi dan informatika
(industri infokom). Bahwa ternyata pilihan tersebut adalah tepat karena
sampai saat ini kebutuhan SDM di bidang ini masih besar seiring dengan
tumbuhnya industri jasa telekomunikasi nasional rata-rata 25% dan akan
terus seperti itu sampai 5 tahun yang akan datang (Deutch Bank, 2006).
Berkembangnya teknologi informasi yang akhirnya konvergen dengan
teknologi telekomunikasi (ICT) memerlukan banyak tenaga terampil
dalam implementasi teknologi tersebut yang menjadi basis operasional
semua jenis industri. Khusus untuk bidang teknologi informasi, proyeksi
kebutuhan menurut berbagai studi (BHTV, Deperin) berkisar antara
40.000 sampai dengan 300.000 per tahun, tergantung dari berbagai
skenario (Lampiran 2 Tabel 2.2).
Sumber di Departemen Perindustrian (2004) mengungkapkan bahwa
pada saat ini terdapat sekitar 200 perguruan tinggi di Indonesia yang
memiliki program studi terkait dengan teknologi informasi untuk jenjang
pendidikan sarjana, magister dan doktoral, serta sekitar 300 perguruan
tinggi untuk jenjang pendidikan Diploma III dan Diploma IV, yang
keseluruhannya menghasilkan kurang lebih 25.000 lulusan setiap
tahunnya. Banyak pengamat industri menilai bahwa jumlah tersebut
masih jauh dari kebutuhan industri yang sebenarnya, yang dapat
mencapai sekitar 500.000/tahun. Berdasarkan estimasi perencanaan,
keberadaan ini baru akan dicapai pada tahun 2020.
Saat ini terdapat gap antara ketersediaan dan kebutuhan SDM-ICT
sekitar 300%, dan diperkirakan gap tersebut pada tahun 2008 sekitar
165%. Untuk itu dalam konteks ini lembaga pendidikan tinggi di bidang
ICT memiliki peranan strategis yaitu; lembaga pendidikan bidang ICT
dapat menjadi ICT Center Of Excellence di wilayah dimana lembaga
pendidikan ini berada; Lembaga pendidikan dapat secara terus menerus
meningkatkan kapasitasnya, untuk memenuhi kebutuhan tenaga di
perusahaan-perusahaan industri ICT, serta lembaga pendidikan ICT dapat
menyiapkan tenaga ICT untuk menunjang lembaga pendidikan lainnya
agar dalam proses belajar mengajar mendayagunakan ICT.
c. Pemerintah
Sektor pendidikan di Indonesia pada saat ini kemajuannya tidak
berbeda dengan sektor lainnya dalam arti bahwa daya kompetisi secara
internasional masih rendah meskipun dibandingkan dengan negara
tetangga terdekat. Dari penelitian yang dilakukan oleh Shanghai Jiao Tong
University, jumlah Perguruan Tinggi Suatu Negara Yang masuk terbaik
dalam Tingkat Dunia dan Asia didominasi oleh Amerika dan Jepang untuk
PT Asia. Sedangkan dari Indonesia tidak ada satupun perguruan tinggi
yang masuk dalam 100 PT Terbaik Asia.
a. Mahasiswa
Penerimaan mahasiswa baru STT Telkom dilaksanakan melalui dua jalur
yaitu, yaitu melalui Undangan Seleksi Masuk STT Telkom (USMS) dan
Ujian Tulis (UT). USMS ditujukan untuk mencari calon mahasiswa berbakat
dengan seleksi berdasarkan nilai rapor SLTA sejak semester 1 kelas 1
sampai semester 1 kelas 3. Sedangkan Ujian Tulis dilakukan hanya satu
kali serentak di 12 kota besar baik di Pulau Jawa maupun di luar Pulau
Jawa. Hal ini bertujuan agar memudahkan para pendaftar di seluruh
negeri, dan tentunya diharapkan dapat mendapatkan mutu calon
mahasiswa yang lebih baik.
Berdasarkan Lampiran 4 Tabel 4.1, jumlah pendaftar pada tahun ajaran
2005/2006 sebesar 9.896 orang, dan meningkat pada tahun ajaran
2006/2007 sebesar 12.832 orang (peningkatan sekitar 30%). Demikian
halnya rasio penerimaan pada TA 2005/2006 perbandingannya 1 : 9,61
meningkat pada TA 2006/2007 menjadi 1 : 11,28, atau rata-rata
peningkatan sekitar 20%. Hal ini menggambarkan bahwa kualitas calon
mahasiswa yang masuk ke STT Telkom secara umum telah melalui seleksi
yang cukup ketat, sehingga potensi kemampuan akademiknya diharapkan
akan menjadi bekal keberhasilan mereka dalam menempuh pendidikan di
tahun-tahun selanjutnya.
Jumlah mahasiswa STT Telkom dari tahun ke tahun semakin meningkat,
hal ini didasari pada semakin besarnya minat calon mahasiswa untuk
sekolah di STT Telkom. Pada tahun 2005 jumlah mahasiswa untuk 5
program studi adalah 4.562, meningkat menjadi 5.878 pada tahun 2006.
Lihat Lampiran 4 Tabel 4.2.
c. Kualitas lulusan
Untuk melihat kualitas pendidikan maupun kualitas lulusan yang
dihasilkan, STT Telkom menggunakan beberapa parameter yang harus
diperhatikan antara lain:
1. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) lulusan
2. Rata-rata lama studi lulusan
3. Kemampuan bahasa Inggris (TOEFL)
4. Waktu tunggu rata-rata lulusan untuk bekerja
5. Kepuasan Pengguna Lulusan
6. Kepuasan mahasiswa tentang proses belajar mengajar
7. Kepuasan orang tua mahasiswa
Parameter di atas ada yang dapat diukur secara kuantitatif, tetapi juga
ada yang hanya diukur secara kualitatif. STT Telkom telah melakukan
survey terhadap mahasiswa, orang tua mahasiswa maupun kepada para
lulusannya untuk mendapatkan data tingkat kepuasan mereka.
Profil IPK Lulusan dapat dilihat pada Lampiran 4 Tabel 4.12. Dimana IPK
rata-rata pada tahun 2006 rata-rata 2,98, meningkat dibanding pada
tahun 2005, yaitu 2,94. Secara Umum data waktu penyelesaian studi
diberikan pada Lampiran 4 Tabel 4.13 Berdasarkan data tersebut terlihat
bahwa lama studi rata-rata pada tahun 2005 adalah 55,6 bulan untuk
Program S1 dan 41,5 bulan untuk program D3. Rata-rata waktu
c. Pendanaan
d. Sistem Informasi
Sistem Informasi STT Telkom dikembangkan untuk mendukung
kegiatan operasional. Sistem Informasi ini dijalankan melalui jaringan
komputer STT Telkom yang telah mencakup seluruh gedung yang ada
dikampus STT Telkom. Sistem informasi yang ada sudah bisa diakses oleh
seluruh pegawai dan dosen dari tempatnya masing-masing. Sebagian
sistem informasi yang sesuai bisa diakses dari Internet.
Koneksi ke dunia luar digunakan koneksi dengan menggunakan
Wireless LAN ke ISP. Saat ini STT TELKOM tersambung dengan Internet
dengan kecepatan 4 MBps. Dengan jaringan komputer yang ada
dimungkinkan sistem informasi di STT TELKOM bisa diakses oleh semua
pemakai yang berhak baik dari dalam kampus maupun dari jaringan
global Internet. (Lampiran 5 Tabel 5.15)
Peningkatan efektivitas sistem informasi diupayakan melalui beberapa
hal sbb : Standar aplikasi dikembangkan berbasis web atau Windows,
kemudahan prosedur pemakaian, adanya review mengenai sejauh mana
software dan hardware cukup user friendly, adanya review terhadap
kinerja software dan hardware dilakukan dengan mempertimbangkan
umpan balik dan harapan dari user seperti yang terlihat pada Lampiran 5
Tabel 5.16. Dengan koneksi kabel serat optik untuk antar gedung dan
kabel UTP untuk dalam gedung, memungkinkan jaringan komputer
kampus STT TELKOM memenuhi kebutuhan trafik data yang tinggi.
Sampai saat ini kecepatan jaringan hingga 100 Mbps full duplex antar
gedung. Pemanfaatan intranet digunakan untuk mendukung layanan-
layanan kegiatan operasional seperti yang dikembangkan di atas.
Ruang lingkup pengembangan sistem informasi secara garis besar bisa
dibagi menjadi dua bagian, yaitu sistem informasi untuk mendukung
kegiatan akademik dan sistem informasi untuk mendukung kegiatan non
akademik (manajemen). Sampai saat ini sistem informasi yang
ada/sedang dikembangkan statusnya ada yang sudah operasional, seperti
a. Lingkungan Eksternal
Strategi usulan :
• Meningkatkan kualitas lulusan, relevansi dan daya saing tingkat
internasional
• Menjadikan STT Telkom sebagai pusat pengembangan teknologi
infokom
• Menumbuhkan industri-industri inkubator bidang Infokom, sebagai
satu upaya membantu biaya pendidikan mahasiswa
• Meningkatkan layanan dan proses penyelenggaraan pendidikan.
Strategi usulan :
• Meningkatkan kapasitas dan jumlah sarana pembelajaran
• Meningkatkan kualitas dan jumlah materi/modul pembelajaran
• Membuat modul dengan tampilan yang lebih menarik
• Menjadikan fasilitas pembelajaran sebagai satu media
pembelajaran mandiri
• Membuat aturan dan prosedur penggunaan fasilitas
pembelajaran.
Strategi usulan:
• Menambah jumlah dosen tetap yang memiliki kompetensi dan
kemampuan bahasa Inggris memadai
• Menyelenggarakan pelatihan dan tes rutin TOEFL dosen dan staf
• Meningkatkan rasio pendidikan dosen melalui tugas belajar S2 dan
S3
• Mendorong dosen untuk meningkatkan jabatan akademik melalui
penambahan kegiatan akademik dan hasil karyanya
• Meningkatkan daya saing internal untuk mempertahankan dosen
potensial, misalnya melalui peningkatan remunerasi atau jalur karir
yang jelas.
Strategi usulan:
• Meningkatkan utilisasi sarana maupun prasarana untuk
pemanfaatan kegiatan akademik maupun kegiatan pendukung lain
• Menjadikan gedung Perpustakaan baru sebagai pusat pembelajaran
(Learning Center)
• Meningkatkan koleksi dan jumlah buku perpustakaan
• Meningkatkan pemeliharaan dan keamanan sarana serta prasarana
yang ada
• Mengembangkan kerjasama dengan industri/masyarakat
f. Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Strategi usulan:
•Meningkatkan pendapatan dari penelitian dan pelayanan kepada
masyarakat melalui kemitraan dengan industri dan riset aplikatif
• Penentuan Proporsi penggunaan dana untuk kegiatan dan investasi
pendidikan
•Melakukan efisiensi anggaran untuk menekan biaya pendidikan
•Memanfaatkan potensi aset sebagai sumber pendanaan tambahan
g. Sistem Informasi
Tabel 5.7 SWOT Sistem Informasi
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
• memiliki kapasitas yang memadai • Evaluasi utilitasasi sistem
untuk jaringan intranet maupun belum dilakukan secara rutin
internet. • Kurangnya minat penggunaan
• Keragaman dan jumlah aplikasi open-source
sistem informasi • Sistem informasi masih belum
• Budaya penggunaan sistem informasi terintegrasi
dalam mendukung operasional institusi
• Kemampuan/skill dosen dan
mahasiswa dalam bidang TI
Peluang (O) Ancaman (T)
• Teknologi IT semakin canggih dan • Kualitas perangkat keras
murah • Penegakan HAKI teknologi
• Penggunaan open source informasi
• Pengembangan sistem dan aplikasi • Keamanan dan kerahasiaan
• Kerjasama dengan institusi lain data
dalam pengembangan TI
Strategi usulan:
• Secara bertahap migrasi ke teknologi open
sources
Strategi usulan :
1. Penyebaran sistem MBPE kepada institusi lain.
2. Melakukan kerja sama dengan institusi lain dalam pengembangan
sistem jaminan mutu MBPE.
3. Melakukan pengukuran pengaruh penerapan MBPE terhadap
pencapaian kualitas.
4. Menerapkan sistem jaminan mutu lain diluar MBPE (misalnya ISO
9000) sebagai pelengkap.
Bab III
Rencana Global Program Pengembangan
Dari kelima hal tersebut, tiga aspek pertama menjadi prioritas utama
yang akan dibenahi, khususnya jika STT Telkom ingin menjadi the leading
institution in telecommunication and information technology, yang
berpotensi dalam mengembangkan kesejahteraan masyarakat dan
kemandirian bangsa melalui aspek tekonologi yang dikuasainya. Untuk itu
dalam proposal program PHK 2008 ini, kami ajukan satu konsep
peningkatan kompetensi lulusan, mahasiswa dan dosen STT Telkom yang
diwadahi dalam suatu sarana yang disebut STT Telkom Learning
Center (SLC) atau Pusat Pembelajaran STT Telkom dengan tujuan:
1. Meningkatkan kualitas akademik mahasiswa.
2. Meningkatkan kompetensi soft skill dan karir lulusan.
3. Meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris.
4. Mengembangkan Kemampuan Kewirausahaan.
5. Peningkatan kesehatan dan kesejahteraan mahasiswa.
Tema yang diajukan pada proposal PKH ini adalah: Peningkatan
Mutu, Relevansi Dan Efisiensi Program-Program Studi, dengan
program studi yang akan menjadi tolak ukur keberhasilan penerapan
program ini adalah:
1. Program Studi Sarjana T. Telekomunikasi,
2. Program Studi Sarjana T. Industri,
Program Link & Match yang dicanangkan sejak berdirinya STT Telkom,
saat ini telah menjadi ciri khas STT Telkom. Program ini bertujuan untuk;
1). menghasilkan lulusan yang lebih siap masuk ke lapangan kerja, dan
2). menghasilkan inovasi produk maupun jasa yang dibutuhkan oleh
industri.
Tujuan pertama dicapai dengan melakukan penyusunan kurikulum
yang lebih berorientasi kepada kebutuhan industri, khususnya melalui
program pengenalan lapangan kerja antara lain gladi, kerja praktek dan
magang kerja. Magang Kerja diminati mahasiswa, karena merupakan awal
Program PHK Dikti 2008 ditangani oleh sebuah Tim yang membagi
tugas dalam dua bidang, yaitu bidang Persiapan, meliputi tugas
penyusunan proposal dan pelaksanaan proposal PHK. Dan bidang
evaluasi, meliputi tugas pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan
dan keberhasilan program PHK.
Tim PHK 2008 terdiri dari Penanggung Jawab, Pengarah, Ketua Tim,
Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara, Logistik, Koordinator Program,
Koordinator Evaluasi Proyek dan para Anggota Pelaksana. Deskripsi tugas
dan wewenang setiap tim, diuraikan sebagai berikut: