Anda di halaman 1dari 15

Pendekatan Teoritis dan Pokok-pokok Pengertian

Komunikasi Politik

Kajian komunikasi politik bersifat spesifik, karena materi bahasan terarah kepada
topik tertentu yaitu politik dan aspek-aspek yang tercakup di dalamnya.
Secara filosofis kajian komunikasi politik adalah hakikat kehidupan manusia
untuk mempertahankan hidup dalam lingkup berbangsa dan bernegara.Setiap negara akan
selalu berorientasi kepada fungsi primer negara yaitu tujuan negara. Tujuan ini dapat
dicapai apabila terwujud sifat-sifat integratif dari semua unsur penghuni negara.
Dalam kenyataan empiris pengaturan hak-hak berkomunikasi tidak dapat
digeneralisasikan ke dalam satu pola sistem. Dalam kenyataan terdapat empat macam
sistem komunikasi politik, yaitu: sistem otoriter, sistem liberal, sistem komunis dan
konsep tanggung jawab sosial. Pada dasarnya keempat sistem tersebut dapat
dikualifikasikan ke dalam dua polar, yaitu: polar totaliter dan polar demokrasi.
Unsur-unsur komunikasi yang sangat menentukan berhasil tidaknya proses
komunikasi yaitu unsur komunikator karena komunikator dapat mewarnai atau mengubah
arah tujuan komunikasi.
Objek Kajian Komunikasi Politik: Perilaku Penguasa, Pola Keyakinan dan
Pendapat Umum (Public Opinion). Sikap perilaku penguasa (elit berkuasa) memberi
dampak cukup berarti terhadap lalu lintas transformasi pesan-pesan komunikasi baik
yang berada dalam struktur formal, maupun yang berkembang dalam masyarakat.
Elit politik berada dalam struktur kekuasaan dan elit masyarakat. Sebagai elit
berkuasa ia mampu mengendalikan dan menjalankan kontrol politik, sekaligus
mengendalikan sumber-sumber komunikasi.
Kebesaran suatu bangsa bergantung kepada kemampuan rakyat, masyarakat
umum, dan massa untuk menemukan simbol dalam orang pilihan, karena orang pilihlah
yang mampu membimbing massa. Elit terdapat lima macam tipe, yaitu: elit kelas
menengah, elit dinasti, elit kolonial, kaum intelek revolusioner dan pemimpin-pemimpin
nasional.
Pada prinsipnya teori kepemimpinan meliputi empat macam teori, yaitu: Unitary
traits theory, Constellation of traits theory, Situasional theory dan Interaction theory.
Setiap pemimpin dituntut memiliki kemampuan berkomunikasi, membentuk sikap dan
perilaku khalayak, masyarakat yang mendukung terhadap aktivitas kepemimpinannya.
Paham Marxisme yang dikenal ideologi komunis bukan hanya sebagai sistem
politik, tetapi juga sebagai cerminan gaya hidup yang berdasar nilai-nilai tertentu.
Homophulus yang bersumber pemikiran seseorang tidak mencerminkan sifat-sifat
integratif, terutama bagi negara-negara yang terdiri dari berbagai pola keyakinan.
Dalam masyarakat pluralis lebih mengembangkan nilai-nilai demokrasi, yaitu
mengembangkan dan meningkatkan pertukaran ide, pendapat dan pemikiran-pemikiran
positif. Pendapat umum merupakan unsur kekuatan politik yang memiliki dasar moral
dan selalu cenderung kepada kebenaran dan menghargai nilai-nilai normatif.

KOMUNIKASI POLITIK DALAM TOTALITAS SISTEM : SUBSISTEM


SUPRASTRUKTUR KOMUNIKASI, SUBSISTEM INFRASTRUKTUR DAN
ALAT KOMUNIKASI POLITIK

1. Subsistem Suprastruktur Komunikasi

Dalam setiap sistem politik selalu terdiri dari dua suasana yaitu suprastruktur
politik dan infrastruktur politik yang saling berpengaruh. Para pemegang fungsi
kekuasaan dikualifikasikan sebagai komunikator politik utama. Aktivitas komunikator
berada dalam ketentuan normatif yang mengarah kepada upaya tercapainya tujuan
negara.
Jalinan fungsional antara lembaga eksekutif dengan lembaga legislatif memberi
dampak tajam terhadap produk-produk komunikasi politik. Kebijaksanaan mengelola
media massa pada pokoknya dapat dikualifikasikan ke dalam dua polar yaitu:
pengelolaan yang berada dalam polar totaliter dan dalam polar demokrasi.
Infrastruktur Komunikasi: Komunikator Politik, Pemuka Pemuka Pendapat (Opinion
Leader) dan Feedback . Kelompok-kelompok infrastruktur merupakan komunikator-
komunikator politik yang berupaya mengembangkan pengaruhnya.
Komunikator infrastruktur yaitu para politisi, kelompok profesi, para aktivis dan
termasuk para pemuka pendapat (opinion leader).
Dalam proses komunikasi feedback merupakan indikator berlanjut tidaknya
proses tersebut. Selain feedback dapat dijadikan tolok ukur tentang sistem politik apa
yang melandasi berlangsungnya proses komunikasi.
Ada tiga macam feedback yaitu:
Feedback berkadar tinggi.
Feedback berkadar rendah.
Feedback berkadar biasa.
Alat Komunikasi Politik: Media Komunikasi, Komunikasi Kontak Langsung,
Jaringan-Jaringan Infrastruktur .Media massa merupakan alat komunikasi politik
berdimensi dua, yaitu bagi pemerintah sebagai alat mentransformasikan kebijaksanaan
politik, dan bagi masyarakat sebagai sarana sosial kontrol.
Dalam peristiwa politik perhatian terhadap media massa akan meningkat. Pada
media massa pers kegiatan politik dapat menggunakan 3 macam rubrik yaitu: news item,
editorial, dan advertising.
Komunikasi kontak langsung dan komunikasi melalui media massa, masing-
masing memiliki kelebihan.Sebelum perundingan resmi berlangsung biasa dilakukan
lobbying oleh para lobbyist atau spokes person sebagai pelicin jalan.
Pranata-pranata infrastruktur berfungsi sebagai penyebar luas pesan-pesan
komunikasi menurut lingkup garapan. Demikian pula forum-forum yang ada dalam
infrastruktur berfungsi sebagai pelipat ganda pesan-pesan komunikasi.
KOMUNIKASI POLITIK DAN KARAKTERISTIKNYA: PERILAKU
POLITIK, PERILAKU KEBERSAMAAN (COLLECTIVE BEHAVIOR) DAN
DEMOKRASI SEBAGAI SUATU SIKAP

Perilaku Politik : Sikap Politik, Budaya Politik dan Orientasi Berpikir Politik.
Kegiatan komunis erat kaitannya dengan tingkah laku manusia, karena dapat dipastikan
bahwa komunikasi merupakan aktivitas manusia, dengan sikap, tingkah laku yang
melekat pada dirinya.
politik merupakan cerminan dari budaya politik. Perilaku politik memperlihatkan
keteraturan dan memberikan gambaran dinamis tentang dinamika hidup bernegara.Sikap
bersifat selektif dan rasional, di dalam mengubah sikap memerlukan waktu relatif lama.
Empat komponen untuk mengubah perilaku (behavior) yaitu kecukupan
informasi, kemampuan daya nalar, pengendalian diri serta keterampilan dan dinamika
yang cukup efektif.
Pandangan terhadap ideologi tidak selamanya sama, di antaranya berpendapat
bahwa ideologi merupakan produk perjuangan yang dilandasi nilai pikir bersifat
emosional.
Beberapa faktor yang mempengaruhi orientasi berpikir seseorang, yaitu:
Lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan. lingkungan pergaulan dan sistem
kekuasaan.
Pembentukan pola orientasi berpikir dikualifikasikan ke dalam pola protektif dan
pola pluralistik. Atau dapat dikualifikasikan ke dalam sistem totaliter komunis dan sistem
demokrasi. Perilaku Kebersamaan (Collective Behavior) : Komunikasi Politik, Dampak
Situasi Politik .
Peristiwa politik pada hakikatnya merupakan produk berpikir dan produk perilaku
individu-individu baik sebagai pemegang kekuasaan maupun sebagai masyarakat.
Tingkah laku manusia dikualifikasi ke dalam tiga bentuk yaitu: tingkah laku
nonsosial, tingkah laku sosial dan tingkah laku kebersamaan. Gejala perilaku
kebersamaan memberi warna dominan terhadap situasi politik, karena dapat
dimanfaatkan untuk maksud-maksud tertentu.
Beberapa elemen perilaku kebersamaan, yaitu: milling, circular reaction,
collective excitement dan social contagion. Bentuk yang paling intensif yaitu social
contagion. Massa merupakan unsur masyarakat yang memberi saham dalam pemilihan
penguasa, dan wakil-wakil rakyat. Massa setia dan jinak kepada komunikatornya.
Massa menurut sifatnya terdapat dua macam yaitu di dalamnya yang terdiri orang baik
dan di dalamnya terdiri orang jahat.
Dalam situasi politik negara yang tidak menentu maka dalam masyarakat akan
muncul kegiatan-kegiatan seperti gosip, rumor, fads, booms, rush dan crazes.
Demokrasi Sebagai Suatu Sikap Atau Sebagai suatu Sistem Keyakinan
Demokrasi adalah proses diskusi untuk mengembangkan pertukaran pendapat,
ide, pandangan.Demokrasi sebagai suatu pilihan yang paling disenangi di dalam terapan
suatu sistem.
Pada negara-negara penganut sistem demokrasi maka hak-hak asasi manusia
mendapat tempat terhormat.Transaksi-transaksi komunikasi berkembang dalam frekuensi
tinggi, karena setiap individu manusia mempunyai hak yang sama dalam berkomunikasi.

PARTISIPASI POLITIK PRODUK KOMUNIKASI : ASPEK-ASPEK


PARTISIPASI MEDIA MASSA, KESERTAAN INFRASTRUKTUR
KOMUNIKASI DENGAN BERBAGAI ASPEK

Aspek-aspek Partisipasi Politik, Pengertian, Hakikat, Dampak Partisipasi Politik .


Berbagai bentuk partisipasi dapat dilakukan oleh warga negara. Partisipasi yang baik
adalah partisipasi yang tumbuh dari pribadi tanpa ada paksaan luar (pure participation).
Partisipasi harus diberi makna turut campurnya rakyat di dalam menentukan arah
negara dan kebijaksanaan pemerintahan melalui lembaga perwakilan.Partisipasi dapat
dilihat dari dua dimensi yaitu dari pemerintah sebagai pengakuan dan penghargaan
terhadap warga negara untuk berperan serta dan dari dimensi warga negara yaitu suatu
kepuasan bahwa ia dapat mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan negara.
Partisipasi memberi dampak positif terhadap tatanan kehidupan bernegara, karena
dengan adanya partisipasi warga negara menandakan bahwa warga negara mendukung
terhadap segala kebijaksanaan pemerintah. Karena itu partisipasi merupakan tingkat
kesadaran optimal warga negara di dalam melihat kemajuan negaranya pada saat
sekarang dan masa yang akan datang.

• Kesertaan Media Massa Dalam Partisipasi Politik

Dalam komunikasi politik media massa berfungsi sebagai sumber informasi


politik, partisipasi politik, integrasi mengembangkan budaya politik. Aktualisasi dan
popularitas diberi makna peningkatan dari ikatan rohaniah dan sikap rohaniah untuk
menarik publik.
Sifat saling mengisi antara media dan non-media memberi tanda bahwa kedua
unsur tersebut memiliki nilai-nilai lebih. Kelebihan yang ada pada media massa yaitu
nilai akurasi dan aktualitas, dari sisi pemberitaannya.
Komunikasi yang berada dalam lingkup eksekutif lebih tinggi tingkat frekuensi di
dalam mengelola dan mengoperasikan sumber-sumber komunikasi, karena eksekutif
dibebani fungsi sebagai fungsi layanan dan fungsi membangun.
Di dalam mewujudkan kualitas informasi yang mengarah kepada masyarakat
informasi sangat bergantung kepada kualitas masyarakat itu sendiri.Tayangan atau sajian
informasi pada media massa harus mampu membangun imajinasi masyarakat yang
memicu kepada peningkatan kualitas partisipasi politik masyarakat.
Media massa dapat berfungsi sebagai sarana demokrasi apabila filsafat politik
suatu negara menginginkannya.
Di Indonesia timbul istilah baru yaitu duet integral dan harmonis antara
pemerintah dan masyarakat dengan media massa sebagai jembatannya. Istilah ini
dinyatakan sebagai interaksi positif antara ketiga unsur tersebut.
Pada negara-negara berkembang di dalam pengelolaan media massa hampir
senafas dengan sistem totaliter yang mana monopoli berada pada elit penguasa. Dalam
negara penganut sistem liberal ruang gerak media massa berada dalam kondisi bebas dan
dijadikan ajang rebutan para penyandang modal sebagai sektor bisnis yang
menguntungkan.

• Kesertaan Infrastruktur Komunikasi

Kesertaan infrastruktur komunikasi menunjukkan bahwa partisipasi tidak dipola


dari atas, tapi tumbuh atas kesadaran sendiri. Partisipasi politik yang sangat memberi
warna khusus adalah partisipasi partai politik. Tinjauan komunikasi politik bahwa partai
politik merupakan kelompok individu yang memiliki simbol-simbol pribadi yang sama
yang berorientasi kepada tujuan kelompok partainya.
Fungsi partai adalah memilih kepemimpinan nasional, merekrut anggota untuk
memperbesar pengikut, menjembatani antara pemerintah dan rakyat, mengembangkan
partisipasi politik.
Kesertaan masyarakat dalam proses kehidupan politik sangat bermanfaat bagi
masyarakat bersangkutan yang memberi makna terhadap kehidupan demokrasi.
Partisipasi politik apabila dikaitkan dengan variabel pembangunan, maka akan muncul
model-model partisipasi yaitu: model autokrasi, model teknokrasi, model populasi, model
borjuis dan model liberal.

BERBAGAI KEGIATAN KOMUNIKASI UNRUK MELESTARIKAN SISTEM


POLITIK, SOSIALISASI POLITIK, PENDIDIKAN POLITIK, KONFIGURASI
POLITIK

2. Sosialisasi Politik; Pengertian, Hakikat, damn Tujuan

Komunikasi politik sebagai unsur dinamis berfungsi membentuk sikap dan perilaku
yang terintegrasi ke dalam sistem politik.Sikap perilaku itu diarahkan kepada upaya
mempertahankan dan melestarikan sistem nilai.
Sosialisasi politik merupakan pula unsur dinamis berfungsi untuk mempersiapkan
unsur dinamis yang ada pada diri manusia untuk menerima sistem nilai yang sedang
berlangsung dan sekaligus melestarikannya.
Sosialisasi politik dilakukan secara bertahap yaitu dimulai dari sejak kecil sampai
individu-individu menginjak dewasa. Sosialisasi ini terdapat dua tipe yaitu tipe terikat
dan tipe bebas. Sosialisasi politik dapat dilihat dari beberapa dimensi di antaranya,
dimensi psikologis, ideologis dan dimensi normatif.
Pendidikan Politik : Transformasi Nilai-nilai, Interpretasi Simbol-simbol Kekuasaan,
Menginterpretasikan simbol-simbol Kebenaran dan Keadilan. Pendidikan sebagai suatu
aktivitas mempengaruhi, mengubah, dan membentuk sikap dan perilaku berdasar nilai-
nilai yang telah dianggap benar dan memberi manfaat bagi kehidupan umat
manusia.Pewarisan nilai-nilai hanyalah dapat dialihkan melalui pendidikan dalam arti
luas, baik secara formal maupun nonformal.
Pendidikan politik merupakan proses penguasaan simbol-simbol yang
diinterpretasikan ke dalam simbol-simbol pribadi. Pemahaman terhadap bekerjanya
fungsi-fungsi kekuasaan dan perilaku penguasa merupakan tolok ukur untuk melakukan
upaya pelestarian sistem politik.
Interpretasi simbol-simbol kekuasaan, kebenaran dan keadilan sebagai proses
encoding dan decoding dalam upaya pelestarian sistem nilai.
Transformasi nilai-nilai dan sikap perilaku politik hanyalah akan berlangsung apabila
tidak ingkar dari norma-norma yang berlaku
Konfigurasi Politik : Menyamakan Wawasan, Integritas Kepentingan, Stabilitas
Politik . Terwujudnya wawasan kebangsaan biasanya berakar pada akar budaya. Pada
masyarakat pluralis untuk mewujudkan wawasan kebangsaan membutuhkan upaya
menginterpretasikan dari simbol-simbol pluralis ke simbol-simbol pola keyakinan yang
diakui bersama.
Wawasan kebangsaan muncul melalui proses diskusi proses adu argumentasi
secara sadar, sifat toleransi dan loyalitas optimal menempatkan negara sebagai pemberi
naungan terhadap seluruh kelompok ideologi.
Sifat-sifat integratif mendorong individu untuk berperan aktif dalam memajukan
negaranya. Keragaman simbol-simbol politik akan menyulitkan usaha integratif.
Konfigurasi politik dalam bentuk sederhana akan sangat membantu di dalam upaya
mengintegrasikan seluruh unsur negara.
Ukuran pembangunan politik akan terdiri dari penciptaan serangkaian lembaga-
lembaga pemerintahan dan lembaga-lembaga lainnya.

BERBAGAI BENTUK KLEGIATAN KOMUNIKASI POLITIK :


PUBLICITY, PROPAGANDA,RETORIKA,PUBLIK RELATION

Publicity Dengan Berbagai Aspeknya: Pengertian dan Peristilahan, Syarat-syarat


Penyajian, dan Berbagai Bentuk Publicity .Dalam kegiatan komunikasi politik dapat
menggunakan berbagai bentuk spesialisasi komunikasi seperti propaganda, jurnalistik,
retorika, public relations, publicity.
Yang paling sering digunakan di antara bentuk kegiatan tersebut yaitu propaganda
politik, terutama pada waktu kampanye pemilihan kandidat presiden atau pemilihan
wakil-wakil rakyat.
Di dalam kegiatan kampanye dibantu pula oleh kegiatan melalui pers yaitu
dengan menggunakan news item, editorial dan advertensi politik.
Dalam kegiatan komunikasi internasional maka bentuk kegiatan public relations
merupakan bentuk yang paling disenangi. karena public relations menempatkan
komunikan (individu, kelompok, bangsa) pada posisi yang sama
Propaganda Politik, Propaganda Dalam Sistem Politik, Kampanye Politik,
Kemampuan Beretorika .Propaganda politik sangat bergantung kepada sistem politik
tempat propaganda itu dilakukan. Propaganda sebagai penggunaan simbol-simbol untuk
memanipulasi perasaan orang agar berbuat sesuatu sesuai kehendak yang berpropaganda.
Empat instrumen kebijaksanaan baik dalam masa perang atau waktu damai, yaitu
propaganda, diplomasi, senjata dan ekonomi. Propaganda pada negara-negara totaliter
sangat berbeda dengan propaganda pada negara-negara demokrasi.
Propaganda komunis sesuai karakter ideologinya yaitu tidak memperhatikan etika
moral, tidak menghargai hak-hak asasi manusia. Propaganda negara-negara liberal selalu
berdasar nilai-nilai asasi. Situasi ketenteraman dan perdamaian selalu melatarbelakangi
kegiatan propaganda negara-negara demokrasi.
Dalam wacana politik dasawarsa belakangan ini isu ideologi bergeser ke isu hak-
hak asasi manusia.Kegiatan propaganda politik lebih tinggi tingkat intensitas
penggunaannya yaitu pada waktu kampanye pemilihan kandidat presiden, pemilihan
wakil-wakil rakyat, pada waktu menyebarkan ide-ide baru atau segala objek yang bersifat
baru.
Bentuk Spesialisasi Public Relations : Karakter, Mengembangkan Sistem
Demokrasi, Mengembangkan Sistem Umpan Balik, Public Relations Dalam Infrastruktur
Public relations sebagai bentuk kegiatan yang sering digunakan baik dalam kegiatan
secara struktural maupun secara fungsional.
Public relations merupakan kegiatan yang paling demokratis, karena selain
komunikasi bersifat dua arah juga dalam hal orientasinya lebih memperhatikan kondisi
komunikan.
Dalam kegiatan komunikasi internasional, khususnya dalam transaksi
komunikasi, maka public relations merupakan bentuk kegiatan yang sangat disenangi,
karena tidak tampak kecenderungan sikap saling mendominasi.
Kegiatan public relations menempatkan komunikan (individu, kelompok,
bangsa/negara) pada tangga utama sebagai subjek dan bukan hanya sebagai objek.
Empat sasaran utama public relations, yaitu: menumbuhkan pengertian khalayak
(public understanding), menumbuhkan dukungan khalayak (public support),
menumbuhkan kerja sama khalayak (public cooperation), dan menumbuhkan kepuasan
publik (public confidence).
KONDISI KONFLIK, MORAL INTERNASIONAL DAN PENDAPAT UMUM
DUNIA

3. Kondisi Konflik dengan Faktor-faktor Penyebab


Timbulnya konflik pada dasarnya bersumber dari simbol-simbol kepentingan
masyarakat yang tidak diinterpretasikan ke dalam struktur simbol-simbol kekuasaan.
Pada setiap negara pada dasarnya terdapat unsur konflik yang disebut laten konflik.
Konflik disebabkan oleh faktor perbedaan perorangan, perbedaan kebudayaan
atau pola keyakinan dan perbedaan di dalam cara mencapai tujuan. Konflik dapat
diredam apabila semua kepentingan masyarakat terakomodasi dalam kebijaksanaan-
kebijaksanaan pemerintah.
Konflik yang terjadi dapat berakibat hancurnya nilai-nilai lama atau timbulnya
perbaikan-perbaikan terhadap nilai lama. Lebih jauh bahwa konflik dapat berakibat
penggantian sistem nilai apabila konflik sudah mengarah kepada revolusi.
Moral Internasional dan Aspek-aspek yang melatarbelakangi perwujudannya
Politik internasional yaitu suatu perjuangan untuk mendapatkan power (lebih dari
kekuasaan). Kecenderungan untuk berkuasa pada dasarnya merupakan kodrat manusia.
Lahirnya Nazi Jerman pada hakikatnya adalah kodrat manusia Hitler yang ingin
menguasai dunia.
Untuk membatasi keserakahan manusia atau bangsa maka dibutuhkan tumbuhnya
moral nasional, yaitu yang mengarahkan sikap perilaku suatu negara nasional di dalam
mengadakan aktivitas dengan negara nasional lainnya.
Moral nasional sebagai dasar tumbuhnya moral internasional. Moral internasional
adalah hakikat kehidupan umat manusia dengan segala peradabannya. Kehancuran
peradaban umat manusia sebagai akibat moral nasional suatu bangsa yang mengidap
power maniac dan tidak berfungsi moral internasional.
4. Pendapat Umum Nasional dan Internasional
Pendapat umum selalu cenderung kepada nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
Pertumbuhan pendapat umum lebih tinggi tingkat intensitasnya disebabkan oleh
peristiwa-peristiwa politik.
Pendapat umum biasanya muncul apabila terdapat kebijaksanaan penguasa yang
bersifat asing dan tidak diduga sebelumnya.
Pada negara-negara demokrasi pendapat umum berkembang dalam ruang gerak
bebas, karena pendapat umum merupakan bagian dari hak-hak asasi manusia. Berbeda
dengan negara-negara komunis pendapat umum tidak dapat berkembang karena dianggap
merusak keutuhan ideologi.
Ada beberapa Sarjana yang menyangsikan terhadap kompetensi pendapat umum,
karena pendapat umum sebagai gejala projection, identification, rationalization dan
bandwagon.

KETERKAITAN ANTARVARIABEL KEPENTINGAN : KETERKAITAN


ANTAR SISTEM, BERBAGAI INSTRUMEN JALINAN KOMUNIKASI
ANTARNEGARA, KOMUNIKASI POLITIK INDONESIA

Keterkaitan Antar Sistem Komunikasi : Pergeseran Orientasi Berpikir, Adaptasi


Terhadap Nilai-nilai Luar, Keterkaitan Kepentingan. Setiap sistem tidak dapat
menghindari pengaruh sistem politik suatu negara dan tidak dapat melepaskan diri dari
pengaruh sistem negara lain.
Terjadinya pertukaran simbol dalam dengan simbol luar, menuntut setiap individu
untuk dapat menginterpretasikan simbol-simbol pribadi ke dalam simbol nasional dan ke
dalam simbol luar.
Derasnya arus komunikasi yang memasuki struktur komunikasi dalam negara
menggeser orientasi berpikir tradisional ke orientasi berpikir modernisasi. Pergeseran
berpikir dapat pula dipengaruhi oleh terobosan budaya luar atau karena pertukaran
budaya melalui komunikasi yang disebut cross cultural communication dan intercultural
communication.Keterkaitan antar sistem dapat juga disebabkan oleh persamaan
kepentingan, sehingga terjadinya jalinan komunikasi antar sistem.

5. Berbagai Intrumen Jalinan Komunikasi antar Negara-negara Nasional


Jalinan komunikasi antar negara-negara nasional biasanya menggunakan istilah
komunikasi internasional. Dalam komunikasi internasional masing-masing negara telah
menginterpretasikan kepentingan nasional berdasarkan kepentingan lokal ke kepentingan
antar negara-negara nasional atau sebaliknya.
Kegiatan komunikasi internasional lebih banyak dipengaruhi oleh kebijaksanaan
pemerintah untuk memenuhi kepentingan negara.Instrumen-instrumen jalinan
komunikasi dapat berupa hubungan diplomasi, dalam wujud asosiasi, traktat, kerja sama
bilateral, kunjungan kenegaraan dan misi kebudayaan. Selain kemulusan hubungan
terdapat juga gangguan komunikasi, yaitu: ideologi, perbedaan pola keyakinan

Komunikasi Politik di Indonesia

Komunikasi politik di Indonesia menampakkan karakter khas Indonesia. Terutama di


dalam memberi kebebasan terhadap masyarakat untuk berperan serta mengelola bidang
media massa.
Demikian pula perkembangan infrastruktur komunikasi menunjukkan intensitas
cukup tinggi, hal ini dapat diperhatikan dari munculnya berbagai forum komunikasi yang
berada pada infrastruktur.
Komunikasi politik Indonesia memikul tanggung jawab moral di dalam turut
melestarikan sistem nilai yang berlaku saat sekarang agar dapat dialihgenerasikan secara
berkesinambungan ke generasi-generasi selanjutnya.
DAMPAK KESENJANGAN KOMUNIKASI : RAGAM SISTEM
KOMUNIKASI DAN DAMPAK KESENJANGAN KOMUNIKASI

6. Ragam Sistem Komunikasi dengan Karakteristiknya


Sistem politik yang bagaimanapun sifat dan bentuknya akan menampakkan pola
tetap. Dalam kajian ilmu komunikasi dijumpai empat macam sistem komunikasi, yaitu
sistem otoriter, sistem liberal, sistem tanggung jawab sosial dan sistem komunis.
Setiap sistem menampakkan karakter berbeda yang memberi warna dominan terhadap
proses komunikasi yang berada dalam lingkup kekuasaan dan proses komunikasi yang
berada dalam masyarakat.
Warna yang paling dominan terhadap sistem komunikasi yaitu perilaku para
penguasa sebagai pengelola sumber-sumber komunikasi. Peran penguasa memperoleh
hak memakai kekuasaan untuk mencapai kebaikan publik.
Pemikiran-pemikiran yang melegitimasi kekuasaan absolut tidak dapat bertahan,
terutama setelah lahir beberapa pemikiran tentang pemisahan kekuasaan.Pemecahan
untuk mewujudkan masyarakat yang stabil ditawarkan suatu konsep pemikiran tentang
liberalisme. Pemecahan secara liberal mengandung makna, bahwa negara mengadakan
pengawasan terhadap kekuasaan eksekutif yang dilakukan oleh suatu lembaga yang
menyalurkan aspirasi rakyat yaitu lembaga legislatif.
Tawaran pemecahan secara liberal pada dasarnya merupakan warna tersendiri
dalam demokrasi, karena demokrasi liberal mempunyai tanda-tanda spesifik.Kebebasan
dalam kesertaan mengelola media massa tampak jelas dalam sistem liberal sebagai sifat
yang berseberangan dengan sistem totaliter atau sistem komunis.Sistem social
responsibility belum dapat dikualifikasikan sebagai suatu sistem, karena tidak ada satu
negara pun yang mengaktualisasikan sistem ini.
7. Dampak Kesenjangan Komunikasi
Kondisi disintegratif dan tuntutan penggantian sistem nilai (reformasi) sebagai akibat
sikap perilaku elit berkuasa yang berorientasi kepada kepentingan pribadi dan sifat
perlakuan diskriminatif.
Dua komponen dasar yang mendorong timbulnya perombakan total (revolusi), yaitu:
pertama, tuntutan emansipasi untuk perbaikan hidup, dan kedua tuntutan masyarakat
tentang moral.
Oleh sebab itu perombakan sebagai produk elit infrastruktur yang merasa tidak puas
terhadap kebijaksanaan elit berkuasa, karena setiap kebijaksanaan tidak mampu
mengakomodasikan kepentingan-kepentingan elit infrastruktur.
Persaingan (competition) merupakan proses di mana orang perorangan atau
kelompok-kelompok manusia bersaing mencari keuntungan.Pada akhirnya terjadinya
revolusi, konflik dan persaingan bermuara pada dampak kurangnya komunikasi atau
informasi yang sampai pada infrastruktur komunikasi.

Anda mungkin juga menyukai