Anda di halaman 1dari 1

Laporan Survey Kondisi Intake Kalibawang dan Mataram

Akibat Erupsi Gunung Merapi Tahun 2010

Letusan Gunung Merapi disamping membawa material lava panas yang banyak membawa
korban jiwa, ada lebih dari 100 Juta m3 material yang dikeluarkan Gunung Merapi. Jika di
Puncak Gunung Merapi hujan deras, sebagian material tersebut terbawa aliran air hujan
menjadi lahar dingin.

Bendung Karang Talun berada di Sungai Progo, di dekat perbatasan Provinsi Jawa Tengah
dan DIY. Beberapa anak sungai Progo berhulu dari Gunung Merapi, diantaranya Sungai
Pabelan, Sungai Blongkeng dan Kali Putih. Ketiga anak sungai Progo tersebut membawa
banyak material sedimen, yang berupa batu, krikil, pasir dan lanau. Air Sungai Progo yang
membawa sedimen dengan konsentrasi yang sangat besar masuk ke 2 intake Bendung Karang
Talun, yaitu Intake Kalibawang dan Intake Karang Talun. Saluran Irigasi Kalibawang dan
Mataram dilengkapi dengan saluran Penangkap pasir (Sand Trap) di bagian hulunya. Akan
tetapi karena material sedimen yang masuk intake sangat banyak, saluran pasir tersebut
penuh dan sebagian sedimen masuk ke saluran irigasi, yang berdampak pada pendangkalan di
saluran induk irigasi kalibawang dan Mataram. Kondisi tersebut berdampak, saat ini air
irigasi tidak bias dialirkan menuju ke areal persawahan maupun kolam ikan.

Dalam kondisi normal, seharusnya jika aliran sungai Progo membawa aliran lahar dingin
(hyperconcentrated sediment), pintu intake ditutup. Pada saat terjadi aliran banjir lahar di
Sungai Progo, pada hari Minggu Tanggal 7 November 2010, Intake Kalibawang dan
Mataram terlambat ditutup. Setelah sedimen masuk saluran, pintu intake Kalibawang baru
ditutup, akan tetapi terganjal material sedimen/batu sehingga air sungai tetap masuk ke
saluran Kalibawang. Sedangkan Pintu Intake Mataram dapat ditutup, akan tetapi material
sedimen sudah terlanjur masuk, dan memenuhi saluran penangkap pasir dan juga masuk dan
mengendap di saluran Induk Mataram bagian hulu, sebelum masuk ke siphon.

Anda mungkin juga menyukai