Sudah Solatkah Anda
Sudah Solatkah Anda
AGEN BIO 70
RUMAHKU ISTANAKU
SEPUTAR NUSANTARAKU
ASET FINANSIALKU
<a
href="http://www.widgeo.
net"
mce_href="http://www.wi
dgeo.net">widgeo
.net</a>
Visitor
<a
href="http://feedjit.com/"
mce_href="http://feedjit.com/"&
amp;amp;amp;amp;amp;amp;gt;Feedjit Live Blog
Stats</a>
Cari...
Selamat Datang!
CARD CENTER SITEKNO (Vira Nazwa Net) JL. Belut Raya - Perumnas II - Komp. SDN Kayuringin
Jaya V - Bekasi Selatan - Menyediakan Bikin Website Online 24 jam.
SLINK
pc notebook berkualitas
PC-Laptop berkualitas layanan ramah kekeluargaan. service handphone, bengkel mobil dan salon mobil
aribajaya.com
Jasmine Amalya Zahra
Tentang Amel (Jasmine Amalya Zahra) di Bogor yang baru kelas 7D di SMPN 1 Bogor .
st289860.sitekno.com
Horse Power Indonesia
Serba serbi bisnis & komunita Moge : penjualan, pembelian, spare parts, tips & trik, touring
horsepowerindoraya.com
Cristmas Fashion
Menjual Aneka Baju Wanita dan ABG
st289167.sitekno.com
Mau Bisnis sepatu ???
Jadilah Mitr5a Usaha Kami
st303258.sitekno.com
Jadikan Hati sebagai Raja
Qalbu Cerdas hidup mulia
st283559.sitekno.com
TOKO OBAT DAN ALAT KESEHATAN
KAMI MENYEDIAKAN KEBUTUHAN UNTUK OBAT-OBATAN DAN ALAT KESEHATAN
obatdanalatkesehatan.com
kosmetik yg dapat dimakan,mau?
Margarita,herbal alami untuk kecantikan diri
st288971.sitekno.com
Glovisia Bisnis Pulsa
Bisnis Pulsa Sistem Baru Mega Hybrid
glovisia.biz
KUMPULAN DOA-DOA
Belajar Online
Link Favorit
DEPDIKNAS
DEPARTEMEN AGAMA RI
BISNIS PREMIUMKU
BISNISKU 1001
NUSANTARAKU ??????
SILABUS,RPP,KTSP SMP
ROSSY RENTCAR
Daftar Website
PASANG IKLAN GRATIS
Hub. Call/sms : 08161397930 / 081314609933
<a href="http://www6.shoutmix.com/?myunus"
mce_href="http://www6.shoutmix.com/?myunus">View
shoutbox</a>
ShoutMix chat widget
Daur ulang dalam penelitian tindakan diawali dengan perencanaan tindakan (Planning), penerapan
tindakan (action), mengobservasi, mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and evaluation),
melakukan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan
tercapai (kriteria keberhasilan).
Planning (perencanaan)
Yang termasuk dalam kegiatan planning adalah sebagai berikut : (i) Identifikasi masalah, (ii) identifikasi
(analisis) penyebab masalah dan (iii) pengembangan intervensi (action/solution).
Identifikasi masalah merupakan tahap pertama dalam serangkaian tahap-¬tahap penelitian. Oleh sebab
itu identifikasi masalah merupakan tahap kualitas masalah yang diteliti. Masalah-masalah yang asal-
asalan (yang kurang teridentifikasi) dapat menyebabkan pemborosan energi, sebab riset tidak
membawa temuan yang bermanfaat. Sebagaimana disinggung oleh tulisan sebelumnya, tidak semua
masalah pendidikan dapat didekati dengan riset CAR. Untuk itu, beberapa langkah berikut diikuti
dengan seksama sebagai cara untuk menemukan masalah yang dapat didekati dengan CAR :
(a) Masalah harus rill dan on-the job problem oriented, artinya masalah tersebut di bawah kewenangan
seorang guru untuk memecahkan. Masalah itu juga datang dari pengamatan (pengalaman) seorang guru
sendiri sehari-¬hari, bukan datang dari pengamatan orang lain. Masalah itu dilihat/diamati/dirasakan
dalam pelaksanaan tugas mengajar sehari-hari. Sebagai contoh : menurut data kelas (sekolah) ditemukan
bahwa (i) seoagian besar siswa (75%) tidak dapat menguasai keterampilan matematika dasar, (ii)
mayoritas siswa (> 85%) tidak berminat belajar bahasa inggris. Masalah-masalah yang nyata (bukan
imaginer), karena memang didukung dengan data-data empiris seperti data kelas, data sekolah observasi,
dan catatan-catatan harian.
(b) Masalah harus problematik (artinya masalah tersebut perlu dipecahkan). Tidak semua masalah
pendidikan (pembelajaran) yang nyata (rill) adalah masalah-masalah yang problematik, sebab : (i)
pemecahan masalah tersebut kurang mendapat dukungan literatur/sarana-prasarana/birokrasi, (ii)
pemecahan masalah belum mendesak dilaksanakan, dan (iii) ternyata guru tidak mempunyai wewenang
penuh untuk memecahkan. Sebagai contoh : mayoritas siswa tidak dapat membaca buku teks bahasa
Indonesia dapat merupakan masalah yang kurang problematik bagi seorang guru biologi. Masalah ini
lebih merupakan tanggung jawab (kewenangan) seorang guru bahasa Indonesia.
(c) Masalah harus memberi manfaat yang jelas, artinya pemecahan masalah tersebut akan memberi
manfaat yang jelas/nyata. Untuk itu; pilihlan masalah-masalah riset yang memiliki asas manfaat secara
jelas. Untuk apa, yang akan terjadi, bila masalah tersebut dilontarkan beberapa pertanyaan sebagai
berikut : (i) apa yang akan terjadi bila masalah tersebut dipecahkan?, (ii) resiko apa yang paling jelek
bila masalah tersebut tidak segera dipecahkan, dan (iii) tujuan pendidikan yang mana yang tidak
tercapai, bila masalah tersebut tidak segera dipecahkan. Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan
tersebut dapat membimbing pada penemuan masalah-masalah riset yang mendesak untuk dipecahkan.
(d) Masalah riset CAR harus feasible (dapat dipecahkanlditangani). Bila dilihat dari sumber daya
peneliti (waktu, dana, minggu efektif semester, dukungan birokrasi, dan seterusnya) masalah tersebut
dapat dipecahkan.
Dengan kata lain, tidak semua riset yang sudah riil problematik dan manfaatnya jelas, selalu feasible.
Untuk itu, harus dipilih masalah-masalah yang feasible dengan pertimbangan faktor-faktor pendukung di
atas. Perumusan masalah setelah teridentifikasi, dapat dirumuskan ke dalam kalimat pernyataan
sehingga tidak aspek-aspek (what, when, who, where, why, how much).
Secara jelas, sebagai contoh :
(i) Sekurang-kurangnya 85% siswa kelas II SMP Negeri 4 Samarinda pada tahun ajaran 2002/2003
Semester II tidak dapat membaca teks bahasa Inggris dengan lancar.
(ii) Mayoritas (> 75%) siswa kelas III IPA 2 SMP Negeri 4 Samarinda tidak dapat menguasai
perubahan bentuk kata (kata sifat ke kata benda) dalam pelajaran menulis bahasa Inggris tahun ajaran
2002/2003.
Identifikasi penyebab masalah (problem causes) merupakan langkah kedua planning yang penting
dilakukan. Setelah mendapatkan masalah riil, problematik, bermanfaat dan feasible, langkah selanjutnya
adalah identifikasi penyebab masalah tersebut. Melalui brainstorming (secara kolaboratif), analisis
penyebab munculnya masalah dapat dijabarkan dengan mudah. Dengan memahami berbagai
kemungkinan penyebab masalah tersebut, suatu tindakan (alternative soluting/action) dapat
dikembangkan. Untuk mematikan akar penyebab masalah tersebut, beberapa cara koleksi data
diterapkan, misalnya : (a) mengembangkan angket, (b) mewancarai siswa, dan (c) melakukan observasi
langsung di kelas.
Dari berbagai kemungkinan penyebab masalah dicoba diidentifikasi dan dianalisis untuk menentukan
penyebab yang paling mungkin (the most probable cause) data-data (informasi) dikumpulkan lewat (i)
angket, (ii) wawancara mendalam, dan (ii) observasi kelas. Informasi-informasi (data) tersebut
kemudian dianalisis (secara kolaboratif) dan disimpulkan. Ternyata melalui hasil kolaborasi dan analisis
data, penyebab sesungguhnya adalah kualitas B-M yang tidak kondusif (mendukung/mendorong) bagi
siswa untuk bahasa Inggris. Umumnya siswa menganggap bahwa akar penyebab masalah adalah kualitas
belajar mengajar yaitu :
- Proses belajar mengajar satu arah
- Pelajaran bahasa Inggris kurang membekali siswa
- Pelaksanaan sistem pelajaran semester tidak berjalan dengan baik
Dari sinilah bentuk intervensi (action/soluting) AR dapat dikembangkan secara lebih cepat.
Pengembangan intervensi (solution/action) merupakan langkah ke-3 dalam planning yang penting juga
untuk diperhatikan intervensi dikembangkan berdasarkan, akar penyebab masalah itu. Intervensi yang
dipilih haruslah yang terdukung oleh sumber daya yang ada. Sebagai contoh : kalau akar penyebab
adalah mutu proses B-M, melalui kolaborasi saya mengembangkan berbagai kemungkinan (alternatif)
rencana tindakan (intervensi) seperti (i) menggunakan metode diskusi, (ii) peningkatan program
orientasi sekolah, (iii) peningkatan mutu pelajaran tugas semester, (iv) peningkatan mutu bimbingan
penulisan karya tulis (v) dst.... dst.... dari berbagai alternatif tersebut, disaring kembali berdasarkan
faktor-faktor pendukung yang ada, yaitu : (a) waktu, (b) biaya, (c) cost yang lain, (d) dukungan
saranalprasarana, (e) dukungan lembaga, (f) dst......
Pendek kata, untuk memutuskan intervensi (action/solution) yang dikembangkan pada siklus pertama,
peneliti berfikir (kemudian berkolaborasi) tentang faktor-faktor kekuatan dan kelemahan yang ada.
Langkah ini disebut sebagai analisis medan kekuatan (Force Field Analysis), artinya diputuskan
intervensi yang terdukung oleh faktor-faktor kekuatan yang ada. Setelah mempertimbangkan feasibility
intervensi tersebut, diputuskan bentuk intervensi yang paling mungkin dilakukan, sebagai contoh :
supervisi riset yang efektif. Inilah intervensi (action/solution) yang ditawarkan untuk siklus AR.
Acting
Action (intervensi) dilaksanakan untuk memperbaiki masalah. Langkah-langkah praktis tindakan
diuraikan. Apa yang pertama kali dilakukan ? Bagaimana organisasi kelas? Siapa yang perlu menjadi
kolaborator? Siapa yang mengambil data? Pada saat pelaksanaan ini (acting), guru harus mengambil
peran dalam pemberdayaan siswa sehingga mereka menjadi agen of change bagi diri dan kelas. Kelas
diciptakan sebagai komunitas belajar (learming community) daripada laboratorium tindakan. Jadi, cara-
cara empiris membagi kelas menjadi kelompok kontrol dan treatment harus dihindarkan.
Observating
Observating adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret sejauh mana efek tindakan
telah mencapai sasaran. Efek dari suatu intervensi (action terus dimonitor secara reflektif). Data-data apa
saja yang perlu dikumpulkan? Data kuantitatif tetang kemajuan siswa (nilai) dan data kualitatif (minat /
suasana kelas) perlu dikumpulkan. Pendek kata, pada langkah ini, peneliti menguraikan jenis-jenis
data yang dikumpulkan, cara pengumpulan data dan alat koleksi data (angket/wawancara/observasi,
dan lain-lain) tentang fenomena kelas yang dibuat siswa dan guru meru infortnasi yang berharga.
Reflekting
Reflection adalah kegiatan mengulas secara kritis (reflective) tentang perubahan yang terjadi (i) pada
siswa, (ii) suasana kelas, (iii) guru. Pada tahap ini, guru sebagai peneliti menjawab pertanyaan mengapa
(why), bagaimana (how), dan sejauh mana (to what extent) intervensi telah menghasilkan perubahan
secara signifikan. Kolaborasi dengan rekan (termasuk para ahli) akan memakan peran sentral dalam
memutuskan \"Judging the value\" (seberapa jauh action telah membawa perubahan : apa/dimana
perubahan terjadi, mengapa demikian apa kelebihan/kekurangan, langkah-langkah penyempurnaan dan
sebagainya). Berdasarkan hasil refleksi terebut maka peneliti/penulis mencoba untuk mengatasi
kekurangan/kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang telah dilakukan. Hal ini kalau ditemukan cara
atau strateginya maka diperlukan rencana untuk melaksanakan tindakan/siklus berikutnya.Dari siklus ini
diharapkan merupakan perbaikan dari siklus sebelumnya, maka tahapan pada siklus perlu direncanakan
seperti pada siklus-siklus sebelumnya.
Akhir tindakan
Kalau penelitian sudah dianggap selesai maka peneliti perlu menyusun laporan penelitian. Apa yang
diltulis dalam laporan penelitian? Yang perlu ditulis pada laporan setidaknya menyangkut aspek yang
berkaitan dengan: (1) setting yang memberi gambaran tentang kondisi lapangan/kelas tempat penelitian
dilakukan, disertai penjelasan adanya perbedaan antara model pembelajaran yang biasa dilakukan
dengan model yang sedang dilaksanakan lewat penelitian tindakan kelas, (2) penjelasan hasil
pelaksanaan tiap siklus dengan data lengkap hasil pengamatan disertai hasil refleksinya. Data yang
disajikan merupakan potret dari semua kejadian selama tindakan pada siklus tertentu berlangsung,
dengan berbagai jenis metode dan instrumen yang digunakan. Data dapat disampaikan dengan
tabel/grafik disertai diskripsi dan ulasan selengkap mungkin. (3) Sesudah semua siklus dijelaskan baru
dianalisis dengan memperhatikan dari hasil keseluruhan siklus. Langkah ini yang sering dinamakan
pembahasan. Pada bagian ini akan dapat diperolah gambaran secara menyeluruh dengan diberikan data
lengkap. Hasil pengamatan dari siklus ke siklus dapat disusun kedalam grafik/tabel dengan diberikan
ulasan terhadap perubahan/perbaikan akibat tindakan yang dilakukan.
Untuk itulah, disarankan peneliti akan responsif terhadap perubahan yang berkembang di kelas.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada diri murid dipotret (disajikan sebagai bukti), seperti :
• Hasil belajar harian/tengah semester/ semester
• Perhatian dan motivasi terhadap pelajaran
• Portofolio (catatan-catatan tentang hasil prestasi murid)
• Perubahan sikap (catatan-catatan tentang hasil / prestasi murid)
Demikian pula perubahan-perubahan yang terjadi pada diri guru sebagai peneliti, seperti :
• Peningkatan pengetahuan pengelolaan kelas. Kepercayaan diri
• Peningkatan ketrampilan
• Pemahaman terhadap berbagai model pembelajaran
• Kemampuan mendeteksi perubahan akibat tindakan
Suasana perubahan pada atmosfer kelas juga disajikan, seperti suasana kelas yang mendorong
pembelajaran, penampilan kelas menyajikan tayangan hasil siswa, suasana kelas yang lebih akrab
(unhostile classroom enviroment), perhatian siswa, sikap terhadap model pembelajaran yang baru
disampaikan dan seterusnya.
Apa yang terjadi bila dalam perjalanan siklus 1 ke siklus 2, ke siklus 3 peneliti mungkin merasa puas
dan mungkin sadar identifikasi terhadap masalah akar penyebab (the most probable cause) dirasakan
kurang pas, peneliti dapat mengulangi lagi mencari penyebab dan kemudian mengembangkan bentuk
intervensi, sehingga pada siklus ke-4, 5 dan seterusnya dengan intervensi yang dikembangkan berbeda.
Yang penting bahwa action reserch berorientasi pada improvement yang sering kali jalannya berkelok-
kelok, akan diakhiri kepuasan hasil kerjanya, dan mampu mengembangkan proses pembelajaran di
kelas, dan akan diikuti oleh peningkatan prestasi belajar siswa. Karena itu perlu memperhatikan variabel
yang diperkirakan mempengaruhi prestasi belajar siswa, sebatas peneliti/guru mampu mendeteksi serta
menemukan data pendukungnya. Setiap tahun yang dihadapi para guru di kelas selalu berubah, maka
permasalahan yang dihadapi juga akan berbeda-beda. Untuk itulah maka perlu selalu berusaha mencari
cara/model untuk mengatasi lewat kegiatan penelitian.
PROPOSAL PTK
Secara sederhana, proposal penelitian tindakan kelas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. JUDUL
Hendaknya dirumuskan secara singkat ,jelas, dan sederhana.
2. LATAR BELAKANG MASALAH
Penyebab terjadinya masalah (adanya kesenjangan antara yang diharapkan dengan kenyataan).
3. IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi berdasarkan latar belakang masalah.
4. PEMBATASAN MASALAH
Batasan masalah yang akan diteliti sesuai kemampuan, waktu, dan serta situasi dan kondisi yang ada.
5. PERUMUSAN MASALAH
Merumuskan masalah secara jelas dan operasional.
6. TUJUAN PENELITIAN
Maksud dilaksanakannnya penelitian.
7. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian bagi guru, sekolah, siswa, maupun orang lain.
8. KERANGKA TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Landasan teori tentang objek penelitian, kerangka berpikir, serta alternatif tindakan yang akan dilakukan
untuk dapat mengatasi masalah.
9. METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi penelitian
• Nama sekolah
• Alamat
• Kelas
• Lingkungan fisik dan sosial
Karakteristik subyek penelitian
• Komposisi siswa
• Kemampuan akademik
• Latar belakang sosial ekonomi keluarga
• Motivasi belajar
• Dll.
10. VARIABEL YANG DI TELITI ANTARA LAIN:
o Variabel input, yang terkait dengan siswa, guru, bahan pelajaran,sumber belajar, lingkungan
belajar,dsb.
o Variabel proses, yang terkait dengan proses pembelajaran ,ketrampilan mengajar, implementasi
metode pengajaran, dsb.
o Variabel output, seperti minat siswa, kemampuan siswa, hasil belajar siswa, dsb.
11. RANCANGAN TINDAKAN
o Perencanaan tindakan
Memuat langkah-langkah persiapan/perencanaan tindakan antara lain
1. Membuat skenario pembelajaran yang menarik, sesuai rencana tindakan yang akan dilakukan.
2. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan seperti gambar-gambar, alat
peraga, dsb.
3. Mempersiapakan instrumen penelitaian yang diperlukan, seperti format, pengamatan, kuisioner,
pedoman wawancara, tes prestasi dan sebagainya.
4. Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan untuk menguji keterlakasanaan rancangan, serta
mempertebal kepercayaan diri dalam pelaksanaan nantinya.
o Tindakan
Memuat langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan secara terperinci, termasuk kegiatan
penilaiannya.
o Observasi
Berisi prosedur pengumpulan data baik pada saat pelaksanaan tindakan dan terdapat komponen lain
mendukungnya.
o Refleksi
Berisi prosedur analisis terhadap hasil pemantauan/observasi dan refleksi berkenaan dengan proses dan
dampak tindakan perbaikan yang akan dilakukan.
12. PENGUMPULAN DATA
o Jenis data
Misal : format/lembar pengamatan, pedoman wawancara, alat evaluasi/soal, check list.
o Teknik pengumpulan data
Misal : observasi, wawancara, pre test dan post test, mencatat dokumen.
13. TIM PENELITI DAN TUGASNYA
14. INDIKATOR KINERJA
Merupakan alat ukur untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan.
15. JADWAL PENELITIAN
16. RENCANA PEMBIAYAAN(apabila memperoleh bantuan dana).
17. DAFTAR PUSTAKA
Meskipun PTK lebih fleksibel dibanding penelitian lain namun tetap tidak diperkenankan mengabaikan
kaidah-kaidah keilmuan.
LAPORAN PTK
Dilihat dari prosesnya tahap penulisan laporan penelitian terbagi menjadi 3 tahap, yaitu :
1. Perencanaan : dituangkan dalam rancangan atau proposal penelitian.
2. Pelaksanaan : berisi kegiatan pengumpulan dan analisis data
3. Pelaporan : berisi kegiatan pengkomunikasian prosedur dan temuan penelitian.
Fungsi pokok dari penulisan laporan penelitian adalah :
1. sebagai pertanggungjawaban ilmiah.
2. sebagai media informasi ilmiah.
3. sebagai masukan bagi pengambil kebijakan atau orang yang berkepentingan.
4. sebagai media sosialisasi informasi bagi masyarakat luas.
5. sebagai pertanggungjawaban administratif bagi pemberi dana penelitian
Model laporan PTK dapat menggunakan format penelitian sebagaimana biasanya, namun ada hal khusus
yang terletak pada hasil penelitian yang berulang-ulang(sesuai jumlah siklusnya). Laporan didasarkan
pada proposal penelitian dan berkembang sesuai dengan hasil penelitian dilapangan. Untuk PTK, format
laporan dapat berbentuk sebagai berikut.
A. BAGIAN PEMBUKAAN
1. Halaman judul
2. Halaman pengesahan
3. Abstrak (bila diperlukan)
4. Kata pengantar
5. Daftar Isi
6. Daftar Lampiran
B. BAGIAN ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.Latar belakang masalah
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Penelitian
BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
1. Setting (lokasi, waktu, mapel, sekolah)
2. Siklus penelitian
a. Rencana tindakan
b. Pelaksanaan tindakan
b. Pengamatan/Observasi
c. Refleksi/menganalisis dan sintesis
BAB IV HASIL PENELITIAN
1. Diskripsi setting penelitian
2. Hasil penelitian
3. Pembahasan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan.
2. Saran
PENUTUP
Hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam penerapan PTK antara lain adalah:
o Memiliki kemauan untuk memperbaiki kinerja sendiri.
o Memiliki sikap keterbukaan, kesediaan menerima kritk terhadap kelemahan penampilan.
o Memandang kolaborator bukan sebagai hakim, polisi atau pengawas, tetapi sebagai pendamping
guru(team –teaching).
Dengan demikian penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang diperuntukkan bagi guru dengan
harapan :
o Guru terbiasa melakukan perbaikan kerja.
o Guru memiliki konsesi menjadi peneliti.
o Guru bebas mengembangkan sikap inovatif secara kreatif.
o Guru terbiasa membuat alat bantu pembelajaran.
SISTEMATIKA dan PENJELASAN
JUDUL : Judul PTK hendaknya dinyatakan dengan akurat dan padat permasalahan serta bentuk tindakan
yang dilakukan peneliti sebagai upaya pemecahan masalah. Formulasi judul hendaknya singkat, jelas,
dan sederhana namun secara tersirat telah menampilkan sosok PTK bukan sosok penelitian formal. Judul
ditulis dalam halaman judul yang dilengkapi dengan identitas peneliti (nama dan NIP guru),
lembaga/satuan pendidikan tempat guru bekerja, dan bulan dan tahun penulisan PTK.
KATA PENGANTAR
HALAMAN PERSETUJUAN (bila diperlukan, lazimnya diketahui dan ditandatangani oleh
pimpinan/kepala sekolah setempat)
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAK : (Berisi judul, nama peneliti, uraian singkat PTK. Ditulis satu spasi dengan jumlah kata
kurang lebih 250 kata. Disertai kata kunci)
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah (Dalam latar belakang permasalahan ini hendaknya diuraikan urgensi
penanganan permasalahan yang diajukan itu melalui PTK. Untuk itu, harus ditunjukkkan fakta – fakta
yang mendukung, baik yang berasal dari pengamatan guru selama ini maupun dari kajian pustaka.
Dukungan berupa hasil penelitian –penelitian terdahulu, apabila ada juga akan lebih mengokohkan
argumentasi mengenai urgensi serta signifikansi permasalahan yang akan ditangani melalui PTK yang
diusulkan itu. Karakteristik khas PTK yang berbeda dari penelitian formal hendaknya tercermin dalam
uraian di bagian ini.)
B. Perumusan Masalah (Permasalahan yang diusulkan untuk ditangani melalui PTK itu dijabarkan
secara lebih rinci dalam bagian ini. Masalah hendaknya benar – benar di angkat dari masalah keseharian
di sekolah yang memang layak dan perlu diselesaikan melalui PTK. Sebaliknya permasalahan yang
dimaksud seyogyanya bukan permasalahan yang secara teknis metodologik di luar jangkauan PTK.
Uraian permasalahan yang ada hendaknya didahului oleh identifikasi masalah, yang dilanjutkan dengan
analisis masalah serta diikuti dengan refleksi awal sehingga gambaran permasalahan yang perlu di
tangani itu nampak menjadi perumusan masalah tersebut. Dalam bagian ini dikunci dengan perumusan
masalah tersebut. Dalam bagian inipun, sosok PTK harus secara konsisten tertampilkan.)
C. Tujuan Penelitian (Tujuan PTK hendaknya dirumuskan secara jelas.paparkan sasaran antara dan
akhir tindakan perbaikan.perumusan tujuan harus konsisten dengan hakekat permasalahan yang
dikemukakan dalam bagian – bagian sebelumnya. Dengan sendirinya,artikulasi tujuan PTK berbeda dari
tujuan formal. Sebagai contoh dapat dikemukakan PTK di bidang IPA yang bertujuan meningkatkan
prestasi siswa dalam mata pelajaran IPA melalaui penerapan strategi PBM yang baru, pemanfaatan
lingkungan sebagai sumber belajar mengajar dan sebagainya. Pengujian dan/atau pengembangan strategi
PBM baru bukan merupakan rumusan tujuan PTK. Selanjutnya ketercapaian tujuan hendaknya dapat
diverfikasi secara obyektif.Syukur apabila juga dapat dikuantifikasikan.) Disamping tujuan PTK, juga
perlu diuraikan kemungkinan kemanfaatan penelitian. Dalam hubungan ini, perlu dipaparkan secara
spesifik keuntungan – keuntungan yang dijanjikan, khususnya bagi siswa sebagai pewaris langsung
(direct beneficiaries) hasil PTK, di samping bagi guru pelaksana PTK, bagi rekan – rekan guru lainnya
serta bagi para dosen LPTK sebagai pendidik guru. Berbeda dari konteks penelitian formal, kemanfaatan
bagi pengembangan ilmu. Teknologi dan seni tidak merupakan prioritas dalam konteks PTK, meskipun
kemungkinan kehadirannya tidak ditolak
D. Manfaat Penelitian (Menjelaskan manfaat penelitian ini untuk penambahan/pengembangan
wawasan, manfaat aplikasi hasil penelitian bagi keberhasilan pembelajaran siswa, bagi guru, sekolah dan
mungkin pihak lain yang relevan dengan pemanfaatan hasil penelitian ini)
.
BAB II. LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka (Pada bagian ini diuraikan landasan substantive dalam arti teoritik dan/atau
metodologik yang dipergunakan peneliti dalam menentukan alternative, yang akan diimplementasikan.
Untuk keperluan itu, dalam bagian ini diuraikan kajian baik pengalaman peneliti pelakju PTK sendiri
nyang relevan maupun pelaku – pelaku PTK lain disamping terhadap teori – teori yang lazim termuat
dalam berbagai kepustakaan. Argumentasi logic dan teoretik diperlukan guna menyusun kerangka
konseptual. Aras kerangka konseptual yang disusun itu, hipotesis tindakan dirumuskan.)
B. Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis Tindakan
BAB III METODE
PENELITIAN
(CARA
PENELITIAN
)
A. Setting Penelitian Pada bagian ini disebutkan di mana penelitian tersebut dilakukan, di kelas berapa
dan bagaimana karakteristik dari kelas tersebut seperti komposisi siswa pria dan wanita, latar belakang
kemampuan akademik, kesulitan-kesulitan/kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam pembelajaran,
latarbelakang sosial dan ekonomi yang mungkin relevan dengan permasalahan dan lain sebagainya.
Aspek substantive kompetensi dan permasalahan yang dihadapi siswa dalam mata pelajaran pada kelas
yang diteliti seperti IPA atau IPS atau Matematika kelas II SMP, juga dikemukakan pada bagian ini.
B. Subjek Penelitian (Pada bagian ini dijelaskan jumlah dan deskripsi siswa)
C. Variabel Penelitian (faktor yang diselidiki) Pada bagian ini ditentukan variabel – variabel penelitian
yang dijadikan titik – titik incar untuk menjawab permasalahan yang dihadapi. Variabel tersebut dapat
berupa (1) variabel input yang terkait dengan siswa, guru, bahan pelajaran, sumber belajar, prosedur
evaluasi, lingkungan belajar, dan lain sebagainya; (2) variabel proses pelanggaran KBM seperti interaksi
belajar-mengajar, keterampilan bertanya, guru, gaya mengajar guru, cara belajar siswa, implementasi
berbagai metode mengajar di kelas, dan sebagainya, dan (3) varaibel output seperti rasa keingintahuan
siswa, kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuan, motivasi siswa, hasil belajar siswa, sikap
terhadap pengalaman belajar yang telah digelar melalui tindakan perbaikan dan sebagainya.
D. Teknik pengumpulan data (Data dan Cara Pengambilannya) Pada bagian ini ditunjukkan dengan
jelas jenis data yang akan dikumpulkan yang berkenaan dengan baik proses maupun dampak tindakan
perbaikan yang di gelar, yang akan digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau
kekurangberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran yang dicobakan. Format data dapat bersifat
kualitatif, kuantitatif, atau kombinasi keduanya. Di samping itu teknik pengumpilan data yang
diperlukan juga harus diuraikan dengan jelas seperti melalui pengamatan partisipatif, pembuatan juranal
harian, observasi aktivitas di kelas (termasuk berbagai kemungkinan format dan alat bantu rekam yang
akan digunakan)penggambaran interaksi dalam kelas (analisis sosiometrik), pengukuran hasil belajar
dengan berbagai prosedur asesmen dan sebagainya.selanjutnya dalam prosedur pengumpulan data PTK
ini tidak boleh dilupakan bahwa sebagai pelaku PTK, para guru juga harus aktif sebagai pengumpul
data, bukan semata – mata sebagai sumber data. Akhirnya semua teknologi pengumpulan data yang
digunakan harus mendapat penilaian kelaikan yang cermat dalam konteks PTK yang khas itu. Sebab
meskipun mungkin saja memang menjanjikan mutu rekaman yang jauh lebih baik. Penggunaan
teknologi perekaman data yang canggih dapat saja terganjal keras pada tahap tayang ulang dalam rangka
analisis dan interpretasi data.
E. Indikator Kinerja (Pada bagaian ini tolak ukur keberhasilan tindakan perbaikan ditetapkan secara
eksplisit sehingga memudahkan verifikasinya untuk tindak perbaikan melalui PTK yang bertujuan
mengurangi kesalahan konsep siswa misalnya perlu ditetapkan kriteria keberhasilan dalam bentuk
pengurangan (jumlah, jenis dan atau tingkat kegawatan) miskonsepsi yang tertampilkan yang patut
diduga sebagai dampak dari implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud.)
F. Analisis Data (Pada bagian ini menjelaskan teknik, tata cara/prosedur dalam menganalisis data, baik
secara kualitatif maupun kuantitatif. Bentuk/jenis data dan uji statistic yang digunakan juga dijelaskan,
misalnya rumus uji statistic dan lain-lainnya)
G. Prosedur Penelitian (langkah-langkah PTK) Pada bagian ini digambarkan rencana tindakan untuk
meningkatkan pembelajaran, seperti : (1) Perencanaan, yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan
dengan PTK yang diprakarsai seperti penetapan entry behavior. Pelancaran tes diagnostic untuk
menspesifikasi masalah. Pembuatan scenario pembelajaran, pengadaan alat–alat dalam rangka
implementasi PTK, dan lain–lain yang terkait dengan pelaksanaan tindakan perbaikan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Disamping itu juga diuraikan alternatif solusi yang akan dicobakan dalam
rangka perbaikan masalah, (2) Implementasi Tindakan yaitu deskripsi tindakan yang akan di gelar.
Scenario kerja tindakan perbaikan dan prosedur tindakan yang akan diterapkan, (3) Observasi dan
Interpretasi yaitu uraian tentang prosedur perekaman dan penafsiran data mengenai proses dan produk
dari implementasi tindakan perbaikan yang dirancang, dan (4) Analisis dan Refleksi yaitu uraian tentang
prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi berkenaan dengan proses dan dampak tindakan
perbaikan yang akan digelar, personel yang akan dilibatkan serta kriteria dan rencana bagi tindakan
siklus/daur berikutnya. Siklus keempat langkah di atas digambar sebagai berikut :
Pengumpulan data Observasi
Strategi pembelajaran
Menyusun rencana dan skenario
Refleksi
Melakukan tindakan selanjutnya
BAB IV HASIL
PENELITIAN
A. Siklus I
B. Siklus II
C. Siklus III
D. Siklus berikutnya (jika ada)
E. Pembahasan antar siklus
Uraian tiap siklus meliputi: (a) Perencanaan tindakan (Skenario pembelajaran), (b) Pelaksanaan
tindakan (deskripsi proses pembelajaran), (c) Pelaksanaan observasi (sajian hasil analisis data), dan (d)
Refleksi (kajian terhadap indikator kinerja terhadap hasil dan proses pembelajaran dan analisis kritis
hasil tiap siklus). ALUR BERPIKIR DALAM PTK
Berikut kami sajikan judul2 contoh PTK yang mudah2an akan bisa menginspirasi judul PTK anda
nantinya
CONTOH JUDUL PTK
1. CONTOH KARYA TULIS ILMIAH (KTI)
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) BAHASA INGGRIS
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBAHASA MEMBACA SISWA KELAS VII B SMP
NEGERI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBL TEKNIK BERCERITA
2.
CONTOH KARYA TULIS ILMIAH (KTI)
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) BAHASA INDONESIA
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBAWAKAN ACARA DALAM AKTIVITAS
PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN PENDEKATAN LESSON STUDY PADA PESERTA
DIDIK KELAS VIIIA SMPN
3.
CONTOH KARYA TULIS ILMIAH (KTI)
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) PKn
PEMBELAJARAN PKn MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN ULAR TANGGA UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA
KOMPETENSI DASAR BUDAYA DEMOKRASI
4.