Tuesday
Tuesday
Text Size
Login
Site Search powered by Ajax
Top of Form
Search... any new est search 99999999 com_search
Bottom of Form
• Home
• Profil
○ Visi dan Misi
○ Sejarah
Latest:
• Lokakarya Guru Sastra Indonesia
• Temu Wali Santri
• Tim UKS dapat Medali Emas
• Awali Tahun Ajaran Baru dengan Istighosah
• Pengumuman Seleksi PPDB 2010/2011
• Siswa MAN Bisa Membuat Pesawat Terbang
• CTL, Strategi Pembelajaran Ramah Siswa
• Seleksi The Best Student Yayasan Bahrul Ulum
• Penyakit Guru
• Menulis, Sebuah Kebutuhan Praktis Siswa
• OSIS Menumbuhkan Jiwa Leadership yang Amanah
• Harkitnas Momentum Kebangkitan MAN Tambakberas
• Kelas Bukan Kuburan
• Beasiswa Universitas Al-Ahgaff Hadramaut Yaman
• Siswi MAN Juara I Karya Tulis Ilmiah di ITS
• Peranan BP/BK Dalam Masuk PTN
• Penerimaan Peserta Didik Baru 2010
• Mari Belajar Berbahasa Indonesia Yang Baik dan Benar
• Santri PP. Bahrul Ulum Raih Beasiswa
• Wakil Gubernur Berkunjung ke MAN Tambakberas
CTL, Strategi Pembelajaran Ramah Siswa
CTL, STRATEGI PEMBELAJARAN RAMAH SISWA
Oleh: Faizun
Abstrak
Dunia pendidikan di Indonesia sesungguhnya telah mengalami reformasi besar-besaran sejak
digulirkannya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang disempurnakan menjadi Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Filosofi pembelajaran telah bergeser dari
strukturalisme/objektivisme/behaviorisme ke arah konstruktivisme. Orientasi kurikulum berubah, dari
berorientasi materi (Content Based Curriculum) ke arah kompetensi (Competency Based Curriculum).
Perubahan mendasar ini tentu tidak akan memiliki banyak arti manakala tidak didukung oleh komponen-
komponen yang lain untuk juga melakukan perubahan. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa
perubahan kurikulum tersebut belum mendapat dukungan yang seimbang dari para pelaku kurikulum di
sekolah, khususnya guru. Hal ini mengakibatkan dunia pendidikan kita belum mengalami perkembangan
yang signifikan. Dengan demikian, diharapkan kemauan yang sungguh-sungguh dari para guru sebagai
pelaku kurikulum di sekolah untuk melakukan perubahan sesuai dengan paradigma yang berlaku saat
ini.
Latar Belakang
Dunia pendidikan kita sesungguhnya telah mengalami reformasi besar-besaran sejak digulirkannya
kurikulum 2004, yang selanjutnya lebih dikenal dengan sebutan Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK). Kurikulum berbasis kompetensi bahkan bukan sekedar reformasi kurikulum, tetapi barangkali
lebih tepat disebut revolusi kurikulum. Hal ini disebabkan dalam KBK telah terjadi perubahan hingga
menyentuh hal yang paling prinsip dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Filosofi pembelajaran telah
bergeser dari strukturalisme/objektivisme/ behaviorisme ke arah konstruktivisme. Jika sebelumnya
kurikulum kita lebih berorientasi materi (Content Based Curriculum), saat ini lebih ditekankan pada
kompetensi (Competency Based Curriculum). Dengan kata lain, jika pada kurikulum sebelumnya guru
mengajar dimulai dari kata tanya, ”siswa tahu apa?” sehingga siswa akan diajari untuk tahu tentang
sesuatu. Pada KBK guru mengajar berangkat dari sebuah pertanyaan, ”siswa bisa apa?” Hal ini didasari
pemikiran bahwa, mereka yang tahu belum tentu bisa, tetapi mereka yang bisa sudah barang tentu
mereka tahu. Dengan demikian, diharapkan kelak setelah lulus siswa mampu hidup dengan skills (baca:
kompetensi) yang didapatnya dari dunia pendidikan.
Sebagai suatu konsep, tentu saja KBK, yang dalam pelaksanaannya disempurnakan menjadi KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) pada tahun 2006 tidak akan memiliki makna jika tidak
didukung oleh kemauan berbagai pihak, terutama guru, dalam mengimplementasikannya. Kemauan ini
di antaranya dapat berupa kemampuan guru dalam memahami konsep dasar mengajar dan memilih
satrategi pembelajaran yang sejalan dan sesuai dengan KBK maupun KTSP.
Sedikitnya ada empat hal yang membedakan prilaku masing-masing guru dalam kegiatan pembelajaran
sebagai akibat perbedaannya dalam memahami konsep dasar mengajar sebagaimana dapat dilihat pada
tabel berikut.
Dari tabel di atas dapat diambil pengertian bahwa, jika kita sepakat melakukan reformasi dengan
berpedoman pada KBK dan KTSP, maka yang harus dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran
adalah (1) menjadikan siswa sebagai pusat kegiatan pembelajaran, (2) menjadikan siswa sebagai subjek
belajar, (3) tidak membatasi ruang dan tempat pembelajaran, serta (4) menempatkan ketercapaian
kompetensi sebagai tujuan pembelajaran.
Menjadikan siswa sebagai pusat kegiatan pembelajaran adalah bahwa, kegiatan pembelajaran tidak
semata-mata ditentukan oleh selera guru, akan tetapi lebih ditentukan oleh siswa itu sendiri. Hendak
belajar apa siswa dari topik yang dipelajari, bagaimana cara memelajarinya, bukan hanya guru yang
menentukan. Siswa mempunyai kesempatan untuk belajar sesuai dengan gayanya sendiri. Dengan
demikian, peran guru berubah dari peran sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi peran sebagai
fasilitator, dinamisator, dan katalisator. Guru hanyalah salah satu sumber belajar yang lebih berperan
sebagai orang yang membantu siswa untuk belajar.
Menjadikan siswa sebagai subjek belajar memiliki arti siswa tidak dianggap sebagai organisme yang
pasif, yang hanya sebagai penerima informasi, akan tetapi dipandang sebagai organisme yang aktif, yang
memiliki potensi untuk berkembang. Siswa adalah individu yang memiliki kemampuan dan potensi.
Tidak membatasi ruang dan tempat pembelajaran dapat dipahami bahwa, proses pembelajaran dapat
terjadi di mana saja. Kelas bukanlah satu-satunya tempat belajar siswa. Siswa dapat memanfaatkan
berbagai tempat belajar sesuai dengan kebutuhan dan kesesuain dengan kompetensi dasar yang sedang
dipelajari. Ketika siswa memelajari KD menyusun paragraf deskriptif bertemakan alam misalnya, maka
yang paling tepat tentunya siswa diajak ke alam terbuka agar apa yang mereka tulis betul-betul memiliki
makna deskripsi yang utuh dan luas.
Sedangkan yang dimaksud menempatkan ketercapaian kompetensi sebagai tujuan pembelajaran adalah
memahami bahwa tujuan pembelajaran bukanlah penguasaan materi, akan tetapi proses untuk mencapai
suatu kompetensi. Oleh karena itu penguasaan materi pelajaran bukanlah akhir dari proses
pembelajaran, akan tetapi hanya tujuan antara untuk mengantarkan pada kompetensi tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, T. 1994. Multiple Intelligence in the Classroom. Alexandria, VA: Association for
Supervision and Curriculum Development.
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-ruzz Media
Group.
Budiningsih, C. Asri. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Dahar, Ratna Wilis. 1998. Teori-teori Belajar. Jakarta: Dirjen Dikti.
Depdiknas. 2005. Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005.
__________. 2006. Standar Isi. Jakarta: Permendiknas 22 Tahun 2006.
__________. 2006. Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta: Permendiknas 23 Tahun 2006.
__________. 2006. Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta: Permendiknas 24
Tahun 2006.
__________. 1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. 2006. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Rosda.
Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Rosda.
__________. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Rosda.
Nurhadi dan Agus Gerrad Senduk. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK.
Malang: UM Press.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Usman, Moh. Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosdakarya.
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003. Jakarta:
Cemerlang.
Main Menu
• Identitas
• Visi Misi
• Sejarah
Islamic Center
• Takwa dan Hadirnya Keberkahan Langit Bumi Takwa, dan Hadirnya Keberkahan Langit Bumi
Oleh K.H. Muhammad Salman al-Farisi (Pengasuh Pondok Pesantren Putra An-Najiyah Bahrul
Ulum Tambakberas Jombang) ونعوذ بال من شرور أنفسنا ومن, نحمده ونستعينه ونستغفره,الحمد ل رب العالمين
لال وحده ل شريك له وأشهد أنّ وأشهد أن ل إله إ, من يهد ال فهو المهتد ومن يضلل فلن تجد له ولّيا مرشدا,سيئات أعمالنا
اللهم فصل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد,محمدا عبده ورسوله...
• 1
Kabar Madrasah
• Lokakarya Guru Sastra Indonesia Laporan dari Surabaya-Kementerian Agama Kantor Wilayah
Provinsi Jawa...
• Temu Wali Santri Masih dalam suasana tahun pelajaran baru, 2010-2011. Rabu (21/7) lalu,...
• Tim UKS dapat Medali Emas Prestasi di awal tahun. Setidaknya begitu yang mengemuka ketika
berita...
• 1
• 2
• 3
• 4
• 5
Kolom Siswa
• Awali Tahun Ajaran Baru dengan Istighosah Tahun pelajaran baru, 2010-2011, MAN
Tambakberas mengawalinya dengan...
• Siswa MAN Bisa Membuat Pesawat Terbang Membuat pesawat terbang ternyata mudah dan
mengasyikkan. Selain pekerjaannya...
• Seleksi The Best Student Yayasan Bahrul Ulum Dalam rangka mengikuti pemilihan The Best
Student Yayasan Pondok Pesantren...
• 1
• 2
• Identitas
• Visi Misi
• Sejarah
Back to Top
© Copyright 2009, All Rights Reserved
Login Form
Top of Form
Username
Remember Me
Log in