Anda di halaman 1dari 5

1.

Sistem Hukum Eropa Kontinental


• Berkembang di negara-negara Eropa (istilah lain Civil Law = hukum Romawi).
• Dikatakan hukum Romawi karena sistem hukum ini berasal dari kodifikasi hukum yang
berlaku di kekaisaran Romawi pada masa Pemerintahan Kaisar Yustinianus abad 5 (527-
565 M).
• Kodifikasi hukum itu merupakan kumpulan dari berbagai kaidah hukum yang ada
sebelum masa Yustinianus yang disebut Corpus Juris Civilis (hukum yg terkodifikasi)
• Corpus Juris Civilis dijadikan prinsip dasar dalam perumusan dan kodifikasi hukum di
negara-negara Eropa daratan seperti Jerman, Belanda, Prancis, Italia, Amerika Latin,
Asia (termasuk Indonesia pada masa penjajahan Belanda).
• Artinya adalah menurut sistem ini setiap hukum harus dikodifikasikan sebagai daar
berlakunya hukum dalam suatu negara.

Prinsip utama atau prinsip dasar :


• Prinsip utama atau prinsip dasar sistem hukum Eropa Kontinental ialah bahwa hukum
itu memperoleh kekuasaan mengikat karena berupa peraturan yang berbentuk undang-
undang yang tersusun secara sistematis dalam kodifikasi.
• Kepastian hukumlah yang menjadi tujuan hukum. Kepastian hukum dapat terwujud
apabila segala tingkah laku manusia dalam pergaulan hidup diatur dengan peraturan
tertulis, misalnya UU.
• Dalam sistem hukum ini, terkenal suatu adagium yang berbunyi ”tidak ada hukum
selain undang-undang”.
• Dengan kata lain hukum selalu diidentifikasikan dengan undang-undang (hukum adalah
undang-undang).

Peran Hakim :
• Hakim dalam hal ini tidak bebas dalam menciptakan hukum baru, karena hakim hanya
berperan menetapkan dan menafsirkan peraturan-peraturan yang ada berdasarkan
wewenang yang ada padanya.

Putusan Hakim :
• Putusan hakim tidak mengikat umum tetapi hanya mengikat para pihak yang berperkara
saja (doktrins res ajudicata) sbgmana yurisprudensi sebagai sistem hukum Anglo Saxon
(Mazhab / Aliran Freie Rechtsbegung)

Sumber Hukum :
Sumber hukum sistem ini adalah :
1) Undang-undang dibentuk oleh legislatif (Statutes).
2) Peraturan-peraturan hukum’ (Regulation = administrasi negara= PP, dll), dan
3) Kebiasaan-kebiasaan (custom) yang hidup dan diterima sebagai hukum oleh
masyarakat selama tidak bertentangan dengan undang-undang.

Penggolongannya :
Berdasarkan sumber hukum diatas maka sistem hukum Eropa Kontinental
penggolongannya ada dua yaitu :
1) Bidang hukum publik dan
2) Bidang hukum privat.

Ad. 1) :
Hukum publik mencakup peraturan-peraturan hukum yang mengatur kekuasaan dan
wewenang penguasa/negara serta hubungan-hubungan antara masyarakat dan negara.
Termasuk dalam hukum publik ini ialah :
1) Hukum Tata Negara
2) Hukum Administrasi Negara
3) Hukum Pidana

Ad. 2) :
Hukum privat mencakup peraturan-peraturan hukum yang mengatur tentang hubungan
antara individu-individu dalam memenuhi kebutuhan hidup demi hidupnya. Yang
termasuk dalam hukum privat adalah :
1) Hukum Sipil, dan
2) Hukum Dagang
Sejalan dengan perkembangan peradaban manusia sekarang, batas-batas yang jelas antara
hukum publik dan hukum privat itu semakin sulit ditentukan. Hal itu disebabkan faktor-
faktor berikut :
1) Terjadinya sosialisasi di dalam hukum sebagai akibat dari makin banyaknya bidang-
bidang kehidupan masyarakat. Hal itu pada dasarnya memperlihatkan adanya unsur
”kepentingan umum/masyarakat” yang perlu dilindungi dan dijamin, misalnya saja
bidang hukum perburuhan dan hukum agraria.
2) Makin banyaknya ikut campur negara di dalam bidang kehidupan yang sebelumnya
hanya menyangkut hubungan perorangan, misalnya saja bidang perdagangan, bidang
perjanjian dan sebagainya.

2. Sistem Hukum Anglo Saxon


• Mula-mula berkembang di negara Inggris, dan dikenal dgn istilah Common Law atau
Unwriten Law (hukum tidak tertulis).
• Sistem hukum ini dianut di negara-negara anggota persemakmuran Inggris, Amerika
Utara,Kanada, Amerika Serikat.

Sumber Hukum :
1) Putusan–putusan hakim/putusan pengadilan atau yurisprudensi (judicial decisions).
Putusan-putusan hakim mewujudkan kepastian hukum, maka melalui putusan-putusan
hakim itu prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah hukum dibentuk dan mengikat umum.
2) Kebiasaan-kebiasaan dan peraturan hukum tertulis yang berupa undang-undang dan
peraturan administrasi negara diakui juga, kerena pada dasarnya terbentuknya kebiasaan
dan peraturan tertulis tersebut bersumber dari putusan pengadilan.
Putusan pengadilan, kebiasaan dan peraturan hukum tertulis tersebut tidak tersusun
secara sistematis dalam kodifikasi sebagaimana pada sistem hukum Eropa Kontinental.

Peran Hakim :
• Hakim berfungsi tidak hanya sebagai pihak yang bertugas menetapkan dan menafsirkan
peraturan-peraturan hukum saja. Hakim juga berperan besar dalam menciptakan kaidah-
kaidah hukum yang mengatur tata kehidupan masyarakat.
• Hakim mempunyai wewenang yang luas untuk menafsirkan peraturan-peraturan hukum
dan menciptakan prinsip-prinsip hukum baru yang berguna sebagai pegangan bagi hakim
–hakim lain dalam memutuskan perkara sejenis.
• Oleh karena itu, hakim terikat pada prinsip hukum dalam putusan pengadilan yang
sudah ada dari perkara-perkara sejenis (asas doctrine of precedent).
• Namun, bila dalam putusan pengadilan terdahulu tidak ditemukan prinsip hukum yang
dicari, hakim berdasarkan prinsip kebenaran dan akal sehat dapat memutuskan perkara
dengan menggunakan metode penafsiran hukum. Sistem hukum Anglo-Amerika sering
disebut juga dengan istilah Case Law.

Penggolongannya :
• Dalam perkembangannya, sistem hukum Anglo Amerika itu mengenal pula pembagian
”hukum publik dan hukum privat”.
• Pengertian yang diberikan kepada hukum publik hampir sama dengan pengertian yang
diberikan oleh sistem hukum eropa kontinental.
• Sementara bagi hukum privat pengertian yang diberikan oleh sistem hukum Anglo
Amerika (Saxon) agak berbeda dengan pengertian yang diberikan oleh sistem Eropa
kontinental.
• Dalam sistem hukum Eropa kontonental ”hukum privat lebih dimaksudkan sebagai
kaidah-kaidah hukum perdata dan hukum dagang yang dicantumkan dalam kodifikasi
kedua hukum itu”.
• Berbeda dengan itu bagi sistem hukum Anglo Amerika pengertian ”hukum privat lebih
ditujukan kepada kaidah-kaidah hukum tentang hak milik (law of property), hukum
tentang orang (law of persons, hukum perjanjian (law of contract) dan hukum tentang
perbuatan melawan hukum (law of tort).
• Seluruhnya tersebar di dalam peraturan-peraturan tertulis, putusan-putusan hakim dan
kebiasaan
Sistem Hukum Sosialis Tiongkok Akan Terbentuk Dalam Tahun Ini

Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional (KRN) Tiongkok, Wu Bangguo kemarin (9/3)
menyatakan bahwa sistem hukum sosialis yang berkepribadian Tiongkok akan terbentuk
dalam tahun ini. Para ahli hukum Tiongkok berpendapat, pembentukan sistem hukum itu
akan mempunyai arti mendasar bagi pembinaan tata hukum di Tiongkok. Berikut mari kita
simak bersama laporan wartawan kami.

Kemarin sore, Sidang Tahunan KRN yang berlangsung di Beijing mengadakan Sidang
Paripurna Ke-3 untuk mendengarkan Laporan Pekerjaan Komite Tetap KRN yang
disampaikan Wu Bangguo. Kepada hampir 3.000 wakil KRN yang tampak hadir, Wu
Bangguo memperkenalkan pengaturan pekerjaan Komite Tetap KRN pada tahun 2010. Ia
mengatakan:

"Pembentukan sistem hukum sosialis yang berkepribadian Tiongkok pada tahun 2010
merupakan target umum legislasi pada era baru yang dikemukakan oleh Kongres Partai
Komunis Tiongkok (PKT) Ke-15. Mewujudkan target itu tepat pada waktunya merupakan
kewajiban yang tak terelakkan, merupakan tugas legislasi nomor wahid tahun ini, sekaligus
tugas yang paling penting yang dihadapi KRN tahun ini."

Istilah sistem hukum sosialis yang berkepribadian Tiongkok diajukan dalam Kongres PKT
Ke-15 pada 13 tahun yang lalu. Istilah itu diajukan PKT untuk menyesuaikan diri dengan
situasi baru perkembangan ekonomi pasar sosialis, kemajuan menyeluruh sosial serta
masuknya Tiongkok menjadi anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Demi
mewujudkan target itu, PKT mengajukan keharusan untuk mengintensifkan legislasi, dan
menetapkan penyelenggaraan pemerintah berdasarkan hukum sebagai pedoman pokok
penyelenggaraan negara.

Dalam waktu selama belasan tahun sejak itu, KRN beserta Komite Tetapnya terus berupaya
mendorong pembangunan sistematisasi tata hukum negara. Komite Tetap Ke-9 KRN yang
masa jabatannya dimulai pada Maret 1998 totalnya membahas dan meluluskan 110 undang-
undang dalam waktu lima tahun, dengan demikian terwujudlah pada tahap awal sistem
hukum sosialis yang berkepribadian Tiongkok. Komite Tetap Ke-10 KRN yang mulai
berfungsi sejak Maret 2003 melalukan 4 kali revisi terhadap UUD yang berlaku sekarang,
sementara itu, menyusun dan merombak 64 undang-undang lainnya.

Dalam sidang kemarin, Wu Bangguo memberi penilaian tinggi terhadap pekerjaan KRN dan
Komite Tetap dalam waktu dasawarsa yang lalu. Dikatakannya:

"Hingga berakhirnya masa bakti Komite Tetap KRN yang lalu, sistem hukum sosialis yang
berkepribadian Tiongkok pada pokoknya sudah terbentuk di bidang ekonomi, politik,
kebudayaan dan kehidupan sosial lainnya, sehingga dengan kuat menjamin dan mendorong
perkembangan usaha sosialis yang berkepribadian Tiongkok."

Pada Maret 2008, Komite Tetap Ke-11 KRN khusus menetapkan target pembentukan sistem
hukum sosialis yang berkepribadian Tiongkok pada tahun 2010 dengan menitikberatkan
mutu legislasi.

Melalui upaya selama hampir tiga tahun yang lalu, sistem hukum sosialis yang
berkepribadian Tiongkok akan terbentuk dalam masa bakti KRN kali ini. Direktur Institut
Penelitian Ilmu Hukum Akademi Ilmu Sosial Tiongkok, Li Lin menyatakan, bahwa
pembentukan sistem itu mempunyai arti pentinting bagi pembinaan masyarakat yang
demokratis dan berlandaskan hukum. Ia mengatakan:

"Kami sudah mengakhiri masa tidak adanya hukum atau hanya sedikit hukum yang menjadi
landasan, dan sudah memulai periode baru yang berlandaskan hukum. Pembentukan
sistem hukum sosialis yang berkepribadian Tiongkok mempunyai arti mendasar yang
penting bagi pembinaan masyarakat yang demokratis dan berlandaskan hukum."

Sistem hukum sosialis yang berkepribadian Tiongkok setelah terwujud terutama terdiri atas 7
bagian, yaitu UUD dan undang-undang terkait lainnya, UU Perdagangan Sipil, UU
Administrasi, UU Ekonomi, UU Sosial, UU Pidana serta UU Acara Hukum Tata Negara dan
UU Prosedur Yang Bukan Acara Hukum Tata Negara. Undang-undang itu mencakup tiga
lapisan, yaitu hukum, perundang-undangan administrasi dan perundang-undangan daerah.

Li Lin memperkenalkan, bahwa pembentukan sistem hukum sosialis yang berkepribadian


Tiongkok akan menjamin warga negara memiliki lebih banyak pegangan hukum dan jaminan
hukum yang tegas; perilaku sosial warga negara juga akan dibakukan dengan lebih tegas;
hubungan sosial yang aneka ragam akan terikat secara menyeluruh oleh tata hukum;
sementara itu, badan-badan administrasi pemerintah juga mempunyai dasar hukum yang
lebih jelas ketika melaksanakan tugas dan kewajibannya.

Anda mungkin juga menyukai

  • Mesin Diesel
    Mesin Diesel
    Dokumen3 halaman
    Mesin Diesel
    -Baran Leite-
    Belum ada peringkat
  • Perawatan Kura
    Perawatan Kura
    Dokumen3 halaman
    Perawatan Kura
    -Baran Leite-
    Belum ada peringkat
  • Kesadahan
    Kesadahan
    Dokumen1 halaman
    Kesadahan
    -Baran Leite Kamerazaman-
    Belum ada peringkat
  • MODUL 8 Rev 1
    MODUL 8 Rev 1
    Dokumen9 halaman
    MODUL 8 Rev 1
    -Baran Leite-
    Belum ada peringkat
  • 23 Oktober
    23 Oktober
    Dokumen3 halaman
    23 Oktober
    -Baran Leite-
    Belum ada peringkat
  • README
    README
    Dokumen1 halaman
    README
    Fahmi Wahyu Trihasno
    Belum ada peringkat
  • Briket Batu Bara
    Briket Batu Bara
    Dokumen16 halaman
    Briket Batu Bara
    -Baran Leite-
    100% (1)
  • Gaya Konservatif
    Gaya Konservatif
    Dokumen1 halaman
    Gaya Konservatif
    -Baran Leite-
    Belum ada peringkat