Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Kesehatan mempunyai peranan besar dalam meningkatkan derajat hidup


masyarakat, maka semua negara berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan
yang sebaik-baiknya. Pelayanan kesehatan ini berarti setiap upaya yang
diselenggarakan sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta
memulihkan kesehatan perseorangan, kelompok ataupun masyarakat.

Kesehatan juga merupakan hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk
keberhasilan pembangunan bangsa, oleh karena itu diselenggarakan pembangunan
kesehatan secara menyeluruh agar terwujud derajat kesehatan masyarakat setinggi-
tingginya.

Pelayanan Kesehatan Masyarakat ( public health services ) adalah bagian dari


pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan
dan mencegah penyakit dengan sasaran utamanya masyarakat.

Karena ruang lingkup pelayanan kesehatan masyarakat menyangkut kepentingan


masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan kesehatan
masyarakat umumnya sangat besar. Hanya saja karena masalah kesehatan
masyarakat pada dasarnya adalah masalah masyarakat itu sendiri, maka dalam
menyediakan serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat maka perlu
mengikutsertakan dan memberdayakan masyarakat.

PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BY SITI AMINAH Page 1


Pada umumnya pelayanan kesehatan masyarakat merupakan tanggung jawab
pemerintah, sehingga pengorganisasian pelayanannya mengikuti pengorganisasian
sistem pemerintahan yang berlaku. Pada negara yang menganut asas sentralisasi,
peranan pemerintah pusat lebih menonjol, sedangkan pada negara yang menganut
asas desentralisasi, tugas-tugas pelayanan kesehatan masyarakat dipercayakan
kepada pemerintah daerah.

Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Indonesia


Penanggung jawab pelayanan kesehatan menurut Keppres no 15 tahun 1984 adalah
Departemen Kesehatan yang sekarang bernama Kementerian Kesehatan. Dengan
diberlakukannya otonomi daerah maka tanggung jawab kesehatan bukan hanya
pada Kementerian Kesehatan saja tetapi Propinsi merupakan tanggungjawab Dinas
Kesehatan Propinsi serta Kabupaten/Kota merupakan tanggung jawab Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.

Sebagai pelaksana fungsi pelayanan kesehatan, maka Dinas Kesehatan Propinsi


atau Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mempunyai kewajiban menyelenggarakan
pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya. Upaya pelayanan kesehatan bagi
masyarakat harus memenuhi prinsip sebagai berikut :
a. Berkesinambungan dan Paripurna
b. Bermutu, Aman dan Sesuai Kebutuhan
c. Adil dan Merata
d. Non Diskriminatif
e. Terjangkau
f. Teknologi Tepat Guna
g. Bekerja dalam Tim secara cepat dan tepat

PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BY SITI AMINAH Page 2


Penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat yang menjadi tanggung jawab
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota secara operasional dapat didelegasikan kepada
Puskesmas. Masyarakat termasuk swasta dapat menyelenggarakan pelayanan
kesehatan masyarakat sesuai dengan peraturan yang berlaku dan bekerja sama
dengan pemerintah.

Sejak diperkenalkannya konsep Puskesmas pada tahun 1968, maka pelaksana


pelayanan kesehatan masyarakat pada tingkat pertama merupakan tanggung jawab
Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).

Pada saat ini Puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah air baik itu
Puskesmas Perkotaan, Puskesmas Pedesaan maupun Puskesmas Daerah Terpencil
dan Perbatasan Kepulauan (DTPK). Selain itu Puskesmas juga diperkuat dengan
Puskesmas Pembantu, Poskesdes dengan Desa Siaganya, Puskesmas Keliling.
Kecuali itu untuk daerah yang jauh dari sarana pelayanan rujukan, Puskesmas
dilengkapi dengan fasilitas rawat inap.

Selain Puskesmas, Pemerintah dapat membentuk fasilitas kesehatan yang secara


khusus ditugaskan untuk melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat sesuai
keperluan.

PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BY SITI AMINAH Page 3


BAB II
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
(PUSKESMAS)

Pusat Kesehatan Masyarakat ( Puskesmas ) adalah salah satu sarana pelayanan


kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Adapun yang dimaksud
dengan Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja.

Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (UPTD),


Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian tugas teknis operasional Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit pelaksana pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu
dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu
wilayah tertentu, serta sebagai ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.
Hal ini disebabkan karena peranan dan kedudukan Puskesmas di Indonesia adalah
amat unik. Sebagai sarana pelayanan kesehatan terdepan di Indonesia, maka
Puskesmas kecuali bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan masyarakat, juga bertanggung jawab dalam menyelenggarakan
pelayanan kedokteran.

Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota


mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Pusat Pemberdayaan Masyarakat,
2. Pusat Penggeraka Pembangunan Berwawasan Kesehatan,
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata pertama

PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BY SITI AMINAH Page 4


Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, Puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat.
Jika ditinjau dari Sistem Kesehatan Nasional, upaya kesehatan tersebut
dikelompokan menjadi dua yakni :

a. Upaya Kesehatan Wajib


Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yg ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional dan global untuk peningkatan derajat kesehatan
masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap
Puskesmas yg ada di wilayah indonesia.
Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :
 Upaya Promkes
 Upaya Kesehatan Lingkungan
 Upaya KIA dan KB
 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
 Upaya Pengobatan

b. Upaya Kesehatan Pengembangan


Upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas
Upaya pengembangan tersebut antara lain :
Upaya Kesehatan Sekolah
Upaya Kesehatan Olah Raga
Upaya Perkesmas
Upaya Kesehatan Kerja
Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
Upaya Kesehatan Jiwa
Upaya Kesehatan Mata
Upaya Kesehatan Usia Lanjut
Upaya Pembinaan Pengobatan tradisional

PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BY SITI AMINAH Page 5


Apabila Puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
pengembangan padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggung jawab dan wajib menyelenggarakannya.

Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama di Indonesia, pengelolaan


program kerja Puskesmas berpedoman pada empat azas, yaitu :

1. Azas Pertanggungjawaban Wilayah


Artinya Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Usaha yang dapat
dilakukan Puskesmas antara lain :
Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat Kecamatan sehingga
berwawasan kesehatan.
Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama secara merata dan
terjangkau di wilayah kerjanya.

2. Azas Pemberdayaan Masyarakat


Azas ini berarti Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan
masyarakat agar aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas, antara
lain seperti :
- Upaya KIA : Posyandu, Bina Keluarga Balita (BKB), Desa Siaga
- Upaya Pengobatan : Pos Obat Desa, Posyandu
- Upaya Perbaikan Gizi : Posyandu, Kadarzi
- Upaya Kesehatan Sekolah : SBH, Dokter Kecil, Poskestren

3. Azas keterpaduan

PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BY SITI AMINAH Page 6


Dalam azas ini untuk mengatasi sumber daya serta diperolehnya hasil optimal
penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas harus diselenggarakan secara
terpadu, baik terpadu lintas program maupun lintas sektor.

4. Azas Rujukan
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki
Puskesmas terbatas, padahal Puskesmas berhadapan langsung dengan
masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatannya. Untuk mengatasi
berbagai masalah kesehatan tersebut dan untuk meningkatkan efisiensi, maka
penyelenggaraan upaya puskesmas harus ditopang dengan azas rujukan.

Ada dua macam rujukan, yaitu :


a) Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan, cakupannya adalah kasus penyakit,
apabila Puskesmas tidak mampu menanggulangi satu kasus penyakit tertentu
maka Puskesmas wajib merujuknya ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih
mampu.

b) Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat, seperti masalah lingkungan, KLB,


Bencana.

Untuk terselenggaranya berbagai upaya pelayanan kesehatan yang sesuai dengan


azas penyelenggaraan Puskesmas perlu ditunjang oleh manajemen Puskesmas
yang baik. Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara
sistematik untuk menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien. Ada tiga
fungsi manajemen Puskesmas yang dikenal dengan Perencanaan, Pelaksanaan dan
pengendalian serta pengawasan dan pertanggung jawaban yang harus dilaksanakan
secara terkait dan berkesinambungan.

a. Perencanaan
Merupakan proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk mengatasi
masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.

PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BY SITI AMINAH Page 7


Rencana kerja tahunan ini dibedakan atas rencana tahunan upaya kesehatan
wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Langkah yang dilakukan antara lain :
- Menyusun Usulan Kegiatan (RUK)
- Mengajukan Usulan Kegiatan
- Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)

b. Pelaksanaan dan Pengendalian


Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan, pemantauan
serta penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan Puskesmas, baik
rencana tahunan upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan
pengembangan, dalam mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas. Langkah yang dilakukan antara lain dengan pengorganisasian,
penyelenggaraan, pemantauan, penilaian

c. Pengawasan dan Pertanggungjawaban


Adalah proses memperoleh kepastian atas kesesuaian penyelenggaraan dan
pencapaian tujuan Puskesmas terhadap rencana dan peraturan perundang-
undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku. Kegiatan yang dilakukan antara
lain :
 Pengawasan
Pengawasan dibedakan atas pengawasan internal yang dilakukan secara
melekat oleh atasan langsung dan pengawasan eksternal yang dilakukan oleh
masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta berbagai instistusi
pemerintah terkait yang mencakup aspek administratif, keuangan dan teknis
pelayanan.

 Pertanggungjawaban
Pada akhir tahun anggara Kepala Puskesmas harus membuat laporan
pertanggungjawaban tahunan yang mencakup pelaksanaan kegiatan serta
perolehan dan penggunaan berbagai sumber daya termasuk keuangan.

PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BY SITI AMINAH Page 8


Selain itu, agar berbagai pelayanan kesehatan bisa terselenggara dengan baik perlu
ditunjang dengan tersedianya pembiayaan yang cukup. Saat ini ada beberapa
sumber pembiayaan Puskesmas, yakni :
a. Pemerintah
Sumber pembiayaan yang disediakan pemerintah, dibedakan atas dua macam,
yaitu :
 Dana anggaran pembangunan, yaitu pengadan gedung, peralatan dan obat.
 Dana anggaran rutin berupa gaji, pemeliharaan gedung dan peralatan,
pembelian bahan habis pakai serta biaya operasional.

b. Pendapatan Puskesmas
Sesuai dengan kebijakan pemerintah, masyarakat dikenakan kewajiban
membiayai pelayanan kesehatan perorangan yang dimanfaatkannya, besarnya
ditentukan oleh perda. Untuk Prop. Riau sejak tahun 2006 pelayanan kesehatan
masyarakat digratiskan, secara otomatis tidak ada lagi pendapatan dari
Puskesmas.

c. Sumber lainnya
Pada saat ini Puskesmas juga menerima dana dari berbagai sumber lain, seperti
Jamkesmas, BOK, Jamkesda, PT. Askes, PT. Jamsostek.

PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BY SITI AMINAH Page 9


BAB III
PEMBAHASAN

Pembangunan kesehatan saat ini telah berhasil meningkatkan status kesehatan


masyarakat. Dari tahun 2004 sampai dengan 2007 terjadi penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI) dai 307 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 228 per 100.000
kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi dari 35 menjadi 34 per 1000 kelahiran hidup.
Selain itu prevalensi gizi kurang juga menurun dari 25,8 % menjadi 18,4 % dan Umur
Harapan Hidup (UHH) meningkat dari 66,2 tahun menjadi 70,5 tahun. Hal tersebut
tidak terlepas dari berbagai upaya yang telah dilakukan oleh sarana pelayanan
kesehatan, termasuk Puskesmas dan jaringannya serta UKBM seperti Poskesdes
dan Posyandu.

Puskesmas dan jaringannya sebagai sarana pelayanan kesehatan terdepan yang


bertanggung jawab di wilayah kerjanya, saat ini keberadaannya cukup merata. Setiap
Kecamatan, minimal terdapat 1 (satu) Puskesmas, yang dibantu 1(satu) Pustus di
setiap 2 (dua) sampai 3 (tiga). Demikian juga hampir di setiap desa kita jumpai
Poskesdes dan Posyandu.

Walau demikian tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini masih ditemukan berbagai
masalah yang dihadapi Puskesmas sebagai Pelaksana Pelayanan Kesehatan
Masyarakat tingkat pertama dalam upaya meningkatkan status kesehatan
masyarakat. Beberapa masalah tersebut antara lain ketersediaan dan distribusi
tenaga kesehatan yang belum merata, ketersediaan peralatan kesehatan yang masih
perlu ditingkatkan, keterbatasan obat-obatan dan logistik lainnya, keterbatasan biaya
operasional untuk pelayanan kesehatan, manajemen Puskesmas yang masih perlu
dibenahi serta kemampuan dan keterampilan tenaga kesehatan yang masih perlu
ditingkatkan. Masalah lain yang muncul adalah masih terjadinya disparitas antar

PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BY SITI AMINAH Page 10


berbagai determinan sosial di masyarakat yang meliputi perbedaan antar wilayah,
antar pendidikan masyarakat, antar sosial ekonomi masyarakat, serta pemberlakuan
otonomi daerah dan desentralisasi bidang kesehatan menambahkan deretan
permasalahan kesehatan yang dihadapi oleh pemerintah baik di Pusat, Propinsi
maupun Kabupaten/Kota.

Dalam tiga dasawarsa terakhir, pemerintah telah berusaha melakukan upaya


kesehatan bagi masyarakat. Kementerian kesehatan telah menyelenggarakan
serangkaian reformasi di bidang kesehatan guna meningkatkan pelayanan
kesehatan masyarakat dan menjadikannya lebih efisien, efektif serta terjangkau oleh
masyarakat. Sejumlah program intervensi teknis bidang kesehatan serta perbaikan
organisasi dan manajemen telah diperkenalkan. Akan tetapi, belum semua
masyarakat Indonesia memperoleh pelayanan kesehatan yang layak walau dalam
skala minimal.

Untuk mengatasi masalah di atas, pemerintah mengambil suatu kebijakan, yaitu


desentralisasi bidang kesehatan sebagai tindak lanjut pemberlakuan otonomi daerah.
Secara teoritis desentralisasi dapat meningkatkan derajat kesehatan, misalnya
melalui :
- Penambahan alokasi sumber daya lokal untuk kesehatan
- Efisien dalam penggunaan sumber daya
- Efektif dalam pelaksanaan program
-
Dengan desentralisasi diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pelayanan
kesehatan. Namun jika pelaksanaan desentralisasi tanpa pengawasan dapat
menimbulkan disparitas antar wilayah.

Secara konsep desentralisasi diharapkan dapat meningkatkan partisipasi


masyarakat, karena pemerintah daerah lebih memahami aspirasi rakyatnya,
budayanya hingga pelaksanaannya lebih efektif, namun harus kita sadari penerapan

PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BY SITI AMINAH Page 11


desentralisasi bukanlah proses yang sederhana, tetapi harus berkesinambungan dan
tidak meningkat sekaligus.

Desentralisasi atau lebih dikenal dengan otonomi daerah banyak membawa


perubahan dalam tata kepemerintahan di negara kita. Otonomi daerah bertujuan
agar daerah terdorong untuk kreatif dalam mengelola sumber daya yang dimiliknya
dalam melakukan pembangunan sesuai kebutuhan dan karakteristik masing-masing
daerah.

Desentralisasi merupakan tantangan dalam peningkatan kualitas pelayanan


kesehatan. Saat ini pemerintah daerah mempunyai peran yang sangat besar dalam
penyedia fasilitas kesehatan, terutama terhadap kondisi kesehatan melalui
peningkatan kelayakan serta akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas.

Sejak diberlakukan otonomi daerah banyak hal yang belum terlaksana dengan baik,
terutama dalam bidang kesehatan, seperti pengangkatan Kepala Rumah Sakit dan
Kepala Dinas atau Kepala Bidang yang tidak sesuai dengan kompetensinya.

Seharusnya dalam konteks tata kelola pemerintah yang baik, peran pemerintah
sektor Kesehatan ada tiga yaitu regulator, pemberi dana dan pelaksana kegiatan.
Untuk itu diperlukan hal sebagai berikut :
1. Komitmen politk untuk pengembangan pelayanan kesehatan
2. Pendekatan yang pro orang miskin
3. Menyeimbangkan peran pemerintah, lembaga usaha swasta dan LSM dalam
pelayanan kesehatan masyarakat
4. Pembiayaan masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
5. Orientasi pada kepuasan pasien
6. Menempatkan SDM sesuai dengan keahlian/standar kompetensi

PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BY SITI AMINAH Page 12


BAB IV
PENUTUP

Pelayanan Kesehatan Masyarakat ( public health services ) adalah bagian dari


pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan
dan mencegah penyakit dengan sasaran utamanya masyarakat.
Pelayanan Kesehatan Masyarakat ( public health services ) adalah bagian dari
pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan
dan mencegah penyakit dengan sasaran utamanya masyarakat.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat yang menjadi tanggung jawab


Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota secara operasional dapat didelegasikan kepada
Puskesmas. Masyarakat termasuk swasta dapat menyelenggarakan pelayanan
kesehatan masyarakat sesuai dengan peraturan yang berlaku dan bekerja sama
dengan pemerintah.

Revitalisasi dan desentralisasi bidang kesehatan amat diperlukan bagi peningkatan


penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan masyarakat secara khusus dan
pencapaian tujuan pembangunan kesehatan secara umum.

PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BY SITI AMINAH Page 13


DAFTAR PUSTAKA

1. Kepmenkes No. 128/2004 tentang Kebijakan Pusat Kesehatan Masyakat


2. Kepmenkes No. 494/2010 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional
Kesehatan
3. Sistem Kesehatan Nasional tahun 2009, Kementerian Kesehatan, Jakarta
4. Pelaksanaan Desentralisasi Kesehatan di Indonesia 2000 - 2007, Laksono
trisnantoro, BPFE , 2009, Yogyakarta
5. Pengantar Administrasi Kesehatan, DR.dr. Azrul Azwar, MPH, Binarupa Aksara,
1980, Jakarta
6. Sistem Kesehatan, Wiku Adisasmito, PhD, Rajawali Pers, 2007 Jakarta

PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BY SITI AMINAH Page 14

Anda mungkin juga menyukai