UJI SKORING
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan kemampuan indera manusia dalam dunia industri dan usaha
telah meluas. Masyarakat luas baik sebagai konsumen atau manusia sosial juga
sudah biasa menggunakan kemampuan indera manusia untuk menilai benda-
benda kebutuhan mereka sehari-hari atau untuk apresiasi lingkungannya.
Penggunaan kemampuan indera manusia telah meluas pula di dunia ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dalam dunia industri dan ilmu pengetahuan,
kemampuan indera manusia untuk menilai atau apresiasi disebut penilaian
organoleptik.
Penilaian dengan indera banyak digunakan untuk menilai mutu komoditi
hasil pertanian atau makanan. Penilaian cara ini banyak disenangi karena dapat
dilaksanakan dengan cepat dan langsung. Kadang-kadang penilaian ini dapat
memberi hasil penelitian yang teliti. Dalam beberapa hal, penilaian dengan
indera bahkan melebihi ketelitian alat yang paling sensitif.
Beberapa perusahaan yang menghasilkan komoditi langka atau sangat
spesial, misalnya minuman anggur, keju istimewa, the, kopi dan bir, masih
menggantungkan penilaian mutunya pada penilaian dengan indera. Penilaian
dengan indera sudah dilaksanakan terhadap hampir semua commodity terutama
yang berasal dari hasil pertanian : minyak wangi, atsiri dan rempah-rempah.
Konsumen dan ibu-ibu rumah tangga juga menggunakan cara penilaian
organoleptik dalam memilih keperluan sehari-hari. Pedagang pada umumnya
juga masih menggunakan penilaian organoleptik dalam perdagangan.
Penilaian organoleptik mempunyai macam-macam cara dan
penerapannya. Dalam hal pengawasan mutu (quality control) suatu produk,
sering digunakan uji skoring. Dan dalam praktikum kali ini kita akan melakukan
uji skoring tersebut yang merupakan salah satu metode atau cara dari pengujian
organoleptik.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari cara-cara melakukan
uji skoring dalam menilai kualitas sensoris yang spesifik dari suatu produk
pangan.
I. TEORI DASAR
B. BAHAN
1. Nampan
2. Kantong plastik
3. Gelas
4. Pengaduk
5. Piring
6. Kartu Evaluasi
7. Alat tulis dan lebel
13 2 +13 2 + 13 2 + ..... + 13 2 + 12 2
b. JK Panelis = − 529 ,2 = 530 ,67 − 529 ,2 = 1,47
3
44 2 + 39 2 + 43 2
c. JK Sampel = − 529 ,2 = 530 ,6 − 529 ,2 = 1,4
10
d. JK Total = 5 2 + 5 2 + 5 2 + .... + 4 2 + 4 2 + 4 2 + 5 2 − 529 ,2 = 540 − 529 ,2 = 10 ,8
KTG 0,4405
f. KK = X 100 % = X 100 % = 32 ,385 %
µ 4,2
F Hitung < F Tabel, tidak terdapat perbedaan warna yang nyata dari masing-
masing sampel dan pada panelis.
9. analisis data terhadap kemanisan
119 2 14161
a. FK = = = 472 ,03
10 x3 30
13 2 + 13 2 +10 2 + ..... +13 2 + 12 2
b. JK Panelis = − 472 ,03 = 477 ,67 − 472 ,03 = 5,64
3
39 2 + 39 2 + 41 2
c. JK Sampel = − 472 ,03 = 472 ,3 − 472 ,03 = 0,27
10
d. JK Total = 5 2 + 5 2 + 3 2 + .... + 3 2 + 5 2 + 5 2 + 3 2 − 472 ,03 = 489 − 472 ,03 = 16 ,97
KTG 0,6144
f. KK = X 100 % = X 100 % = 15 ,49 %
µ 3,9667
F Hitung < F Tabel, tidak terdapat perbedaan kemanisan yang nyata dari masing-
masing sampel dan pada panelis.
F Hitung > F Tabel, maka sampel berbeda sangat nyata sehingga untuk
mengetahui perbedaan tiap-tiap sampel dilakukan uji lanjut yaitu uji BNT atau
LSD. Sedangkan panelis juga berbeda nyata.
Uji BNT sebagai berikut :
KTG 0,2483
Standar Error = = = 0,1576
panelis 10
kemudian dilanjutkan dengan mencari nilai LSD pada tabel (5 %) dengan tiga
sampel dan derajat bebas error = 27. Nilai LSD =3,61
Nilai yang digunakan untuk pembanding :
= 0,1576 x 3,61
= 0,5688
rerata hasil perhitungan : 4,5(372) ; 3,6(153) ; 2,7(594)
(372) – (153) = 0,9 > 0,5688 : berbeda nyata
(372) – (594) = 1,8 > 0,5688 : berbeda nyata
(153) – (594) = 0,9 > 0,5688 : berbeda nyata
V. PEMBAHASAN
VI. PENUTUP
C. KESIMPULAN
1. Warna dari ketiga sampel tidak berbeda nyata yaitu termasuk dalam
tingkat hitam sampai sangat hitam.
2. Kemanisan dari ketiga sampel juga tidak berbeda nyata yaitu termasuk
dalam tingkat manis sampai sangat manis
3. Rasa dari ketiga sampel berbeda sangat nyata satu sama lain, kecap
Indofood mempunyai rasa sangat enak, kecap ABC antara enak sampai
sangat enak sedangkan kecap Ikan Hitam mempunyai rasa agak enak
sampai enak.
4. Besarnya nilai KK mempengaruhi ketelitian uji BNT.
D. SARAN
Sebelum melaksanakan uji skoring untuk penilaian sifat-sifat
organoleptik suatu bahan makanan sebaiknya panelis yang akan menguji dilatih
terlebih dahulu dan pastikan kondisi fisiologis dan psikologisnya mendukung, di
samping itu faktor-faktor lain seperti waktu dan tempat pengujian harus
diperhatikan.
Jakarta.