kerja yang sedang tidak mempunyai pekerjaan, sedangkan angkatan kerja adalah
Jika dilihat berdasarkan kemauan, maka pengagguran itu sendiri, terdiri dari
tersebut bersedia untuk bekerja dalam bidang pekerjaan yang upah kerjanya rendah
memilih untuk menganggur dari pada bekerja dengan upah yang rendah dari upah
yang diharapkan.
Pada pihak lain, terdapat juga orang-orang yang sedang tidak mempunyai pekerjaan,
tetapi tidak mencari pekerjaan karena mengangap bahwa tidak ada kesempatan kerja
21
Seoroto, Strategi Pembangunan Dan Perencanaan Tenaga Kerja, 12
22
Ibid, 172
23
Ibid, 15
Irawan dan M. Suparmoko dalam buku mereka “ Ekonomi Pembangunan”
sungguh digunakan lebih sedikit dari pada yang tersedia. Pengangguran yang
kelihatan ini terbagi lagi menjadi dua, yaitu pengangguran kronis, yang
jumlah waktu kerja potensialnya jauh lebih besar daripada yang dipakainya,
sebenarnya waktu kerja yang mereka miliki tidak seluruhnya untuk bekerja
bidang pekerjaan lain, tanpa mengurangi hasil dari pekerjaan pertama. Tetapi
24
Irawan dan M Suparmoko, Ekonomi pembangunan (yogyakarta : BPFE-yogyakarta, edisi ke-3
1979) 92-94
25
Soeroto, Strategi pembangunan dan perencanaan kerja, 172-18.
1 Pengangguran peralihan (frictional unemempeloyment)
Umumnya pengangguran ini bersifat sementara dan akan bekerja kembali.
lain.26 waktu dalam proses perpindahan tersebutlah yang membuat orang yang
2. Pengangguran Musiman.
3. Pengangguran konjungtoral
dirumahkan untuk sementara waktu dan kurun waktu ini biasanya terjadi
4. Pengangguran teknologis
tenaga mesin.
26
Simon dan Chiristofer danes, moral social actual, 117
27
Ibid 117
28
Kenneth J. Neubeck, Sosial Problem: A Critical Approach 161
5. Pengangguran Struktural.
Pengangguran ini dikenal dalam dua macam, yang pertama pengangguran
struktural yang diakibatkan perubahan struktural pasar barang. Ini dapat terjadi
apabila barang atau jasa yang pada awalnya memiliki pasaran yang baik
menjadi tidak laku atau usaha tersebut cocok dilakukan ditempat lain. Sehingga
usaha atau kegiatan produksi yang sudah ada terpaksa ditutup, yang
oleh struktur perekonomian yang kurang yang belum maju dan belum mampu
6. Pengangguran Wanita.
Jumlah angkatan kerja wanita pada umumnya diseluruh dunia lebih kecil
wanita lebih tinggi dari pada laki-laki. Karena kaum wanita yang sebenarnya
sudah masuk dalam angkatan kerja, umumnya tidak mengambil bagian dalam
Wilayah yang jauh terpencil dari pusat kegiatan ekonomi atau pasar kerja akan
29
Simon dan Christoper Danes, Moral Sosial Aktual, 117
30
Kenneth J. Neubeck, Sosial Problem : A Critical Approach , 167
8. Pengangguran Muda.
Pengangguran muda ini dapat terjadi karena kurangnya ketrampilan ataupun
Terkait dengan penjelasan diatas, Rufinus Lahur dan J. Babari mengemukan bahwa
pangangguran muda yang berusia 15-30 tahun merupakan kelompok yang terbesar
Adapun kriteria dari pengangguran itu sendiri dilihat pada hasil, bahan dan sarana
serta jam kerja. Berbagai keadaan dari pengangguran tersebut akhirnya akan
pendidikan, namun lebih disebabkan oleh lapangan kerja yang tidak sesuai
kemampuan.33 Akibat dari situasi ini maka tidak hanya mereka yang tidak
alokasi persediaan tenaga kerja yang sehat adalah kesempatan kurang dibadingkan
penawaran kerja. Akibat kurangnya penawaran kerja ini, maka yang sering terjadi
disebabkan oleh media informasi tentang kerja tidak luas dan factor tempat
geografis si pencari kerja. Semua keadaan ini menjadi factor pendukung yang
secara statistik akan terlihat semakin tinggi apabila jumlah dan tingkat orang-
orang yang masuk menjadi angkatan kerja lebih banyak di banding dengan orang-
orang yang bekarja. Karena semakin kecil daya serap kesempatan kerja semakin
satu kesatuan yang utuh.36 Dalam hal ini yang dimaksud dengan mahluk serba
dimensi adalah sebagai makhluk Tuhan, manusia juga sebagai satu pribadi dan
yang adalah kehidupan manusia secara bersama disatu wilayah dan waktu
tertentu,
35
Rufinus Lahur dan J Babari, Pemuda dan Masa Depan, 74.
36
Dick Hartoko, Memanusiakan Manusia Muda, (Yogyakarta : Kanisius, 1985), 21.
37
Mohammad Nur Syam, Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila,
(Surabaya : Usaha Nasional, 1986), 184.
dengan pola kehidupan yang terbentuk karena hubungan dan interaksi antar
saling mempengaruhi antara satu sama lain. Karena itu, Cooley mengatakan
bahwa masyarakat dan individu bukanlah dua realitas yang berdiri sendiri secara
terpisah, melainkan dua sisi atau segi dari realitas yang satu atau sama.38
Didalam masyarakat ini juga tidak dapat dipungkiri akan adanya sejumlah
sekian banyak masalah sosial yang ada dalam masyarakat. Masalah ini dapat
dalam memenuhi segala keperluan hidup mereka. Sehingga akan muncul berbagai
38
Dr. H. R. Riyadi Soeprapto, Interaksionisme Simbolik, (Malang : Averroes Press, 2002), 112
39
Simon dan Cristoper Danes, Moral Sosial Aktual, 118
Karena sudah terbiasa tidak banyak berpikir dan bekerja. Keadaan menganggur
penderita bagi manusia itu sendiri. Menurut William Temple, kondisi penderita
itu terjelma dalam tiga hal, salah satunya adalah pengangguran, yang merupakan
Sedangkan bagi mereka yag terbiasa dengan rutinitas kerja, ketika tiba-
hal tersebut belum tentu berguna baginya. Situasi ini juga dapat melibatkan
dirinya bukan bagian dari apapun, mereka sering kali merasa tidak berguna dan
tidak diperhatikan, bahkan sering kali merasa bahwa harga dirinya mereka
untuk berjuang serta harapan mereka akan masa depan menjadi menurun.
tuntutan hidup, mereka tidak mampu memikirkan dan melakukan apa yang
mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur dan merata baik materiil
pembangunan itu adalah kualitas masyarakat yang sesuai dengan apa yang telah
Pancasila.
45
Lihat Bab I, A. Latar Belakang, hal 1.
46
Undang-undang Ketenagakerjaan, (Jakarta : Sinar Grafika, 2001, 1.
47
Sofyan Effendi, dkk, Membangun Martabat Manusia, (Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press, 1993), 40.
Adapun tujuan pembangunan yang termuat dalam GBHN itu sendiri adalah “
ini, pihak yang selanjutnya memiliki peranan yang besar, sebagai pelaku dan
intelektualitasnya.
pengangguran yang ada tidak kunjung menurun juga. Masalah pengangguran ini
jugalah yang menjadi salah satu realita yang merupakan penghambat besar
ayat 2 telah menetapkan untuk mengadakan perencanaan tenaga kerja yang salah
satunya meliputi kesempatan kerja.49 Namun dengan berbagai krisis yang terjadi,
mendapat perhatian dari pihak pemerintah walaupun sudah ada peraturan yang
Selain itu dalam UUD 1945 pasal 27 ayat 2 telah tercantum bahwa: “
Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusian”.50 Hal ini berarti juga bahwa kerja maupun hak asasi setiap orang
yang merupakan tanda dari harkat dan martabatnya. Sehingga ketika seseorang
tidak bekerja atau menjadi pengangguran, maka pada saat itu haknya telah
yang ada di Indonesia yang adalah kaum muda.51 Bagaimanapun juga mereka
adalah pihak-pihak yang mempunyai hak yang sangt besar untuk terlibat dalam
potensial dalam pembangunan itu sendiri. Karena pengangguran muda ini sama
seperti kaum muda yang lain, secara fisik dan mental pada dasarnya mereka
sendiri dan sesuai juga dengan kebutuhan dalam konteks pambangunan. Hal ini
bersesuai dengan apa yang ditandaskan dalam deklarasi universal mengenai hak
asasi manusia oleh PBB, bahwa setiap orang memiliki kewajiban terhadap
penuh.53
53
Dick Hartoko, Memanusiakan Manusia Muda, 24.
BAB III
musim penghujan dan musim kemarau. Secara garis besar jenis tanahnya
adalah jenis tanah gambut, keadaan hutan dan alamnya masih hijau, dan
54
Bagian ini merupakan data yang diolah dari buku Profil Kecamatan Maliku Tahun 2010.
Lahan-lahan yang ada antara lain lahan untuk sawah tadah hujan
dengan luas sebesar 202, 25 Ha, lahan pasang surut seluas 705, 25 Ha dan
ladang yang luasnya sekitar 3, 25 Ha. Disamping itu ada lahan-lahan lain
yang tidak dimanfaatkan yaitu lahan terlantar yang memiliki luas sekitar 5, 25
Maliku berjumlah 2.932 jiwa dengan 781 kepala keluarga, yang terdiri dari
1.538 jiwa laki-laki dan 1.394 jiwa perempuan. Mayoritas penduduk yang ada
di Kecamatan Maliku adalah suku dayak ngaju, disamping ada suku-suku lain
Hubungan sosial antar agama terjalin dengan sangat baik. Hal ini
pembangunan rumah. Disini terlihat bahwa dalam segala hal mereka selalu
memiliki pendidikan tidak tamat SD, SLTP (23,29 %), belum sekolah 9,67 %.
dikatakan masih awam dalam pemahaman tentang politik. Hal ini terlihat
jelas melalui keikutsertaan mereka dalam partai-partai politik dan dikuatkan
memiliki keanggotaan dalam lebih dari satu partai politik. Ditambah lagi
dalam hal ini disebabkan oleh ketertarikan mereka pada partai-partai yang
A. 3. Fasilitas Desa
SLTP,1 buah bangunan SLTA,5 buah fasilitas tempat ibadah yaitu 3 Gereja
dan 2 Mesjid, 1 buah bangunan kantor pos, 1 buah bangunan kantor polisi, 1
balai pertemuan, 1 buah bangunan bank BRI Unit, 9 buah pos kamling
55
Merupakan data dari buku Profil Kecamatan Maliku Tahun 2010
56
Hasil wawancara dengan Ihak (Kepala Desa Maliku, Tanggal, 3 September 2010,pukul
16.11 wib).
penggilingan padi, serta sebuah pasar desa yang diadakan pada setiap hari
minggu. Fasilitas lain yaitu jalan lintas yang sudah merupakan jalan aspal
A. 4. Perekonomian
A. 4. 1. Mata Pencaharian 58
babi potong, penjual kue, montir serta pedagang. Juga kreditor yang
buruh tani.60
A. 4. 2. Sistem Upah
Bila melakukan pekerjaan memotong rumput, upah yang diberikan adalah Rp.
Kemudian untuk menanam padi sebesar Rp. 30.000,-/borongan dan pada waktu
seorang pekerja anyaman rotan. Untuk tikar cina (2m) upahnya adalah Rp.
2.000,-/jalan dan dalam 2 m ini ada 24 jalan. Tikar yang panjangnya 3 m, per
3.000,-/jallan. Kemudian untuk anyaman seperti jenis tas, upah yang diberikan
Rp. 3.500,- untuk model polos dan Rp. 3.000,- untuk model bermotif. Biasanya
pengrajin anyaman rotan ini menjual hasil pekerjaan mereka ke tangan ke dua
bahwa cara kerja yang berlangsung adalah pengrajin mengambil dahulu getah
dari agen minimal 5 kg, yang harga 1 kg nya adalah Rp. 50.000,-. Harga untuk
untuk setiap kerajinan getah nyatu berkisar antara Rp. 10.000,- s/d Rp.
62
1 borongan = panjang 17 m x lebar 17 m = 289 m kuadrat.
63
Kerajinan anyaman rotan biasanya di jual kepelanggan atau ketangan
kedua.Tetapi untuk lansung menjual sendiri di pasaran, tidak pernah/jarang
64
Kerajinan getah nyatu juga tidak langsung dijual sendiri.Karena mereka
umumnya mereka tidak memiliki modal cukup.Getah nyatu bahan dasar diperoleh dari agen.
Selanjutnya pengrajin menjual kembali hasil kerajinannya tersebut kepada
adalah bagi hasil. Menurut seorang pekerja penggilingan, sistem bagi hasil
yang digunakan adalah sistem bagi tiga, untuk beras dan bagi dua untuk
dedak.Upah yang diberikan tergantung pada pendapatan yang diperoleh dan
perhari, maka standar upah yang berlaku adalah Rp. 30.000,- s/d Rp.
dan kepala tukang inilah yang berhak untuk membagikan dan menentukan
besar atau kecilnya upah. Bila pekerjaan yang dilakukan tukang hanyalah
merangkai, maka per M2 (meter kuadrat) adalah Rp. 50.000,-. Sedangkan bila
Kontan. Dalam 1 kg getah nyatu bisa dihasilkan 3 – 8 buah perahu dan untuk
sandungdalam 1 kg nya bisa dihasilkan7 buah sandung
65
Wawancara dengan undat( ketua Rt 8, Tanggal, 11 September 2010. Pukul
08.13 wib).
67
Menurut penjelasan bapaSiga (pekerja penggilingan padi dalam wawancara
tanggal,13 september 2010.pukul 09.00 wib )
bulannya.
68
Dikemukan oleh Ihak( Kepala Desa Maliku dalam wawancara, Tanggal, 8
September 2010.pukul 08.00 wib )
handep” atau gotong royong.69 Gotong royong yang biasa dilakukan adalah
gotong royong dalam rangka kerja bakti dan secara khusus gotong royong
lain yang sifatnya negatif yaitu budaya berjudi dan mengutang. Memang
semua orang tidak dapat disamaratakan dalam hal ini. Tetapi secara
persentase lebih banyak orang yang terlibat dalam kegiatan judi dan
mengutang dari pada yang tidak. Dalam permainan judi ada berbagai jenis
permainan yang dipakai yaitu dengan menggunakan kartu, kupon putih dan
Utang ini akan dibayar setelah gajihan atau pada saat orang tersebut memiliki
uang. Bila yang ingin dipinjam adalah uang (dalam jumlah yang cukup
69
Wawancara dengan Ihak (Kepala Desa Maliku, Tanggal 10 September 2010 jam 16.15
wib)
Dalam hal pandangan hidup, dari apa yang peneliti amati Nampak
Ada juga yang berpandangan bahwa lebih baik tidak bekerja darp pada
bekerja tapi upah yang diperoleh kecil. Sedangkan sebagain lain lagi
Karena pemeluk agama pada umumnya tidak enggan untuk mengikuti acara
yang diadakan oleh agama lain, terlebih lagi masih ada hubungan
yang menjadi tolak ukur penilaian atas status sosial seseorang. Demikian juga
halnya tidak ada orang yang dihormati oleh masyarakat karena orang tersebut
keturunan bangsawan. Dengan kata lain bahwa setiap orang adalah sama.
penelitian. Paparan ini digabung juga dengan beberapa teori dan analisis.
B. 1. Pendidikan
pada peningkatan jumlah dari pada mutu.71 Pendidikan yang ada ternyata
belum memberikan pelajaran yang benar-benar efektif bagi para murid, yang
mutu secara personal yang tentunya harus dipupuk dan dibentuk sejak awal
70
S.Djojohadikusuma, Indonesia Dalam Perkembangan Dunia, (Jakarta : LP3ES, 1989), 35.
71
C. E. Beeby, Pendidikan di Indonesia, (Jakarta : LP3ES, 1981), 124.
72
Sofyan effendi, dkk, Membangun Martabat Manusia, 522.
Akhirnya terjadilah kelangkaan tenaga kerja terampil dan
lowongan tersebut tidak dapat diisi karena bidang ilmu yang dikuasai tenaga
pendidikan yang umum (SLTA) dan hanya 16 orang yang memiliki jenis
pendidikan kursus (SMK, SMEA, STM, kursus komputer, PGSD dan teknik
sipil), sedangkan selebihnya lagi berada pada tingkat pendidikan yang masih
zaman mau pun bidang interest dalam pasar kerja pada saat ini.
73
H. Soeharsono Sagir, Mambangun Manusia Karya, (Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan, 1989), 177.
B. 2 Ekonomi
pekerjaan dan pendapatan rata-rata per KK. Kecuali pegawai negeri yang
antara Rp. 350.000,- s/d Rp. 450.000,- (jika panen baik). Juga anyaman rotan
yang dalam 2 meternya hanya menghasilkan Rp. 48.000,- dan 3 meternya Rp.
mereka hanya mengambil upah dan pekerjaan ini tidak dapat diselesaikan
Sementara itu, apabila anyaman rotan dan getah nyatu ini berada pada tangan
kedua, maka harga yang dipakai untuk penjualan di pasaran dapat mencapai
misalnya tukang biasa mendapat Rp. 30.000,- /hari maka kepala tukang
sistem upah yang dipakai, Nampak sekali bahwa keadaan tersebut cukup
didapatnya, sehingga tidak ada sisa untuk disimpan. Dengan kata lain,
keperluan hidup mereka. Memang dalam hal fasilitas hidup, pada umumnya
sederhana atau pun yang sudah baik. Sedangkan barang mewah hanya berupa
tenaga kerja akan besar dan tingkat upah rendah maka jumlah pencari kerja
pihak pada upah yang sangat rendah sekali pun terdapat juga pencari kerja
pekerjaan penduduk yang dilihat maupun yang dilakukan juga oleh kaum
muda pengangguran ini ketika tidak memberikan hasil yang baik, yang sesuai
dengan jerih payah dan keinginan mereka, wajar sekali jika hal ini kemudian
akan mempengaruhi mereka.75 Mempengaruhi dalam artian membuat mereka
berpikir bahwa pekerjaan tersebut tidak layak untuk dilakukan karena banyak
membuang banyak tenaga tetapi tidak sesuai dengan upah. Seperti “Terai ah,
tatap te baka te ih, jatun kalabih ah kea, kauyuh ah maka” (Lebih baik tidak
usah, toh tidak ada perubahannya juga, tidak ada lebihnya juga, tidak
seimbang dengan lelahnya), atau “dia belai kuh ah, amun ji pandinu baya-
baya ih” (tidak mau, kalau upahnya pas-pasan).76 Akibatnya mereka lebih
B. 3. Sosial Budaya
ada di tempat dimana ada keramaian. Suka ikut-ikutan bila diajak teman-
mengajak).
75
George Soule, Pemikiran Para Pakar Ekonomi Terkemuka, (Yogyakarta : Kanisius, 1994),
162.
76
Hasil wawancara dengan kaum muda pengangguran di Kecamatan Maliku ( tanggal 16
september 2010,pukul 17.00 wib).
Sehingga kegiatan mereka cenderung juga kearah yang negatif,seperti judi
tinggi, walaupun kadang terjadi bentrok antar kelompok hulu dan hilir, karena
yang paling aktif, tetapi masyarakat mereka ini nampaknya dianggap tidak
terlalu cakap untuk dipercayakan dalam suatu bidang tugas, paling banter
kegiatan sama sekali atau hanya berkumpul dengan teman-teman saja, jalan-
menganyam rotan tetapi tidak rutin dikerjakan.78 Ada juga yang membantu
dan ada juga yang membuat kerajinan getah nyatu tetapi sifatnya kadang
banyak santai dan bergaul. Disamping itu banyak dari kaum muda
77
Wawancara dengan kaum muda pengangguran di Kecamatan Maliku tanggal 19 septembar
2010. Pukul 17.20 wib )
78
Wawancara dengan Angga(23)( salah satu pemuda dikec. Maliku.tanggal 15 september
2010.pukul 16.15 wib )
79
Wawancara dengan Edwin(26) ( Salah satu pemuda dikec. Maliku tanggal 19 Septembar
16.21 wib)
80
Wawancara dengan Nunui(29)( salah satu pemuda di kec. Maliku tanggal 20 september
2010.Pukul 8.00 wib)
Dalam percakapan dengan kaum muda pengangguran ini, diperoleh
adalah orang yang tidak bekerja dan orang yang tidak memiliki pekerjaan
tetap. Tetapi ada juga yang berpendapat bahwa pekerjaan itu tidak selalu
harus pekerjaan tetap. Namun mereka juga menyatakan bahwa mereka sendiri
berdasarkan hasil angket berkisar antara 1-6 tahun. Sebagian dari mereka ini
sudah pernah bekerja, yang waktu kerja mereka antara setengah bulan sampai
ritme kerja atau karena upah tidak sesuai pekerjaan, karena kesehatan, karena
penciutan usaha, bangkrut atau PHK. Sebagian lagi ingin berhenti karena
perasaan bosan atau masalah khusus. Sedangkan yang lainnya lagi memang
pengangguran ini ada yang tidak pernah bekerja atau pun mencari pekerjaan
karena tidak ada dorongan dari keluarga/orang tua. Ada juga yang tidak
pernah mencari pekerjaaan walaupun dituntut untuk bekerja dan ada juga
yang memang tidak pernah bekerja karena tidak ada tuntutan untuk itu, tetapi
81
Menurut Rinto ( 28) (salah satu pemuda yang ada di kec. Maliku dalam wawancara tanggal
18 september 2010.pukul 19.00 wib )
82
Wawancara dengan kaum muda pangangguran di Kecamatan Maliku( Tanggal 20
september 2010,pukul 17.15 wib)
83
Dituturkan oleh kaum muda pengangguran dikecamatan Maliku (Tanggal 21 Sep 2010)
Di samping itu pada pihak yang pernah bekerja, ada yang berusaha
mencari pekerjaan lagi karena diharuskan untuk itu tetapi ada juga yang
serta ada yang tidak mencari pekerjaan lagi karena memang tidak dituntut
untuk itu. Namun pada umumnya mereka ini pernah bekerja dan dituntut
untuk bekerja agar dapat meringankan beban orang tua mereka, tetapi tidak
bekerja juga.
Dari sini ada kesan bahwa dalam ruang lingkup keluarga, kaum
muda pengangguran ini cenderung keras hati dan egoismenya tinggi. Karena
pekerjaan yang maju mereka geluti selama mereka menganggur, padahal jika
mereka memang mau bekerja, ada banyak pekerjaan yang bisa mereka
bekerja, semua itu kemudian diserahkan kepada sang anak untuk memilih dan
menentukan apa yang ia inginkan. Dalam hal ini orang tua mereka tidak dapat
84
Wawancara dengan beberapa orang tua kaum muda pengangguran di Kecamatan
Maliku
85
Wawancara dengan kaum muda pengangguran di Kecamatan Maliku
Juga karena faktor gaji yang tidak sesuai dengan pekerjaan, tidak ada uang
pekerjaan yang mereka inginkan adalah pekerjaan yang sederhana dan tidak
merugikan orang lain (halal),86 juga pekerjaan yang ringan serta gajinya
ini, mereka mengikuti tipe-tipe yang sudah tanpa adanya paksaan dan
86
Wawancara dengan pendi
87
Wawancara dengan kaum muda pengangguran di Kecamatan Maliku
88
H. R. Riyadi Soeprapto, Interaksionalisme Simbolis, 54
Ketika mereka mengambil tindakan yang sama, itu mereka lihat bukan
sebagai masalah tetapi sesuatu yang wajar. Karena pengangguran sudah ada
dalam masyarakat.
Padahal jika melihat pada keaadaan di Kecamatan Maliku, yang
merupakan desa transisi dan letak geografisnya yang strategis, serta luasnya
Seharusnya semua itu dapat membuat mereka terlibat aktif dalam kegiatan
juga oleh kaum pengangguran ini, yaitu tentang segala sesuatu yang bisa
didapat di alam.91 Ketika mereka melihat bahwa kekayaan yang ada di alam
itu cukup, mereka lalu melihat bahwa pekerjaan itu bukan sebagai sesuatu
yang mutlak untuk dilakukan. Sehingga hal ini terpola dalam alam pikiran
89
JWM. Bakker, Filsafat Kebudayaan, (Yogyakarta : Kanisius, 1984), 18.
90
Clifford Geertz, Tafsir Kebudayaan, (Yogyakaarta : Kanisius, 1992), 72
91
Wawancara dengan kaum muda pengangguran di Kecamatan Maliku
Disamping itu, ketergantungan pada orang tua juga menjadi
tanggungan kea, sika tatap kuman kea melai huma” (untuk apa susah-susah
bekerja,tidak ada tanggungan juga, toh tetap makan juga dirumah). Ini
tersedia dari orang tua. Tanpa mereka harus bekerja keras untuk
berusaha keras. Ini dapat terlihat dari maraknya kegiatan judi dan pandangan
Tetapi ketika imbalan yang ada tidak menarik minat mereka, maka
karena takut gagal, malahan mereka merasa aman dalam keadaan mereka
dengan baik.
inginkan adalah sebuah pekerjaan dengan gaji besar, tidak terlalu berat dan
sesuai dengan kemampuan mereka. Padahal pihak Dinas Tenaga Kerja dan
untuk pelatihan kaum muda pengangguran ini melalui Karang Taruna. Tetapi
karena tidak adanya pengkoordinator kegiatan maka dalam waktu dekat lebih
kurang satu bulan kegiatan tersebut terhenti dan barang-barang bantuan pun
94
Ibid, 26.
BAB IV
zamannya. Sehingga gereja juga ada bukan untuk dirinya sendiri, tetapi ia diutus
untuk gelar karya ditengah dunia.95 Ini berarti bahwa gereja harus mampu
menyesuaikan perannya dengan tuntutan zaman dan dapat hadir sebagai pihak yang
mampu mengupayakan suatu solusi atas apa yang terjadi. Sebab gereja akan benar-
benar menjadi gereja apabila gereja menyadari bahwa ia merupakan bagian dari
dunia yang Allah kasihi dan yang kepadanya juga Allah menyatakan Kasih-Nya.
Dengan adanya misi, gereja dapat berdiri pada posisi yang seharusnya dan dengan
misi ini jugalah gereja benar-benar ada di dalam dunia. Seperti yang diungkapkan
juga oleh Choan Seng Song Bahwa : “Gereja itu bukan hanya berada dalam misi,
terpisahakan melainkan merupakan dua hal yang bertalian satu sama lain. Karena itu
dalam misinya gereja harus sungguh-sungguh memahami bahwa karya Allah tidak
hanya sampai pada ruang lingkup gereja saja, tetapi seluruh manusia.
95
Weinata Sairih, MTh, Iman Kristen dan Pergumulan Kekinian, (Jakarta : BPK Gunung
Mulia, 1996), 3.
Ini juga berarti bahwa gereja ditempatkan oleh Tuhan sendiri untuk
budaya tertentu. Sebab dalam kegiatan misinya gereja juga diajak untuk tidak
turut bertanggung jawab dalam upaya perubahanya. Tanggung jawab sosial ini dapat
dilihat dalam rangka tidakan Allah dalam sejarah. Menurut Vinay Samuel, tindakan
Allah mengambil tempat dalam sejarah ada dalam bentuk kehidupan sosial manusia.
sTindakan Allah berlangsung dalam hidup seluruh manusia dari dahulu sampai
dengan situasi dunia, agar misi gereja menjadi misi yang mampu memberikan
keadilan dan pembebasan. Salah satu bentuk misi yang dilaksanakan gereja adalah
member prioritas pada penyiapan akan sumber daya manusia untuk meningkatkan
hal-hal positif yang mereka miliki dan menekan munculnya sikap negatif mereka.
Sehingga manusia dapat hadir sebagai manusia yang seutuhnya dengan pikiran yang
sehat, rasional dan positif, yang memberikan masukan-masukan yang berarti dalam
manusia itu sendiri. Yang dalam hal ini, gereja juga terpanggil secara aktif dan
kreatif untuk mengambil bagian dalam usaha yang mencegah segala yang
meliputi kehadiran gereja dalam keadaan-keadaan sosial, maka gereja juga memiliki
andil dalam menghadapi masalah pengangguran ini.Hal ini bersesuaian dengan titik
pijak dalam peran serta gereja terhadap pembangunan nasional, yaitu keterlibatan
Istilah “misi” berasal dari bahasa latin “ mission” yang berarti “perutusan” 21
jadi kata perutusan ini mengarah juga pada maksud adanya tugas dan tanggung
jawab. Yang oleh W.D. Conterius dituliskan bahwa misi merupakan suatu perutusan
dengan pesan atau message khusus untuk disampaikan atau dengan tugas khusus
untuk dilaksanakan.22
menunjuk kegiatan yang lebih luas dan umum untuk yaitu semua kegiatan
dalam bukunya” missiologi”, misi merupakan pengutusan yang adalah karya Allah
atau juga tugas yang diberikan oleh Allah. Yang meliputi seluruh aktivitas gereja
dimanapun ia berada.24
Dengan demikian misi gereja lebih dilihat sebagai karya misi yang holistik.
Misi yang dimengerti secara kontekstual, sebagai hidup dan karya gereja ditempat
dimana gereja ada, yang dengan cara ini misi mendapatkan arti yang sebenarnya
sebagai aspek keterbukaan gereja terhadap dunia.25 Sehingga misi bukan hanya
mereka juga ada dalam keadaan seperti yang ingin Allah wujudkan didunia ini.
Misi dipandang sebagai suatu gerakan dari Allah kepada dunia.26 Jadi dunia
merupakan ruang gerak dari seluruh aktivitas Allah dan dunia adalah ladang misi itu
sendiri. Ini berarti juga bahwa misi itu ditujukan pada setiap manusia dalam segala
keadaannya. Sehingga misi merupakan Missio Dei.Missio Dei adalah kegiatan Allah
yang merangkul baik gereja maupun dunia.27 Missio Dei merupakan murni aktivitas
ditengah dunia mempunyai dampak bagi manusia.28 Dengan demikian misi gereja
dapat dimengerti sebagai partisipasi aktif gereja pada Missio Dei yang disertai
tindakan gereja.
menjawab teriakan manusia.29Sehingga Missio Dei ini ada dalam rangka kasih yang
Allah nyatakan kepada manusia. Tindak nyata dari kasih Allah itu adalah Yesus
Kristus, Yang didalam-Nya Allah rela datang kedunia bukan sebagai Allah, tetapi
manusia biasa, bahkan sebagai seorang hamba yang menderita sampai mati dikayu
salib. Ia hadir bagi manusia dan sebagai manusia. Mengambil bagian dalam dunia
Missio Dei ini juga merupakan pernyataan cara Allah untuk melaksanakan
rencanakan bagi manusia bukan hanya keselamatan jiwa yang diperoleh pada akhir
zaman, tetapi keselamatan seluruh manusia baik rohani maupun jasmani. Hal ini
dan membuat manusia menjadi lebih manusiawi dalam segala hal segi dan dimensi
hidupnya.31
Dalam hal ini, gereja terlibat untuk mewartakan kabar gembira kehadiran
dan tindakan Allah didunia dan dalam sejarah manusia, untuk mendukung
pemerintahan Allah yang penuh syallom. Pemerintahan Allah ini memeluk semua
orang yang berkehendak baik, yang berkomitmen untuk membangun umat manusia
yang baru.32
namun dituntut juga usaha dari manusia itu sendiri. Karena itu gereja harus
Dalam PL maupun PB, karya misi dilihat sebagai karya Allah, Allah yang
telah mengutus Diri-Nya sendiri kedalam dunia untuk menyelamatkan dunia dan
manusia.
a. Menurut PL
Dalam PL, misi dilihat secara menyeluruh dari perutusan Diri Allah
kepada dunia. Perutusan ini nyata dalam kehadiran Allah bersama umat-Nya.
Allah diperlihatkan memiliki peran yang universal, yaitu sebagai pencipta dunia
(Kej 1; Maz 8,19) dan Tuan atas sejarah (Kej 12; Kel 1; Ul 2; Am 9:7) serta
penyelamat segala bangsa. Ia menyingkapkan Diri-Nya sebagai Allah yang aktif
didalam sejarah yang lampau dan ia juga akan menjadi Allah dimasa depan.
Allah menjangkau semua bangsa (Yun 4), salah satunya nyata dalam
pemeliharaan Israel. Tetapi perhatian yang dialami oleh bangsa Israel bukanlah
satu-satunya perhatian Allah kepada umat manusia. Israel hanyalah sebagai tanda
bagi dunia, agar dunia melihat dan menyadari perutusan Diri Allah yang benar
sendiri.
dunia pada suatu tempat tertentu dan bangsa yang tertentu pula (Kej 12:1-3),
yaitu Israel. Dengan demikian Israel mengemban tugas missioner juga untuk
menghadirkan cinta Allah yang universal kepada bangsa-bangsa lain yang ada
keselamatan yang dari Allah, yaitu dengan menjadi terang bagi bangsa-bangsa
b. Menurut PB
masyarakat. Hadirnya shalom adalah suatu kerinduan bangsa Israel pada saat itu,
karena mereka sedang dijajah oleh bangsa Romawi, mereka tertindas dengan
pajak kepada kaisar, dalam shalom dalam arti keamanan dan kemerdekaan sangat
dari tangan penjajahan bangsa Romawi, sama seperti ketika Musa melepaskan
bangsaIsrael dari tangan Mesir. Pada situasi demikianlah maka Yesus muncul
sebagai tokoh yang memberi harapan bagi bangsa Israel. Hal yang harus
dipahami dari misi Yesus adalah kesadaran-Nya sebagai orang yang diutus, yang
kehadiran-Nya sama sekali tidak sekedar bersifat lahiriah belaka, tetapi Ia ada
dan hadir bagi manusia sebagai manusia dan mewujudkan kehadiran yang Ilahi
itu.
mau harus merupakan pelayanan yang holoistik, karena Yesus telah memberikan
teladan itu kepada kita. Bukan hanya pelayanan-Nya saja tetapi Yesuspun adalah
teladan manusia yang holoistik. Kepekaan Yesus adalah terhadap apa yang
dibutuhkan oleh manusia dan bukan apa yang diinginkan manusia. Yesus amat
peka terhadap kebutuhan holistik manusia. Contoh yang paling gamblang adalah
yang terdapat dalam Yohanes 6:1-15, setelah Yesus member makan secara
rohani kepada orang-orang yang haus akan Firman Tuhan maka Yesus member
makan jasmani berupa roti dan ikan kepada lebih dari lima ribu orang.
pengangguran ini tidak dapat menyalurkan bakat maupun potensi yang mereka
miliki. Sebab mereka terkurung dalam keadaan menganggur tersebut. Yang berarti
juga pada saat mereka menjadi pengangguran, mereka tidak memiliki kebebasan
Karena misi gereja itu sendiri harus relavan dan berhadapan dengan situasi
yang ada, maka ketika misi gereja diperhadapkan dengan pemuda pengangguran ini,
gereja harus mengupayakan adanya solusi atas keadaan tersebut, walaupun tidak
pengangguran itu. Pemberdaya adalah kata kunci yang ditawarkan penulis bagi misi
gereja.
Kata “Pemberdayaan” ini berasal dari kata “Daya” yang artinya adalah
dalam arti kekuatan yang berasal dari dalam dan diperkuat oleh unsur-unsur
penguatan yang diserap dari luar. Jadi pemberdaya dapat dimengerti juga sebagai
membuka peluang untuk masuk dalam berbagai sumber daya dan kritis, mampu dan
keberadaan mereka (kaum muda pengangguran), sehingga mereka memiliki apa yang
dinamakan dengan daya seperti tersebut di atas. Yang memberi kemungkinan bagi
mereka untuk dapat memperbaiki kehidupan mereka sendiri, di atas kekuatan mereka
sendiri. Yang juga membuat mereka menjadi mampu untuk menentukan dan
“Pemberdayaan” ini.
Dengan demikian, pemberdayaan harus melihat pada tiga sisi. Pertama,
kaum muda pengangguran muda yang titik tolaknya adalah pemahaman bahwa setiap
merupakan upaya untuk membangun dan mengembangkan daya yang dimilki kaum
kaum muda penganguran ini. Melalui tindak nyata yang dapat membuat mereka
Melindungi dalam artian mencegah agar mereka yang lemah tidak menjadi semakin
melindungi mereka dari segala penyudutan atas keadaan mereka. Sehingga dalam
Dengan ini kaum muda pengangguran akan mampu turut serta dalam
partisipasi terhadap pembangunan bangsa, yang dihargai dan dijunjung harkat dan
Karena kaum muda pengangguran ini adalah angkatan kerja yang sedang
adalah pekerja, dimanapun manusia itu ada, maka disana juga ada kerja. Dalam
kerja yang manusia lakukan, maka manusia secara sadar menggunakan berbagai
kemampuan yang ada padanya untuk mencapai tujuannya. Oleh sebab itu, setiap
orang perlu untuk bekerja, bukan saja supaya orang tersebut memperoleh nafkah
untuk hidupnya tetapi juga untuk keutuhan jiwanya. Dalam bekerja, manusia
memenuhi mandat atau tugas luhur dari Allah sendiri. Sehingga bekerja juga
bukan sekedar kewajiban bagi manusia, tetapi adalah hak manusia yang
mereka, dekat dengan mereka, membuka hati dan tangan bagi mereka. Yang
pemberdayaan. Ini berarti bahwa gereja harus mampu menempatkan diri sebagai
teman bagi mereka dan menggali daya yang tidak ternilai harganya untuk di
Dalam PL, kerja Allah nyata dalam rangka penciptaan dunia dan didunia.
pekerja, sama seperti Dia. Ini berarti juga bahwa manusia wajib untuk bekerja.
tugas/kerja, sehingga kerja merupakan bagian dari rencana Allah. Setiap orang
harus bekerja ( kel 34: 21) dan kerja ini merupakan perintah, bukan pilihan,
manusia tidak boleh menjauhi kerja melainkan dipuaskan oleh hasil kerja tangan
Dalam PB kerja merupakan tanggung jawab yang besar dan Yesus sendiri juga
bekerja.
Dalam 1 Tim 5:8, setiap orang harus bertanggung jawab untuk memenuhi
juga manusia bisa terlibat dalam hubungan kerjasama dengan Allah dan dengan
perlu untuk pemenuhan diri manusia yang hakekatnya adalah seorang pekerja
1. Penyadaran.
Dalam proses ini,kaum muda pengangguran diajak untuk menyadari
sanggup untuk mengatasi keadaan mereka asalkan ada kemauan dari diri
mereka sendiri dan tentu juga diperlukan adanya bantuan dari pihak lain.
pengangguran ini.
karena akan hanya menimbulkan perasaan rendah diri mereka. Metode dalam
metode “ warung kopi “, yaitu berada ditempat kaum muda pengangguran ini
dipungkiri, bahwa segala sesuatu yang sudah membudaya akan sulit untuk
dikurangi. Karena itu dalam dialog maupun pastoral yang dilakukan, harus
benar-benar mengajak mereka berpikir bahwa mereka tidak seharusnya tetap
berada dalam keadaan mereka tersebut dan mereka juga harus berpikir
Sebab jika mereka hanya berharap untuk mengambil dari alam atau
menunggu nasib, semua itu juga nantinya tidak akan mampu memberi seperti
yang mereka inginkan. Dan bila mereka hanya menunggu pekerjaan yang
hidup.
mereka agar memahami arah pikiran mereka dan agar mampu member ide-
ide baru untuk membuka pemahaman baru mereka. Tetapi semua ini harus
tersinggung.
gereja harus melakukan pendekatan secara pribadi atau orang per orang.
Karena bila satu orang dapat dirangkul oleh gereja, maka lainnya pun akan
dengan mudah diajak oleh geraja. Untuk yang baru menjadi pengangguran
mencari-cari apa yang harus ia lakukan. Sedangkan mereka yang sudah lama
percaya diri. Sehingga untuk mereka ini pendekatannya harus lebih intensif.
Dalam hal ini mereka harus dibebaskan dari rasa tidak percaya diri atau pun
selanjutnya dan apa yang akan terjadi pada diri mereka serta mengenai
adanya potensi yang dimiliki setiap orang sejak dilahirkan, termasuk juga
mereka sendiri.
2. Pembinaan
memimpin. Dalam hal ini, gereja bisa menjadi apa saja bagi mereka, baik
sebagai teman atau pun sebagai pihak yang membantu mereka mencari jalan
Dalam hal ini mereka diberi dorongan dan diajak berpikir serta
berdiskusi untuk melihat bahwa ada banyak potensi yang mereka miliki, yang
dapat membuat keadaan mereka menjadi lebih baik dari yang sekarang.
mengajak mereka berbicara tentang apa yang harus mereka lakukan agar
Kegiatan ini dapat dilakukan melalui saresahan, seminat dan saling berdiskusi
baik dalam kerangka formal dan informal. Topik yang dapat diangkat dalam
yang ada di Kecamatan Maliku ini, apa yang bisa membuat mereka tertarik,
keterampilan apa yang cocok dikembangkan dan apa yang membuat mereka
tidak tertarik.
3. Pelatihan
dalam bentuk tindakan yang tidak nyata. Pelatihan ini dapat diprakarsai oleh
Dinas Tenaga Kerja dan Sosial yang selalu memberikan bantuan berupa
karang taruna.
dari pada usaha lain, dalam artian usaha-usaha tersebut berjalan apa adanya
kaum muda pengangguran ini lebih berdaya agar dapat mengelola hidupnya
sendiri kelak.
4. Penyediaan Fasilitas
untuk ini, karena itu diperlukan juga bantuan dan kerjasama dari dari koperasi
dalam hal pinjaman uang dan dari dinas tenaga kerja dan sosial berupa
bahan produksi seperti getah nyatu, dengan harga yang tidak terlalu tinggi
dengan harga yang sesuai dengan harga dipasaranya, atau hasil pekerjaan
mereka. Ini didukung juga oleh keadaan fasilitas desa yang memungkinkan
Disamping itu dalam kerjasama dengan dinas Tenaga Kerja dan Sosial,
tidak ada salahnya juga bagi gereja untuk mengupayakan bantuan bagi
bagi mereka yang mungkin berpikiran untuk masuk ke bidang pekerjaan lain.
Karena jika mereka mengikuti tes-tes penerimaan tenaga kerja, mereka selalu
dimintai kartu kuning tersebut yang diberikan oleh Dinas Tenaga Kerja dan
Sosial sebagai bukti mempunyai pengalaman kerja. Karena itu gereja perlu
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
hasil kerja ( barang atau jasa dan upah), adanya bahan yang di olah dengan
perpindahan kerja, PHK , kerja tidak tetap dan tidak ingin bekerja, yang dapaat
2. Misi adalah pengutusan, yang adalah karya Allah, sebagai tugas bagi gereja
dimanapun ia berada. Misi adalah aktivitas Allah sendiri karena itu misi
adalah Missio Dei. Misi ditujukan kepada seluruh manusia dalam segala
Maliku ini dipangaruhi oleh beberapa hal seperti masalah kualitas pendidikan,
B. Usulan
Tulisan ini, penulis sadari penuh dengan kekurangan dan terbuka pada
berbagai kemungkinan kekeliruan. Karena tulisan ini masih hanya berupa upaya
2. Agar gereja terlibat secara aktif dan kreatif dalam upaya memberdayakan kaum
I. Buku-buku
Bosch, David J, Transformasi Misi Kristen, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1997).
Brownlee, Malcolm, hai, pemuda Pilihlah !, (Jakarta : BPK Gunung Mulia 2002).
Conterius, Wilhelm Djulei, Misiologi Dan Misi Gereja Milenium Baru, (Ende : Nusa
Indah, 2001).
1989).
Persada, 2001).
Georg kircchberger, SVD, dan john Mansford Prior, SVD, Mendengarkan Dan
Indonesia, 1972).
1979).