“LAMA” “BARU”
• Produk berupa komoditas umum • Produk berupa komoditas yang memiliki atribut
spesifik atau dihasilkan dari bahan baku yang
berbeda
w.adiyoga/kass/september/2001
• Produk memiliki segmen pasar luas/umum • Produk memiliki segmen pasar spesifik dan
cenderung dipengaruhi trend
• Aset menghela usaha • Konsumen/pengguna menghela usaha
• Aset keras (lahan, alat/mesin, bangunan) merupakan • Aset lunak (SDM, organisasi, rencana) merupakan
sumber utama keunggulan kompetitif strategis sumber utama keunggulan kompetitif strategis
• Bermacam produk komoditas dari berbagai sumber • Pemisahan identitas produk komoditas
• Lokasi kegiatan produksi secara geografis • Lokasi kegiatan produksi secara geografis terpisah-
terkonsentrasi pisah atau terpencar
• Pemilikan aset • Pengendalian aset
• Dana/finansial/aset merupakan sumber utama • Informasi merupakan sumber utama kekuatan dan
kekuatan dan pengendalian pengendalian
• Tenaga kerja adalah biaya, sedangkan peralatan • Tenaga kerja adalah investasi, sedangkan peralatan
merupakan investasi merupakan biaya
• Menjual produk yang diikuti oleh jasa • Menjual jasa yang diikuti oleh produk
• Impersonal/pasar terbuka • Personal/negosiasi/pasar tertutup
• Membeli (outsourcing) dari berbagai sumber • Membeli (outsourcing) dari sumber tunggal
• Hubungan adversarial dengan pemasok dan pembeli • Hubungan kemitraan dengan pemasok dan pembeli
• Pembelian dan penjualan yang bersifat impersonal • Pembelian dan penjualan yang berdasar hubungan
personal (relationship)
• Kebijaksanaan pertanian
w.adiyoga/kass/september/2001
pertanian yang kemudian akan berfungsi sebagai fasilitator, akomodator dan enforcer
implementasi rencana pengembangan, diantaranya adalah:
“LAMA” “BARU”
• Pasar domestik adalah pasar utama • Pasar luar negeri dan industri merupakan target
penting
• Membudi-dayakan komoditas • Memproduksi produk pangan secara semi-
manufaktur
• Konsumen sangat menaruh perhatian terhadap biaya • Pengeluaran untuk pangan cenderung menurun di
pangan tinggi dan kemungkinan kekurangan pangan dalam anggaran konsumen dan adanya pasar global
dapat mengurangi kemungkinan terjadinya
kekurangan pangan
• Konsumen percaya bahwa pangan yang dikonsumsi • Konsumen akan selalu mempertanyakan keamanan
cenderung aman pangan yang dikonsumsi
• Pengaruh politis cukup signifikan • Pengaruh politis terbatas
• Dana anggaran yang cukup untuk pertanian • Anggaran defisit dan semakin berkurangnya
pendanaan untuk pertanian
• Petani secara ekonomis kurang diuntungkan • Tingkat pendapatan petani comparable dengan
sektor lain
• Pendapatan usahatani merupakan parameter • Pendapatan rumah tangga tani merupakan
kesejahteraan parameter kesejahteraan
• Konservasi sumberdaya untuk memelihara/ • Penggunaan sumberdaya secara akrab lingkungan
meningkatkan produktivitas untuk mengurangi polusi
• Efisiensi • Ekologi
• Petani memiliki standar moral lebih tinggi dan etika • Petani tidak berbeda dengan masyarakat lainnya
kerja yang kuat dalam hal nilai, etika kerja dan standar moral
• Kesejahteraan ekonomi komunitas pedesaan • Kesejahteraan ekonomi komunitas pedesaan lebih
tergantung pada kegiatan usahatani tergantung pada kegiatan non-usahatani
• Daerah pedesaan memberikan kualitas hidup yang • Daerah pedesaan memberikan kualitas hidup yang
lebih tinggi dibandingkan dengan daerah perkotaan. lebih rendah atau tidak berbeda dibandingkan
dengan daerah kota
Secara ringkas, berbagai hal di atas memberikan gambaran adanya perubahan yang
cepat dan signifikan di sektor pertanian, baik dari sisi realita maupun sisi persepsi. Berbagai
perubahan tersebut akan berdampak nyata terhadap keberhasilan strategi yang dipilih untuk
mengelola agribisnis serta merancang kebijaksanaan pertanian ke depan. Sebagai contoh
kasus, rencana pengembangan kawasan agribisnis sayuran Sumatera juga dapat
memanfaatkan hasil diskusi gagasan dan konsep yang telah dikemukakan di atas untuk
menyusun justifikasi penggembangan yang solid. Namun demikian, justifikasi solid tersebut
w.adiyoga/kass/september/2001
juga harus didukung oleh analisis kelayakan agribisnis yang akan dikembangkan. Tahapan ini
perlu dilakukan untuk menghindarkan beban “biaya” akibat kemungkinan pengambilan
keputusan yang salah.
1. Determinasi pasar – menentukan potensi pasar dari produk yang akan dihasilkan
• Skala ekonomis minimal dari unit usaha - melakukan analisis biaya untuk unit
usaha yang ada atau model simulasinya
• Kebutuhan dari unit usaha - menentukan kuantitas bahan baku yang dibutuhkan
untuk mendukung operasionalisasi unit usaha
• Ketersediaan bahan baku yang dibutuhkan - menentukan ketersediaan bahan
baku dari sisi kuantitas, serta mengestimasi harga yang sesuai dengan kualitas
bahan baku yang dibutuhkan
• Jaminan pasokan - menentukan kontinuitas pasokan bahan baku sesuai dengan
kebutuhan jangka pendek, menengah dan panjang.
3. Proses produksi - menentukan kebutuhan fasilitas, modal dan cara pendanaan, serta
potensi biaya dan pengembaliannya
w.adiyoga/kass/september/2001
• Kebutuhan fasilitas - menentukan fasilitas spesifik yang dibutuhkan untuk
operasionalisasi unit usaha
• Kebutuhan investasi modal - menentukan kebutuhan investasi awal untuk
mendanai fasilitas yang dibutuhkan
• Kebutuhan tenaga kerja - menentukan kuantitas dan jenis tenaga kerja spesifik
yang dibutuhkan
• Biaya operasional - mengembangkan anggaran biaya yang mencakup biaya
tenaga kerja dan manajemen, bahan baku, serta komponen yang bersifat tetap
dan operasional
• Profitabilitas - menentukan keuntungan potensial melalui estimasi pengembalian
dan membandingkannya dengan anggaran biaya, melakukan analisis titik impas
dan menyiapkan lembaran proyeksi pendapatan serta lembaran aliran tunai
1. Ketersediaan lokasi - menentukan kelayakan lokasi unit usaha, baik dari sisi teknis
maupun ekonomis
2. Ketersediaan jasa pelayanan - menentukan kecukupan dan biaya yang diperlukan
untuk jasa-jasa yang diperlukan, misalnya pelayanan finansial atau pelayanan
pelatihan
3. Struktur pemerintahan - menentukan jenis kebijakan pemerintah yang akan
mempengaruhi operasionalisasi unit usaha, misalnya kebijakan perpajakan atau
kebijakan pewilayahan
4. Ketersediaan fasilitas transportasi - menentukan kecukupan dan biaya fasilitas
transportasi yang dibutuhkan untuk operasionalisasi unit usaha
Kebutuhan untuk melakukan analisis kelayakan pada dasarnya berawal dari persepsi
bahwa pertanian adalah salah satu bentuk kegiatan ekonomi. Namun demikian, beberapa
dekade terakhir ini semakin disadari bahwa nilai ekonomis bukanlah segalanya di dalam
mengkaji keberhasilan pengembangan sektor pertanian. Spektrum nilai yang perlu
dipertimbangkan secara simultan ternyata jauh lebih luas, bukan hanya nilai ekonomis, tetapi
juga mencakup nilai ekologis, sosial, budaya dan etis. Sejalan dengan dinamika perubahan
lingkungan strategis, posisi agribisnis berkenaan dengan nilai-nilai tersebut akan menjadi
sangat penting di masa depan. Secara implisit, posisi tersebut menuntut perlunya perubahan
pengambilan kebijakan yang bersifat reaktif menjadi pengambilan kebijakan proaktif,
berdasarkan pemikiran dan tindakan berorientasi keberlanjutan. Hal ini juga selayaknya
dipertimbangkan dalam proses perencanaan pengembangan kawasan agribisnis sayuran
Sumatera.
w.adiyoga/kass/september/2001