Ardilasunu Wicaksono
Fakultas Kedokteran Hewan
Institut Pertanian Bogor
CAMPYLOBACTER JEJUNI
Pendahuluan
Kingdom = Bacteria
Phylum = Proteobacteria
Class = Epsilonproteobacteria
Order = Campylobacterales
Family = Campylobacteraceae
Genus = Campylobacter
Species = Campylobacter jejuni
Biakan
Sifat biakan merupakan hal terpenting dalam isolasi dan identifikasi
Campylobacter jejuni . Diperlukan perbenihan selektif ,dan pengeraman harus
dilakukan dalam atmosfer dengan O2 yang lebih rendah ( 5% O2) dan lebih
banyak CO2 (10% CO2).
Sifat-sifat Pertumbuhan
Karena diperlukan perbenihan selektif dan kondisi pengeraman tertentu
untuk pertumbuhan, suatu uji yang singkat diperlukan untuk identifikasi.
Campylobacter jejuni bersifat patogen terhadap manusia bersifat oksidase dan
katalase positif. Campylobacter jejuni tidak mengoksidasi atau meragikan
karbohidrat. Sediaan apus yang diwarnai dengan Gram menunjukan morfologi
yang khas.
Penularan ke Manusia
Dengan bentuk morfologi bakteri yang spral dan memiliki polar flagella
dapat memudahkan bakteri bergerak pada lingkungan dengan viskositas yang
tinggi, sehingga sangat mudah untuk hidup dan berbiak pada cairan mucus.
Kolonisasi pada mucus membuat sel C. jejuni mirip dengan sel usus (enterosit)
sehingga memudahkan toksin dan adhesin mencapai sel target. Beberapa
penelitian menyatakan Campylobacter jejuni dapat menghasilkan toksin berupa
enterotoksin dan sitotoksin.
dosis 400 sel – 500 sel bakteri saja sudah dapat menyebabkan infeksi pada
individu, tergantung dari tingkat kekebalan masing-masing individu tersebut.
menyebabkan peradangan pada usus (enteritis) dengan gejala klinis diare cair
dan terkadang berdarah.
Gejala Klinik
1. Keluhan abdominal seperti mulas, nyeri seperti kolik, mual / kurang nafsu
makan muntah, demam, nyeri saat buang air besar (tenesmus), kejang
perut akut, lesu, sakit kepala, demam antara 37,8-40°C, malaise,
pembesaran hati dan limpa, serta gejala dan tanda dehidrasi
2. Kadang infeksi bisa menyerang katup jantung (endokarditis) dan selaput
otak dan medulla spinalis (meningitis)
3. Penyakit enterik akut disertai invasi kepada usus halus dan menyababkan
nekrosis berdarah
4. Diare hebat/ ekplosif disertai dengan adanya banyak darah, lendir, lekosit
PMN (polimorfonuklear) dan kuman pada feses bila diperiksa secara
mikroskopis
5. Dapat dikacaukan dengan radang usus buntu dan kolitis ulseratif
6. Jika tidak diobati , 20% penderita mengalami infeksi berkepanjangan dan
sering kambuh
7. Rasio kematian adalah 0,1% yang berarti dari 1000 kasus terdapat 1
kematian.
pengeluaran cairan yang banyak akibat dari produksi toksin bakteri. Dapat juga
mirip dengan diare akibat Shigella dengan adanya cairan mucus dan berdarah
pada saat diare akibat dari invasi sel-sel usus oleh bakteri. Infeksi dari C. jejuni
menyerang pada daerah traktus gastrointestinal caudalis dengan lama infeksi
sekitar 5-8 hari. Infeksi C. jejuni juga dapat mengakibatkan penyakit enteric yang
parah diikuti dengan peritonitis, ileitis, dan obstuksi pada usus.
Penanggulangan
Pengobatan
Infeksi Campylobacteriosis pada manusia adalah infeksi saluran
pencernaan atau infeksi darah yang disebabkan oleh bakteri Campylobacter
jejuni berdasarkan hasil diagnosis pemeriksaan darah, tinja atau cairan tubuh
lainnya. Sebagian besar sembuh sendiri dalam 5-8 hari tanpa pengobatan
antimikrobia, jika lebih berat akan berlangsung lebih lama. Pengobatan melalui
antibiotika digunakan untuk pasien yang mengalami demam tinggi, diare
berdarah, atau diare lebih dari delapan kali dalam sehari.
Pencegahan
Campylobacter jejuni dapat dicegah dan di kendalikan, dengan
mengkonsumsi makanan atau bahan pangan segar daripada makanan atau
bahan pangan yang telah diawetkan. Dapat juga dicegah dengan mengkonsumsi
makanan yang telah diproses dekontaminasi yang terkontrol dengan baik seperti
pasteurisasi, sterilisasi dan direbus.
Ardilasunu Wicaksono 2010
Contoh makanan yang aman yaitu susu yang telah dipasteurisasi, roti,
tepung, selai, madu, acar, dan manisan buah. Pencegahan yang lain yaitu
dengan menjaga kebersihan diri (mencuci tangan dengan sabun, khususnya
selama mengolah makanan.) dan kebersihan lingkungan. Pencegahan dari air
sebagai sumber patogen adalah dengan melakukan klorinasi pada air sehingga
dapat menurunkan tingkat resiko kejadian penyakit.
Untuk mengurangi jumlah kontaminasi dari bahan pangan asal hewan,
perlu dilakukan upaya untuk menekan jumlah C. jejuni pada bahan pangan asal
hewan sesuai dengan SNI dimana untuk susu segar syarat minimal adanya
Campylobacter adalah negatif/25ml, daging ayam segar, beku dan cincang
minimal negatif/25g, dan daging segar, beku dan cincang minimal negatif/25g.
Hal ini dapat dilakukan dengan manajemen kesehatan ternak yang baik di
peternakan, rumah pemotongan, dan penanganan pengolahan bahan pangan
asal hewan yang higienis dan sehat.
Upaya kontrol kontaminasi Campylobacter di peternakan ayam dapat
mengurangi resiko terkontaminasinya karkas ayam. Studi epidemiologis
mengindikasikan bahwa penerapan higiene yang ketat dapat mengurangi jumlah
mikroba patogen usus pada hewan.
Pemberian klorin pada air minum ternak juga dapat meminimalkan tingkat
kolonisasi mikroba pada usus ayam bagian bawah dibandingkan dengan
peternakan yang tidak memberikan klorinasi pada air minum ternaknya. Dapat
juga dilakukan pemberian antibiotika pada ternak dengan dosis yang tepat untuk
mengurangi jumlah C. jejuni pada usus ternak, dan juga pengebalan terhadap
ternak sebagai indukan atau yang sudah siap potong.
Pada proses pengolahan karkas di rumah pemotongan unggas sedapat
mungkin menghilangkan kontaminasi feses pada saat proses eviscerasi.
Penyimpanan karkas pada suhu 4ºC dapat mengurangi jumlah cemaran pada
karkas. Pengolahan daging ayam dilakukan minimal pada suhu 55ºC dalam
waktu 1 menit dapat mematikan bakteri C. jejuni.
Perlu dilakukan penekanan terhadap penggunaan antibiotika yang
berlebihan pada hewan dan manusia karena dapat meningkatkan resistensi
terhadap antibiotika yang peka terhadap C. jejuni. Media penyuluhan bagi
masyarakat dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
terhadap penyakit yang bersifat foodborne diseases.
Ardilasunu Wicaksono 2010
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Altekruse SF, Stern NJ, Fields PI, Swerdlow DL .1999. Emerging Infectious
Diseases. Volume ke-2, Campylobacter jejuni—An Emerging Foodborne
Pathogen. Virginia USA : College of Veterinary Medicine.