Anda di halaman 1dari 17

TUTORIAL “ D “

TUTORIAL “ D “
SANTRIYANI PONNY PONDANG HIKMAWATI EVA DIANA SARI

SADDAM HUSEN MUH. ISRA D HAMZAH NURHAENI

HAMSINA WILDAWATI DEWI YANTI DARMAN

ZUL FAHRI SYAMSUL RIZAL SRI YANTI JAMALUDDIN MARYAM

ANDI YUSNITA MARSAL LASTRI YULIFA SYAHRUNI ANDI NUR RAMDHANI

NUR FAJRI IRSAN ASMITA KURNIA RAHMAT JUDDIN ARDIANSYAH RUKKA


TUTORIAL “ D “
TUTORIAL “ D “
 SANTRIYANI
 ANDI YUSNITA MARSAL
PO.71.3.201.09.1.098 PO.71.3.201.09.1.013
 PONNY PONDANG  SYAMSUL RISAL
PO.71.3.201.09.1. 088 PO.71.3.201.09.1.108
 HIKMAWATI:  ANDI NUR RAMDANI
PO.71.3.201.09.1. 048 PO.71.3.201.09.1.011
 EVA DIANA SARI  ZUL FAHRI
PO.71.3.201.09.1. 037 PO.71.3.201.09.1.120
 SADDAM HUSEN  MARYAM
PO.71.3.201.09.1. 097 PO.71.3.201.09.1.060
 MUH. ISRA D  SRIANTI JAMALUDDIN
PO.71.3.201.09.1.070
PO.71.3.201.09.1. 102
 HAMZAH
PO.71.201.09.1.042
 NUR FAJRI IRSAN
 DARMAN PANJAITAN PO.71.3.201.09.1. 081
PO.71.3.201.09.1.025  SYAHRUNI
 NURHAENI PO.71.3.201.09.1. 107
PO.71.3.201.09.1.082  RAHMAT JUDDING
 HAMSINA PO.71.3.201.09.1. 091
PO.71.3.201.09.1.043  LASTRI YULIFA
 WILDAWATI PO.71.3.201.09.1. 056
PO.71.3.201.09.1.114  ASMITA KURNIA
 DEWI YANTI
PO.71.3.201.09.1. 022
PO.71.3.201.09.1.028
 ARDIANSYAH R
Asuhan keperawatan dengan gangguan
Efusi pleura

By Tutorial
By Tutorial
“D“
“D“
Pengertian
Pengertian
 Efusi pleural adalah penumpukan cairan di dalam ruang
pleural, proses penyakit primer jarang terjadi namun
biasanya terjadi sekunder akibat penyakit lain. Efusi dapat
berupa cairan jernih, yang mungkin merupakan transudat,
eksudat, atau dapat berupa darah atau pus (Baughman C
Diane, 2000)
 Efusi pleural adalah pengumpulan cairan dalam ruang
pleura yang terletak diantara permukaan visceral dan
parietal, proses penyakit primer jarang terjadi tetapi
biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit
lain. Secara normal, ruang pleural mengandung sejumlah
kecil cairan (5 sampai 15ml) berfungsi sebagai pelumas yang
memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa adanya
friksi (Smeltzer C Suzanne, 2002).
 Efusi pleura adalah istilah yang digunakan bagi penimbunan
cairan dalam rongga pleura. (Price C Sylvia, 1995)
JENIS EFUSI PLEURA

 Efusi pleura transudativa, biasanya disebabkan


oleh suatu kelainan pada tekanan normal di
dalam paru-paru.

 Efusi pleura eksudativa terjadi akibat peradangan


pada pleura, yang seringkali disebabkan oleh
penyakit paru-paru.
 Kanker, tuberkulosis dan infeksi paru lainnya
merupakan beberapa contoh penyakit yang bisa
menyebabkan efusi pleura eksudativa.
Etiololgi
 Hambatan reabsorbsi cairan dari rongga pleura, karena adanya
bendungan seperti pada dekompensasi kordis, penyakit ginjal, tumor
mediatinum, sindroma meig (tumor ovarium) dan sindroma vena
kava superior.
 Pembentukan cairan yang berlebihan, karena radang (tuberculosis,
pneumonia, virus), bronkiektasis, abses amuba subfrenik yang
menembus ke rongga pleura, karena tumor dimana masuk cairan
berdarah dan karena trauma. Di Indonesia 80% karena tuberculosis.
 Kelebihan cairan rongga pleura dapat terkumpul pada proses
penyakit neoplastik, tromboembolik, kardiovaskuler, dan infeksi. Ini
disebabkan oleh sedikitnya satu dari empat mekanisme dasar :
 *        Peningkatan tekanan kapiler subpleural atau limfatik
 *        Penurunan tekanan osmotic koloid darah
 *        Peningkatan tekanan negative intrapleural
 *        Adanya inflamasi atau neoplastik pleura
Patofisiologi

Didalam rongga pleura terdapat + 5ml cairan yang cukup untuk


membasahi seluruh permukaan pleura parietalis dan pleura
viseralis. Cairan ini dihasilkan oleh kapiler pleura parietalis karena
adanya tekanan hodrostatik, tekanan koloid dan daya tarik elastis.
Sebagian cairan ini diserap kembali oleh kapiler paru dan pleura
viseralis, sebagian kecil lainnya (10-20%) mengalir kedalam
pembuluh limfe sehingga pasase cairan disini mencapai 1 liter
seharinya.
Terkumpulnya cairan di rongga pleura disebut efusi pleura, ini terjadi bila keseimbangan
antara produksi dan absorbsi terganggu misalnya pada hyperemia akibat inflamasi,
perubahan tekanan osmotic (hipoalbuminemia), peningkatan tekanan vena (gagal
jantung). Atas dasar kejadiannya efusi dapat dibedakan atas transudat dan eksudat pleura.
Transudat misalnya terjadi pada gagal jantung karena bendungan vena disertai
peningkatan tekanan hidrostatik, dan sirosis hepatic karena tekanan osmotic koloid yang
menurun. Eksudat dapat disebabkan antara lain oleh keganasan dan infeksi. Cairan keluar
langsung dari kapiler sehingga kaya akan protein dan berat jenisnya tinggi. Cairan ini juga
mengandung banyak sel darah putih. Sebaliknya transudat kadar proteinnya rendah sekali
atau nihil sehingga berat jenisnya rendah.
Tanda dan Gejala

 Adanya timbunan cairan mengakibatkan perasaan sakit karena


pergesekan, setelah cairan cukup banyak rasa sakit hilang. Bila cairan
banyak, penderita akan sesak napas.
 Adanya gejala-gejala penyakit penyebab seperti demam, menggigil, dan
nyeri dada pleuritis (pneumonia), panas tinggi (kokus), subfebril
(tuberkulosisi), banyak keringat, batuk, banyak riak.
 Deviasi trachea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi jika terjadi
penumpukan cairan pleural yang signifikan.
 Pemeriksaan fisik dalam keadaan berbaring dan duduk akan berlainan,
karena cairan akan berpindah tempat. Bagian yang sakit akan kurang
bergerak dalam pernapasan, fremitus melemah (raba dan vocal), pada
perkusi didapati daerah pekak, dalam keadaan duduk permukaan
cairan membentuk garis melengkung (garis Ellis Damoiseu).
 Didapati segitiga Garland, yaitu daerah yang pada perkusi redup
timpani dibagian atas garis Ellis Domiseu. Segitiga Grocco-Rochfusz,
yaitu daerah pekak karena cairan mendorong mediastinum kesisi lain,
pada auskultasi daerah ini didapati vesikuler melemah dengan ronki.
 Pada permulaan dan akhir penyakit terdengar krepitasi pleura.
MANIFESTASI KLINIS
MANIFESTASI KLINIS

 Pemeriksaan subjektif meliputi napas pendek


dan nyeri dada pleuritik, tergantung pada
jumlah cairan yang terkumpul.
 Pemeriksaan objektif meliputi takipnea dan
hipoksemia bila ventilasi terganggu, perkusi
pekak, dan penurunan bunyi napas di atas
area yang sakit.
 Dispnea
 Cemas
 Batuk
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan radiologik (Rontgen dada), pada permulaan didapati


menghilangnya sudut kostofrenik. Bila cairan lebih 300ml, akan
tampak cairan dengan permukaan melengkung. Mungkin terdapat
pergeseran di mediatinum.
Ultrasonografi
Torakosentesis / pungsi pleura untuk mengetahui kejernihan,
warna, biakan tampilan, sitologi, berat jenis. Pungsi pleura
diantara linea aksilaris anterior dan posterior, pada sela iga ke-
8. Didapati cairan yang mungkin serosa (serotorak), berdarah
(hemotoraks), pus (piotoraks) atau kilus (kilotoraks). Bila cairan
serosa mungkin berupa transudat (hasil bendungan) atau
eksudat (hasil radang).
Cairan pleural dianalisis dengan kultur bakteri, pewarnaan gram,
basil tahan asam (untuk TBC), hitung sel darah merah dan putih,
pemeriksaan kimiawi (glukosa, amylase, laktat dehidrogenase
(LDH), protein), analisis sitologi untuk sel-sel malignan, dan pH.
Biopsi pleura mungkin juga dilakukan. 
WSD (Water Seal Drainage)

1. Pengertian
WSD adalah suatu unit yang bekerja sebagai drain untuk
mengeluarkan udara dan cairan melalui selang dada 
2. Indikasi
a. Pneumothoraks karena rupture bleb, luka tusuk tembus
b. Hemothoraks karena robekan pleura, kelebihan anti
koagulan, pasca bedah toraks
c. Torakotomi
d. Efusi pleura
e. Empiema karena penyakit paru serius dan kondisi inflamasi 
Pengkajian

1.  Aktifitas/istirahat


Gejala : dispneu dengan aktifitas ataupunistirahat

2.  Sirkulasi


Tanda : Takikardi, disritmia, irama jantung gallop, hipertensi/hipotensi, DVJ

3.  Integritas ego


Tanda : ketakutan, gelisah

4.  Makanan / cairan


Adanya pemasangan IV vena sentral/ infus
Lanjutan,,,

5. Nyeri/kenyamanan
Gejala tergantung ukuran/area terlibat : Nyeri yang diperberat oleh
napas dalam, kemungkinan menyebar ke leher, bahu, abdomen
Tanda : Berhati-hati pada area yang sakit, perilaku distraksi

6. Pernapasan
Gejala : Kesulitan bernapas, Batuk, riwayat bedah dada/trauma,
Tanda : Takipnea, penggunaan otot aksesori pernapasan pada dada,
retraksi interkostal, Bunyi napas menurun dan fremitus menurun
(pada sisi terlibat), Perkusi dada : hiperresonan diarea terisi udara
dan bunyi pekak diarea terisi cairan
Observasi dan palpasi dada : gerakan dada tidak sama (paradoksik)
bila trauma atau kemps, penurunan pengembangan (area sakit).
Kulit : pucat, sianosis,berkeringat, krepitasi subkutan
Diagnosa Keperawatan

Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan

1. Pola napas tidak 1. Pola nafas 1) Identifikasi etiologi atau 1)Pemahaman penyebab
efektif b.d efektif factor pencetus kolaps paru sangat perlu
penurunan 2) Auskultasi bunyi napas untuk pemasangan selang
ekspansi paru 3) Pertahankan posisi nyaman dada yang tepat dan memilih
(akumulasi biasanya peninggian kepala tindakan terapeutik yang
udara/cairan), tempat tidur benar. 2)Bunyi napas dapat
gangguan 4) Berikan oksigen melalui menurun atau tidak ada
musculoskeletal, kanula/masker pada lobus, segmen paru,
nyeri/ansietas, atau seluruh area paru
proses inflamasi. (unilaterral)
3) Meningkatkan inspirasi
maksimal, meningkatkan
ekspansi paru dan ventilasi
pada sisi yang tidak sakit.
4) untuk memenuhi
kebutuhan oksigen.
Lanjutan,,,
2. Nyeri dada 2. Nyeri hilang 1) Kaji terhadap adanya 1) Data dasar
b.d factor-faktor atau berkurang nyeri, skala dan intensitas intervensi
biologis (trauma Kriteria nyeri berikutnya
jaringan) dan 2)Ajarkan pada klien tentang 2) Dapat memblok
factor-faktor manajemen nyeri dengan rangsangan nyeri
fisik distraksi dan relaksasi, GATE 3) Mengurangi rasa
(pemasangan CONTROL nyeri
selang dada) 3) Berikan analgetik sesuai
indikasi
   
Lanjutan,,,
3. Kurang 3. Mengetahui 1) Kaji 1) a. Informasi
pengetahuan tentang pemahaman klien menurunkan
mengenai kondisinya dan tentang takut karena
kondisi dan aturan masalahnya ketidaktauan.
aturan pengobatan 2)Identifikasi  2) b. Penyakit paru
pengobatan kemungkinan yang ada seperti
kambuh/komplik PPOM berat dan
asi jangka keganasan dapat
panjang meningkatkan
3) Kaji ulang insiden kambuh.
praktik kesehatan 3) c. Berulangnya
yang baik, nutrisi, pneumotoraks
istirahat, latihan memerlukan
4) Berikan intervensi medik
informasi tentang untuk mencegah /
apa yang menurunkan
ditanyakan klien potensial
komplikasi.
4) Klien
mendapatkan
informasi
Implementasi Evaluasi

Mengidentifikasi etiologi atau faktor  S : klien mengatakan


pencetus
 Mempertahankan posisi nyaman mengatakan masih
biasanya peninggian kepala tempat merasakan nyeri
tidur  O : klien masih tampak
 Memberikan oksigen melalui
kanula/masker meringis
Kolaborasi dalam pemberian  A : masalah teratasi
analgetik sesuai indikasi sebagian
 P : lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai