Anda di halaman 1dari 3

STIKES RS BAPTIS KEDIRI

NAMA : HERU SUWARDIANTO

NIM : A1.07.69

1) Cara Menghadapi Ageism

Ageism merupakan suatu pernyataan dimana seseorang memandang atau


berpendapat negatif tentanga lansia (bahwa lansia sudah tidak berguna atau
berproduktif lagi) misalnya memandang lansia sudah tidak dapat aktif dalam
kegiatan sosial aktifitasnya, memandang bila lansia mengalami sering mengalami
masalah kesehatan emosi dan memandang semua itu normal karena itu sudah
seharusnya terjadi dan tidak lagi menghargai lansia.

Adapun cara-cara yang dapat digunakan untuk menghadapi ageism antara lain :

• Dimulai dari diri kita sendiri dengan,

 Selalu berfikir positif tentang lansia

 Memandang lansia sebagai orang yang terhormat karena lansia dapat


menceritakan pengalaman hidup (wejangan) yang dapat kita pergunakan
dalam diri kita untuk lebih bijak.

 Memandang lansia sama seperti kita bahwa lansia juga membutuhkan


kebutuhan fiiologi, keamanan,dicintai dan mencintai, harga diri, dan
aktualisasi diri sama seperti kita.

 mengubah mind set kita dalam memandang kelemahan jasmani seorang


lansia seperti kelemahan dalam beraktifitas, penurunan fisiologi tubuh
lansia, dengan menandang bahwa itu adalah suatu proses penurunun fungsi
yang dapat terjadi dengan bertambahnya usia dan kita nantinya juga dapat
begitu.

 mengingat bahwa lansia saat dia sebagai ibu atau ayah yang mengasuh anak
yang rewel, ngompo, nakal, lupa meletakkan sesuatu, memberantakan rumah,
berantakan saat makan, atau saat ngompol dan BAB tidak pada tempatnya
namun mereka tetap setia, tetap menyayangi kita membimbing kita, dengan
sabar menemani kita, dengan begitu kita harus bisa merawat lansia seperti itu
pada lansia.

• ntang suatu hal yang positif pada lansia

• Mengembangkan lansia untuk semangat dan tetap optimis

• Menghargai dan mendukung segala bentuk karya maupun kegiatan lansia

• Memberi kesempatan kepada lansia untuk megembangkan potensi yang dimiliki

2) Cerita Tentang Lansia Yang Masih Produktif

Di desa Belor Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kederi, ada seorang lansia


yang bernama Tuminah dan biasa saya panggil “mbah nah” umur beliau sekitar 80
tahunan. beliau mempunyai anak, menantu dan cucu yang tinggal satu rumah, beliau
bekerja sebagai penjual daun singkong, kacang dan daun pisang. Rumahnya berada di
sebelah desa saya rumahnya berada di pojok perempatan kira-kira ukuranya 3x4 meter
persegi sangat kecil terbuat dari kayu. saat sore beliau kerumah orang atau tetangga
untuk membeli daun singkong dan daun pisang, beliau sendiri tanpa dibanu mengambil
daun-daun tersebut denagn galah “ gentek” dan diambil, dikumpulkan, dibersihkan, dan
dikumpulkan untuk besoknya dijual kembali keesokan harinya. Beliau berjalan dari
desa ke desa yang jaraknya tidak dekat, dengan sabar dan mantap beliau dengan satu
tujuan agar jualannya habis terjual dan kembali ke rumah dan membantu ekonomi
keluarganya. Dengan cerita tersebut kita harus dapat mengubah pandangan kita bahwa
lansia tidak lagi produktif adalah kurang baik dan tidaklah bijak, kita memandang dan
menilai orang lain terlebih dahulu sebelum kita merenungkan dan melihat diri kita
dahulu seperti apa (menilai diri kita dulu). Memandang orang lain dari sisi positif untuk
kita teladani agar kita dapat menjadi lebih bijak, lebih baik, dan memantapkan diri
untuk melangkah ke depan dan mencapai kesuksesan dengan awitan “kebijaksanaan dan
kerendahan hati”.
“TUHAN MEMBERKATI”

Anda mungkin juga menyukai