TN’09 E&A
Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu,kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan filsafat
dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita tahu
dan apa yang belum kita ketahui. Berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan
kita ketahui dalam kesemestaan yang seakan tak terbatas ini. Demikian juga berfilsafat berarti
mengoreksi diri, semacam keberanian untuk berterus terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran
yang dicari telah kita jangkau.
*Berfikir filsafat
1.Menyeluruh, artinya seorang itu tidak puas mengenal ilmu hanya dari sudut pandang itu
sendiri.
2.Sifat mendasar, dia tidak percaya begitu saja bahwa ilmu itu benar.
3.berspekulatif, secara terus terang tidak mungkin kita menangguk ilmu pengetahuan
secara keseluruhan, dan bahkan kita tidak yakin pemikiran dasar yang menjadi dasar
pemikiran,dalam hal ini kita hanya berspekulasi.
Pokok permasalahan filsafat ilmu yang dikaji mencakup 3 segi, yakni ; logika, estetika, & etika.
Ketiga cabang filsafat ini kemudian bertambah lagi yakni, pertama, teori tentang ada; hakikat
keberadaan zat, pikiran, zat & pikiran (metafisika), kedua, politik. Kelima cabang ini kemudian
bercabang lagi menjadi beberapa cabang filsafat, diantaranya mencakup;
1.Epistimologi 5.Politik
Filsafat ilmu meruipakan bagian dari epistimologi yang secara spesifik mengkaji hakikat
ilmu.ilmu merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai cirri tertentu. Meski secara
metodologis ilmu tidak membedakan antara ilmu alam dengan ilmu social.Namun karna
permasalahan yang bersifat teknis maka Filsafat ilmu sering membagi antara filsafat ilmu-ilmu
alam dengan ilmu-ilmu social.
Filsafat ilmu merupakan telaah yang ingin menjawab pertanyaan seperti dibawah ini;
Pertanyaan- pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok pertama disebut landasan Ontologis.
Kelompok yang ke dua adalah Epistimologis. Dan kelompok yang ketigi adalah aksiologi.
Semua ilmu pengetahuan pada dasarnya mempunyai ketiga karakteristik ini. Yang berbeda
adalah perwujudan dan sejauh mana landasan-landasan ini di gunakan.
PERTANYAAN-PERTANYAAN BAB 1
1.Mengapa berfilsafat tentang ilmu berarti kita harus berterus terang kepada diri kita sendiri?
Karna pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, maka untuk mengetahui apa yang ingin kita
tahu maka kita tidak boleh condong kepada asumsi apapun, berterus terang kepada diri sendiri
demi mengetahui seberapa jauh kita memehami kebenaran yang kita cari. Maka kita akan
menemukan kebenaran yang kita cari.
Karna secara terus terang kita tak akan mungkin menangguk pengetahuan secara keseluruhan.
Dan bahkan mungkin kita masih bimbang terhadap titik awal yang dijadikan pijakan dalam
berfilsafat. Spekulasi memeng tidak bias diadakan namun tidak bias dihindarkan.
Ilmu –ilmu tersebut memeng berbeda dalam bidang telaahnya, namun tidak terdapat perbedaan
prinsip diantara keduanya.
DASAR – DASAR PENGETAHUAN
*Penalaran
Kemampuan penalaran membuat manusia mengembangkan pengetahuannya secara maksimal.
Keputusan untuk mengambil tindakan dalam kehidupan membuat manusia berpaling kepada
pengetahuan.
1.Tata bahasa
Manusia memiliki bahasa untuk mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang
melatar belakangi pikiran tersebut.
2. Kemampuan Berfikir
Secara garis besar berfikir seperti ini disebut penalaran. Binatang mampu berfikir namun
tidak mampu menalar.
*Hakikat penalaran
Penalaran merupakan suatu proses berfikir dalam menarik sebuah kesimpulan yang berupa
pengetahuan. Manusia pada hakikatnya merupakan mahluk yang berfikir. Sikap dan tindakannya
didapat melalui proses berfikir.
Penalaran dikaitkan dengan kegiatan barfikir dan bukan dengan perasaan. Jadi penalaran
merupakan kegiatan berfikir yang memiliki karaktristik tertentu dalam menemukan kebenaran.
Penalaran merupakan suatu kegiatan berfikir yang menyandarkan diri pada sebuah analisis dan
kerangka berfikir yang digunakan untuk analisis tersebut adalah logika penalaran yang
bersangkutan.
Dengan demikian maka kita dapat membedakan secara garis besar cirri-ciri berfikir menurut
penalaran. Perasaan merupakan sebuah cara menarik kesimpulan tanpa didasari penalaran.
Kegioatan berfikir juga ada yang tidak didasari penalaran, diantaranya adalah intuisi. Disamping
itu wahyu juga menjadi bentuk lain dalam usaha manusia mendapatkan ilmu pengetahuan.
*Logika
Cara penarikan kesimpulan dalam proses berfikir dianggap valid jika mengikuti cara – cara
tertentu. Suatu penarikan kesimpulan inilah yang disebut logika. Terdapat 2 cara penarikan
kesimpulan yaitu Logika induktif dan Logika deduktif.
*Sumber pengetahuan
Pada dasarnya terdapat 2 cara pokok manusia untuuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang
benar.;
Teori kebenaran yang didasarkan kepada criteria tersebut disebut teori Konferhensi. Yaitu
sesuatu dianggap benar bila koheren dng pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
PERTANYAAN-PERTANYAAN BAB2
Karna wahyu merupakan petunjuk tuhan yang diturunkan melalui para nabi dan dimaksudkan
untuk menapaki jalan kebenaran yang tidak diketahui manusia sebelumnya.
Yaitu penarikan kesimpulan dengan cara tertentu yang telah diyakini kebenarannya sebelumnya.
Kemampuan menalar dan berfikir yang di miliki manusia merupakan kunci sukses manusia
untuk mengembangkan pengetahuannya secara maksimum.
Ontologi Hakikat Apa yang Dikaji
*Metafisika
Bidang telaah filsafati yang disebut metafisika ini, merupakan tempat berpijak dari setiap
pemikiran filsafati termasuk pemikiran ilmiah. Metafisika adalah landasan luncurnya.
*Asumsi
Determinisme merupakan hukum alam yang bersifat universal. Ketiga masalah ( determinism,
pilihan bebas, dan probabilistic) merupakan masalah filsafat yang rumit namun menarik.
*peluang
Ilmu membatasi lingkup penjelajahannya pada batas pengalaman manusia juga disebabkan
metode yang digunakan dalam menyusun yang telah teruji kebenarannya secara empiris. Ilmu
juga harus dibimbing pengetahuan agama. Karna ilmu tanpa agama adalah Buta.
*Cabang-cabang ilmu
Hasrat menspesialisasikan diri dalam suatu bidang telaah memungkinkan analisis makin bagus
dan cermat. Menjadikan objek formal menjadi kian terbatas. Pada dasarnya ilmu berkembang
dari 2 cabang, yaitu;
PERTANYAAN-PERTANYAAN BAB3
Karna akhir dari setiap kesimpulan, keputusannya tetap ditangan kita yang menentukan.
2.Bagaimana pemecahan masalah ilmu tanpa ketiga aspek (Determinism,pilihan bebas, dan
probalistik?
Tanpa mengenal 3 aspek ini maka pemecahan masalah akan sukar dilakukan, dan sulit untuk
mengenal hakikat keilmuan dengan baik.
Aliran monistik tidak membedakan antara pikiran dan zat, mereka hanya berbeda disebabkan
proses yang berlainan namun bersubstansi sama.