Anda di halaman 1dari 20

LIBERALISME

Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang
didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama.

Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh
kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan,
khususnya dari pemerintah dan agama.

Pokok-pokok Liberalisme

Ada tiga hal yang mendasar dari Ideologi Liberalisme yakni Kehidupan, Kebebasan dan Hak
Milik (Life, Liberty and Property) Dibawah ini, adalah nilai-nilai pokok yang bersumber dari
tiga nilai dasar Liberalisme tadi:

 Percaya bahwa Tuhan adalah Sang Pencipta (Trust in God as a Creator) . Semua
manusia diciptakan sama, bahwa mereka dianugerahi oleh Tuhan Penciptanya hak-hak
tertentu yang tidak dapat dipisahkan dari padanya.

 Kesempatan yang sama. (Hold the Basic Equality of All Human Being). Bahwa manusia
mempunyai kesempatan yang sama, di dalam segala bidang kehidupan baik politik,
sosial, ekonomi dan kebudayaan. Namun karena kualitas manusia yang berbeda-beda,
sehingga dalam menggunakan persamaan kesempatan itu akan berlainan tergantung
kepada kemampuannya masing-masing. Terlepas dari itu semua, hal ini (persamaan
kesempatan) adalah suatu nilai yang mutlak dari demokrasi.

 Dengan adanya pengakuan terhadap persamaan manusia, dimana setiap orang


mempunyai hak yang sama untuk mengemukakan pendapatnya, maka dalam setiap
penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi baik dalam kehidupan politik, sosial,
ekonomi dan kebudayaan dan kenegaraan dilakukan secara diskusi dan dilaksanakan
dengan persetujuan – dimana hal ini sangat penting untuk menghilangkan egoisme
individu.( Treat the Others Reason Equally.)
 Pemerintah harus mendapat persetujuan dari yang diperintah. Pemerintah tidak boleh
bertindak menurut kehendaknya sendiri, tetapi harus bertindak menurut kehendak rakyat.
(Government by the Consent of The People or The Governed)

 Berjalannya hukum (The Rule of Law). Fungsi Negara adalah untuk membela dan
mengabdi pada rakyat. Terhadap hal asasi manusia yang merupakan hukum abadi dimana
seluruh peraturan atau hukum dibuat oleh pemerintah adalah untuk melindungi dan
mempertahankannya. Maka untuk menciptakan rule of law, harus ada patokan terhadap
hukum tertinggi (Undang-undang), persamaan dimuka umum, dan persamaan sosial.

 Yang menjadi pemusatan kepentingan adalah individu.(The Emphasis of Individual)

 Negara hanyalah alat (The State is Instrument). Negara itu sebagai suatu mekanisme yang
digunakan untuk tujuan-tujuan yang lebih besar dibandingkan negara itu sendiri. Di
dalam ajaran Liberal Klasik, ditekankan bahwa masyarakat pada dasarnya dianggap,
dapat memenuhi dirinya sendiri, dan negara hanyalah merupakan suatu langkah saja
ketika usaha yang secara sukarela masyarakat telah mengalami kegagalan.

 Dalam liberalisme tidak dapat menerima ajaran dogmatisme (Refuse Dogatism). Hal ini
disebabkan karena pandangan filsafat dari John Locke (1632 – 1704) yang menyatakan
bahwa semua pengetahuan itu didasarkan pada pengalaman. Dalam pandangan ini,
kebenaran itu adalah berubah.

Dua Masa Liberalisme

Liberalisme adalah sebuah ideologi yang mengagungkan kebebasan. Ada dua macam
Liberalisme, yakni Liberalisme Klasik dan Liberallisme Modern. Liberalisme Klasik timbul pada
awal abad ke 16. Sedangkan Liberalisme Modern mulai muncul sejak abad ke-20. Namun, bukan
berarti setelah ada Liberalisme Modern, Liberalisme Klasik akan hilang begitu saja atau
tergantikan oleh Liberalisme Modern, karena hingga kini, nilai-nilai dari Liberalisme Modern itu
masih ada. Liberalisme Modern tidak mengubah hal-hal yang mendasar ; hanya mengubah hal-
hal lainnya atau dengan kata lain, nilai intinyanya (core values) tidak berubah hanya ada
tambahan-tanbahan saja dalam versi yang baru. Jadi sesungguhnya, masa Liberalisme Klasik itu
tidak pernah berakhir.

Dalam Liberalisme Klasik, keberadaan individu dan kebebasannya sangatlah diagungkan. Setiap
individu memiliki kebebasan berpikir masing-masing – yang akan menghasilkan paham baru.
Ada dua paham, yakni demokrasi (politik) dan kapitalisme (ekonomi). Meskipun begitu, bukan
berarti kebebasan yang dimiliki individu itu adalah kebebasan yang mutlak, karena kebebasan itu
adalah kebebasan yang harus dipertanggungjawabkan. Jadi, tetap ada keteraturan di dalam
ideologi ini, atau dengan kata lain, bukan bebas yang sebebas-bebasnya.

Pemikiran Tokoh Klasik dalam Kelahiran dan Perkembangan Liberalisme Klasik

Tokoh yang mempengaruhi paham Liberalisme Klasik cukup banyak – baik itu dari awal
maupun sampai taraf perkembangannya. Berikut ini akan dijelaskan mengenai pandangan yang
relevan dari tokoh-tokoh terkait mengenai Liberalisme Klasik.

Marthin Luther dalam Reformasi Agama

Gerakan Reformasi Gereja pada awalnya hanyalah serangkaian protes kaum bangsawan dan
penguasa Jerman terhadap kekuasaan imperium Katolik Roma. Ahmad Suhelmi. Pemikiran
Politik Barat. (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2007). Pada saat itu keberadaan agama
sangat mengekang individu. Tidak ada kebebasan, yang ada hanyalah dogma-dogma agama serta
dominasi gereja. Pada perkembangan berikutnya, dominasi gereja dirasa sangat menyimpang
dari otoritasnya semula. Individu menjadi tidak berkembang, kerena mereka tidak boleh
melakukan hal-hal yang dilarang oleh Gereja bahkan dalam mencari penemuan ilmu
pengetahuan sekalipun. Kemudian timbullah kritik dari beberapa pihak – misalnya saja kritik
oleh Marthin Luther; seperti : adanya komersialisasi agama dan ketergantungan umat terhadap
para pemuka agama, sehingga menyebabkan manusia menjadi tidak berkembang; yang
berdampak luas, sehingga pada puncaknya timbul sebuah reformasi gereja (1517) yang menyulut
kebebasan dari para individu yang tadinya “terkekang”.

John Locke dan Hobbes; konsep State of Nature yang berbeda


Kedua tokoh ini berangkat dari sebuah konsep sama. Yakni sebuah konsep yang dinamakan
konsep negara alamaiah" atau yang lebih dikenal dengan konsep State of Nature. Namun dalam
perkembangannya, kedua pemikir ini memiliki pemikiran yang sama sekali bertolak belakang
satu sama lainnya. Jika ditinjau dari awal, konsepsi State of Nature yang mereka pahami itu
sesungguhnya berbeda. Hobbes (1588 – 1679) berpandangan bahwa dalam ‘’State of Nature’’,
individu itu pada dasarnya jelek (egois) – sesuai dengan fitrahnya. Namun, manusia ingin hidup
damai. Oleh karena itu mereka membentuk suatu masyarakat baru – suatu masyarakat politik
yang terkumpul untuk membuat perjanjian demi melindungi hak-haknya dari individu lain
dimana perjanjian ini memerlukan pihak ketiga (penguasa). Sedangkan John Locke (1632 –
1704) berpendapat bahwa individu pada State of Nature adalah baik, namun karena adanya
kesenjangan akibat harta atau kekayaan, maka khawatir jika hak individu akan diambil oleh
orang lain sehingga mereka membuat perjanjian yang diserahkan oleh penguasa sebagai pihak
penengah namun harus ada syarat bagi penguasa sehingga tidak seperti ‘membeli kucing dalam
karung’. Sehingga, mereka memiliki bentuk akhir dari sebuah penguasa/ pihak ketiga (Negara),
dimana Hobbes berpendapat akan timbul Negara Monarkhi Absolute sedangkan Locke,
Monarkhi Konstitusional. Bertolak dari kesemua hal tersebut, kedua pemikir ini sama-sama
menyumbangkan pemikiran mereka dalam konsepsi individualisme. Inti dari terbentuknya
Negara, menurut Hobbes adalah demi kepentingan umum (masing-masing individu) meskipun
baik atau tidaknya Negara itu kedepannya tergantung pemimpin negara. Sedangkan Locke
berpendapat, keberadaan Negara itu akan dibatasi oleh individu sehingga kekuasaan Negara
menjadi terbatas – hanya sebagai “penjaga malam” atau hanya bertindak sebagai penetralisasi
konflik.

Adam Smith

Para ahli ekonomi dunia menilai bahwa pemikiran mahzab ekonomi klasik merupakan dasar
sistem ekonomi kapitalis. Menurut Sumitro Djojohadikusumo, haluan pandangan yang
mendasari seluruh pemikiran mahzab klasik mengenai masalah ekonomi dan politik bersumber
pada falsafah tentang tata susunan masyarakat yang sebaiknya dan seyogyanya didasarkan atas
hukum alam yang secara wajar berlaku dalam kehidupan masyarakat. Salah satu pemikir
ekonomi klasik adalah Adam Smith (1723-1790). Pemikiran Adam Smith mengenai politik dan
ekonomi yang sangat luas, oleh Sumitro Djojohadikusumo dirangkum menjadi tiga kelompok
pemikiran. Pertama, haluan pandangan Adam Smith tidak terlepas dari falsafah politik, kedua,
perhatian yang ditujukan pada identifikasi tentang faktor-faktor apa dan kekuatan-kekuatan yang
manakah yang menentukan nilai dan harga barang. Ketiga, pola, sifat, dan arah kebijaksanaan
negara yang mendukung kegiatan ekonomi ke arah kemajuan dan kesejahteraan mesyarakat.
Singkatnya, segala kekuatan ekonomi seharusnya diatur oleh kekuatan pasar dimana kedudukan
manusia sebagai individulah yang diutamakan, begitu pula dalam politik.

Relevansi kekuatan Individu Liberalisme Klasik dalam Demokrasi dan Kapitalisme

Telah dikatakan bahwa setidaknya ada dua paham yang relevan atau menyangkut Liberalisme
Klasik. Dua paham itu adalah paham mengenai Demokrasi dan Kapitalisme.

* Demokrasi dan Kebebasan Dalam pengertian Demokrasi, termuat nilai-nilai hak asasi manusia,
karena demokrasi dan Hak-hak asasi manusia merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya. Sebuah negara yang mengaku dirinya
demokratis mestilah mempraktekkan dengan konsisten mengenai penghormatan pada hak-hak
asasi manusia, karena demokrasi tanpa penghormatan terhadap hak-hak asasi setiap anggota
masyarakat, bukanlah demokrasi melainkan hanyalah fasisme atau negara totalitarian yang
menindas.

Jelaslah bahwa demokrasi berlandaskan nilai hak kebebasan manusia. Kebebasan yang
melandasi demokrasi haruslah kebebasan yang positif – yang bertanggungjawab, dan bukan
kebebasan yang anarkhis. Kebebasan atau kemerdekaan di dalam demokrasi harus menopang
dan melindungi demokrasi itu dengan semua hak-hak asasi manusia yang terkandung di
dalamnya. Kemerdekaan dalam demokrasi mendukung dan memiliki kekuatan untuk melindungi
demokrasi dari ancaman-ancaman yang dapat menghancurkan demokrasi itu sendiri. Demokrasi
juga mengisyaratkan penghormatan yang setinggi-tingginya pada kedaulatan Rakyat.[7]

* Kapitalisme dan Kebebasan Tatanan ekonomi memainkan peranan rangkap dalam memajukan
masyarakat yang bebas. Di satu pihak, kebebasan dalam tatanan ekonomi itu sendiri merupakan
komponen dari kebebasan dalam arti luas ; jadi, kebebasan di bidang ekonomi itu sendiri
menjadi tujuan. Di pihak lain, kebebasan di bidang ekonomi adalah juga cara yang sangat yang
diperlukan untuk mencapai kebebasan politik. Pada dasarnya, hanya ada dua cara untuk
mengkoordinasikan aktivitas jutaan orang di bidang ekonomi. Cara pertama ialah bimbingan
terpusat yang melibatkan penggunaan paksaan – tekniknya tentara dan negara dan negara
totaliter yang modern. Cara lain adalah kerjasama individual secara sukarela – tekniknya sebuah
sistem pasaran. Selama kebebasan untuk mengadakan sistem transaksi dipertahankan secara
efektif, maka ciri pokok dari usaha untuk mengatur aktivitas ekonomi melalui sistem pasaran
adalah bahwa ia mencegah campur tangan seseorang terhadap orang lain. Jadi terbukti bahwa
kapitalisme adalah salah satu perwujudan dari kerangka pemikiran liberal.

KAPITALISME

Kapitalisme atau Kapital adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa
melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut, maka
pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama, tapi intervensi
pemerintah dilakukan secara besar-besaran untung kepentingan-kepentingan pribadi. Walaupun
demikian, kapitalisme sebenarnya tidak memiliki definisi universal yang bisa diterima secara
luas. Beberapa ahli mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah sistem yang mulai berlaku di
Eropa pada abad ke-16 hingga abad ke-19, yaitu pada masa perkembangan perbankan komersial
Eropa di mana sekelompok individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan
tertentu yang dapat memiliki maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama
barang modal, seperti tanah dan manusia guna proses perubahan dari barang modal ke barang
jadi. Untuk mendapatkan modal-modal tersebut, para kapitalis harus mendapatkan bahan baku
dan mesin dahulu, baru buruh sebagai operator mesin dan juga untuk mendapatkan nilai lebih
dari bahan baku tersebut.

Tak seorang pun manusia di dunia ini lepas dari kecenderungan untuk menjadi kapitalis. Juga tak
ada satu pun perusahaan yang bisa bebas nilai dengan tendensi kapitalisasi. Bahkan dapat
dikatakan bahwa apa saja yang dimakan, ditonton, dinikmati, diminum, ditiduri atau dipakai
adalah produk-produk kapitalisme. Hasil teknologi yang mengagumkan, proses industrialisasi
yang begitu dramatis, penjelajahan dunia baru, penyebaran agama dan budaya tidak bisa
melepaskan diri dari usaha dan hasil rekayasa sosial yang diolah oleh pelaku-pelaku kapitalisme.
Bisakah kita mendefinisikan diri sebagai seorang yang anti kapitalisme? Mampukah sekarang
kita yang hidup dalam dunia pasar ini bisa merumuskan diri sebagai seorang yang a-kapitalis?
Kalau ada orang yang bisa menjawab dengan arogan bahwa dia adalah anti kapitalisme atau a-
kapitalis maka dapat dipastikan orang itu adalah mania Robinson Crusoe atau seorang manusia
langka yang a-historis, tidak realistis dan tidak tahu diri. Tenaga dan kekuataan kapitalisme
begitu mengakar dan tertanam dalam seluruh kehidupan manusia. Tak sejengkal dan seinci tubuh
manusia yang bisa terhindar dari jamahan kapitalisme. Mengapa kapitalisme sebagai ideologi
dan praktek hidup bisa sedemikian mengakar? Itulah pertanyaan yang seharusnya dan relevan
diajukan. 
definisi kapitalisme

Kapitalisme secara etimologis berasal dari kata caput, yang artinya kepala, kehidupan dan
kesejahteraan. Makna modal dalam kapital seharusnya diinterpretasikan sebagai titik
kesejahteraan. Dengan makna kesejahteraan, definisi kapital mulai dikembangkan dengan arti
akumulasi keuntungan yang diperoleh dalam setiap transaksi ekonomi. Oleh sebab itu,
interpretasi awal dari kapitalisme adalah proses pengusahaan kesejahteraan untuk bisa memenuhi
kebutuhan. Dalam definisi ini, sebetulnya kapitalisme mempunyai definisi yang konstruktif-
manusiawi. Pasti setiap orang mempunyai keinginan dasar untuk memenuhi kebutuhan dasarnya
dalam hidup sehari-hari.
Masalahnya dalam perkembangan selanjutnya, terutama dalam era revolusi industri, kapitalisme
didefinisikan sebagai paham yang mau melihat serta memahami proses pengambilan dan
pengumpulan modal balik (tentu saja yang sudah dikumpulkan secara akumulatif) yang
diperoleh dari setiap transaksi komoditas ekonomi. Pada saat itu pula, kapitalisme tidak hanya
dilihat sebagai ideologi teoritis tapi berkembang menjadi paham yang mempengaruhi perilaku
ekonomi manusia.

Kapitalisme Purba

Kapitalisme purba adalah tahapan awal pembentukan kapitalisme yang ditemukan dalam bibit-
bibit pemikiran masyarakat feodal yang berkembang di Babilonia, Mesir, Yunani dan Kekaisaran
Roma. Para ahli ilmu sosial menamai tahapan kapitalisme purba ini dengan sebutan commercial
capitalism. Kapitalisme komersial berkembang ketika pada jaman itu perdagangan lintas suku
dan kekaisaran sudah berkembang dan membutuhkan sistem hukum ekonomi untuk menjamin
fairness perdagangan ekonomi yang dilakukan oleh para pedagang, tuan tanah, kaum rohaniwan.
     Bahkan Max Weber pernah menyatakan bahwa akar kapitalisme berawal dari sistem Codex
Iuris Romae sebagai aturan main ekonomi yang kurang lebih universal dipakai oleh kaum
pedagang di Eropa, Asia Barat serta Asia Timur Jauh dan Afrika Utara. Aturan main ekonomi ini
sebetulnya dimanfaatkan untuk memapankan sistem pertanian feodal. Dari aturan ini pula
muncul istilah borjuis yang mengelompokkan sistem feodalisme yang disempurnakan dengan
sistem hukum ekonomi itu. Kelompok borjuis dipakai untuk menyebut golongan tuan tanah –
bangsawan dan kaum rohaniwan yang biasa mendiami biara yang luas dan besar.
     Perkembangan selanjutnya adalah perkembangan kapitalisme yang dikenal sebagai tata cara
dan “kode etik” yang dipakai oleh kaum merkantilis. Kaum pedagang yang banyak berkumpul di
bilangan pelabuhan Genoa, Venice dan Pisa. Kaum merkantilis memakai kapitalisme sebagai
tahap lanjutan sistem sosial ekonomi yang dibentuk. Tatanan ekonomi dan politik yang
berkembang memerlukan hukum dan etika yang disusun dengan relatif mapan. Hal ini
disebabkan terjadi perkembangan kompetisi dalam sistem pasar, keuangan, tata cara barter serta
perdagangan yang dianut oleh para merkantilis abad pertengahan. Para merkantilis mulai
membuka wacana baru tentang pasar. Ketika mereka berbicara tentang pasar dan perdagangan,
mau tidak mau mereka mulai bicara tentang barang dagang (komoditas) dan nilai lebih yang
nantikan akan banyak disebut sebagai the surplus value (nilai lebih). Dari akar penyebutan inilah,
wacana tentang keuntungan dan profit menjadi bagian integral dalam kapitalisme sampai abad
pertengahan.

Kapitalisme Industri

Pandangan merkantilis dan perkembangan pasar berikut sistem keuangan telah mengubah cara
ekonomi feodal yang semata-mata bisa dimonopoli oleh para tuan tanah, bangsawan dan kaum
rohaniawan. Ekonomi mulai bergerak menjadi bagian dari perjuangan kelas menengah dan mulai
menampakkan pengaruh pentingnya. Ditambah lagi, rasionalisasi filosofis abad modern yang
dimulai dengan era renaissance dan humanisme mulai menjalari bidang ekonomi juga.
Setidaknya penulis akan menyebut tiga tokoh atau ikon ilmuwan filsafat sosial yang cukup
memberikan pengaruh yang dramatis terhadap perkembangan kapitalisme industri modern.
Mereka adalah Thomas Hobbes dengan pandangan egoisme etisnya, yang pada intinya
meletakkan sisi ajaran bahwa setiap orang secara alamiah pasti akan mencari pemenuhan
kebutuhan dirinya. Yang lain adalah John Locke. Dia menekankan sisi liberalisme etis, di mana
salah satu adagiumnya berbunyi bahwa manusia harus dihargai hak kepemilikan personalnya.
Tokoh lainnya adalah Adam Smith dan David Ricardo yang mencoba menukikkan pandangan
dua tokoh sebelumnya dengan filsafat laissez faire dalam prinsip pasar dan ekonomi. Pandangan
klasik Adam Smith menganjurkan permainan bebas pasar yang memiliki aturannya sendiri.
Persaingan, pekerjaan dari invisible hands akan menaikkan harga kepada tingkat alamiah dan
mendorong tenaga kerja dan modal beralih dari perusahaan yang kurang menguntungkan kepada
yang lebih menguntungkan. Laissez faire adalah ungkapan penyifat. Pandangan ini menekankan
bahwa sistem pasar bebas diberlakukan sistem kebebasan kepentingan ekonomi tanpa campur
tangan pemerintah.
Kapitalisme di tiga tokoh itu (Hobbes, Locke dan Adam Smith) mendapatkan legitimasi
rasionalnya. Akselarasi perkembangan kapitalisme rasional ini memicu analisa dan praktek
ekonomi selanjutnya. Akselarasi kapitalisme semakin terpicu dengan timbulnya “revolusi
industri”. Kapitalisme mendapatkan piranti kerasnya dalam pencapaian tujuan utamanya, yaitu
akumulasi kapital (modal). Industrialisasi di Inggris dan Perancis mendorong adalah industri-
industri raksasa. Perkembangan raksasa industri mekanis modern ini memicu kolonialisme dan
imperialisme ekonomi. Tidak mengherankan apabila dalam konteks ini terjadi exploitation
l’homme par l’homme. Situasi penindasan yang ada menimbulkan reaksi alamiah dari orang-
orang yang kebetulan mempunyai kepedulian sosial – kolektif yang mengalami trade-off dalam
era industri. Salah satu orang itu adalah Karl Marx. Dia mereaksi adalah sistem yang tidak beres
dalam kapitalisme yang cenderung menafikkan individu dalam konteks sosial.
Meski sosialisme sudah menjadi “budaya tanding” tetap saja kapitalisme maju dan semakin
mapan dalam percaturan kehidupan manusia. Max Weber menganalisa bahwa kemapanan
kapitalisme selain didukung dengan faktor sekular juga mendapatkan legitimasi religiusnya.
Weber beranggapan bahwa ada kaitan antara bangkitnya kapitalisme dengan Protestanisme.
Kapitalisme merupakan bentuk sekular dari penekanan Protestanisme pada individualisme dan
keharusan mengusahakan keselamatannya sendiri. Nilai-nilai religi Kristiani terutama Aliran
Calvinisme memberikan kontribusi yang tidak sedikit dalam perkembangan kapitalisme lanjut.
Kapitalisme Lanjut

Kapitalisme lanjut merupakan fase lanjutan dari kapitalisme industri. Kapitalisme industri
memicu agregasi akumulasi modal bersama yang dikumpulkan melalui pembaruan perusahaan
nasional dan multinasional. Dalam fase ini, kapitalisme bukan semata lagi hanya mengakumulasi
modal tapi lebih dari itu, yaitu investasi. Dalam arti ini, kapitalisme tidak hanya bermakna
konsumsi dan produksi belaka, tapi menabung dan menanam modal sehingga mendapatkan
keuntungan berlipat dari sebuah usaha adalah usaha yang terus ditumbuhkan. Pertumbuhan
ekonomi tidak hanya didasarkan pada soal faktor produksi tapi juga faktor jasa dan kestabilan
sistem sosial masyarakat. Oleh sebab itu, kapitalisme lanjut dengan refleksi sosialnya terus
mengembangkan bagaimana mereka tetap berkembang mendapatkan keuntungan tapi tetap
menyediakan lahan pendapatan yang cukup bagi para konsumen sebagai sekaligus faktor utama
pasarnya.
Kapitalisme tahap ini mencapai puncak aktualisasinya melalui proses kewirausahaan ekonomi
yang mencoba mengkombinasikan kembali peran pasar bebas dalam bidang ekonomi dengan
intervensi negara dalam bidang politik.
Faktor modernisasi dalam wacana kapitalisme lanjut ini tidak terjebak pada dikotomi kapitalis
sebagai pemilik modal dan buruh sebagai faktor produksi melainkan berlanjut pada wacana
bagaimana akhirnya pekerja dihadapkan pada masalah kepemilikan bersama (share holder)
dalam sebuah proses kapitalisasi yang tetap saja memberikan ruang pada keuntungan dan proses
akumulasi investasi.
Debat pembangunan kapitalisme dalam konteks sistem dunia (E. Wallerstein) juga menambah
kompleksitas proses kapitalisme sebagai raksasa ekonomi yang tak terelakkan. Debat lanjutan
kapitalisme dalam konteks globalisme tidak cenderung menempatkan pada kekuatan sosialisme
dan kapitalisme belaka melainkan relasi interdependen antar pelaku ekonomi yang justru meluas.
Bahkan Anthony Giddens pernah menyatakan bahwa dinamika kapitalisme sebagai resultante
yang saling terhubung dan tersinergi dalam kapitalisme itu sendiri, industrialisasi, pengawasan
dan kekuatan militer.
Kapitalisme yang dijiwai oleh semangat mencari untung menjadi sumber dinamisme luar biasa,
dan ketika bergandengan dengan industrialisme menghasilkan tahap global sekarang ini. Dunia
yang kita huni sekarang juga dalam pengawasan yang terus-menerus, mulai di tempat kerja dan
merambat pada masyarakat. Negara meniru pabrik. Gugus institusi ini masih ditambah dengan
munculnya kekuatan militer sebagai penjamin stabilitas ekonomi sebagai syarat mutlak pasar
yang bebas dan tenang. Kapitalisme lanjut semakin matang dengan kemajuan teknologi
informasi yang semakin merangsek kekuatan-kekuatan konvensional pasar tradisional yang ada.
Refleksi Kritis

Terlihat dalam sekilas sejarah ini, kapitalisme sebagai sebuah ideologi dan praktek sosial telah
teruji dengan berbagai tantangan dan ujian. Masalahnya adalah ramalan Karl Marx tentang
kontradiksi dalam kapitalisme tidak pernah terbukti secara empiris. Tapi justru kapitalisme
menampakkan diri sebagai ide yang semakin berkembang, cepat belajar, kritis dengan dirinya
sendiri, lentur dan fleksibel. Apa sebabnya?
Pertanyaan itu hanya bisa diajukan pada setiap manusia. Karena kembali pada awal, manusia
diciptakan untuk memenuhi kesejahteraannya. Dan presis, kapitalisme dalam arti tertentu mampu
belajar, mau memperbaiki mekanisme sosial dan krisis legitimasi sosialnya. Seperti Jurgen
Habermas katakan, yaitu ketika kita mau belajar kapitalisme sesungguhnya kita belajar dari
manusia itu sendiri. Dan ungkapan ini semakin mengokohkan kekaguman Karl Marx terhadap
kapitalisme.

tidak memiliki suatu definisi universal yang bisa diterima secara luas, namun secara umum
merujuk pada satu atau beberapa hal berikut:

 sebuah sistem yang mulai terinstitusi di Eropa pada masa abad ke-16 hingga abad ke-19 –
yaitu di masa perkembangan perbankan komersial Eropa, di mana sekelompok individu
maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki
maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal seperti
tanah dan tenaga manusia, pada sebuah pasar bebas di mana harga ditentukan oleh
permintaan dan penawaran, demi menghasilkan keuntungan di mana statusnya dilindungi
oleh negara melalui hak pemilikan serta tunduk kepada hukum negara atau kepada pihak
yang sudah terikat kontrak yang telah disusun secara jelas kewajibannya baik eksplisit
maupun implisit serta tidak semata-mata tergantung pada kewajiban dan perlindungan
yang diberikan oleh kepenguasaan feodal.
 teori yang saling bersaing yang berkembang pada abad ke-19 dalam konteks Revolusi
Industri, dan abad ke-20 dalam konteks Perang Dingin, yang berkeinginan untuk
membenarkan kepemilikan modal, untuk menjelaskan pengoperasian pasar semacam itu,
dan untuk membimbing penggunaan atau penghapusan peraturan pemerintah mengenai
hak milik dan pasaran.

 suatu keyakinan mengenai keuntungan dari menjalankan hal-hal semacam itu.

Sejarah Munculnya Kapitalisme


1. D.Merchantilists (abad 17)
Tokoh : Louis XIV adalah orang yang sangat boros. Saat itu Colbert (seorang menteri keuangan)
berpikir bahwa pemerintah harus memelihara kas negara sementara kas kosong akibat
kemewahan Louis XIV. Colbert kemudian mencari solusi dan berhasil menemukannya. Solusi
Colbert adalah sebagai berikut :
a. Doktrin neraca perdagangan aktif (an active trade balance)
Inti : ekspor impor agar terjadi surplus
contoh : RRC terhadap Amerika
b. Atteliers Nationale : tempat kerja atau pabrik milik negara merupakan awal BUMN.
c. Intervensi pemerintah : intensive dalam proses ekonomi. Hasilnya industri-industri Prancis
berkembang, perdagangan internasional merupakan satu-satunya cara agar makmur.
d. Impor tenaga kerja ahli : Itali, Belanda (Mentega+Keju), RRC (Porselen)

Kapitalisme : a system of economic organization characterred by private ownership of the means


of production adn distribution such as land, factories, railroad,etc and their operation for profit
under predominatly competitive conditions.

Sebuah organisasi raksasa ciptaan manusia. Di dalamnya terdapat berbagai macam masalah
(what, how, for whom) yang diselesaikan oleh mekanisme harga dan pasar (the invisible hand)
melalui berbagai mekanisme harga dan pasar macam institusi atau lembaga-lembaga yang dapat
berupa subsistem ekonomi seperti IPolEkSosBudHanKam.
Pure Capitalism : non intervensi pemerintah dalam proses dan aktivitas ekonomi (dilakukan aktif
oleh pihak swasta) ada kala naik ada kalanya merosot, kapitalime tidak dapat lepas dari
konjungtur (konsep gerak gelombang kehidupan ekonomi).

Kapitalisme memiliki sejarah yang panjang, yaitu sejak ditemukannya sistem perniagaan yang
dilakukan oleh pihak swasta. Di Eropa, hal ini dikenal dengan sebutan guild sebagai cikal bakal
kapitalisme. Saat ini, kapitalisme tidak hanya dipandang sebagai suatu pandangan hidup yang
menginginkan keuntungan belaka. Peleburan kapitalisme dengan sosialisme tanpa adanya
pengubahan menjadikan kapitalisme lebih lunak daripada dua atau tiga abad yang lalu.

Perspektif filosofi kapitalisme

Kapitalisme adalah salah satu pola pandang manusia dalam segala kegiatan ekonominya.
Perkembangannya tidak selalu bergerak ke arah positif seperti yang dibayangkan banyak orang,
tetapi naik turun. Kritik keberadaan kapitalis sebagai suatu bentuk penindasan terhadap
masyarakat kelas bawah adalah salah satu faktor yang menyebabkan aliran ini banyak dikritik.
Akan tetapi, bukan hanya kritik saja yang mengancam kapitalisme, melainkan juga ideologi lain
yang ingin melenyapkannya, seperti komunisme.

Kaum klasik kapitalis

Pemerintah mendominasi bidang perdagangan selama berabad-abad namun kemudian malah


memunculkan ketimpangan ekonomi. Para pemikir ini mulai beranggapan bahwa para borjuis,
yang pada era sebelumnya mulai memegang peranan penting dalam ekonomi perdagangan yang
didominasi negara atau lebih dikenal dengan merkantilisme, seharusnya mulai melakukan
perdagangan dan produksi guna menunjang pola kehidupan masyarakat. Beberapa ahli ini antara
lain:

Francois Quesnay . Lahir di Versailes Perancis dan bekerja sebagai dokter di istana Louis XV.
Tetapi ia lbh mengutamakan bidang ekonomi dan mendirikan aliran lesphisiocrates. Tahun 1756
ia menerbitkan dua buah makalah tentang para petani dari selatan. Pada tahun 1758 ia
menerbitkan tabel ekonomi yg disebut La Tableau Economique yang di dalamnya digambarkan
peredaran uang di dalam masyarakat sebagai peredaran darah. Tentang tabel tersebut Mirabeau
berkata “Di dunia ini terdapat tiga penemuan besar yaitu tulisan mata uang dan tabel ekonomi.”
John Locke meramu teori naturalisme liberal. Tentang hak milik ia berkata “Hak milik pribadi
adl salah satu hak alam dan instink yg tumbuh bersama pertumbuhan manusia. Karena itu tak ada
seorangpun yg mengingkari instink ini.”

David Ricardo yg membahas hukum pembagian hasil percapita dalam ekonomi kapitalisme.
Teorinya yg terkenal ialah Hukum Pengurangan Penghasilan. Kata orang ia berorientasi falsafi
yg bercampur dgn dorongan moral. Hal ini didasarkan kepada ucapannya “Segala perbuatan
dipandang menghilangkan moral jika bukan keluar dari perasaan cinta kepada orang lain.”

Robert Malhus seorang ekonom Inggris klasik yg dikenal pesimistis. Ia penemu teori
kependudukan yg populer bahwa jumlah penduduk berkembang menurut deret ukur sedangkan
produksi pertanian berkembang menurut deret hitung.

John Stuart Mill yg dipandang sebagai penghubung aliran individualisme dgn aliran sosialisme.
Tahun 1836 ia menerbitkan buku yg berjudul Prinsip-prinsip Ekonomi Politik.

Lord Keynes teorinya berkisar tentang pengangguran dan lapangan kerja. Teori ini telah
melampaui teori-teori yg lain. Karena itu dialah yg berjasa dalam menciptakan lapangan kerja
secara utuh bagi suatu kekutan aktif di masyarakat kapitalis. Teori-teorinya itu disebut dalam
bukunya yg berjudul Teori Umum Tentang Lapangan Kerja Bursa dan Mata Uang. Buku ini
beredar pada tahun 1930.

David Hume penemu teori pragmatisme yg integratif. Ia mengatakan “Hak milik khusus adl
tradisi yg dianut masyarakat yg harus diikuti. Sebab disanalah manfaat mereka.”

Adam Smith adalah tokoh ekonomi kapitalis klasik yang menyerang merkantilisme yang
dianggapnya kurang mendukung ekonomi masyarakat. Ia menyerang para psiokrat yang
menganggap tanah adalah sesuatu yang paling penting dalam pola produksi. Gerakan produksi
haruslah bergerak sesuai konsep MCM (Modal-Comodity-Money, modal-komoditas-uang), yang
menjadi suatu hal yang tidak akan berhenti karena uang akan beralih menjadi modal lagi dan
akan berputar lagi bila diinvestasikan. Adam Smith memandang bahwa ada sebuah kekuatan
tersembunyi yang akan mengatur pasar (invisible hand), maka pasar harus memiliki laissez-faire
atau kebebasan dari intervensi pemerintah. Pemerintah hanya bertugas sebagai pengawas dari
semua pekerjaan yang dilakukan oleh rakyatnya. Adam Smith adalah penganut aliran klasik
terkenal. Ia lahir di kota Kirkcaldy Scotlandia. Belajar filsafat dan pernah menjadi guru besar
logika di Universitas Glasgow. Tahun 1766 ia pergi ke Perancis dan bertemu dgn para penganut
liberalisme. Tahun 1776 ia menerbitkan Penelitian Alam dan Sebab-sebab Kekayaan Manusia.
Buku inilah yg dikatakan kritikus Edmund Burke sebagai karya tulis teragung yg pernah ditulis
manusia.

Prinsip-prinsip Kapitalisme

 Mencari keuntungan dgn berbagai cara dan sarana kecuali yg terang-terangan dilarang
negara krn merusak masyarakat seperti heroin dan semacamnya.
 Mendewakan hak milik pribadi dgn membuka jalan selebar-lebarnya agar tiap orang
mengerahkan kemampuan dan potensi yg ada utk meningkatkan kekayaan dan
memeliharanya serta tidak ada yg menjahatinya. Karena itu dibuatlah peraturan-peraturan
yg cocok utk meningkatkan dan melancarkan usaha dan tidak ada campur tangan negara
dalam kehidupan ekonomi kecuali dalam batas-batas yg yg sangat diperlukan oleh
peraturan umum dalam rangka mengokohkan keamanan.
 Perfect Competition .
 Price system sesuai dgn tuntutan permintaan dan kebutuhan dan bersandar pada peraturan
harga yg diturunkan dalam rangka mengendalikan komoditas dan penjualannya.

Bentuk Kapitalisme

 Kapitalisme perdagangan yg muncul pada abad ke-16 setelah dihapusnya sistem feodal.
Dalam sistem ini seorang pengusaha mengangkat hasil produksinya dari satu tempat ke
tempat lain sesuai dgn kebutuhan pasar. Dengan demikian ia berfungsi sebagai perantara
antara produsen dan konsumen
 Kapitalisme industri yg lahir krn ditopang oleh kemajuan industri dgn penemuan mesin
uap oleh James Watt tahun 1765 dan mesin tenun tahun 1733. Semua itu telah
membangkitkan revolusi industri di Inggris dan Eropa menjelang abad ke-19.
Kapitalisme industri ini tegak di atas dasar pemisahan antara modal dan buruh yakni
antara manusia dan mesin.
 Sistem Kartel yaitu kesepakatan perusahaan-perusahaan besar dalam membagi pasaran
internasional. Sistem ini memberi kesempatan utk memonopoli pasar dan pemerasan
seluas-luasnya. Aliran ini tersebvar di Jerman dan Jepang.
 Sistem Trust yaitu sebuah sistem yg membentuk satu perusahaan dari berbagai
perusahaan yg bersaing agar perusahaan tersebut lbh mampu berproduksi dan lbh kuat
utk mengontrol dan menguasai pasar.

Pemikiran dan Keyakinan-keyakinan lainnya Aliran naturalisme yg merupakan dasar kapitalisme


ini sebenarnya menyerukan hal-hal sebagai berikut :

 Kehidupan ekonomi yg tunduk kepada sistem natur yg bukan buatan manusia. Dengan
sifat seperti itu akan mampu mewujudkan pengembangan hidup dan kemajuan secara
simultan.
 Tidak ada campur tangan negara dalam kehidupan ekonomi dan membatasi tugasnya
hanya utk melindungi pribadi-pribadi dan kekayaan serta menjaga keamanan dan
membela negara.
 Kebebasan ekonomi bagi tiap individu di mana ia mempunyai hak utk menekuni dan
memilih pekerjaan yg sesuai dgn kemauannya. Tentang kebebasan seperti ini
diungkapkan dalam sebuah prinsip yg sangat masyur dgn semboyan “Biarkan ia bekerja
dan biarkan ia berlalu.”
 Kepercayaan kapitalisme terhadap kebebasan yg tiada batas telah membawa kekacauan
keyakinan dan perilaku. Ini melahirkan berbagai konflik di Barat yg kemudian melanda
dunia sebagai akibat dari kehampaan pemikiran dan kekosongan ruhani.
 Rendahnya upah dan tuntutan yg tinggi mendorong tiap anggota keluarga bekerja.
Akibvatnya tali kekeluargaan putus dan sendi-sendi sosial di kalangan mereka runtuh.

Pendapat Adam Smith yg paling penting ialah tentang ketergantungan peningkatan


perekonomian kemajuan dan kemakmuran kepada kebebasan ekonomi yg tercermin pada
Kebebasan individu yg memberikan seseorang bebas memilih pekerjaannya sesuai dgn
kemampuannya yg dapat mewujudkan penghasilan yg dapat memenuhi kebutuhan dirinya.
Kebebasan berdagang di mana produktivitas peredaran produksi dan distribusinya berlangsung
dalam iklim persaingan bebas.
Kaum kapitalis memandang kebebasan adl suatu kebutuhan bagi individu utk menciptakan
keserasian antara dirinya dan masyarakat. Sebab kebebasan itu adl suatu kekuatan pendorong
bagi produksi krn ia benar-benar menjadi hak manusia yg menggambarkan kehormatan
kemanusiaan.

Segi-segi Negatif Kapitalisme

 Sitem buatan manusia.Sekelompok kecil pribadi mendominasi pasar utk mencapai


kepentingan sendiri tanpa menghargai kebutuhan masyarakat dan menghormati
kepentingan umum.
 Egoistik.Dalam sistem kapitalisme individu dan sekelompok kecil pribadi mendominasi
pasar utk mencapai kepentingan sendiri tanpa menghargai kebutuhan masyarakat dan
menghormati kepentingan umum.
 Monopolostik.Dalam sistem kapitalisme seorang kapitalis memonopoli komoditas dan
menimbunnya. Apabila barang tersebut habis di pasar ia mengeluarkannya utk dijual dgn
harga mahal yg berlipat ganda mencekik konsumen danorang-orang lemah.
 Terlalu berpihak kepada hak milik pribadi.Kapitalisme terlalu mengagungkan hak milik
pribadi. Sedangkan komunisme malah menghilangkan hak milik pribadi.
 Persaingan.Sistem dasar kapitalisme membuat kehidupan menjadi arena perlombaan
harga. Semua orang berlomba mencari kemenangan. Sehingga kehidupan dalam sistem
kapitalisme berubah menjadi riba di mana yg kuat menerkam yg lemah. Hal ini sering
menimbulkan kebangkrutan pabrik atau perusahaan tertentu.
 Perampasan tenaga produktif.Kapitalisme membuat para tenaga kerja sebagai barang
komoditas yg harus tunduk kepada hukum permintaan dan kebutuhan yg menjadikan dia
sebagai barang yg dapat ditawarkan tiap saat. Pekerja ini bisa jadi sewaktu-waktu diganti
dgn orang lain yg upahnya lbh rendah dan mampu bekerja lbh banyak dan pengabdiannya
lbh baik.
 Pengangguran.Suatu fenomena umum dalam masyarakat kapitalis ialah munculnya
pengangguran yg mendorong pemilik perusahaan utk menambah tenaga yg akan
memberatkannya.
 Kehidupan yg penuh gejolak.Ini adl akibat logis dari persaingan yg berlangsung antara
dua kelas. Yang satu mementingkan pengumpulan uang dgn segala cara. Sedangkan yg
satu lagi tidak diberi kesempatan mencari sendiri kebutuhan pokok hidupnya tanpa kenal
belas kasihan.
 Penjajahan.Karena didorong mencari bahan baku dan mencari pasar baru utk
memasarkan hasil produksinya kapitalisme memasuki petualangan penjajahan terhadap
semua bangsa. Pada mulanya dalam bentuk penjajahan ekonomi pola pikir politik dan
kebudayaan. Kemudian memperbudak semua bangsa dan mengeksploitasi tenaga-tenaga
produktif demi kepentingan penjajahan.
 Peperangan dan malapetaka.Ummat manusia telah menyaksikan berbagai bentuk
pembunuhan dan pembantaian luar biasa biadabnya. Itu terjadi sebagai akibat logis dari
sebuah penjajahan yg menimpa ummat manusia di bumi yg melahirkan bencana paling
keji dan kejam.
 Didominasi hawa nafsu.Orang kapitalisme berpegang kepada prinsip demokrasi politik
dan pemerintahan. Pada umumnya demokrasi yg mereka gembar-gemborkan dibarengi
dgn hawa nafsu yg mendominasi dan jauh dari kebenaran dan keadilan.
 Riba.Sistem kapitalisme tegak di atas landasan riba. Sedangkan riba merupakan akar
penyakit yg membuat seluruh dunia menderita.
 Tidak bermoral.Kapitalisme memandang manusia sebagai benda materi. Karena itu
manusia dijauhkan dari kecenderungan ruhani dan akhlaknya. Bahkan dalam sistem
kapitalisme antara ekonomi dan moral dipisahkan jauh-jauh.
 Kejam.Kapitalisme sering memusnahkan begitu saja komoditas yg lebih dgn cara dibakar
atau dibuang ke laut krn khawatir harga akan jatuh disebabkan banyaknya penawaran.
Mereka berani melakukan itu padahal masih banyak bangsa-bangsa yg menjerit
kelaparean.
 Boros.Orang-orang kapitalisme memproduksi barang-barang mewah disertai iklan besar-
besaran tanpa peduli kebutuhan-kebutuhan pokok masyarakat. Sebab yg mereka cari
keuntungan belaka.
 Tidak berperikemanusiaan.Orang kapitalis sering mengusir begitu saja seorang buruh krn
alasan tenaganya kurang produktif. Tetapi kekejaman ini mulai diperingan akhir-akhir ini
dgn adanya perbaikan dalam tubuh kapitalisme.
Perbaikan-perbikan Kapitalisme Inggris sampai tahun 1875 merupakan negara kapitalis terbesar
dan termaju. Tetapi pada perempat akhir abad ke-19 muncul Amerika Serikat dan Jerman.
Menyusul Jepang setelah perang dunia ke-2.

Pada tahun 1932 di Inggris negara mulai langsung melakukan campur tangan secara basar-
besaran. Di Amerika campur tangan negara mulai ditingkatkan sejak tahun 1933. Di Jerman
campur tangan negara dimulai sejak Hitler. Tujuannya tidak lain hanyalah memelihara
kesinmbungan kapitalisme.

Campur tangan negara ini terutama dalam bidang perhubungan pengajaran dan perlindungan
terhadap hak-hak warga negara dan masa peraturan yg bersifat sosial seperti asuransi sosial dan
orang-orang jompo pengangguran orang lemah pemeliharaan kesehatan perbaikan pelayanan dan
peningkatan taraf hidup.

Kapitalisme mulai berorientasi kepada perbikan sektoral disebabkan munculnya kaum buruh
sebagai kekuatan produktif di negara-negara demokrasi tekanan dari komite hak-hak azasi
manusia dan utk membendung ekspansi komunisme yg berpura-pura menolong kaum buruh dan
mengklaim sebagai pembelanya.

AKAR PEMIKIRAN DAN KEYAKINANNYA

Akar kapitalisme dalam beberapa hal bersumber dari fisafat Romawi Kuno. Hal itu muncul pada
ambisinya utk memiliki kekuatan dan meluaskan pengaruh serta kekuasaan.

Kapitalisme berkembang secara bertahap dari feodalisme bourgeoisme sampai kepada


kapitalisme. Selama proses itu berlangsung telah berkembang berbagai pemikiran dan idiologi yg
melanda dalam arus yg mengarah kepada pengukuhan hak milik pribadi dan seruan kebebasan.

Pada dasarnya kapitalisme tegak di atas pemikiran aliran bebas dan aliran klasik.

Kapitalisme pada dasarnya memerangi agama. Pada mulanya bersifat pembangkangan. Terhadap
kekuasaan gereja. Akhirnya membangkang tiap peraturan yg mengandung moral.
Kapitalisme tidak mementingkan peraturan bermoral kecuali menimbulkan manfaat pada dirinya
khususnya dari segi ekonomi.

Pemikiran dan pandangan yg muncul akibat revolusi industri di Eropa berperan menonjol dalam
membatasi gejala-gejala kapitalisme.

Kapitalisme menyeru dan membela liberalisme. Tetapi kebebasan politik telah berubah menjadi
kebabasan moral dan sosial. Selanjutnya berubah menjadi permisifisme.

TERSIAR DAN KAWASAN PENGARUHNYA

Kapitalisme tumbuh subur di Inggris Perancis Jepang Amerika Serikat dan sebaian besar dunia
Barat. Banyak negar-negara yg hidup dalam iklim membebek baik kepada sitem komunisme
ataupun sistem kapitalisme. Tingkat keterikatan mereka berbeda-beda antara campur tangan
langsung atau dgn bersandar kepada keduanya baik dalam urusan politik ataupun sikap-sikap
internasionalnya.

Anda mungkin juga menyukai