Kondisi Masyarakat Pada Abad Ke7
Kondisi Masyarakat Pada Abad Ke7
Berbeda dengan masyarakat pra-aksara, masyarakat masa aksara mewariskan masa lalunya
dalam berbagai bentuk peninggalan yang lebih beragam, baik itu melalui tutur, tulisan
maupun benda budaya.
Salah satu cara yang lazim dipakai oleh masyarakat yang memiliki tradisi lisan dalam
mewariskan masa lalu mereka adalah melalui dongeng. Dongeng itu sendiri disampaikan
dalam beragam bentuk cara, antara lain adalah sebagai berikut:
a.Pertunjukan
Wayang beber
Merupakan bentuk seni pertunjukan tradisional wayang, dimana wayangnya sendiri dilukis
pada gulungan kulit kayu, yang diantaranya menggambarkan ksatria mitis pada jaman
dahulu. Dengan media gulungan kulit kayu itulah dalang menggambarkan kisahnya.
Adegan-adegan yang tergambar pada gulungan itu diuangkapkan dalam penceritaan yang
berkesinambungan.
Wayang beber sebagai seni pertunjukan pertama kali didokumentasikan oleh dua orang
Cina yang bernama Ma Huan dan Fei Xin yang sedang mengunjungi Jawa pada tahun
1416. pada waktu itu keduanya menyaksikan banyak orang yang berjongkok di depan
pencerita sambil mendengarkan apa yang sang pencerita ucapkan. Pada abad ke-19,
Raffles menulis hal yang sama dalam bukunya, History of Java.
• Wayang kulit
Berbeda dengan wayang beber, wayang kulit dalam menggambarkan suatu kisah atau
peristiwa dengan menggunakan tokoh-tokoh tertentu yang disimbulkan. Dalang menggelar
pertunjukan di depan layar lebar dan menghidupkan wayang-wayangnya dengan
menirukan berbagai suara dan bunyi-bunyian. Cerita dalam wayang ini banyak bersumber
dari legenda dan kisah lisan sastra tulis dari India dan Jawa sendiri. Miisalnya cerita
tentang Baratayuda, Ramayana, cerita Karna gugur dan sebagainya.
c. Pertunjukan Didong
Didong merupakan bentuk kesenian tradisional orang Gayo di daerah Aceh. Pertunjukan
didong sering berbentuk pertandingan antara dua kelompok yang saling berkelakar sambil
membuat sajak improvisasi yang disebut syair. Syair-syairnya biasanya berisikan tentang
legenda kisah-kisah tertentu dan asal-usul suatu wilayah atau tempat. Pada awalnya
Didong diadakan sebagai bagian dari keramaian untuk merayakan perkawinan, hari-hari
libur penting, dan upacara tradisional lainnya. Dalam perkembangannya kemudian
mengalami pergeseran sebagai cara untuk menghormati dan menghibur tamu.
d. Pertunjukan Tanggomo
Tanggomo merupakan bentuk puitis sastra lisan yang berasal dari Gorontalo, Sulawesi
Utara. Berisikan syair-syair yang didalamnya mengkisahkan tentang hal-hal yang sedang
hangat atau peristiwa menarik setempat. Selain menghibur, Tanggomo juga juga memberi
banyak informasi berupa peristiwa sejarah, mitos, legenda, kisah keagamaan, dan
pendidikan.
a. Melalui Prasasti
Prasasti adalah piagam atau dokumen yang ditulis pada bahan yang keras dan tahan lama,
umumnya adalah batu. Disamping batu media penulisan lainnya adalah kayu, dan logam.
Istilah lain dari prasasti adalah inskripsi (bahasa Latin) atau batu tertulis.
Wilayah kepulauan Indonesia segera memasuki zaman sejarahnya ketika sumber tertulis
yang berupa prasasti awal telah dijumpai di wilayah ini. Prasasti-prasasti pertama itu
terdapat di wilayah Jawa bagian Barat dan Kalimantan Timur. Di Jawa bagian Barat
berkembang kerajaan yang bercorak kebudayaan India pertama kali, yaitu Tarumanagara
yang salah satu rajanya bernama Purnavarman. Sementara itu di Kalimantan Timur juga
berkembang sistem kerajaan yang sama, berkat peninggalan-peninggalan prasasti Yupa
yang masih bertahan hingga kini, diketahui adanya kerajaan kuno di wilayah Kutai, rajanya
yang dikenal dalam prasasti bernama Aswawarmman.
Dari Yupa ketiga peninggalan Kerajaan Kutai misalnya kita mendapat informasi tentang
kondisi kerajaan masa pemerintahan Mulawarman.
“...biarlah mereka mendengar tentang hadiahnya (raja Mulawarman) yang luar biasa,
ternak, pohon, keajaiban dan tanah. Karena banyaknya perbuatan baik, tiang pengorbanan
ini didirikan oleh para pendeta”
b. Melalui Lontar
Disamping media batu dan logam, dikenal juga media tulis yang disebut lontar yang
terbuat dari bambu, daun palem atau daun tal. Lontar adalah daun palem tal atau borassus
flabellifer yang telah dikeringkan yang banyak digunakan selama berabad-abad lamanya
sebagai alas tulis di Jawa, Bali, Lombok. Bahkan di Bali pemanfaatan lontar sebagai alas
tulis masih banyak dipakai oleh masyarakat tradisional. Tulisan ditoreh di kedua sisi daun
dengan menggunakan pisau tajam, lalu hurufnya dihitamkan dengan memakai jelaga.
Halaman-halamannya, yaitu antara lontar yang satu dengan yang lainnya dirangkaikan
dengan tali memalui lubang di tengah dengan dua papan kayu sebagai penutup. Tradisi ini
berkembang di hampir semua wilayah kepulauan Indonesia, utamanya adalah Jawa.
Artinya :
Tidak ada paksaan dalam agama (Q.S. al-Baqarah ayat 256)
Adapun cara masuknya Islam di Indonesia melalui beberapa cara antara lain ;
1. Perdagangan
Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin kontak
dagang dengan orang Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti
kerajaan Islam Malaka dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramailah
para ulama dan pedagang Arab datang ke Nusantara (Indonesia). Disamping
mencari keuntungan duniawi juga mereka mencari keuntungan rohani yaitu dengan
menyiarkan Islam. Artinya mereka berdagang sambil menyiarkan agama Islam.
2. Kultural
Artinya penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan media-media
kebudayaan, sebagaimana yang dilakukan oleh para wali sanga di pulau jawa.
Misalnya Sunan Kali Jaga dengan pengembangan kesenian wayang. Ia
mengembangkan wayang kulit, mengisi wayang yang bertema Hindu dengan ajaran
Islam. Sunan Muria dengan pengembangan gamelannya. Kedua kesenian tersebut
masih digunakan dan digemari masyarakat Indonesia khususnya jawa sampai
sekarang. Sedang Sunan Giri menciptakan banyak sekali mainan anak-anak, seperti
jalungan, jamuran, ilir-ilir dan cublak suweng dan lain-lain.
3. Pendidikan
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis dalam
pengembangan Islam di Indonesia. Para da’i dan muballig yang menyebarkan Islam
diseluruh pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren tersebut. Datuk Ribandang
yang mengislamkan kerajaan Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur adalah keluaran
pesantren Sunan Giri. Santri-santri Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau seperti
Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga ke Nusa Tenggara. Dan
sampai sekarang pesantren terbukti sangat strategis dalam memerankan kendali
penyebaran Islam di seluruh Indonesia.
4. Kekuasaan politik
Artinya penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang kuat dari
para Sultan. Di pulau Jawa, misalnya keSultanan Demak, merupakan pusat dakwah
dan menjadi pelindung perkembangan Islam. Begitu juga raja-raja lainnya di
seluruh Nusantara. Raja Gowa-Tallo di Sulawesi selatan melakukan hal yang sama
sebagaimana yang dilakukan oleh Demak di Jawa. Dan para Sultan di seluruh
Nusantara melakukan komunikasi, bahu membahu dan tolong menolong dalam
melindungi dakwah Islam di Nusantara. Keadaan ini menjadi cikal bakal
tumbuhnya negara nasional Indonesia dimasa mendatang.
C. Manfaat SejarahIslam pada masa Pembauran