Anda di halaman 1dari 59

PERATURMIPEMERINrAH REPUBUK mDOJ'4IESIA -, NOMOK 37 TAHUN 1998

TBNTANG

PBRA1\JKAN JABATAN PBJABAT PBMBUAT AKTA TA1'iAH

___________ -'---_--.!PPRINo. 37 Th. 1998

PERATURAN PEMEfUNTAH REPUBUK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1998

TE~ANG

PERATURAN JABATAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH PRESIDEN REPUBUK INDONESIA,

Menimbang

Menglngat

a. bahwa untuk nienjamin kepastian hukum hakhak atas tanah, Undimg-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria memerlntahkan kepada Pemerlntah Ulituk rneleksanekan pendaftaran tanah;

b. bahwa dalam rangka pelaksanaan pendaftaran tanah tersebut di dalam Peraturan Pemerlntah Nomor 24 Tahun ·1997 tentang Pendaftaran Tanah telah dltetapkan jabatan .. Pejabat Pembuat Akta Tanah yang diberl kewenangan untuk membuat alat bukti mengenal perbuatan hokum tertentu mengenal hak atas tanah dan HakMlllk Atas Satuan Rumah Susun yang akan dljadikan dasar pendaftaran;

c. bahwa sesuaidenganketentuan Pasal 7 Peraturan Pemerlntah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah perlu mengatur jabatan Pejab~t Pembuat Aleta Tanah ·dengan suatu Pereturan Pemerintah;

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang neser 1945;

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Oasar Pokok-pokok· Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nornor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043);

3. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah SusLin (Lembaran Negara Tahun 1985 Nemor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomer 3318);

PPRI No; 37 Th. 1998, __ .,-- --' -.,...._-

4. Undang-Undang Nemor 4 Tahun 1996 tentang Hak . Tanggungan . Atas Tanah Beserta Bendabenda Yang Berkaitan Dengan Tanah (Lembaran Negara Tahun 1996 Nemer 42 , Tambahan Lembaran Negara Nemer 3632); .

5. Peraturan Pemerintah Nemor 4 Tahun 1988 tentang Rumah Susun (Lembaran Negara Tahun . 1988 Nemer 7, Tambahan ternbaran Negara

Nemer 3372); .

6. Peraturan Pemerintah Nemer 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nemer 59, Tambahan Lembaran Negara Nemor 3696); .

MEMUTUSKAN :

Menetapkan .. :. PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERATURAN .

JABATAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH.

BABI KETENTUAN UMUM

Pasal1

Dalam peraturan Inl yang dimaksud dengan :

1. Pejabat Pembuat Akta Tanah, selanjutnya disebut PPAT, adalah pejabat umum yang· diberi kewenangan untuk membuat aktaakta etentik mengenai perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun.

2. PPAT Sementara adalah Pejabat Pemerintah yang ditunjuk karena jabatannva untuk melaksanakan tugas PPAT dengan mernbuat akta PPAT di daerah yang belum cukup terdapat PPAT .

. 3. PPAT Khusus adalah peiabat Badan Pertanahan Nasienal yang ditunjuk karena jabatarinya untuk melaksanakan tugas PPAT dengan membuat akta PPAT tertentu khusus dalam rangka pelaksenaen program atau tugas Pemerintah tertentu .

• 'illl1"'.:'t.------peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah

________ --'-_--'- __ ---'---"-'PPRI No. 37 Th. 1998

4. Akta PPAT adalah akta .yang dibuat oleh PPAT sebagai bukti telah dilaksanakannya perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun.

5. Protokol PPAT adalah kumpulan dokumen yang harus disimpan dan dipelihara oleh PPAT yang terdirl warkah pendukung akta, arslplaporan, agenda dan surat-surat lainnya.

6. Warkah adalah dokumen yang dijadikan dasar pembuatan akta

PPAT. .

7. Formasi PPAT adalah jumlah rneksrnum PPAT yang diperbolehkan dalam satu satuan daerah kerja PPAT.

8. Daerah kerja PPAT adalah suatu wilayah yang menunjukkan kewenangan seorang PPAT untuk membuat. akta mengenaihak atas tanah dan Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun yang terletak di dalamnya.

9. Menteri adalah Menter; yang bertanggung jawab di bidang agraria/pertanahan.

BABII.

TUGAS POKOKDAN ·KEWENANGAN PPAT·

Pa~12

(1) PPAT bertugas pokok .' melaksanakan . sebagian kegiatan pendaftaran tanah dengan membuat akta sebagai buktl telah dltakukennva perbuatan hukum tertentu menqenal hakatas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun, yang akan dijadikan dasar bagi pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah yang dlakibatkan oleh perbuatan hukum itu.

(2) Perbuatan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagaiberikut:

a. jual beli;

b. tukar menukar;

c. hibah;

d. pemasukan ke dalam perusahaan (inbreng);

e. pembagian hak bersama;

f. pemberian Hak Guna B!3ngunan/Hak Pekatatas Tanah Hak

Millk; .

g. pemberian Hak Tanggungani

h. pemberian Kuasa membebankah Hak Tanggungan.

PerClturan Jabatan PeJabat Pembuat Alita Tanah _

PPRI No. 37 Th. 1998, ..;..,__ _

Pasal3

(1) Untuk melaksanakan tug as pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 seorang PPAT mempunyai kewenangan membuat akta otentik mengenai semua perbuatan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat(2) mengenai hak atas tanah dan Hak Milik Atas Satuan Rurnah Susun yang terletak di dalam daerah kerjanya.

(2) PPAT .khusus hanya berwenang membuat akta mengenai perbuatan hukum yangdisebut secara khusus . dalam penunjukannya.

Pasal4

! I

(l)PPAT hanya berwenang membuat aktamengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun yang terletak di dalam daerah kerjanya;

(2) Akta tukar menukar, akta pemasukan ke dalam perusahaan, dan akta pembagian hak bersama mengenai beberapa hak atas tanah dan Hak Milik' Atas Satuan Rumah Susun yang tldak semuanya terletak di dalam daerah kerja seoranc PPAT dapat dibuat oleh PPAT yang daerah kerjanya mellputi salah satu bidang tanah atau satuan rumah susun yang haknya menjadi obye,k perbuatan hukum dalam akta.

BAB IIi

PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIANPPAT

, PasalS

(1) PPAT diangkat dan dlberhentikan oleh Menteri; (2) PPAT dlangkat untuk suatu daerah kerja tertentu;

(3) Untuk melayani rnasvarakat dalam 'pembuatanekte PPAT di daerah yang belum cukup terdapat PPAT atau untuk melayani golongan masvarekat tertentu dalam pembuatan akta PPAT tertentu, Menteri dapatmenunjuk pejabat-pejabat di bawah Inl sebagal PPAT Sementara atau PPAT Khusus :

Jabatan Pejabat Pembuat Al<.ta Tanah

_______ --------,PPRf No. 37 Th. 1998

a.camat atau Kepala Oesa untuk melayanl pembuatan akta di daerah yang belum cukup terdapat PPAT, Sebagal PPAT

Sementara; ,

b. Kepala Kantor Pertanahan untuk melayani pembuatan akta PPAT yang dlperlukan dalam rangka pelaksanaan programprogrampelayanan masyarakat atau ,untuk melayani pembuatan akta PPAT tertentu bagl' negara sahabat berdasarkan asas .reslprcsitas sesuai pertimbangan dari Departemen Luar Negerl, sebagai PPAT Khusus.

Pasal6

Syarat untuk dapat diangkat menjadl PPAT adalah : a. berkewarganegaraan Indonesia; ,

-b; berusia sekurang-kurangnya 30 (tlga puluh) tahun;

'" c, berkelakuan b~lk yang' dlnyatakan dengan surat keter~ngan

yang dibuat oleh Instansl Kepollsian setempat; ,

d. belum pemah dihu~um penjara karena meJakukan kejahatan berdasarkan putusan Pengadllanyang telah memperoleh kekuatan hukum tetapi

e. sehat jasmani dan rohanli

f. lulusan program pendidikan spesialis notarlat . etau program per,didikan khusus PPAT yang diselenggarakan oleh Jembaga

Pendi,dikan tinggii " "

g. lulus ujian yang dlselenggarakan oleh Kantor Menteri Negara

Agraria/Badim Pertanahan Naslonel, '

Pasal,7

(1) PPATdapat merangkap jabatan sebagai Notaris, Konsultan atau

Penasehat Hukum. ' ,

(2) PP"T dilarang merangkap jabatan atau protesi :

a. pengacara atau advokat; - ,

b. pegawai negeri" atau pegawai ,BadanUsaha Millk

Negara/Daerahj "

Pasal8

(1) PPAT bementi menjabat sebagai PPAT karena : , a. menlnggal dunia atau

Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah _

PPRI No. 37Th. -199~ _

b. telah mencapal usia 65 (enam puluh IIma}"tahun; atau "

c. diangkat" dan mengangkat sumpah jabatan atau melaksanakan tugas sebagal Notaris dengan tempat kedudukan dl -Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II yang lain daripada daerah kerjanya sebagal PPAT; atau

d. dlberhehtlkan oleh Menteri. " "

(2) PPAT sementara dan" PPAT Khusus berhenti melaksanakan tugas PPAT apablla tidak lagl memegi!mg jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5" ayat (3) huruf a dan b, atau diberhentikan oleh Menteri.

Pasalg

PPAT yang berhenti menjabat sebagai PPAT karena diangkat dan mengangkat sumpah jabatan Notaris dl Kabupaten/ Kotamadya Daerah Tlngkat II yang lain"daripada daerah kerjanya sebagaimana dlrnaksud dalam Pasal 8 ayat (1) hurut c dapat diangkat kembali menjadi PPAT dengan wilayah kerja Kabupaten/Kotamadya Daerah

Tingkat II tempat kedudukannyasebagai Notaris, apabiJa formasi PPAT untuk daerahkerja tersebut belum penuh.

"Pasa110

" (1) PPAT dlberhentikan de"ngan hormat darl jabatannya -karena :

a. permintaan sendlri; " "

b. tldak lagl mampu menjalankan tugasnya karena keadaan kesehatan badan atau kesehatan jiwanya, setelah dinyatakan oleh tim pemeriksa kesehatan yarig berwenang atas permintaan Menteri atau pejabat yang dltunjuk;

c. melakukan pelanggaran rlngim terhadap larangan atau

kewajiban sebagai PPAT; ""

d. diangkat sebagalpegawai negeri sipil atau ABRI;

" (2) PPAT diberhentikandengan "tidak hormat dari jabatannya, kerena :

a. melakukanpelanggaran beret terhadap larangan,atau kewajiban sebagaiPPAT;

b. dijatuhl hukuman kurungan/penjara karena melakukan kejahatan perbuatan pldena, yang diancam dengan hukuman kurunganatau penjara selama-Iamanya 5 (lima)

______ ~ PPRI No. 37 Th. 1998

tahun atau lebih berat berdasarkan putusan pengadilan. yang sudah memperoleh kekuatan hukum tetap.

(3) Pemberhentian PPAT karena alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dan ayat (2) dllakukan setelah PPAT yang bersangkutan diberi kesempatan untuk mengajukan pembelaan

dirt kepada Menteri. .

(4) PPAT ya~g berhentl atas permintaan sendlri dapat diangkat kemball menjadl PPAT untuk daerah kerja lain daripada daerah kerjanya semula, apabila formasi PPAT untuk daerah kerja tersebut belum penuh.

Pasal11

(1) PPAT dapat diberhentikan untuksementara dari jabatannya sebagai PPAT karena sedang dalam pemeriksaan pengadllan sebagai terdakwa suatu perbutan pidana yang diancam dengan hukuman kurungan atau penjara selama-Iamanya 5 (lima) tahun atau leblh berat.

(2) Pemberhentian sementara sebagaimana' dimaksudkan pada ayat (l)·berlaku sampai ada putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum. tetap. .

BABIY DAERAH KERlA PPAT

Pasal12

(1) Daerah kerja PPAT adalah satu wilayah kerja. Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya.

(2) Daerah kerja PPAT Sementara dan PPAT Khusus mellputi wilayah kerjanya sebagai pejabat Pemerintah yang menjadi dasar penunjukannya.

Pasal13

(1) Apabila suatu wllayah Kabupaten/Kotamadya dlpecah menjadi 2 (dua) atau leblh wilayah Kabupaten/Kotamadya, maka dalam waktu 1 (satu) tahun sejak diundangkannya Undang-Undang

Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah _

PPRI No. 37 Th. 1998 _

tentang pembentukan Kabupaten/ Kotamadya daerah Tingkat II yang' baru PPAT yang daerah kerjanya adalah Kabupaten/Kotamadya semula harus memllih salah satu wilayah Kabupaten/Kotamadya sebagai daerah kerjanya, dengaJi ketentuan bahwa apc:Jbila pemilihan tersebut tidak dilakukan pada waktunya, maka mulai 1 (satu) tahun sejak diundangkannya Undang-.Undang Pembentukan Kabupaten/Kotamadya Daerah Ti tersebut daerah kerja PPAT

. yang bersangkutan hanya meliputi wilayah

Kabupaten/Kotamadya letak Kantor PPAT yang bersangkutan.

(2) Pemilihan daerah kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku dengan sendirlnya mulai 1 (satu) tahun sejak diundangkannya . Undang-Undang Pembentukan Kabupaten/ Kotamadya naereh Tingkat II yang baru.

Pasal14

(1). Formasi PPATdltetapkan oleh Menteri •.

(2) Apablla formasl .PPAT untuk .suatu daerah kerja PPAT sudah terpenuhl, makaMenteri menetapkan wilayah tersebut tertutup untuk pengangkatan PPAT.

BA~V PENGANGKATANJABATANPPAT

Pasal15

(1) Sebelum menjalankan jabatannya PPAT dan PPAT Sementara wajlb mengangkat sumpah jabatan PPAT di hadapan Kepala Kantor' Pertanahan Kabupaten/ Kotamadya dl daerah kerja PPAT yang bersangku(2) PPAT Khusus sebagaimana dimaksud

. dalam Pasal 5 ayat (3) huruf b tidak perlu mengangkat sumpah jabatan PPAT.

(2) PPAT yang 'daerah kerjanya .disesuaikan karena pemecahan wilayah Kabupaten/Kotamadya sebagaimana dlmaksud dalam Pasal 13 tidak perlu mengangkat sumpah jabatan PPAT untuk melaksanakan tugasnya dl daerah .kerjanya yang baru.

______________ -PPRI No. 37 Th. 1998

Pasal16

(1) Untuk keperluan pengangkatan sumpahsebaqelmana dimaksud dalam Pasal 15 PPAT wajib melapor kepada Kepala Kantor Pertanahan mengenal pengangkatannya sebagal PPAT.

(2) Apabila laporan sebagaimana dlmaksud pada ayat (1) tidak dllakukan dalam jangka Waktu 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal dltetapkannya surat keputUsan pengangkatan yang bersangkutan sebagai PPAT, maka keputusan pengangkatan tersebut batal demi hukum .

. (3) Kepala Kantor Pertanahan melaksanakan pengambilan sumpah jabatan sebagalmana dlmaksud dalam Pasal 15 dalam waktu 1 (satu) bulan setelah diterimanya laporan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1). .

(4) Ketentuan sebagalmana dlmaksud padaayat (1)~(2), dan (3) juga berlaku untuk camat yang karena jabatannya ditunjuk

sebagal PPAT Sem·entara. .

. (5) Pengambilan sumpah jabatansebagai . PPAT Sementara bagl Kepala Desa dilakLikan oleh dan atas prakarsa Kepala Kantor . Pertenahan di Kantor Kepala Desa yang bersangkutan setelah Kepala Kantor Pertanahan menerima tembusan penunjukann . Kepala Desa sebagai PPAT Sementara.

Pasal17

(1) sumpeh jabatan PPAT dan PPAT Sementara dituangkan dalam suatu berita acara yang ditandatangani oleh PPAT atau PPAT Serrientara yang bersangkutan, Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadyadan para saksi.

(2) Bentuk,' susunan kata-kata berlta acera pengambilan sumpah/janji diatur oleh Menteri.

PasallS

(1) PPAT atau PPAT Sementara yang belum mengucapkan sumpah jabatan sebagaimana dlmaksud dalam Pasal 15 dilarang menjalankan jabatar:mya sebagai PPAT.

(2) Apabila larangan sebagairnana dimaksud pada ayat (1) dllanggar, maka akta yang dibuat tidak sah dan tidak dapat

Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta

PPRI No. 37 Th. "1998,_' -'-- .....-- _

" dljadikisn dasar bagi PE!ndaftaran perubahan data pendattaran

,tanah. '

BABVI ,PELAKSANAAN lABATAN PPAT

Pasal19

Dalam waktu 1 (satu) bulansetelah pengambilan sumpah jabatan sebagalmana dimaksud dalam Pasal 15 PPAT wajib :

, a. menyampaikan 'alamat kantomya, contoh tanda tangan, contoh paraf, dan teraan cap/stempel jabatannya kepada Kepala Kantor ,Wilayah Badan Pertariahan Nasional Propinsi, BupatllWallko4Jmadya Kepala Daerah Tingkat II, Ketua Pengadllan Negeri, dan Kepala Kantor Pertanahan yang wilayahnya meliputi daerah kerja PPAT yang bersangkutan;

b. melaksanakan jabatannya secara nyata.

Pasal20

(1) PPAT harus berkantordi satu kantor dalam daerah kerjanya.

(2) PPATwajib memasanq papan nama dan menggunakan stempel yang bentuk dan ukurannva dltetapkan oleh Menteri.

Pasal21

(1) Akta PPAT dibuat dengan bentlik yang ditetapkan oleh Menteri. (2) Semua jenis akta PPAT dlberl satu nornor urut yang berulang pada perrriulaan tehun takwim.

(3) Akta PPAT dibuat dalam berituk asli dalarn 2 (dua) lembar, yaitu

a. lembar pertain a sebanvakt (satu) rangkap disirnpan oleh PPAT yang bersangkutan, dan

b. lembar keduasebanYCilk 1 (satu) rangkap atau lebih. menurut banyaknya hak atas teneh atau Hak M_ilik Atas Satuan Rumeh Susun yang menjadi obyek perbuatan hokum dalamakta, yang disarnpaikan kepada Kantor PertBnahan untuk keperluan pendaftaran, ateu dalam hal

_______________ 'PPRI No. 37 Th. 1998

. akta tersebut mengenai pemberian kuasa membebankan Hak Tanggungan, disampaikan kepada pemegimg kuasa untuk dasar pem-buatan Akta Pemberian Hak Tanggungan, dan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dapat diberikan salinannya.

Pasal22

Akta PPAT harus dibacakan/dijelaskan isinya kepada para pihak dengan dihadiri oleh sekur~ng-kurangnya 2 (dua) orang saksi sebelum ditandatangani sefetika itu juga oleh para pihak, sakslsaksi dan PPAT.

Pasal23

(1) PPAT dilarang membuat.akta, apabila PPAT sendiri, suami atau istrinya, keluarganya seclarah atau semenda, dalam garis lurus tanpa pembatesan derajat dan dalam garis ke samping sampai derajat keclua, menjadi pihak dalam perbuatan hukum yang bersangkutan, baik dengan cara bertindak sendiri maupun melalul kuasa, atau menjadlkuasa dari pihak lain.

(2) Oi daerah Kecamatan yang hanya terdapat seorang PPAT yaitu PPAT Sementara dan di wilayah desa yang Kepala Oesanya . ditunjuk sebagai PPAT Sementara, Wakil camat atau Sekretaris Oesa dapat membuat akta untuk keperluan pihak-pihak sebagaimana dlmaksud pada ayat (1) setelah mengucapkan sumpah . jabatan PPAT di depan PPAT Sementara yang

bersanqkutan, .

Pasal24

Ketentuan-ketentuan lebih lanjut menqenal tata cara pembuatan akta PPAT diatur daiam peraturan perundang-undangan mengenai pendattaran tanah.

Pasal25

(1) Setiap lembar akta PPATasli yang disimpan oIeh. PPAT sebagaimaria dimaksud. dalam Pasal 21 ayat (3) harus dijilid

PPRI no. 37 Th.1998,_':...,.' __ ..,...._~.;...._ ..;...__

sebtil~n sekali, dan setiap jllid terdiri dari 50 lembar akta dengan jilid terakhirdalam setiap bulan memuat lembar-Iembar akta

sisanya. '

(2) Pada sampul buku akta hasll penjilidan akta-akta. sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicantumkan daftar akta di dalamnya yang mernuat nomor akta, tanggal pembuatan akta dan jenls akta.

Pasal26

(1) PPAT harus membuat satu buku daftar untuk semua akta yang dibuatnya.

(2) Buku daftar akta PPAT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dllsi setiap hari kerja PPAT dan ditutiJp setiap akhir hari kerja dengan garis'tinta yang diparaf oleh PPAT yang bersangkutan.

(3) PPAT waj!b menqlrlm laporan bulanan mengenai akta yang dlbuatriya, yang diambil dari buku daftar akta PPAT sebagairnana dlmaksud pada ayat (1) kepada Kepala Kantor Pertanahan dan kantor-kantor lain sesuai ketentuan Undang- " Undang .atau Peraturen Pemerintah yang berlaku selambatlambatnya tanggal 10 bulan berikutnya.

Pasal27

(1) PPAT' yang berhentl menjabat karena alasan sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 8 ayat(l) hurut.b, cdan d, diwajibkan menyerahkan protoko! PPAT kepada PPAT di daerah kerjanya. (2) PPAT Sementara yang berhenti sebagai PPAT Sementara menyerahkan protokol PPAT kepada PPAT Sementara yang menggantinya.

(3) PPAT Khusus yang berhentl sebagai PPAT Khusus menyerahkan , protokol PPAT kepada PPAT Khusus yC!ng menggantinya.

(4) Apabila tldak ada, PPAT penerima protokol sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dan (3), protokol PPAT diserahkan kepada Kepala Kantor Pertanahan setempat.

Pasal28

(1) ApabilaPPAT meninggal dunia, salah seoranq ahll waris/ keluarganya atau pegawainya wajib melaporkannya kepada

Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah

,....- PPRJ No. 37 Th. 1998

Kepala Kantor Pertanahan· Kabupaten/Kotamadya setempat dalam jangka waktu 30 (tigapuluh) hari sejak PPAT menlnggal

dunia. . . . .

(2) Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya melaporkan meninggalnya PPAT berdasarken laporan· sebagalmana dimaksud pada ayat (1) atau karena pengetahuan yang diperoteh dari sumber lain kepada Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi disertaL usul penunjukan PPAT yang akan dlserahl protokol PPAT yang menlnggal dunia.

(3) Ahll waris, keluarga terdekat atau pihak yang menguasai . protokol PPAT yang meninggal dunia wajib menverahtenrnaken protokol PPAT yang bersangkutan kepada PPAT yang dltunjuk

kepala Kantor. .

Pasal29

(1) PPAT yang dltunjuk.oleh Kepala Kantor Wllayah Badan Pertanahan·· Naslonal Propinsl untuk· menerlma protokol yang berhenti menjabat sebagai PPAT wajib menerima protokol PPAT tersebut.

(2) Serah terima protokol PPAT dituangkan dalam Berita Acara sereh Terimaprotocol PPAT yang dlketahui/disaksikan oleh Kepala Kantor Pertanahen Kabupaten/Kotamadya setempat.

Pasal30

(1) PPAT dilarang meninggalkan kantomya lebihdari ~ (enam) hart kerja berturut-turut kecuali dalam rangka menjatankan cutl.

(2) Permohonan cuti sebagaimana dimaksud· pada ayat (1) diajukan secara tertulis kepada pejabat yang: berwenang yaitu :

a. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya setempat . untuk permohonan cuti kurang dari 3 (tiga) bulan;

b. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi untuk permohonan cuti leblh dari 3 (tiga) bulan tetapi kurang dari 6 (enam) bulan;

c. Menteri untuk permohonan cuti lebih dari 6 (enam) bulan. Wilayah Badan Pertanahan NaslonalPropinsi,

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat(l) dan ayat (2) tidak berlaku bagi PPAT Sementara dan PPAT Khusus.

Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah ......

PPRI No. 37 Th. 1998, _

Pasal31

(1) Selama PPAT dlberhenllkan untuk sementara sebaqaimena dimaksud delam PasaJ 11 atau menjalani cuti sebagaimana dimaksud dalam Pasal3(} tugas dan kewenangan PPAT dapat dilaksanakan oleh PPAT penggantl' atas permohonan PPAT yang

bersangkutah. .

(2) PPAT Penggantisebagaimana dimaksud pada ayat (1) diu5ulkan oleh PPAT' yang bersangkutan dan dlangkat oleh pejabat yang berwenang menetapkan pemberhentian sementara atau persetujuan cuti di dalam keputusan mengenai pemberhentiari sementara atau keputusan persetujuan cuti yang bersangkutan serta diambll suinpahnya oleh Kepala Kantor Pertanahan setempat.

(3) Persyaratan untuk menjadl PPAT pengganti adalah telah lulus program pendidikan strata satu jurusan hukum dan telah mfmjadi 'pegawaiKantor PPAT yangbersangkutan sekurangkurangnya seJama 2 (dua) tahun.

Pasal32

(1) Uangjasa (honorarium) PPAT dan PPAT sementara, termasuk uang jasa (honorarium) saksi tldak boleh melebihl 1% (satu persen dari harga transaksi yang tercantum di dalam akta.

(2) PPAT dan PPAT' Sementara wajlb memberikan jasa tanpa memungutbiaya kepada seseorang yang tidak rnampu.

(3) Oi dalam melaksanakan tugasnya, PPAT dan PPAT Sementara dilarang melakukan pungutan di luar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(4) PPAT Khusus melciksanakan tugasnya tanpa memungut biaya.

'BABVII

". PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal33

Menterl melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan. tugas PPAT. . .

• 'i{it'i1"t-------peraturan Johatan Pejabat Pembuat Akta Tanah

___ --'-_--'-_--'- _ _;;",,;;;...__--'-~_PPRI No. 37 Th. 1998

·BABVID KETENTUAN PERAUHAN

. Pasal34

(1) PPAT yang pada waktu berlakunya Peraturan Pemerlntah ini juga menjabat sebagai Notaris dengan tempat kedudukan .dl luar daerah kerjanya sebagai PPAT berhenti dengan sendirinya sebagal PPAT 6 (enam) bulan sejak saat berlakunya Peraturan . Pemerintah lnl.

(2) PPAT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diangkat menjadi PPAT dl daerah letak tempat kedudukannya sebagai .. Notaris apabila formasl PPAT untuk daerah tersebut masih tersedia ..

(3) PPAT yang pada waktu berlakunya Peraturan Pemerlntah ini merangkap jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat . (2) berhenti dengan sendirinya dar! jabatannya sebagai PPAT 3 (tiga) bulan sejak saat berlakunya Peraturan Pernerlnteh ini.

(4) PPAT yang pada saat berlakunya Peraturan Pemerlntah ini . mempunyal daerah kerja yang meleblhi wilayah kerja satu Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya wajib memlllh satu wilayah kerja Kantor·· Pertanahan Kabupaten/ Kotamadya sebagai daerah kerjanya dalam jangka waktu 2. (dua) tahun sejak ditetapkannya Peraturan . Pemerlntah ini, denqan ketenttian apabUa dalam jangka waktu tersebut plllhan tersebut tidak dilakukan, maka daerah kerja PPAT tersebut adalah wllayah kerja Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya yang meliputi ·Ietak kantornya •

. Pasa135

Para calon PPAT yang sudah diuji sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini, dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah berlakunya Peraturan Pemerintah ini masih tetap dapat diangkat sebagai PPAT berdasarkan keten-tuan yang berlaku sebelumnya.

Pasal36

Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah ini, semua peraturan perundang-undangan mengenai jabatan . PPAT yang telah ada tetap

Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta

. PPRI No. 37 Th. 1998, -,-- _

berlaku, sepanjang tidak bertentangan atau diubah atau diganti berdasarkan Peraturan Pemerintah.ini.

BABIX KETENTUAN PENUTUP

Pasal37

Ketentuan leblhlanjut untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah . ini ~iatur oleh Menteri.

Pasal38

Peraturanini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahulnya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannva dalam Lembarari Negara Republlk Indonesia.

Dltetapkan di Jakarta

Pada tanggal 5 Maret 1998 PRESIDEN REPUBUK INDONESIA

Ttd

SOEHARTO

Dlundangkan di )akarta

. Pada tanggal 5 Maret 1998

MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARA REPUBUK INDONESIA

Ttd:

MOERDIONO

LEMBARAN NEGARA REPUBUK INDONE$IA TAHUN 1998 NOMOR52

~ ...... Peroturan Jobaton Pejabat Pembuot Akta Tanah

___________ 'Penjelasan Atas PPRJ No. 37 Th. 1998 .

PENlELASAN ATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBUK INDONESIA NOM OR 37 TAHU'N 1998

TENTANG

. PERATURAN JABATAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH

I. UMUM

Oidalam pelaksanaan administratif pertanahan data pendaftaran tanah yang tercatat di kantor Pertanahan harus selalu sesuai dengan keadaan atau status sebenamya mengenai bidang tanah yang bersangkutan, balk yang menyangkut data fisik mengenai bidang tanah tersebut, maupun mengenai hubungan hukum yang menyangkut bidang tanah itu, atau data yuridisnya. Dalam hubungan . dengan pencatatan data yuridls ini, khususnya pencatatan perubahan data yuridis yang sudah tercatat· sebelumnya, peran PPAT sangatlah penting. Menurut ketentuan di dalarn Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, peralihan dan pembebanan hak atas· tanah haknya dapatdldaftar apabila dibuktlkan dengan akta PPAT.

PPAT sudah dikenal sejak diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah, yang merupakan peraturan pendaftaran tanah sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Oasar Pokok-Pokok Agraria atau lebih dikenal dengan nama UndangUndang pokok Agraria. Oi dalam peraturan tersebut PPAT disebutkan sebagai pejabat yang berfungsl membuat akta yang berrnaksud memindahkan hak atas tanah, memberikan hak baru atau membebankan hak atas tanah.

Fungsi PPAT lebihditegaskan lag! dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta BendaBenda Yang. Berkaitan Oengan Tanah dan Peraturan Pemerlntah Nomor 24. Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah yang menggant!kan PeraturanPemerintah Nomor 10 Tahun 1961, ya!tu

Peraturan Jabatan Pejabat PembuatAkta Tanah·.....;...._...;__ 111

PenJela~an Atas PPRI No. 37 Th. 1998....;... _--...,....;....._ _

sebagai pejabat unlum yang berwenang membuet akta pemlndahan. hak atas tanah, pembebanan hak atas tanah, dan akta-akta lain yang diatur deng~nperaturan perundang~undangan yang berlaku dan membantu Kepala Kantor Pertanahan dalam melaksanakan pendaftaran tanah dengan membuat akta-akta yang akan dijadikan dasar pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah .

. Dalam meningkatkan sumber penerimaan negara dari pajak, PPAT juga berperan besar karena mereka ditugaskan untuk memerikasa teleh dlbayamya. Pajak Penghasilan (PPh) dari penghasilaliakibat pemlndahan hak atas tanah dan Sea Perolehan Hak Atas Tanah

- dan Banglman sebelum membuat akta.

Menglngat fungsl PPAT yang cukup besar dalam bidang pelayanan masyara~t dan peningkatan sumber penerimaan negara yang kemudian akan merupakan pendorong untuk peningkatari pembangunan naslonal, perlu segera difertibkan peraturan jabatan PPAT dalam _ bentuk- Peraturan Pemerintah sebagalmana yangditetapkan dalam-Pasal 7ayat (30 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997.

II. PASAL DEMi -PASAL

if

i I i

f-

Pasall

Cukup jelas,

Pasal2

Ayat (1) _ - Cukup jelas.

Ayat (2)

C.uk\JP jelas. -Pasal3

- Ayat (1)

Sesual dengan jabatan PPAT sebgai pejabat umum, maka akta yang dibuatnyCl diberl kedudukar sebagal akta otentik.

__ --'- "'-- __ -'Penjelasan Atas PPRI No. 37 Th. 1998

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal4

Ayat (1)

Pada dasamya PPAT hanya berwenang membuat akta mengenal tanah atau satuan rumah susun yang, terletak dalam daerah kerjanya, kecuall kalau ditentukan menurut

, Pasal mr, Pelanggaran terhadap ketentuan Ini

mengakibatkan aktanya tidak sah dan tidak dapat dlgunakan sebaqal dasar pendaftaran.

Ayat (2)

Pengecualian yang dlmaksud padaayat ini dapat oleh PPAT tanpa izin terlebih dahulu.

Pasal,5 Ayat{l)

Cukup jelas.

Ayat (2)

5ebagai pejabat yang melaksanakan tug as di bidang pendeftaran tanah maka jabatan PPAT selalu dikaitkan . dengan suatu wilayah· pendaftaran tanah tertentu yang menjadl daerah kerjanya.

Ayaf(3) ,

Huruf a

Karena fungsinya di bldang pendaftaran tanah yang pentihg . bagi masyarakat yang memerlukan, maka fungsi tersebut harus dilaksanakan di seluruh wilayah negara. Oleh karena itu di wilayah yang belum cukup terdapat PPAT, Camat perlu ditunjuk sebagai pejabat yang melaksanakan fungsi tersebut.yang dlmaksud dengan daerah yangbelum cukup terdapat PPAT adalah daerah yangjumlahPPATnya belum memenuhi jumlah formesl yang ditetapkan Menteri sesuai ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 14. di daerah yang sudah cukup terdapat PPAT dan merupakan daerah

Peraturan JaDatan Pejabat Pembuat Akta Tanah_"""'- _

Penjelasan Atas PPRI No. 37Th. 1998 ____

tertutup untuk pengangkatan PPAT baru, camat yang baru tidaklagiditunjuksebagal PPAT sementera. Berpasarkan pertimbangan untuk memenuhl pelayanan kepada rnasyerakat di' daerah-daerah terpencil, yang masyarakat akan merasakan kesulitan apabila harus pergl ke Kantor Kecamatan untuk . melaksanakan transakst mengenai tenahnv, menteri juga dapat menunjuk Kepala Oesa untuk melaksanakan tugas PPAT.

Huruf b

Program-program pelayanan masyarakat ini adalah

misalnya program pensertlftkatan tanah yang.

memerlukan adanya akta PPAT terlebih dahulu karena tanah yang bersangkutan belum atas nama pihak yang menguasalnya. Pekerjaan yang dilakukan oleh PPAT Khusus ini adalah pekerjaan pelayanan dan karena itu pembuatan akta dimaksud tidak dipungut blava.

Oalam praktek hubungan Internasional seringkali suatu negara memberikan kemudahan kepada· negara lain di berbaqat' bidang, termasuk di bidang pertanahan. Atas dasar tersebut dipandang perlu ada ketentuanuntuk memberi kemungkinan Indonesia memberikan kemudahan yang sarna di bidang perubahan data pendaftaran hak atas tanah kepunyaan negara asing.

Ayat(4)

Cukup jelas.

Pasal6

Cukup jelas.

Pasal7

Untuk menjaga dan mencegah agar PPAt dalam menjalankan jabatannya tersebut tidak menimbulkan akibat yang memberi kesan bahwa pejebat telah mengganggu keseimbangan kepentingan para pihak.

Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah

___________ ,Penjeiasan Atas PPRI No. 37 Th. 1998

Ketentuan inl dibuat agar PPAT dapat .menjalankan tugas . sebaik-baiknya deml melayani kepentingan umum agar melaksanakan rasa kernandlrlan dan tidak memlhak.

Pasal8

Ayat (1)

Dalam sebagaimana dimaksud pada hurut a, b, dan c menyebabkan PPAT yang bersangkutan berhenti dengan sendirinya sebagai PPAT dan untuk ltu tidak dlperlukan keputusan pemberhentian. Yang bersangkutan tldak berhak -Iagl membuat akta.

Ayat (2) Cukup jela.

Pasal,

Karena pengangkatan PPAT dlkaltkan dengan suatu wilayah pendaftaran tanah, maka tidak dikenal Istllah "plndah daerah kerja". Untuk melaksanakan tugas dengan daerah kerja yang lain seorang PPAT berhentl sebagai PPAT di satu daerah dan, kemudlan dlangkat kemball sebagal PPAT untuk daerah kerja - l!llrinya. Untuk pengangkatan kemball Inl tidak dlperlukan proses pengangkatan pertamanya sebagalmana diatur dalani Pasal6.

PasallO Ayat (1)

Cukup jetas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Sebelurn mengeluarkan keputusan pemberhentian seorang PPAT karena pelanggaran ,Menterf mendengarkan plhakplhak yang bersangkutan.

-Ayat(4)

Cuk.up jelas.

Penjeltlsan Atas. P~RI No. 37 Th. 1998 -, .---_

Pasalll Ayat (1)

Selama 'diberhentikan untuk sementara . pekerjaan PPAT dapatdilaksanakan oleh PPAT Pengganti.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal12 Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal13 Ayat (1)

PPAT yang memilih daerah kerja yang tidak meliputi letak kantomya perlu memlndahkan kantornya ke dalam daerah . kerjanya yang baru.

Ayat (2)

Dalam masa peralihan yang lamanya 1 (satu) tahun PPAT yang t>ersangkutan berwenang membuat .akta mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun yang terletak di wilayah Daerah Tingkat II yang baru maupun ya'ng lama.

Pasal14 Ayat(l)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Dengan adanya penetapan formasl pada suatu daerah Kabupaten/Kotamadya DaerahTingkat n akan dapat dibata!?i penempatan PPAT pada suatu daerah, sehingga daerah lain yang masih tersedia lowongannya dapat diisi. Dengan demikian tujuan pemerataan penempatan PPAT

. , dapat tercapai.

___________ ,Penjeiasan Atas PPRI No. 37 Th. 1998

PasallS

Ayat (1)

PPAT yang pernah diambiJ sumpahnya dan kemudian berhenti untuk diangkat sebagai PPAT untuk daerah yang baru juga harus mengangkat sempah.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas ..

PaNll6 Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

-. Ayat (4)

Camet yang sudah dllantlk sebagai Kepala Kecamatan dan sudah ditunjuk sebagai PPAT Sementara harus segera melaoprkan penunjukkannya untuk dlambil sumpahnya. Sebelum mengambil sumpah jabatan PPAT yang

. ,bersangkutan belurn berhak membuat akta.

Ayat (5)

Karena mengenai daerah terpencil, maka tidak blsa diharapkan seorang Kepala Oesa uhtuk melaporkan ke Kantor Pertanahan.

Pasall7 Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat(2)

. Cukup jelas.

P"'18 Ayat (1)

Cukup jelas.

Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta

.. ..

PenJelasan Mas PPRI No." 37T~. 1998 .,.- __

Ayat (2)

" CUkup Jelas.

Pasal19

"Maksud dari penyerahan contoh tanda tangan, paraf dan stempel jabatan PPAT, adalah agar pada Kantor Pertanahan setempat lersedia pembanding jika terjadi perbedaan. tanda tangan atau paraf atau stempel, apabila perkara mengenai keabsahan aktaPPAT yang bersangkutan.

" Bagi PPAT Khusus kewajiban tersebut tidak berlaku.

Pasal20 Ayat(l)

PPAT hanya boleh 1 (satu) kantor yang terletak dalam daerah kerjanya.

. Untuk keperluan pelayanan masyarakat yang dapat menjangkau tempat yang jauh darl kantor PPAT, PPAT dapat melaksanekan jabatannya di luar kantor sepanjang maslh "dalam daerah kerja PPAT.

Ayat (2)

" CUkupjelas;

Pasal21

Ayat(l)

Untuk memenuhi syarat otentiknya suatu akta, maka akta PPATwajib ditentukan bentuknya oleh Menteri.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas,

Pasal22

Untuk pemenuhan otensitas dari akta, pembacaan akta dilakukan sendlri oleh PPAT. Penandatanganan para pihak, saksl dan oleh PPAT, dilakuk~n segera setelah perribacaan akta dlmaksud.

___________ .Penjelasan Atas PPRI No. 37 Th. 1998

Pasal23 Ayat (1)

.. Cukup jelas.

Ayat (2)

Untuk memungkinkan orang-orang yang dimaksud pada ayat (1) melakukan transaksl mengenai tanahnya perlu ditunjuk pejabat di kecamatan yang bersenqkutan untuk membuatkan akta yang diperlukan mengingat dalam daerah kecamatan itu tidak ada orang lain yang berwenang membuat akta tersebut. Khusus untuk desa yang Kepala Oesanya ditunjuk sebagai PPAT Sementara Sekretaris Oesa dapat membuatkan akta yang bersangkutan, walupun

. camat yang wilayahnya meliputi desa itu dapat juga membuatkan akta terse but.

Ketentuan ini diadakan agar tidak mempersulit warga desa yang bersangkutan mengingat desa yang Kepala Oesanya ditunjuk sebagai PPAT Sementara merupakan desa yang benar-benar terpendl letaknya.

Pasal24

Ketentuan Ini atara lain terdapat dalam Peraturan .Pemerlntah Nomor 24 Tahun 1997 dan peraturan pelaksanaannya.

Pasal25 Cukup jelas.

Pasal26 Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas .

. Ayat (3)

Yang dimaksud dengan Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah yang berlaku adalah misalnya Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah dl bidang perpajakan yang mewajibkan PPAT mengirim laporan· kepada Instansi perpajakan.

P~raturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah -,-_~

PenJel',lsan Atas PPRI No. 37 Th, 1998. --'- __ ~--.---

Pasal·27 Ayat(l)

. Penyerahan ·protokol Inl dlperluken agar pemellharaan' warkah-warkah akta dapat berlanjut sehingga pabila sewaktu",waktu dlperlukan dapat segera ditemukan -:

Ayat (2) sId ayat (4) Cukup jelas.

Pasal28 Ayat (1)

Cukup jelas • . Ayat (2)

Cukup jelas . . Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasa129' Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat(2)

. Cukup jelas.

Pasal30 Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Pejabat yang berwenang sebagalmana dimaksud pada ayat ini dalam tenggangwaktu 7 (tujuh) hari kerja menertibkan surat persetujuanatau penolakannya.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal31 Ayat (1)

Cukup jelas.

__________ --'Penjeiasan A'tas PPRINo. 37 Th. 1998

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat(3)

Cukup jelas.

Pasal32 Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

CUkup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

PPAT Khususnya melaksanakan tug as pembuatan akta PPAT sebagai bagian dan tugasnya di bidang pendaftaran tanah. Karf!na itu pembuatan akta tersebut dllakukan dengan curna-cuma

Pasal33 Cukup jelas.

Pasal34

Ayat (1) dan ayat (2)

PPAT harus melaksanakan tugasnya dl daerah kerjanya. Hal Inl tidak akansecara efektlf dilakukan apabila PPAT tersebut juga merangkap menjabat sebagal Notarls . yang berkedudukan dl luar daerah kerjanya sebagal PPAT. Namun demlklan keadaan Inl berlangsung pada waktu lnl. Oleh karena Itu keadaan Ini perlu segera dihentikan. Untuk itu dlberl waktu 6 (enarn) bulan. Dalam waktu tersebut PPAt yang bersangkutan dapat mengajukan permohonan berhentl dan permohonan pengangkatan dengan daerah kerja yang sesuai dengan kedudukannya sebagal Notarls. Permohonan ini akan dipertimbangkan oleh Menteri apabila formasi PPAAAT di daerah. kerja yang meliputl

kedudukannya sebgai Notaris rnaslhbelurn penuh. .

Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta

PenjelCJ5Cln Atas PPRI No. 37 Th. 1998, .....,...- _

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Oengan. ketentuan ini, maka PPAt yang selama ini mempunyai wilayah kerja lebih darl 1 (satu) wilayah kerja Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya, dalam jangka waktu 2 (dua) tahun setelah ditetapkannya Peraturan Pemerintah ini harusmemilih salah satu wilayah kerja Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya sebgal wilayah kerjanya, misalnya PPAT di lingkungan wilayah OKI Jakarta.

Pasal35

Oengan ketentuan ini maka terhadap calon PPAT yang sudah

. diujl sebelum berlakuny~. Peraturan . Pemerintah ini dalam pemrosesannya masih tetap memperguhakan ketentuan yang lama, narnun apablla dalam jangka· waktu 3 (tiga) bulan tidak dapat diselesaikan maka mengenai persvaratan maupun pemrosesennva sepenuhnya . berlaku ketentuan Peraturan Pemerintah ini.

PaStI36

! . Cukup jelas:

,

Pasal37 Cukup jelas,

Pasal38 Cukup jelas.

TAMEJAHANLEMBARANNEGARA REPUBUK INDONESIA NOMOR3746

I

i

.• 'ilil'IIII'.- ~_-peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah

PERATURAN PEMERIl'ITAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16TAHUN 2004-

TBNTANG

PENATAGUNAAN TANAH

. :

.' ~

.. ~" . .

-,

..

r, . .•.. ~

... ~.

..' .

.~, ~ : .. <: ': .. ;,~ ', ..

:._:: ,:_ :':~-\ (.:, ..•. ~., : "

" ~: ..

... - ..... ',,'_.

~ t' .. , ", .'

;~ ..

':",' .

;.'

r:

" ,_

,', ..

. " .:

"

'_

.. ,

,.

, .....

-,

~-.' ..

.....

,': .

~ .'

... ....

. "';',

~:. ' .

'::

,,:. -,

.>:

_,',

"

.......

: .>. ..

. :: ~ .

. :.;

. ... :

....

r.>:

- .

. ~ '..-

;",

., .

____ .,.-- ---'- __ ,PPRI No. 16 Th. 2004

PERATURAN PEMERINTAH REPUBUK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004

TENTANG PENATAGUNAANTANAH

PRESIDEN REPUBUK INDONESIA,

Menimbang . bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 16 ayat

(2) Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang' perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Penatagunaan Tanah;

Mengingat 1. Pasal 5 ayat (2) dan Pasal 33 ayat (3) Undang-

Undang Dasar 1945;

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembarah Negara Tahun 1960 Nomor 104, . Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043);

3. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3501);

4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan temberan Negara Nomor 3839);.

. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajlban, serta Bentuk dan Tata cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara

. Tahun 1996 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3660);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1998 tentang Penertlban.danPendayagunaan Tanah Terlantar (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 51, Tambahan tembaran Negara Nomor 3745);

PENATAGUNAAN TANAH __

. PPRI No. 16 Th. 2004 --'--"--___;, _

7. Peraturan Pemerintan Nornor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah· dan Kewenangan Provinsi Sebagai DaerahOtonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);

8 .. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemblnaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan. Daerah (Lernbaran Negara. Tahun 2001 Nomor 41, 'remoehen tembaran Negara Nomor 4090);

MEMUTUSKAN :

Mer'letapkan

PE RATU RAN PEMERINTAH

PENATAGUNAAN TANAH

TENTANG

. BABI KETENTUAN UMUM

Pasall

Dalam Peraturan Pemerlntah inl yang dimaksud dengan :

1. Penatagunaan .tanah adalah sarna dengan pola pengelolaan tata guna tanah yang mellputl penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah yang berwujud konsolidasi pemanfaatan tanah melalul pengaturan kelembagaan yang terkait dengan pemanfaatan tanah. sebagal satu kesatuan sistem untuk kepentingan masyarakat secara adil -.

.: 2. Penguasaan tanah adaleh hubungan hukum antara orang per orcing, kelompok orang, atau badan hukum dengan tanah sebagairriana dimaksud delam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria.

3,· Penggunaan tanah adalah wujud tutu pan permukaan bumi baik . yang merupakan bentukan alami maupun buatan manusla.

4. pemanfaatan tanah adalah keglatan untuk mendapatkan nilal . tambahtanpa mengubah wujud fisik penggunaan tanahnya.

lIill- PENATAGUNAAN TANAH

______ ---,,..-- -"--_' 'PRI No. 16 Th. 2004

5. Hak atas tanah adalah hak-hak sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Oasar Pokok-pokok Agraria.

6. Rencana Tata Ruang Wllayah adalah hasil perencanaan tata ruang berdasarkan aspek . administratif dan atau aspek fungsional yang telah dltetepkan.

7. Pemerintah adalah perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari Preslden beserta para. Menteri.

8. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Oaerah.

BABD

ASAS DAN TUJUAN

Pasal'2·

Penatagunaan tanah berasaskan keterpaduan, berdayaguna dan berhasilguna, serasi, selaras, selmbang, berkelanjutan, keterbukaan, persamaan, keadilan dan perlindungan hukum.

Pasal3

Penatagunaan tanah bertujuan untuk :

a. mengatLir penguasaan,penggunaan dan pemanfaatan tanah bagi berbaqalkebutuhenkegletan pembangunan yang sesuai dengan RencanaTata Ruang Wllayah; .

b. . mewujudkan penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah agar sesuai dengan arahan fungsi kawasan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah;

c. mewujudkan tertib pertanahan yang meliputi penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah termasuk pemellharaan

tanah serta pengendalian pemanfaatan tanah; .

d. menjamin kepastian hukum untuk menguasai, menggunakan dan memanfaatkan tanah bagi masyarakat yang mempunyai hubungan hukum dengan tanah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah yang telah ditetapkan.

PEHATAGUNAAN TAHAH ~ __ ~

PPRI No. 16 Th. 2004 -"-

BABIII

POKOK;'POKOK PENATAGUNAAN TANAH

Pasal4

1. Dalam rangka penianfaatan ruang dikembangkan

. penatagunaan tanah yang disebut juga pola pengelolaan tata

guna tanah. . .

2. Penatagunaan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kegiatan di bldang pertanahari di Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya.

3. Penatagunaan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dlselenggarakan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah . Kabupaten/Kota.

4. Penatagunaan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan sesuel dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota.

PasalS

Penatagunaan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) dilaksanakan melalul kebijakan penatagunaan tanah dan penyelenggaraan penatagunaan tanah.

-BABIV KEBDAKANPENATAGUNAANTANAH

Bagian Pertama Umum

Pasal6

Kebijakan penatagunaan tanah diselenggarakan terhadap :

(a) bidang-bidang· tanah yang sudah ada haknya baik yang sudah

- atau belum terdaftar: .

(b) tanah negara;

(e) tanah ulayat masyarakat hukum adat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang bertaku.

'.'i'i:'il'.------------PENA T A GU N A ANT AN A H

__________________ PPRI No. 16 Th. 2004

. Pasal7

1. Terhadap tanah-tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, penggunaan dan pemanfaatan tanahnya harus sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah.

2. Kesesuaian penggunaan dan pemanfaatan tanah terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan pedoman, standar dan kriteria

teknis yang ditetapkan oleh Pemerintah. .

3. Pedoman,' standar dan kriteria teknis sebagaimana dimaksud pad a ayat (2) dijabarkan lebihlanjut oleh Pemerintah Kabupaten/Kota sesuai dengan kondlsi wilayah masingmasing.

4. Penggunaan tanah sebagaimana dlmaksud pada ayat (1) yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah tidak dapat dlperlues atau dikembangkan penggunaannya.

5: . Pemanfaatan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang tidak sesuai denqan Reneana Tata Ruang Wilayah tidak dapat ditingkatkan pemanfaatannya.

PasalS

Pemegang hak atas tanah wajib menggunakan dan dapat memanfaatkan tanah sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah, serta memelihara tanah dan meneegah kerusakan tanah.

Bagian Kedua Penguasaan Tanah

Pasal9

1. Penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah tidak mempengaruhi status hubungan hukum atas tanah.

2. Penetapan Reneana Tata Ruang Wilayai1 tidak mempengaruhi status hubungan hukum atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 yang di atas atau di bawah tanahnya dilakukan pemanfaatan ruang.

PasallO

--~-

1. Terhadap tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 setelah

penetapan Rencana' Tata Ruang Wilayah, penyelesaian

PENATAGUNAAN TANAH ~

PPRI No. 16 Tir. 2004__,.... ,__---' ~

admmtstrestpertenahan dllaksanakan apabila pemegang hak atas . tanah atau kuasanva memeiluhi syarat-syarat menggunakan dan memanfaatkan tanahnyasesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah. '

2. Apabila syarat-syarat menggunakan dan memanfaatkan tanah sebagalmana dimaksud pada ayat (1) tidak dipenuhi, akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan, perundangundangan yang berlaku.

Pasalll·

1. Terhadaptanah dalam kawasan lindung yang belum ada hak atas tenahnva dapat diberikan hak atas tanah, kecuali pada kawasan hutan,

2; Terhadap tanah dalarn kawasan eagar budaya yang belum ada . hak atas tanahnya dapat diberikanhak atas tanah tertentu . sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, kecuali pada lokasi situs.

Pasal12

Tanah,yang berasal dari tanah timbul atau hasll reklamasi di wilayah perairan ·pantai, pasang surut, rawa, danau, dan bekas sungal dikuasai lal'!gsung oleh Negara.

Baglan Ketiga Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah

. Pasal13

1. Penggunaan dan pemanfaatan tanah di kawasan lindung atau kawasan budidaya harus sesuat denqan fUligsi kawasan dalam

. Rencana Tata Ruang Wilayah. .

. 2.' PEmggunaan dan pemanfaatan tanah di kawasan lindung sebagalmana dimaksud pada ayat (1) tidak boleh mengganggu . fungsi alam, tidak mengubahbentang alam dan ekosistem

. alami.· "

3; Penggunaan tanah di kawasan budidaya sebagaimana dimaksud padaayat (1) tidakboleh diterlantarkan, harus dipeliharadan dicegah kerusakannya ..

1i~~~ ~ PENATAGUNAAN TANAH

_______________ PPRI No. 16 Th. 2004

4. Pemanfaatan tanah di Kawasan Budidaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak saling bertentangan, tidak saling mengganggu, dan memberlkan peningkatan nilai tambah terhadap penggunaan tanahnya.

5. Ketentuan penggunaan dan pemanfaatan tanah sebagalmana dlmaksud pada ayat (1),. ayat (2), ayat (3); dan ayat (4) ditetapkan melalui pedoman teknis penatagunaan tanah, yang menjadi syarat menggunakan dan memanfaatkan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal10 ayat (1).

Pasal14

Dalam hal penggunaan dan pemanfaatan tanah,. pemegang hak atas tanah wajlb menglkuti persyaratan yang diatur dalam

ketentuan peraturan perundang-undangan .

Pasal15

. 1. Penggunaan dan pemanfaatan tanah pada pulau-pulau kedl dan bidang-bldang tanah yang berada dl sempadan pantal, seinpadan danau, sempadan waduk, dan atau sempadan sungai, harus memperhatikan :

a. kepentingan umum;

b. keterbatasan daya dukung, pembangunan yang

berkelanjutan, keterkaitan ekosistem, keanekaragaman hayati seita kelestarian fungsl lingkungan.

Pasal16

Apabila terjadi perubehan Rencana Tata Ruang Wilayah, maka penggunaan dan pemanfaatan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal13 mengikutl RencanaTata Ruang Wilayah yang terakhlr,

Pasal 17

1. Pemanfaatan tenah dapat ditlngkatkan apabila tidak mengubah

penggunaan tanahnya. .

2. Peningkatan pemanfaatan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memperhatlkan hak atas tanahnya serta kepentingan masyarakat.

PENATAGUNAAN TANAH--------------~-1'iii:'iI.

PPRI No; 16 Th. 2004:__ __.;... _

Pasal18

Pemanfaatan . tanah dalam kawasan lindung dapat ditingkatkan untuk kepentingan pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan ekowlsata apabila tidak

. mengganggu' fungsi lindung.

Pasal19

1. Kegiatan dalam rangka pemanfaatan ruang di atas dan di bawen tanah yang tidak terkait de, Igan penguasaan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) dapat . dllaksanakan apabila tidak mengganggu penggunaan dan pemanfaatan taneh yang bersangkutan.

2. Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang mengganggu pemanfaatan tanah harus mendapat persetujuan . pemegang hak atas tanah.

3. Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dllaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal20

Pe!1guasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah yang tidak sesuai denqan Rencana Tata Ruang Wilayah disesuaikan melalui penyelenggaraan penatagunaan tanah.

BABV PENYELENGGARAAN PENATAGUNAAN TANAH

Bagian Pertama . 'Umum

Pasal21

penyelE2nggaraan penatagunaan tanah dilakukan terhadap tanahtanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6.

________________ PPRf No. 16 Th. 2004

Bagian Kedua Pelaksanaan

Pasal22

1. Dalam rangka menyelenggarakan penatagunaan tanah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 dilaksanakan kegiatan yang _meliputi :

a. pelaksanaan mventarisasi penguasaan, penggunaan, dan

pemanfaatan tanah; .

b. penetapan perirnbanqan antara ketersediaan dan

kebutuhan penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah menurut fungsi kawasan;

c. penetapan pola penyesuaian penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah dengan Rencana Tata Ruang Wilayah.

2. Kegiatan penatagunaan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disajikan dalam peta dengan skala lebih besar dari pada skala peta Rencana Tata Ruang Wilayah yang bersangkutan.

Pasal23

1. Pelaksanaan inventarisasi penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) huruf a meliputi :

(a) pengumpulan dan pengolahan data penguasaan,

penggunaan dan pemanfaatan tanah, kemampuan tanah, evaluasi tanah serta data pendukung;

(b) penyajian data berupa peta dan informasi penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah, kemampuan tanah, evaluasi tanah serta data pendukung;

(c) penyediaan dan pelayanan data berupa peta dan informasi

penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah,

kemampuan tanah, evaluasi tanah, serta data pendukung.

2. Data dan informasi bidang pertanahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b sebagai bahan masukan dalam penyusunan dan revisi Rencana Tata Ruang Wilayah.

3. Kegiatan penetapan perimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah

PPRI No. 16 Th. 2004 _

menurut fungsl kawasan sebagalmana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) huruf b meliputi :

(a) penyajian neraca perubahan penggunaan dan pemanfaatan tanah pada Rencana Tata Rliang Wilayah; .

(b) penyajian neraca kesesualan penggunaan dan pemanfaatan tanah pada Rencana Tata Ruang Wilayah;

(c) penyajiim dan penetapan prioritas ketersediaan tanah pada Rencana Tata Ruang Wilayah.

4. Pelaksanaan pola penyesuaian penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah dengan Rencana Tata Ruang Wilayah sebagaimana dimaksud dalam· Pasal 22 ayat (1) huruf c dllakukan melalul :

(a) penataan kemball; (b) upaya kemltraan;

(c) penyerahan dan pelepasan hak atas tanah kepada negara ·atau pihak lain dengan penggantian sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

5. Penyesualan sebagalmana dimaksud pada ayat (4)

dllaksanakan dengan mempertlmbangkan :

i (a). kebljakan penatagunaan tanah;

(b) hak-hak masyarakat pemllik tanah; .

(c) investasi pembangunan prasarana dan sarana; (d) evaluasi tanah.

6. Dalam pelaksanaan penyesuaian sebaqeimana dimaksud pada . ayat (4) dilakukan dengan melibatkan peranserta masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

·.7. Tata cera pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (3) dan ayat (4) diatur dalam berbagai pedoman, standar dan kriteria teknis yang ditetapkan oleh Pemerlntah. 8.Pedoman, standar dan krlteria teknis pelaksanaan kegiatan penatagunaan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dljabarkan.lebih lenjut oleh Pemerintah KabupatenjKota.

Pasal24

1. Dalam rangka pelaksanaan pola penyesualan penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah, Pemerintah Kabupatenj Kota menerbltkan pedoman teknis.

_______________ ,PPRI No. 16 Th. 2004

2.. Tata cara penerbitan pedoman teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BABVI

PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN

Pasal25

1. Dalam rangka pembinaan dan pengendalian penyelenggaraan penatagunaan tanah, Pemerintah melakSanakan pemantauan penquasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah.

2. Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat· (1)

diselenggarakan melalui pengelolaan sistem informasi geografi penatagunaan tanah.

Pasal26

1. Pembinaan atas penyelenggaraan penatagunaan tanah dih:skukanoleh Pemerintah.

2. Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mellputi pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, dan arahan.

Pasal27

1.. Pengendalian penyelenggaraan penatagunaan tanah meliputi pengawasan dan penertlban.

2. Pengawasan sebagalmana. dlmaksud . pada ayat (1)

dilaksanakan Pemerintah dengan cara supervlsl dan pelaporan.

3. Penertiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota sesual dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Pasal28

1. Pembinaan dan pengendalian penatagunaan tanah terhadap pemegang hak atas tanah diselenggarakan pula dengan pemberian insentif dan pengenaan disinsentif.

PENATAGUNAAN TANAH _

PPRI No. 16 Th. 2004;;..,,' '-- --'-.;__"'"-- _

2. Insentif sebagaimanadlmaksud pada ayat (1) diberikan kepada pemegang .hek atas tanah yang secara sukarela melaktikan penyesuaian penggunaan tanah.

3. Disinsentif sebagalmana dimaksud pada ayat (1) dikenakan kepada pemegang hak atas tanah yang belum melaksanakan penyesuaian penggunaan tanahnya.

4. Bentuk-bentuk insentif dan disinsentif ditetapkan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Pasal29

Pemerintah melaksanakan penataan kembali terhadap pemegang hak atas tanah dari golongan ekonomi lemah.

BABVII KETENTUAN PERAUHAN

Pasal30

Pada saat mulai berlakunya Peraturan Pemerlntah ini, semua peraturan peleksanaen yang berkaitan dengan penatagunaan tanah tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan

Pemerintah inl. '

'BABVIII KEJ'ENTUAN PENUTUP

Pasal31

Peraturan Pemerintah inl berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah Inl dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia .

• 'i'i:'iI:'t-~-----_~ PENAT A GUNAAN T ANAH

Ditetapkan dl Jakarta

pada tanggal, 10 Mel 2004

PRESIDEN REPUBUK INDONESIA,

Ttd

~ . I ~.; •

MEGAWATISOEKARNOPUTRl

Diundangkan di 3akarta pada tanggal, 10 Mel 2004

SEKRETAiUS NEGARA' REPUBLIK INDONESIA

Ttd

BAMBANG KESOWO

LEMBARAN NEGARlfREPUBLIK INDONESIATAHUN 2004 NOM OR 45

•. f:o ~

',. a

·Salinan sesuaidengaii asliriya SEKRETARIAT KABINET'RI Kepala Biro.PeratUran .: ,L .

: Perundang_~l:JndaFlgan II~

EdySudibyo

"1

PENATAGUNAAN TANAH~ __

I

I

,.

I

, .

i

Penjelosan Atas PPRI No. 16 Th. 2004· _

PENlELASAN

AT AS PERATURANPEMERINTAH REPUBUKINDONESIA HOMOR 16 TAHUN 20M

TENTANG PE~TAGUNAAN·TANAII

" I. UMUM

Tanah merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa "bagi bangsa

. Indonesia yang dikuasai oleh Negara untuk kepentingan hajat hidup orang banyak baik yang telah dikuasai atau dimillki oleh orang seorang, kelornpok orang termasuk masyarakat hukum adat dan atau badan hukurn maupun yang belum diatur dalam hubungan hukum berdasarkan peraturan perundangan-undangan. Berbagai bentuk hubungan hukum dengan tanah yang berwujud hak·hak atas tanah mernberikan wewenang untuk menggunakan tanah sesual dengan· sifat dan tujuan haknya berdasarkan persecllaan, peruntukan, penggunaan, dan pemeliharaannya.

Tanah adalah. unsur ruang yang" strategis dan pemanfaatannya terkait dengan penataan ruang wUayah. Penataan ruang wilayah, mengandung komltmen untuk" " menerapkan penataan secara konsekuen . dan konsisten .dalam kerangka kebijakan pertanahan yang berlandaskan Undang,:,undang" Nomor5 Tahun 1960 tentang Peraturan.Dasar Pokok-pokok Agraria. Sehubungan dengan itu dan atas perintah Pasal 16 Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 'tentang' Penataan Ruang, maka dalam rangka pemanfaatan ruan£ perlu dikembangkan penatagunaan tanah yang disebut juga pola pengelolaan penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah.

Sesual dengan penjelasan Pasal 30 Undang-undang Nomor 24 . Tahun 1992 tentang Penataan Ruang, ketentuan Pasal 14, Pasal 15,. dan Pasal 52 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

·Peraturan Dasar Pokok-pokok Agiaria, dan sejalan' dengan ketentuan dalam Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992. tentang. Penataan Ruang, untuk pedoman pelaksanaannya sepertl dlmaksud dalam undang-undang tersebut perlu dibuat Peraturan Pemerintah tentang Penatagunaan Tanah sebagai subsistem penataan ruang.

_iilli:iII·liI'.tO-----------PfNATAGUNAAN TAN AH

__________ --JPenjeiasan Atas PPRI No. 16 Th. 2004

Peraturan Pemerintah tentang Penatagunaan Tanah inl meliputi kebijakan penatagunaan tanah dan penyelenggaraan penatagunaan tanah. Kebijakan penatagunaan tanah meliputi penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah di kawasan IIndung dan kawasan budidaya sebagai pedoman umum penatagunaan tanah di daerah.

Kegiatan di bidang pertanahan merupakan satu kesatuan dalam siklus agraria, yang tidak dapat dlplsahkan, meliputi pengaturan penguasaan dan pemilikan tanah, penatagunaan tanah, pengaturan hak-hak atas tanah, serta pendaftaran tanah.

Penyelenggaraan penatagunaan tanah di kabupaten/kota melipLrti : a.' pen eta pan kegiatan penatagunaan tanah;

b. pelaksanaan kegiatan penatagunaan tanah.

Dalam rangka penetapan kegiatan penatagunaan tanah dilakukan inventarisasi penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah; penetapan neraca penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah; penetapan .pola penvesualen penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah dengan Rencana Tata Ruang Wilayah serta kajian kondisi fisik wilayah. Selaln menjadi bahan utama dalam rangka penyusunan pola pengelalaan penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah, hasil inventarisasi yang disajlkan dalam peta· dengan tingkat ketelitian berskala lebih besar dari peta Rencana Tata Ruang Wilayah dikelola dalam suatu sistem infarmasi manajemen pertanahan antara lain meialul sistem Infarmasi penatagunaan tanah. Penyesuaian penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah dapat dilaksanakan melalui penataan kembali, upaya kemitraan, penyerahandan pelepasan hak atas tanah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam rangka penyelenggaraan penatagunaan tanah dilaksanakan pembinaan dan pengendalian.

Pembinaan dilaksanakan melalui pemberian pedaman, bimbingan, pelatlhan, dan arahan. Sedangkan pengendallan dllaksanakan melalui pengawasan yang diwujudkan melalui supervisi, pelaporan, dan penertiban.

PenJelosan Atas PPRIHo. 16 Th. 2004, __ "..- ..;__

Penatagunaan tanah merujuk pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota yang telah dltetapkan. BaglKabupaten/Kota yang belum'menetapkan Rencana ,Tata Ruang Wllayah, penatagunaan tanah merujuk pada rencana tata ruang lain yang telah dltetapkan dengan peraturan perundang-undangan untuk daerah bersangkutan.

U. PASAL DEMI PASAL Pasall

Cukupjelas

Pa;sa12

'Yang dlmaksud dengan keterpaduan adalah bahwa penatagunaan tanah dilakukan, untuk mengharmonlsaslkan penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah.

Yang dim~ksud dengan berdayaguna dan berhasilguna adalah bahwa penatagunaan tanah harus dapat mewujudkan penlngkatan nllal tanah yang sesuai dengan fungsi ruang.

Yang dimaksud,dengan serasl, selaras dan selmbang adalah bahwa 'penatagi.Jnaan tanah menjamln terwujudnya keserasian, keselarasan dan keseimbangan antarahak dan kewajiban mas,ing-maslng perilegang hak atas tanah atau kuasanya sehingga meminimalkan benturan kepentingan antar penggunaan atau pemanfaatan tanah.

Yang dimaksud dengan berkelanjutan adalah bahwa penatagunaan tanah menjamln kelestarian fungsi tanah deml memperhatikan kepentingan antar generasi.

Yang dimaksud dengan keterbukaan adalah bahwa

penatagunaan tanah dapat' diketahui seluruh lapisan

masyarakat.

Yang dimaksud dengan persamaan, keadilan dan perlindungan

. hukum adalah bahwa dalam penyelenggaraan penatagunaan tanah tidak mengakibatkan diskriminasi antar pemilik tanah sehlngga ada perlindungan hukum dalam menggunakan dan

memanfaatkan tanah. ' .

Pasal3

Cukup jelas

~~ PENATAGUNAAN TANAH

__________ __' enjelasan Atas PPRI No. 16 Th. 2004

Pasal4 Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Kawasan Llndung dan Kawasan Budidaya adalah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah tentang Reneana Tata Ruang Wllayah Nasional.

Kawasan Undung meliputi: kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya yang mencakup kawasan hutan lindung, kawasan bergambut, kawasan resapan air; kawasan perlindungan setempat yang meneakup sempadan pantai, sempadansungai, kawasan sekitar danau/waduk, kawasan sekltar mata air, kawasan terbuka hijau termasuk dl dalamnya hutan kota; kawasan suaka alam yang meneakup kawasan eagar alam, suaka margasatwa; kawasan pelestarian alam yang mencekup taman nasional, taman hutan raya, taman wlsata alam; kawasan eagar budaya; kawasan rawan bencana alam yang meneakup antara lain kawasan rawan letusan gunung api, gempa bumi, tanah longsor, serta gelombang pasang dan banjir; kawasan lindung lainnya. meneakup taman buru, eagar biosfir, kawasan perlindung~n plasma nutfah, kawasen pengungsian satwa·dan kawasan pantai berhutan bakau.

Kawasan Budldaya meliputi: kawasan hutan produksi yang meneakup kawasan hutan produksi terbatas, kawasan hutan produksi tetap, kawasan hutan yang· dapat dikonversi; ka wasan hutan rakyat; kawasan pertanian yang mencakup kawasan pertanian lahan basah, kawasan pertanian lahan kering, kawasan tanaman tahunan/ perkebunan, kawasan peternakan, kawasan perikanan;

. kawasan pertambangan yang meneakup golongan bahan galian strategis, golongan bahan galian vital atau golongan bahan gallan yang tidak termasuk kedua golongan tersebut; kawasan peruntukan industri; kawasan pariwisata; dan kawasan permukiman.

Kawasan lindung dan Kawasan Budidaya yang terletak di wilayah perbatasan dengan negara tetangga, penatagunaan

PEHATAGUNAAN TANAH------------.'iii·PiI'

Penjelasan Atas PPRI No. 16 Th. 2004 _

tanahnya mempertimbangkan aspek pertanahan dan keamanan sesuai denganperaturan perundanq-undanqan yang berlaku.

Ayat(3)

Rencana Tata Ruang Wilayah KabupatenjKota menjadi pedoman bagi Pemerintah Oaerah untuk menetapkan lokasi kegiatan' pembangunan dalam memanfaatkan ruang serta dalam menyusun program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang di daerah tersebut dan sekaliqus menjadi dasar dalam pemberian rekomendasi pengarahan pemanfaatan ruang, sehingga pemanfaatan ruang dalam pelaksanaan pembangunan selalu sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wllayah Kabupaten/Kota yang sudah ditetapkan.

Ayat (4)

Yang dimaksud dengan jangka waktu adalah sebagaimana dimaksud.dalam Pasal 22 Undang-undang No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang.

Penatagunaan tanah diselenggarakan secara bertahap melalul penetapan penyesuaian penguasaan, penggunaan, dan pemanfaaten tenah yang akan dilakukan oleh Pemerintah, instansi yang membidangi pertanahan di Kabupaten/Kota dan masyarakat, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama, sesuai dengan jangka waktu Rencana TataRuang Wllayah, yang telah ditetapkan.

PasaiS.

Cukup jelas

Pasal6 Huruf it

Cukup jelas Huruf b

. Tanah Negara adalah tanah yang langsung dikuasai oleh Negara yang bukan tanah ulayat.

Huruf c .

Cukupjelas

.....:.,_ --'Penjelasan Atas PPRI No. 16 Th. 2004

Pasal7 Ayat (1)

Cukup jelas Ayat (2) Cukupjelas Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Yang dimaksud dengan tidak· dapat diperluas atau dikembangkan penggunaannya adalah wujud kegiatan secara alami maupun buatan yang telahada dan tidak sesuai dengan peruntukannya, misalnya perluasan industri di dalam kawasan pertanian lahan basah (beririgasi teknis).

Ayat (5)

Yang dimaksuddengan tldak dapat ditingkatkan pemanfaatannya adalah kegiatan yang . tidak dapat ditingkatkan nilai tambahnya, mlsalnya peningkatan perumahan menjadi perdagangan di kawasan permukiman.

Pasal8

Yang dimaksud dengan wajib menggunakan tanah adalah pemegang hak atas tanah mematuhi syarat-syarat penggunaan dan pemanfaatan tanah yang telah ditetapkan.

Yang· dimaksud dengan dapat memanfaatkan tanah adalah pemegang hak atas taneh dapat meningkatkan nilai tambah dengan cara melakukan kegiatan lain yang tidak mengganggu penggunaan tanahnya, misalnya memanfaatkan sawah untuk mina padi (budidaya ikan di sawah). Memelihara tanah adalah upaya untuk melindungl fungsi tanah misalnya kemampuan tanah terhadap tekanan perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan, agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain, misalnya upaya pemulihan kembali tanah yang rusak, upaya konservasi tanah pertanian, upaya rehabilitasi tanah bekas galian pertambangan dan sebagainya.

Kerusakan tanah adalah keadaan tanah yang tidak dapat lagi dimanfaatkan sesuai dengan fungsi kawasan sebagai akibat tindakan yang secara langsung atau tidak langsung·

PENATAGUNAAN TANAH----------------------'Ii~I·~ill'

PenJelGSan AtasPPRI No. 16 Th. 2004· ------- _

· menlmbulkan perubehen terhadap sifat flslk. dan/atau hayatinya •.

Pasal9

Ayat (1)

Penetapan Rencana tata Ruang Wilayah tldak memPengaruhl hubungan hukum atas tanah yang. telah ada haknya balk yang belum maupun yang telah terdafiar, tanah Negara, serta tanah ulayat masyarakat hukum adat sesual dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sebelum adanya penetapan Rencana tata Ruang Wilayah.

· Ayat (2)

Pemanfaatan ruang di atas atau di bawah tidak mempengaruhl hubungan hukum atas tanahyang penggunaan . dan pemanfaatannya tidak terkait dengan pemanfaatan ruang di etas. dan dl bawah tersebut dengan syarat pe'nggunaan dan pemantaatannya sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan tidak mengganggu pemanfaatan ruang dl atas dan atau di bawahnya.

Pemegang hak atas tanah dalam pemanfaatan hak atas tanahnya harus sesuai dengan sifat dan tujuan haknya serta tldak bertentangan dengan peraturan pemanfaatan ruang di

· atas dan atau dl bawahnya.

Contoh pemanfaatan ruang di atas tanah adalah transmisl energi listrik melalul jarlngan tegangan tlngglj pemanfaatan niang baweh tanah adalah jaringan jalan dan atau kereta api

. baw ah tanah (subway).

Pasall0 Ayat (1)

Syarat-syarat menggunakan. dan memanfaatkan tanah,

. yaltu dalam bentuk pedoman teknls penatagunaan tanah yang menjadl bagian tldak terpisahkan dari penyelesaian admlnlstrasi pertanahan, antara laiil pemlndahan hak, peralihan hak, peningkatan hak, penggabungan, dan pemisahanhak atas tanah.

Ayat (2)

Cukup jelas

."i¥lqinl~~ _ ___" __ ___" PENATAGUNAAN TANAH

__________ ~Penjelasan Atas PPRI No. 16 Th. 2004

Pasalll

Ayat (1)

Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh Pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Hak atastanah pada

. kawasan hutan diatur dalam peraturan perundangundangan.

Ayat (2)

Hak etas tanah tertentu adalah hak atas tanah dengan jangka waktu dan persyaratan tertentu. Salah satu bentuk persveratan tertentu adalah ketentuan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan di bldang benda

eagar budaya. .

. Pasal12

Tanah timbul adalah daratan yang terbentuk secara alami maupun buatan karena proses pengendapan di sungai, danau, pantaidan atau putau timbul, serta penguasaan tanahnya dikuasai negara.

Reklamasi adalah pengurukan wilayah peralran guna memperluas ruang daratan, penggunaan dan pemanfaatan tanahnya harus sesuai Reneana Tata Ruang Wilayah.

Pasal13 Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat(2) .

Yang dimaksud dengan tidak mengubah bentang alam antara lain tidak melakukan cut and fill, menutup dan membelokkan aliran sungai.

Ayat (3) Cukupjelas Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Pedoman teknis penatagunaan tanah bertujuan untuk rnendptaken . penggunaan dan pementaatan taneh yang lestari, optimal, serasi, dan seimbang (LOSS) di wilayah perdesaan, serta aman, tertib, lanear, dan sehat (ATLAS) di

PENATAGUNAAN TANAH ~------_

Penjelosan Atas PPRI No. 16 Th. 2004 _

wilayah perkotaan; yang menjadi persyaratan penyelesaian adminlstrasi pertanahan sebagaimana dimaksud pada Pasal 10 ayat (1).

Pasal14

Persyaratan sebagaimana dlmaksud dalam pasal ini antara lain pedoman teknls penatagunaan tanah, persyaratan mendirikan bangunan, persyaratan memanfaatkan bangunan, persyaratan dalamAnalisis rnenqenai Dampek Llngkungan, persyaratan usaha,dan ketentuan lainnya yang diatur dalam peraturan perundangan-undangan.

I .

, .

Pasal15

Pulau keell adalah pulau yang luasan dan jumlah penduduknya sesuai dengan peraturen perundang-undangan yang berlaku. Pada hakekatnya pulau keell dan kawasan pesisir khususnya yang berkaitan dengan penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan dl bldang-bldang tanah yang berada disepanjang pantai memilikl keunikan tersendiri baik dari segi keglatan soslal, ekonomi, IIngkungan dan sumber daya alam lalnnya.

PasaI16 CUkupjelas

P_17

. Ayat (1) Cukupjelas Ayat(2) .

CUkupjelas

Pasalla

Yang dimaksud dengan kepentlngan pendidikan,· penelitian dan

. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah antara lain sebagai laboratorium alam, transmisi 'energi dan telekomunikasl.

Yang dimaksud denganekowisata. adalah . antara lain kegiatan Wlsata alam dan wisata budaya •

. 1'i¥iI·}ii:'.------------PENATAGUNAAN TAN AH

__ --:- ---1 enjelasan Atas PPRI No. 16 Th. 2004

Pasal19

Ayat (1)· .

Yang dimaksud dengan merigganggu adalah sebagaimana yang dimaksud dalam studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan persetujuan pemegang hak atas tanah yang terkait adalah pemegang hak atas tanah tidak keberatan terhadap pemanfaatan ruang di atas dan atau di bawah tanah karena pemegang hak atas tanah mempunyai kepentingan terhadap pemanfaatan ruang tersebut.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku antara lain yang mengatur pertambangan dan rumah susun.

Pasal20

Penyesuaian adalah kegiatan pemegang hak atas tanah atau kuasanva untuk melakukan penyesuaian, baik secara swadaya, kerjasama, dan atau penyerahan hak atas tanahnya pada pihak lain, agar penggunaan dan pemanfaatan bidang tanahnya sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah.

·Pa5a121

penyelenggaraan penatagunaan tanah meliputi penetapan rencana kegiatan dan pelaksanaankeglatan penatagunaan tanah.

Pasal22

Ayat (1) Huruf a

Cukup jelas

Huruf b

Penetapan perimbangan antara ke tersediaan dan kebutuhan penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah menurut fungsi kawasan disusun dalam bentuk Neraca Penatagunaan Tanah.

Huruf c

Pola penyesualan yang dimaksud berisikan arahan kegiatan dan langkah-Iangkah yang perlu dilaksanakan

PenjelDsan Atas PPRINo. 16 Th. 2004_.;__ -------

bagl pemegang hak atas tanah atau kuasanya untuk menggunakan dan memanfaatkan tanah ° sesual dengan Rencana Tata Ruang Wllayah.

Ayat (2) °

Yang dimaksud dengan peta skala lebih besar adalah sebagalmana dlatur dalam peraturan oerundenq-undanqan tentang tingkat ketelitian peta untuk penataan ruang

° wllayah.

Pasal23 Ayat (1)

Hurufa

Pengumpulan dan pengolahan data adalah pembuatan peta kerja, survel dan pemetaan, komputerisasl dan anallsa.

° ° Kemampuan tanah meliputl unsur-unsur fisik tanah antara lain kemiringan tanah, kedalaman tanah, tekstur tanah, drainase, erosl ° dan . faktor pembatas tanah lalnnya.

Evaluasl tanah adalah penllaian sifat-slfat ° fisik dan IIngkungan tanah terhadap rencana penggunaan dan pemanfaatim taneh, antara lain penilaiankecocokan pertanlan, perumahan, ° industri dalam rangka upaya penyesualan ° penggunaan dan pemanfaatan tanah terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah.

Data pendukung antara lain topografl, kependudukan, tenagaokerja, dan pendapatan per kapita .

. Hurufb

Cukup jelas

Huruf c

Pelayanan data daninformasi antara lain katalog/indeks dan tatacara pelayanen sebagaimana dimaksud Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2002 tentang Tarif Atas Jenls Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang 6erlaku Pada Badan Pertanahan Nasional. °

Ayat (2) Cukupjelas Ayat (3) Hurufa

Cukup jelas

.'M~'11i.Ir-- ~--- --PENATAGUNAAN TANAH

__________ ---' enjeiasan Atas PPRI No. 16 Th. 2004

Hurut b

Cukup jelas

Huruf c

Ketersediaan tanah adalah perlmbangan antara penggunaandan pemantaatan tanah serta penguasaan tanah pada fungsi kawasan . yang memberlkan gambaran tentang peluang dan kendala kegiatan pembangunan oleh pemerintah dan masyarakat.

Ayat(4) Hurufa

Penataan kembali antara lain berupa konsolldasi tanah, relokasl, tukarmenukar dan peremajaan kota.

Hurut b

Upaya kemitraan adalah usaha yang dilakukan oleh masyarakat pemilik tanah, baik swadava maupun bekerjasama dengan pihak lain, untuk mencapai tujuan bersama dengan hak dan kewajlban yang diatur

be~ama. .

Hurut c

Penyerahan dan pelepasan hak atas tanah adalah antara lain hibah, jual bell, tukar menukar dan bentukbentuk lain yang sesual dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.

Ayat (5)

. Hurut a

Kebijakan penatagunaan tanah adalah sebagalmana tercakup dalam Bab IV PeratUran Pemerintah inl dan kebijakan pertanahan nasional.

Hurut b .

Cukup jelas

Hurut c

Sebagai contoh investasi pembanqunan sarana dan prasarana di kawasan perkotaan dan perdesaan antara lain adalah jaringan jalan dan irigaSi.

Hurut d

Cukup jelas Ayat (6)

Peran serta masvaraket adalah sebagaimana yang dimaksud dalam peraturan perundang-undangan tentang

PEHATAGUHAAN TANAH _

PenJelasan AtasPPRI No. 16- Th. 2004 ~--"---

pelaksanaan hak dan kewajiban serta bentuk dan tata cara

. peranserta masyarakat dalam penataan ruang .

. Ayat(7) .

Cukup jelas Ayat (8)

- Cukup jeias

Pasal24

Ayat (1)

Cukup jelas Ayat (2) Cukupjelas

Pasal25 Ayat(l)

. Cukup jelas

Ayat (2)

Pengelolaan sistem informasigeografi penatagunaan tanah . adalah standarisasi data, slstem, infrastruktur, komunikasl data . atau pertukaran data antara pusat, provinsi dan kabupaten/kota .

Pasal26

Ayat (1)

Yang dlmaksud dengan pemerintah adalah sebagalmana dlmaksud dalam peraturan perundang-undangan tentang Pemeriritahan Oaerah.

Ayat(2)

Pedoman, bimblngan; pelatlhan dan arahan adalah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundangundangan tentang pemerintahan daerah, dan peraturan perundang-undangan tentang pemblnaan dan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Pasal27

Ayat (1) Cukupjelas Ayat (2)

Supervisi dan pelaporan adalah sebagaimana yang dimaksud dalam peraturan perundenq-undanqen tentang

.'M"iltiil.-·---------------------PENATAGUNAAN TANAH

__________ --'Penjelasan Atas PPRI No. 16 Th. 2004

pemerintahan daerah dan peraturan perundangundangan tentang pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Ayat (3)

Penertiban adal'lh usaha untuk mengambil tindakan administratif agar penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah.

Pasal28

Ayat (1)

Perangkat insentifadalah pengaturan yang bertujuan memberikan rangsangan terhadap kegiatan yang sesuai dengan tujuan penatagunaan tanah.

Disinsentif adalah pengaturan yang bertujuan membatasi atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan tujuan penatagunaan tanah, misalnya antara lain dalam bentuk peninjauan kemball hak atas tanah, dan pengenaan pajak yang tinggi.

Peninjauan kemball hak atas tanah tersebut didasarkan . pada ketentuan sebagaimana dimaksud dalam peraturan pernerintah tentang penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar.

Ayat (2) Cukupjelas Ayat (3) Cukupjelas

Ayat (4)

Bentuk-bentuk insentif dan disinsentif tidak boleh rnengurangi hak penduduk sebagai warganegara untuk rnemperoleh harkat dan marta bat yang sarna, hak memperoleh dan mempertahankan hidupnya.

Pasal29

Yang dirnaksud dengan penataan kembali adalah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (4) huruf a.

Pasal30 Cukup jelas

Penjelasan AtasPPRI No. 16 Th. 2004 -'--_-'--'-- _

Pasal31 Cukupjelas

TAM BAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBUK INDONESIA NOMOR4385



, 11I"ill'II~Ir--- - PENAT AGUN AAN T 4.NA H

Anda mungkin juga menyukai