MUKOLITIK
Oleh:
Tias Anggani (I1A004071)
Pembimbing
dr. H. M. Bakhriansyah, M. Kes, M. Med. Ed
A. BROMHEKSIN
Bromheksin ialah derivat sintetik dari vasicinine, suatu zat aktif dari
athoda vasica. Bromhexin diakui sebagai obat yang punya khasiat spesifik
terhadap sputum dan bermanfaat dalam klinik. Kini obat ini banyak dipakai untuk
Sebagai mukolitik, obat ini membuat produksi mukus menjadi serous pada
sekretomotorik, yang membantu silia dalam transportasi mukus dari paru-paru (6).
1. Struktur kimia
Struktur kimianya ialah: N-cyclohexyl-N--methyl--(2--amino--
3,dibromobenzyl)--amonium chloride (3).
1
2. Mekanisme Kerja
misalnya, disebabkan oleh dua jenis jaringan benang dalam sputum, yaitu:
Benang DNA hanya ada dalam sputum yang purulen, karena ini berasal
kedua ini sedikit ditemukan dalam sputum yang purulen karena telah dihancurkan
mukosa dapat dicegah; sehingga benang-benang DNA akan makin sedikit. Tapi
mengencerkan dan menambah volume sputum. Namun faal paru tidak selalu
bertambah baik. Meskipun demikian, semua peneliti setuju bahwa obat ini
bermanfaat, dan efek samping yang berbahaya tak ditemukan. Keuntungan lain
2
tetrasikin/oksitetrasiklin dalam sekret bronkhial. Maka kombinasi antibiotika ini
penderita yang gawat bromhexin dapat diberikan secara parenteral. Bila ada
4. Indikasi (7)
a. PPOK: bronkhitis
b. asma bronkhial
c. sinusitis
e. trauma toraks
f. bronkhiektasis
5. Dosis
Dosis oral untuk orang dewasa ialah 3 kali sehari 8-16 mg. Dosis oral
untuk anak-anak dibawah 5 tahun, 2 kali sehari 4 mg. Dosis oral untuk anak-anak
6. Efek Samping
perut, sakit kepala, vertigo, berkeringat banyak, ruam kulit dan peninggian
lambung(1,7).
3
7. Bentuk Sediaan Obat (7)
a. Tablet
b. Eliksir
c. Solution
B. AMBROKSOL
Ambroksol, suatu metabolit aktif bromheksin diduga sama cara kerja dan
pernapasan (1).
1. Struktur kimia
Struktur kimianya ialah: N-cyclohexyl-N--methyl--(2--amino--
3,dibromobenzyl)--amonium chloride (3).
2. Mekanisme kerja
4
menghilangkan mukus statis, memudahkan pengenceran dahak. Ambroksol
3. Indikasi
Penyakit saluran napas akut dan kronis yang disertai sekresi bronkial,
(8,10,11).
4. Dosis (8)
Dosis dapat dikurangi menjadi 2 kali sehari, untuk pengobatan yang lama.
5. Kontraindikasi
5
6. Efek Samping
penelitian, diketahui bahwa ambroxol dapat menginduksi ALI (acute lung injury)
(8,9).
7. Interaksi Obat
yang berhubungan dengan sediaan yang digunakan sebagai obat standar untuk
C. ASETILSISTEIN
Aktivitas mukolitik terbesar pada PH 7-9. Setelah inhalasi sputum menjadi encer
dalam waktu 1 menit, dan efek maksimal dicapai dalam waktu 5-10 menit (1).
1. Struktur kimia
6
glutation. Adanya gugus thiol (sulfihidril) berperan dalam efeknya sebagai
antioksidan (12,13).
napas yang disebabkan oleh oksidan. Pada perokok, kerusakan saluran napas
efek oksidan dalan asap rokok, sehingga mencegah terjadinya emfisema. Obat ini
penderita Acute Respiratory Distess Syndrome (ARDS) sering terjadi edema paru
7
asetilsistein efektif dalam mengatasi batuk, sesak napas dan pengeluaran dahak.
3. Indikasi
saluran pernafasan dengan produksi mukus yang eksesif. Penyakit saluran nafas
terapi post operasi, keperluan diagnostik dan trakeotomi. Asetilsistein oral dapat
digunakan sebagai terapi mukolitik pada kasus yang lebih ringan (10-12).
4. Dosis
Dosis yang efektif ialah 200 mg, 2 - 3 kali per oral. Pemberian secara
inhalasi dosisnya adalah 1-10 ml larutan 20% atau 2-20 ml larutan 10% setiap 2 -
sebanyak 1-2 ml setiap jam. Bila diberikan sebagai aerosol harus dicampur
5. Cara Penggunaan
Obat ini selain diberikan secara inhalasi dan oral, juga dapat diberikan
8
Bila diberikan secara oral dalam jangka waktu yang lama obat ini ditoleransi
sehingga harus disedot dengan alat penyedot agar tidak manghambat saluran
nafas. Selain itu reaksi febris tidak jarang terjadi. Maka obat ini kurang populer
(1).
6. Efek Samping
pada pasien asma. Dapat juga timbul mual, muntah, stomatisis, pilek,hemoptisis,
dan terbentuknya sekret berlebihan sehingga perlu disedot (suction). Obat ini
tidak boleh diberikan bila tidak tersedia alat penyedot lendir napas (1).
Efek samping yang jarang terjadi, tapi pernah dilaporkan antara lain:
kesulitan bernafas, demam, kemerahan atau bengkak pada wajah, skin rash dan
gatal-gatal. Efek toksis sistemik tidak lazim oleh karena obat dimetabolisme
7. Kontraindikasi
a. Charcoal
b. Amyl nitrite
9
c. Isosorbide dinitrate
d. Isosorbide mononitrate
e. Nitroglycerin
mukolotik
paracetamol/acetaminophen
DAFTAR PUSTAKA
10
1. Syarif A. , Estuningtyas A, Muchtar A. Farmakologi dan Terapi. edisi 5.
Jakarta: FKUI, 2007.
5. Poole PJ, Black PN. Oral mucolytic drugs for exacerbations of chronic
reviewobstructive pulmonary disease: systematic. British Med Journ 2001;
322(1271): 1-6.
10. Poole P, Black PN. Mucolytic agents for chronic bronchitis or chronic
obstructive pulmonary disease. Cochrane Database of Systematic Reviews
2006, Issue 3.
11. Kelly JS. Mucolytics in COPD: the plot thickens? J R Coll Physicians Edinb
2007; 37:91–94.
11
14. Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik. Pharmaceutical care untuk
pasien penyakit infeksi saluran pernafasan. Departemen Kesehatan RI
2005;h.66-7.
12