Anda di halaman 1dari 35

GEOGRAFI LINGKUNGAN DALAM RUANG

LINGKUP GEOGRAFI
1. Pengertian Geografi dan Geografi Lingkungan

Sebelum mendefinisikan geografi lingkungan (environmental geography), sangat berguna untuk


memandang terlebih dulu konsep geografi secara umum. Salah satu kesalahan konsep yang
umum terjadi adalah memandang geografi sebagai studi yang sederhana tentang nama-nama
suatu tempat. Implikasi dari pemahaman seperti itu menyebakan terjadinya reduksi terhadap
hakekat geografi. Geografi menjadi pengetahuan untuk menghafalkan tempat-tempat dimuka
bumi, sehingga bidang ini menjadi kurang bermakna untuk kehidupan. Geografi sering juga
dipandanng identik dengan kartografi atau membuat peta. Dalam prakteknya sering terjadi para
geograf sangat trampil dalam membaca dan memahami peta, tetapi tidak tepat jika kegiatan
membuat peta sebagai profesinya.

Kata geografi berasal dari geo=bumi, dan graphein=mencitra. Ungkapan itu pertama kali disitir
oleh Eratosthenes yang mengemukakan kata “geografika”. Kata itu berakar dari geo=bumi dan
graphika=lukisan atau tulisan. Jadi kata geographika dalam bahasa Yunani, berarti lukisan
tentang bumi atau tulisan tentang bumi. Istilah geografi juga dikenal dalam berbagai bahasa,
seperti geography (Inggris), geographie (Prancis), die geographie/die erdkunde (Jerman),
geografie/ aardrijkskunde (Belanda) dan geographike (Yunani).

Bertahun-tahun manusia telah berusaha untuk mengenali lingkungan di permukaan bumi.


Pengenalan itu diawali dengan mengunjungi tempat-tempat secara langsung di muka bumi, dan
berikutnya menggunakan peralatan dan teknologi yang makin maju. Sejalan dengan pengenalan
itu pemikiran manusia tentang lingkungan terus berkembang, pengertian geografi juga
mengalami perubahan dan perkembangan. Pengertian geografi bukan sekedar tulisan tentang
bumi, tetapi telah menjadi ilmu pengetahuan tersendiri disamping bidang ilmu pengetahuan
lainnya. Geografi telah berkembang dari bentuk cerita tentang suatu wilayah dengan
penduduknya menjadi bidang ilmu pengetahuan yan memiliki obyek studi, metode, prinsip, dan
konsep-konsep sendiri sehingga mendapat tempat ditengah-tengah ilmu lainnya.

Berkaitan dengan kemajuan itu, konsep geografi juga mengalami perkembangan. Ekblaw dan
Mulkerne mengemukakan, bahwa geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari bumi
dan kehidupannnya, mempengaruhi pandangan hidup kita, makanan yang kita konsumsi, pakaian
yang kita gunakan, rumah yang kita huni dan tempat rekreasi yang kita nikmati.

Bintarto (1977) mengemukakan, bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitra,
menerangkan sifat bumi, menganalisis gejala alam dan penduduk serta mempelajari corak khas
mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur bumi dalam ruang dan waktu.

Hasil semlok peningkatan kualitas pengajaran geografi di Semarang (1988) merumuskan, bahwa
geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan
sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan dalam konteks keruangan.

James mengemukakan geografi berkaitan dengan sistem keruangan, ruang yang menempati
permukaan bumi. Geografi selalu berkaiatan dengan hubungan timbal balik antara manusia dan
habitatnya.

Berdasarkan telaah terhadap konsep tersebut penulis berpendapat, bahwa geografi merupakan
studi yang mempelajari fenomena alam dan manusia dan keterkaitan keduanya di permukaan
bumi dengan menggunakan pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kompleks wilayah. Dalam
pengertian itu beberapa aspek yang esensial, yaitu (1) adanya hubungan timbal balik antara unsur
alam dan manusia (reciprocal). (2) Hubungan itu dapat bersifat interelatif, interaktif, dan
intergratif sesuai dengan konteksnya. (3) cara memadang hubungan itu berisifat keruangan.

Berdasarkan konsep tersebut, studi Geografi bekaitan dengan pertanyaan-pertanyaan berikut ini.

* Where is it?
* Why is it there?
* So what?

Dalam kata yang lain, Geografi mempelajari penyebaran keruangan dari sesuatu (bahasa,
kegiatan ekonomi, pencemaran, rote transportasi, tanah, iklim, dan dan fenomena lainnya) untuk
menemukan mengapa fenomena itu menyebar sebagaimana adanya. Geografi selanjutnya
mencoba untuk menggambarkan terjadinya distribusi itu, dan dengan pemahaman itu dapat
mengusulkan pemecahan masalah yang terjadi.

Preston James mencoba untuk memecahkan pertanyaan apakah geografi dengan memberikan
batasan geografi menjadi empat tradisi utama, yaitu:

1. The spatial tradition


Geographers have long been concerned with mapping and the spatial arrangement of things.
Some geographers were developing statistical methods to improve both the description and
analysis of such spatial patterns (James). Because this trend was not without its critics, the James
article is often seen as a fence-mending effort within the discipline.
2. The area studies tradition
Geographers such as Reclus and Humboldt were famous for their exhaustive descriptions of
places. Even today, many geographers develop an expertise in the study of one or two regions.
Typically, geographers will learn the language or langauges spoken in the region being studied
and they will develop an understanding of both the natural physical features and of the human
activities and patterns. The goal is to become an expert on the region as it is and to study specific
problems or questions about the region.
3. The man-land tradition
Beginning with George Perkins Marsh in the middle of the nineteenth century, geographers have
sought to understand how the natural environment either determines or constrains human
behavior and how humans, in turn, modify the physical world around them. Given the inherent
sexism of this title, most geographers would now use the term “human-environment” to describe
this tradition.
4. The Earth sciences tradition
Many geography programs in the United States emerged from geology departments, and the
connection between the disciplines remains strong. Most geographers — even if they focus on
human geography — receive some training in such physical geography areas landforms, climate,
soils, and the distribution of plants.

Keberadaan geografi lingkungan tak terlepas dari masalah lingkungan, khsususnya hubungan
antara pertumbuhan penduduk, konsumsi sumberdaya, dan peningkatan intensitas masalah akibat
ekploitasi sumberdaya yang berlebihan. Geografi lingkungan dapat memberikan kombinasi yang
kuat perangkat konseptual untuk memahami masalah lingkungan yang kompleks.

Geografi lingkungan cenderung pada geografi manusia atau intergrasi geografi manusia dan fisik
dalam memahami perubahan lingkungan global. Geografi lingkungan menggunakan pendekatan
holistik. Geografi lingkungan melibatkan beberapa aspek hubungan timbal balik antara manusia
dan lingkungan. Untuk memahami masalah-masalah lingkungan tidak mungkin tanpa
pemahaman proses ekonomi, budaya, demografi yang mengarah pada konsumsi sumberdaya
yang meningkat dan generasi yang merosot. Kebanyakan proses tersebut kompleks dan
tranasional. Solusi potensial hanya dengan memahami fungsi siklus biokimia (sirkulasi air,
karbon, nitrogen, dan sebagainya) dan juga teknologi yang digunakan manusia untuk campur
tangan pada siklus itu.

Atas dasar perspektif tersebut, dapat disarkan bahwa geografi lingkungan merupakan ilmu
pengetahuan yang mempelajari lokasi dan variasi keruangan fenomena alam (fisis) maupun
manusia di permukaan bumi. (Environmental geography is the scientific study ot the location and
spatial variation in both physical and human phenomena of Earth) (James Hayes-Bohanan).

2. Obyek Geografi

Setiap disiplin ilmu memilki obyek yang menjadi bidang kajiannya.


Obyek bidang ilmu tersebut berupa obyek matrial dan
obyek formal. Obyek material berkaitan dengan substansi materi yang dikaji, sedangkan obyek
formal berkaitan dengan pendekatan (cara pandang) yang digunakan dalam menganalisis
substansi (obyek material) tersebut.

Pada obyek material, antara bidang ilmu yang satu dengan bidang ilmu yang lain dapat memiliki
substansi obyek yang sama atau hampir sama.Obyek material ilmu geografi adalah fenomena
geosfer, yang meliputi litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan antroposfer. Obyek materal itu
juga menjadi bidang kajian bagi disiplin ilmu lain, seperti geologi, hidrologi, biologi, fisika,
kimia, dan disiplin ilmu lain. Sebagai contoh obyek material tanah atau batuan. Obyek itu juga
menjadi bidang kajian bagi geologi, agronomi, fisika, dan kimia.

Oleh karena itu untuk membedakan disiplin ilmu yang satu dengan disiplin ilmu yang lain dapat
dilakukan dengan menelaah obyek formalnya. Obyek formal geografi berupa pendekatan (cara
pandang) yang digunakan dalam memahami obyek material. Dalam konteks itu geografi memilki
pendekatan spesifik yang membedakan dengan ilmu-ilmu lain. Pendekatan spesifik itu dikenal
dengan pendekatan keruangan (spatial approach). Selain pendekatan keruangan tersebut dalam
geografi juga dikenali adanya pendekatan kelingkungan (ecological approach), dan pendekatan
kompleks wilayah (regional complex approach).

3. Prinsip Geografi

Prinsip merupakan dasar yang digunakan sebagai landasan dalam menjelaskan suatu fenomena
atau masalah yang terjadi. Prinsip juga berfungsi sebagai pegangan/pedoman dasar dalam
memahami fenomena itu. Dengan prinsip yang dimiliki, gejala atau permasalahan yang terjadi
secara umum dapat dijelaskan dan dipahami karakteristik yang dimilikinya dan keterkaitan
dengan fenomena atau permasalahan lain.

Setiap bidang ilmu memiliki prinsip sendiri-sendiri. Ada kemungkinan satu atau beberapa prinsip
bidang ilmu itu memiliki kesamaan dengan prinsip bidang ilmu yang lain, tetapi juga ada
kemungkinan berbeda sama sekali. Dalam bidang geografi dikenali sejumlah prinsip, yaitu:
prinsip penyebaran, prinsip interelasi, prinsip deskripsi dan prinsip korologi.

1. Prinsip Penyebaran
Dalam prinsip ini fenomena atau masalah alam dan manusia tersebar di permukaan bumi.
Penyebaran fenomena atau permasalahan itu tidak merata. Fenomena sumber air tentu tidak
dijumpai di semua tempat. Demikian pula permasalahan pencemaran air juga tidak dijumpai
disemua sungai atau laut.
2. Prinsip Interelasi
Fenomena atau permasalahan alam dan manusia saling terjadi keterkaitan antara aspek yang satu
dengan aspek yang lainnya. Keterkaitan itu dapat terjadi antara aspek fenomena alam dengan
aspek fenomena alam lain, atau fenomena aspek manusia dengan aspek fenomena manusia.
Fenomena banjir yang terjadi di wilayah hilir terjadi karena kerusakan hutan di bagian hulu.
Kerusakan hutan alam itu dapat terjadi karena perilaku menusia. Perilaku manusia yang
demikian terjadi karena kesadaran terhadap fungsi hutan yang rendah.
3. Prinsip Deskripsi
Fenomena alam dan manusia memiliki saling keterkaiatan. Keterkaitan antara aspek alam
(lingkungan) dan aspek manusia itu dapat dideskripsikan. Pendiskripsian itu melalui fakta, gejala
dan masalah, sebab-akibat, secara kualitatif maupun kuantitatif dengan bantuan peta, grafik,
diagram, dll.
4. Prinsip Korologi
Prinsip korologi merupakan prinsip keterpaduan antara prinsip penyebaran, interelasi dan
deskripsi. Fenomena atau masalah alam dan manusia dikaji penyebarannya, interelasinya, dan
interaksinya dalam satu ruang. Kondisi ruang itu akan memberikan corak pada kesatuan gejala,
kesatuan fungsi dan kesatuan bentuk.

4. Konsep Esensial Geografi

Konsep merupakan pengertian yang menunjuk pada sesuatu. Konsep esensial suatu bidang ilmu
merupakan pengertian-pengertian untuk mengungkapan atau menggambaran corak abstrak
fenomena esensial dari obyek material bidang kajian suatu ilmu. Oleh karena itu konsep dasar
merupakan elemen yang penting dalam memahami fenomena yang terjadi.

Dalam geografi dikenali sejumlah konsep esensial sebagai berikut.

Menurut Whiple ada lima konsep esensial, yaitu:

1. bumi sebagai planet


2. variasi cara hidup
3. variasi wilayah alamiah
4. makna wilayah bagi manusia
5. pentingnya lokasi dalam memahami peristiwa dunia

Dalam mengungkapkan konsep geografi itu harus selalu dihubungkan dengan penyebarannya,
relasinya, fungsinya, bentuknya, proses terjadinya, dan lain-lain sebagainya. Sebagai contoh
ungkapan konsep “variasi cara hidup” setidaknya harus terabstraksikan mata pencaharian
penduduk, proses terbentuknya mata pencaharian itu, penyebaran mata pencaharian itu, jumlah
penduduk yang bekerja pada masing-masing mata pencaharian itu, dan dinamika mata
pencaharian itu.

Menurut J Warman ada lima belas konsep esensial, yaitu:


1. wilayah atau regional
2. lapisan hidup atau biosfer
3. manusia sebagai faktor ekologi dominan
4. globalisme atau bumi sebagai planet
5. interaksi keruangan
6. hubungan areal
7. persamaan areal
8. perbedaan areal
9. keunikan areal
10. persebaran areal
11. lokasi relatif
12. keunggulan komparatif
13. perubahan yang terus menerus
14. sumberdaya dibatasi secara budaya
15. bumi bundar diatas kertas yang datar atau peta

Dengan menggunakan konsep-konsep tersebut dapat diungkapkan berbagai gejala dan berbagai
masalah yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Penggunaan konsep itu akan memudahkan
pemahaman terhadap sebab akibat, hubungan, fungsi, proses terjadinya gejala dan masalah
sehari-hari. Selanjutnya dari kenyataan itu dikembangkan menjadi satu abstraksi, disusun model-
model atau teori berkaitan dengan gejala, masalah dan fakta yang dihadapi. Jika ada satu masalah
dapat dicoba disusun model alternatif pemecahannya. Sedangkan jika yang dihadapi suatu
kenyaan kehidupan yang perlu ditingkatkan tarapnya, maka dapat disusun model dan pola
pengembangan kehidupan itu. Dari berbagai konsep itu dapat disusun suatu kaidah yang
tingkatnya tinggi dan berlaku secara umum yang disebut generalisasi.

5. Ruang Lingkup Geografi

Studi geografi mencakup analisis gejala manusia dan gejala alam. Dalam studi itu dilakukan
analisis persebaran-interelasi-interaksi fenomena atau masalah dalam suatu ruang.

Menurut Rhoad Murphey ruang lingkup geografi sebagai berikut. (1) distribusi dan hubungan
timbal balik antara manusia di permukaan bumi dengan aspek-aspek keruangan permukiman
penduduk dan kegunaan dari bumi. (2) hubungan timbal balik antara masyarakat dengan
lingkungan fisiknya sebagai bagian studi perbedaan area. (3) kerangka kerja regional dan analisis
wilayah secara spesifik.

Berdasarkan uraian tersebut terlihat, bahwa ruang lingkup geografi tidak terlepas dari aspek
alamiah dan aspek insaniah yang menjadi obyek studinya. Aspek itu diungkapkan dalam satu
ruang berdasarkan prinsip-prinsip penyebarannya, relasinya, dan korologinya. Selanjutnya
prinsip relasi diterapkan untuk menganalisis hubungan antara masyarakat manusia dengan
lingkungan alamnya yang dapat mengungkapkan perbedaan arealnya, dan penyebaran dalam
ruang. Akhirnya prinsip, penyebaran, dan korologi pada studi geografi dapat mengungkapkan
karakteristik suatu wilayah yang berbeda dengan wilayah lainnya sehingga terungkap adanya
region-region yang berbeda satu sama lain.
Untuk mengunkanpan fenomena atau permasalahan yang terjadi digunakan pertanyaan-
pertanyaan geografi. Untuk pertanyaan what? Geografi dapat menunjukkan fenomena apa yang
terjadi? Untuk pertanyaan when, geografi dapat menunjukkan kapan peristiwa itu terjadi. Untuk
pertanyaan where? Geografi dapat menunjukkan lokasi terjadinya peristiwa. Untuk pertanyaan
why? Geografi dapat menunjukkan relasi-interelasi-interaksi-integrasi gejala-gejala itu sebagai
faktor yang tidak terlepas satu sama lain. Untuk pertanyaan how? Geografi dapat menunjukkan
kualaitas dan kuantitas gejala dan interelasi/interaksi gejala-gejala tadi dalam ruang yang
bersangkutan.

6. Hakekat Geografi

Untuk mendapat konsep yang lebih mendalam dalam uraian berikut akan dibahas hakekat
geografi. Menurut Karl Ritter bahwa geografi mempelajari bumi sebagai tempat tinggal manusia.
Dalam konsep itu, sebagai tempat tinggal manusia berkenaan dengan ruang yang memiliki
struktur, pola, dan proses yang terbentuk oleh aktivitas manusia.

Selain itu konsep “tempat tinggal manusia” tidak hanya terbatas pada permukaan bumi yang
ditempati oleh manusia, tetapi juga wilayah-wilayah permukaan bumi yang tidak dihuni oleh
manusia sepanjang tempat itu penting artinya bagi kehidupan manusia.

Bertitik tolak pada pemikiran itu studi geografi meluputi segala fenomena yang terdapat
dipermukaan bumi, baik alam organik maupun alam anorganik yang ada hubungannya dengan
kehidupan manusia. gejala organik dan anorganik itu dianalisis peyebarannya,
perkembangannya, interelasinya, dan interaksinya.

Sebagai suatu bidang ilmu, geografi selalu melihat fenomena dalam konteks ruang secara
keseluruhan. Gejala dalam ruang diperhatikan secara seksama. Perhatian itu dilakukan dengan
selalu mengkaji faktor alam dan faktor manusia, dan keterkaitan keduanya yang membentuk
integrasi keruangan di wilayah yang bersangkutan. Gejala – interelasi- interaksi – integrasi
keruangan menjadi hakekat kerangka kerja utama geografi. Kerangka analisisnya selalu
menggunakan pertanyaan geografi.

7. Klasifikasi dan Cabang-Cabang Geografi

Disiplin ilmu geografi memiliki cakupan obyek yang luas. Obyek itu mencakup fenomena alam
dan manusia, dan keterkaitan antar keduanya.Untuk mempelajari obyek yang demikian luas
tumbuh cabang-cabang geografi yang dapat memberikan analisis secara mendalam terhadap
obyek yang dipelajarinya. Cabang-cabang ilmu geografi dapat dirinci sebagai berikut.

Menurut Huntington, geografi terbagi empat cabang, yaitu:

1. Geografi Fisik yang mempelajari faktor fisik alam


2. Pitogeografi yang mempelajari tanaman
3. Zoogeografi yang mempelajarai hewan
4. Antropogeografi yang mempelajari manusia.
Menurut Muller dan Rinner, cabang-cabang geografi terdiri atas:

1. Geografi Fisik yang terdari atas geografi matematika, geografi tanah dan hidrologi,
klimatologi, geografi mineral dan sumberdaya, geografi tanaman, dan geografi tata guna lahan
2. Geografi Manusia meliputi geografi budaya (geografi penduduk, geografi sosial, dan geografi
kota), Geografi ekonomi (geografi pertanian, geografi transportasi dan komunikasi) geografi
politik
3. Geografi regional

Menurut Hagget, cabang geografi dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Geografi fisik merupakan cabang geografi yang mempelajari gejala fisik di permukaan bumi.
Gejala fisik itu terdiri atas tanah, air, udara dengan segala prosesnya. Bidang kajian dalam
geografi fisik adalah gejala alamiah di permukaan bumi yang menjadi lingkungan hidup
manusia. Oleh karena itu keberadaan cabang ilmu ini tidak dapat dipisahkan dengan mansuia.
2. Geografi Manusia
1. Geografi manusia merupakan cabang geografi yang obyek kajiannya keruangan manusia.
Aspek-aspek yang dikaji dalam cabang ini termaasuk kependudukan, aktivitas manusia yang
meliputi aktivitas ekonomi, aktivitas politik, aktivitas sosial dan aktivitas budayanya. Dalam
melakukan studi aspek kemanusiaan, geografi manusia terbagi dalam cabang-cabang geografi
penduduk, geografi ekonomi, geografi politik, geografi permukiman dan geografi sosial.
2. Geografi penduduk merupakan cabang geografi manusia yang obyek studinya keruangan
penduduk. Obyek studi ini meliputi penyebaran, densitas, perbandingan jenis kelamin penduduk
dari suatu wilayah.
3. Geografi Ekonomi merupakan cabang geografi manusia yang bidang kajiannya berupa
struktur keruangan aktivitas ekonomi. Titik berat kajiannya pada aspek keruangan struktur
ekonomi masyarakat, termasuk bidang pertanian, industri, perdagangan, transportasi,
komunikasi, jasa, dan sebagainya. Dalam analisisnya, faktor lingkungan alam ditinjau sebagai
faktor pendukung dan penghambat struktur aktivitas ekonomi penduduk. Geografi ekonomi
mencakup geografi pertanian, geografi industri, geografi perdagangan, geografi transportasi dan
komunikasi.
4. Geografi Politik merupakan cabang geografi manusia yang bidang kajiannya adalah aspek
keruangan pemerintahan atau kenegaraan yang meliputi hubungan regional dan internasional,
pemerintahan atau kenegaraan dipermukaan bumi. Dalam geografi politik, lingkungan geografi
dijadikan sebagain dasar perkembangan dan hubungan kenegaraan. Bidang kajian geografi
politik relatif luas, seperti aspek keruangan, aspek politik, aspek hubungan regional, dan
internasional.
5. Geografi permukiman adalah cabang geografi yang obyek studinya berkaitan dengan
perkembangan permukimam di suatu wilayah permukaan bumi. Aspek yang dibahas adalah
kapan suatu wilayah dihuni manusia, bagaimana bentuk permukimannya, faktor apa yang
mempengaruhi perkembangan dan pola permukiman.
3. Geografi Regional merupakan diskripsi yang menyeluruh antara aspek manusia dan aspek
alam (lingkungan). Fokus kajiannya adalah interelasi, interaksi dan integrasi antara aspek alam
dan manusia dalam suatu ruang tertentu.
Dalam pengkajian gejala dan masalah geografi harus selalu terpadu. Walaupun geografi fisik
mengkaji aspek fisik, tetapi selalu mengkaitkannya dengan aspek manusia dalam suatu “ruang”.
Sebaliknya geografi manusia selalu mengkaitkan dirinya dengan aspek-aspek fisik geografi.
Geografi akan kehilangan “jati dirinya” jika tidak terjadi konsep keterpaduan.

Dalam tataran sistematika tersebut, geografi lingkungan merupakan bagian dari geografi
regional. Karena, dalam perspektif bidang ini memberi tekanan pada hubungan antara manusia
dengan lingkungannya sehingga terlihat karakteristk lingkungan di wilayah tersebut.

8. Pendekatan-Pendekatan Geografi

Geografi merupakan pengetahuan yang mempelajarai fenomena geosfer dengan menggunakan


pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kompleks wilayah. Berdasarkan definisi geografi
tersebut ada dua hal penting yang perlu dipahami, yaitu:

1. obyek studi geografi (Obyek studi geografi adalah fenomena geosfere yang meliputi litosfere,
hidrosfera, biosfera, atmosfera, dan antrophosfera), dan
2. pendekatan geografi

Mendasarkan pada obyek material ini, geografi belum dapat menunjukan jati dirinya. Sebab,
disiplin ilmu lain juga memiliki obyek yang sama. Perbedaan geografi dengan disiplin ilmu lain
terletak pada pendekatannya. Sejalan dengan hal itu Hagget (1983) mengemukakan tiga
pendekatan, yaitu:

1. pendekatan keruangan,
2. pendekatan kelingkungan, dan
3. pendekatan kompleks wilayah
Geografi, Geografi Lingkungan, dan Proses Hidrologis

A. GEOGRAFI LINGKUNGAN DALAM RUANG LINGKUP GEOGRAFI

1. Pengertian Geografi dan Geografi Lingkungan

Sebelum mendefinisikan geografi lingkungan (environmental geography), sangat berguna untuk


memandang terlebih dulu konsep geografi secara umum. Salah satu kesalahan konsep yang
umum terjadi adalah memandang geografi sebagai studi yang sederhana tentang nama-nama
suatu tempat. Implikasi dari pemahaman seperti itu menyebakan terjadinya reduksi terhadap
hakekat geografi. Geografi menjadi pengetahuan untuk menghafalkan tempat-tempat dimuka
bumi, sehingga bidang ini menjadi kurang bermakna untuk kehidupan. Geografi sering juga
dipandanng identik dengan kartografi atau membuat peta. Dalam prakteknya sering terjadi para
geograf sangat trampil dalam membaca dan memahami peta, tetapi tidak tepat jika kegiatan
membuat peta sebagai profesinya.

Kata geografi berasal dari geo=bumi, dan graphein=mencitra. Ungkapan itu pertama kali disitir
oleh Eratosthenes yang mengemukakan kata “geografika”. Kata itu berakar dari geo=bumi dan
graphika=lukisan atau tulisan. Jadi kata geographika dalam bahasa Yunani, berarti lukisan
tentang bumi atau tulisan tentang bumi. Istilah geografi juga dikenal dalam berbagai bahasa,
seperti geography (Inggris), geographie (Prancis), die geographie/die erdkunde (Jerman),
geografie/ aardrijkskunde (Belanda) dan geographike (Yunani).

Bertahun-tahun manusia telah berusaha untuk mengenali lingkungan di permukaan bumi.


Pengenalan itu diawali dengan mengunjungi tempat-tempat secara langsung di muka bumi, dan
berikutnya menggunakan peralatan dan teknologi yang makin maju. Sejalan dengan pengenalan
itu pemikiran manusia tentang lingkungan terus berkembang, pengertian geografi juga
mengalami perubahan dan perkembangan. Pengertian geografi bukan sekedar tulisan tentang
bumi, tetapi telah menjadi ilmu pengetahuan tersendiri disamping bidang ilmu pengetahuan
lainnya. Geografi telah berkembang dari bentuk cerita tentang suatu wilayah dengan
penduduknya menjadi bidang ilmu pengetahuan yan memiliki obyek studi, metode, prinsip, dan
konsep-konsep sendiri sehingga mendapat tempat ditengah-tengah ilmu lainnya.

Berkaitan dengan kemajuan itu, konsep geografi juga mengalami perkembangan. Ekblaw dan
Mulkerne mengemukakan, bahwa geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari bumi
dan kehidupannnya, mempengaruhi pandangan hidup kita, makanan yang kita konsumsi, pakaian
yang kita gunakan, rumah yang kita huni dan tempat rekreasi yang kita nikmati.

Bintarto (1977) mengemukakan, bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitra,
menerangkan sifat bumi, menganalisis gejala alam dan penduduk serta mempelajari corak khas
mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur bumi dalam ruang dan waktu.

Hasil semlok peningkatan kualitas pengajaran geografi di Semarang (1988) merumuskan, bahwa
geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan
sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan dalam konteks keruangan.
James mengemukakan geografi berkaitan dengan sistem keruangan, ruang yang menempati
permukaan bumi. Geografi selalu berkaiatan dengan hubungan timbal balik antara manusia dan
habitatnya.

Berdasarkan telaah terhadap konsep tersebut penulis berpendapat, bahwa geografi merupakan
studi yang mempelajari fenomena alam dan manusia dan keterkaitan keduanya di permukaan
bumi dengan menggunakan pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kompleks wilayah. Dalam
pengertian itu beberapa aspek yang esensial, yaitu (1) adanya hubungan timbal balik antara unsur
alam dan manusia (reciprocal). (2) Hubungan itu dapat bersifat interelatif, interaktif, dan
intergratif sesuai dengan konteksnya. (3) cara memadang hubungan itu berisifat keruangan.

Berdasarkan konsep tersebut, studi Geografi bekaitan dengan pertanyaan-pertanyaan berikut ini.

 Where is it?
 Why is it there?
 So what?

Dalam kata yang lain, Geografi mempelajari penyebaran keruangan dari sesuatu (bahasa,
kegiatan ekonomi, pencemaran, rote transportasi, tanah, iklim, dan dan fenomena lainnya) untuk
menemukan mengapa fenomena itu menyebar sebagaimana adanya. Geografi selanjutnya
mencoba untuk menggambarkan terjadinya distribusi itu, dan dengan pemahaman itu dapat
mengusulkan pemecahan masalah yang terjadi.

Preston James mencoba untuk memecahkan pertanyaan apakah geografi dengan memberikan
batasan geografi menjadi empat tradisi utama, yaitu:

1. The spatial tradition


Geographers have long been concerned with mapping and the spatial arrangement of things.
Some geographers were developing statistical methods to improve both the description and
analysis of such spatial patterns (James). Because this trend was not without its critics, the
James article is often seen as a fence-mending effort within the discipline.
2. The area studies tradition
Geographers such as Reclus and Humboldt were famous for their exhaustive descriptions of
places. Even today, many geographers develop an expertise in the study of one or two regions.
Typically, geographers will learn the language or langauges spoken in the region being studied
and they will develop an understanding of both the natural physical features and of the human
activities and patterns. The goal is to become an expert on the region as it is and to study
specific problems or questions about the region.
3. The man-land tradition
Beginning with George Perkins Marsh in the middle of the nineteenth century, geographers
have sought to understand how the natural environment either determines or constrains
human behavior and how humans, in turn, modify the physical world around them. Given the
inherent sexism of this title, most geographers would now use the term "human-environment"
to describe this tradition.
4. The Earth sciences tradition
Many geography programs in the United States emerged from geology departments, and the
connection between the disciplines remains strong. Most geographers -- even if they focus on
human geography -- receive some training in such physical geography areas landforms, climate,
soils, and the distribution of plants.

Keberadaan geografi lingkungan tak terlepas dari masalah lingkungan, khsususnya hubungan
antara pertumbuhan penduduk, konsumsi sumberdaya, dan peningkatan intensitas masalah akibat
ekploitasi sumberdaya yang berlebihan. Geografi lingkungan dapat memberikan kombinasi yang
kuat perangkat konseptual untuk memahami masalah lingkungan yang kompleks.

Geografi lingkungan cenderung pada geografi manusia atau intergrasi geografi manusia dan fisik
dalam memahami perubahan lingkungan global. Geografi lingkungan menggunakan pendekatan
holistik. Geografi lingkungan melibatkan beberapa aspek hubungan timbal balik antara manusia
dan lingkungan. Untuk memahami masalah-masalah lingkungan tidak mungkin tanpa
pemahaman proses ekonomi, budaya, demografi yang mengarah pada konsumsi sumberdaya
yang meningkat dan generasi yang merosot. Kebanyakan proses tersebut kompleks dan
tranasional. Solusi potensial hanya dengan memahami fungsi siklus biokimia (sirkulasi air,
karbon, nitrogen, dan sebagainya) dan juga teknologi yang digunakan manusia untuk campur
tangan pada siklus itu.

Atas dasar perspektif tersebut, dapat disarkan bahwa geografi lingkungan merupakan ilmu
pengetahuan yang mempelajari lokasi dan variasi keruangan fenomena alam (fisis) maupun
manusia di permukaan bumi. (Environmental geography is the scientific study ot the location and
spatial variation in both physical and human phenomena of Earth) (James Hayes-Bohanan).

2. Obyek Geografi

Setiap disiplin ilmu memilki obyek yang menjadi bidang kajiannya.

Obyek bidang ilmu tersebut berupa obyek matrial dan obyek formal. Obyek material berkaitan
dengan substansi materi yang dikaji, sedangkan obyek formal berkaitan dengan pendekatan (cara
pandang) yang digunakan dalam menganalisis substansi (obyek material) tersebut.

Pada obyek material, antara bidang ilmu yang satu dengan bidang ilmu yang lain dapat memiliki
substansi obyek yang sama atau hampir sama.Obyek material ilmu geografi adalah fenomena
geosfer, yang meliputi litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan antroposfer. Obyek materal itu
juga menjadi bidang kajian bagi disiplin ilmu lain, seperti geologi, hidrologi, biologi, fisika,
kimia, dan disiplin ilmu lain. Sebagai contoh obyek material tanah atau batuan. Obyek itu juga
menjadi bidang kajian bagi geologi, agronomi, fisika, dan kimia.

Oleh karena itu untuk membedakan disiplin ilmu yang satu dengan disiplin ilmu yang lain dapat
dilakukan dengan menelaah obyek formalnya. Obyek formal geografi berupa pendekatan (cara
pandang) yang digunakan dalam memahami obyek material. Dalam konteks itu geografi memilki
pendekatan spesifik yang membedakan dengan ilmu-ilmu lain. Pendekatan spesifik itu dikenal
dengan pendekatan keruangan (spatial approach). Selain pendekatan keruangan tersebut dalam
geografi juga dikenali adanya pendekatan kelingkungan (ecological approach), dan pendekatan
kompleks wilayah (regional complex approach).
3. Prinsip Geografi

Prinsip merupakan dasar yang digunakan sebagai landasan dalam menjelaskan suatu fenomena
atau masalah yang terjadi. Prinsip juga berfungsi sebagai pegangan/pedoman dasar dalam
memahami fenomena itu. Dengan prinsip yang dimiliki, gejala atau permasalahan yang terjadi
secara umum dapat dijelaskan dan dipahami karakteristik yang dimilikinya dan keterkaitan
dengan fenomena atau permasalahan lain.

Setiap bidang ilmu memiliki prinsip sendiri-sendiri. Ada kemungkinan satu atau beberapa prinsip
bidang ilmu itu memiliki kesamaan dengan prinsip bidang ilmu yang lain, tetapi juga ada
kemungkinan berbeda sama sekali. Dalam bidang geografi dikenali sejumlah prinsip, yaitu:
prinsip penyebaran, prinsip interelasi, prinsip deskripsi dan prinsip korologi.

1. Prinsip Penyebaran
Dalam prinsip ini fenomena atau masalah alam dan manusia tersebar di permukaan bumi.
Penyebaran fenomena atau permasalahan itu tidak merata. Fenomena sumber air tentu tidak
dijumpai di semua tempat. Demikian pula permasalahan pencemaran air juga tidak dijumpai
disemua sungai atau laut.
2. Prinsip Interelasi
Fenomena atau permasalahan alam dan manusia saling terjadi keterkaitan antara aspek yang
satu dengan aspek yang lainnya. Keterkaitan itu dapat terjadi antara aspek fenomena alam
dengan aspek fenomena alam lain, atau fenomena aspek manusia dengan aspek fenomena
manusia. Fenomena banjir yang terjadi di wilayah hilir terjadi karena kerusakan hutan di bagian
hulu. Kerusakan hutan alam itu dapat terjadi karena perilaku menusia. Perilaku manusia yang
demikian terjadi karena kesadaran terhadap fungsi hutan yang rendah.
3. Prinsip Deskripsi
Fenomena alam dan manusia memiliki saling keterkaiatan. Keterkaitan antara aspek alam
(lingkungan) dan aspek manusia itu dapat dideskripsikan. Pendiskripsian itu melalui fakta, gejala
dan masalah, sebab-akibat, secara kualitatif maupun kuantitatif dengan bantuan peta, grafik,
diagram, dll.
4. Prinsip Korologi
Prinsip korologi merupakan prinsip keterpaduan antara prinsip penyebaran, interelasi dan
deskripsi. Fenomena atau masalah alam dan manusia dikaji penyebarannya, interelasinya, dan
interaksinya dalam satu ruang. Kondisi ruang itu akan memberikan corak pada kesatuan gejala,
kesatuan fungsi dan kesatuan bentuk.

4. Konsep Esensial Geografi

Konsep merupakan pengertian yang menunjuk pada sesuatu. Konsep esensial suatu bidang ilmu
merupakan pengertian-pengertian untuk mengungkapan atau menggambaran corak abstrak
fenomena esensial dari obyek material bidang kajian suatu ilmu. Oleh karena itu konsep dasar
merupakan elemen yang penting dalam memahami fenomena yang terjadi.

Dalam geografi dikenali sejumlah konsep esensial sebagai berikut.

Menurut Whiple ada lima konsep esensial, yaitu:


1. bumi sebagai planet
2. variasi cara hidup
3. variasi wilayah alamiah
4. makna wilayah bagi manusia
5. pentingnya lokasi dalam memahami peristiwa dunia

Dalam mengungkapkan konsep geografi itu harus selalu dihubungkan dengan penyebarannya,
relasinya, fungsinya, bentuknya, proses terjadinya, dan lain-lain sebagainya. Sebagai contoh
ungkapan konsep “variasi cara hidup” setidaknya harus terabstraksikan mata pencaharian
penduduk, proses terbentuknya mata pencaharian itu, penyebaran mata pencaharian itu, jumlah
penduduk yang bekerja pada masing-masing mata pencaharian itu, dan dinamika mata
pencaharian itu.

Menurut J Warman ada lima belas konsep esensial, yaitu:

1. wilayah atau regional


2. lapisan hidup atau biosfer
3. manusia sebagai faktor ekologi dominan
4. globalisme atau bumi sebagai planet
5. interaksi keruangan
6. hubungan areal
7. persamaan areal
8. perbedaan areal
9. keunikan areal
10. persebaran areal
11. lokasi relatif
12. keunggulan komparatif
13. perubahan yang terus menerus
14. sumberdaya dibatasi secara budaya
15. bumi bundar diatas kertas yang datar atau peta

Dengan menggunakan konsep-konsep tersebut dapat diungkapkan berbagai gejala dan berbagai
masalah yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Penggunaan konsep itu akan memudahkan
pemahaman terhadap sebab akibat, hubungan, fungsi, proses terjadinya gejala dan masalah
sehari-hari. Selanjutnya dari kenyataan itu dikembangkan menjadi satu abstraksi, disusun model-
model atau teori berkaitan dengan gejala, masalah dan fakta yang dihadapi. Jika ada satu masalah
dapat dicoba disusun model alternatif pemecahannya. Sedangkan jika yang dihadapi suatu
kenyaan kehidupan yang perlu ditingkatkan tarapnya, maka dapat disusun model dan pola
pengembangan kehidupan itu. Dari berbagai konsep itu dapat disusun suatu kaidah yang
tingkatnya tinggi dan berlaku secara umum yang disebut generalisasi.

5. Ruang Lingkup Geografi

Studi geografi mencakup analisis gejala manusia dan gejala alam. Dalam studi itu dilakukan
analisis persebaran-interelasi-interaksi fenomena atau masalah dalam suatu ruang.
Menurut Rhoad Murphey ruang lingkup geografi sebagai berikut. (1) distribusi dan hubungan
timbal balik antara manusia di permukaan bumi dengan aspek-aspek keruangan permukiman
penduduk dan kegunaan dari bumi. (2) hubungan timbal balik antara masyarakat dengan
lingkungan fisiknya sebagai bagian studi perbedaan area. (3) kerangka kerja regional dan analisis
wilayah secara spesifik.

Berdasarkan uraian tersebut terlihat, bahwa ruang lingkup geografi tidak terlepas dari aspek
alamiah dan aspek insaniah yang menjadi obyek studinya. Aspek itu diungkapkan dalam satu
ruang berdasarkan prinsip-prinsip penyebarannya, relasinya, dan korologinya. Selanjutnya
prinsip relasi diterapkan untuk menganalisis hubungan antara masyarakat manusia dengan
lingkungan alamnya yang dapat mengungkapkan perbedaan arealnya, dan penyebaran dalam
ruang. Akhirnya prinsip, penyebaran, dan korologi pada studi geografi dapat mengungkapkan
karakteristik suatu wilayah yang berbeda dengan wilayah lainnya sehingga terungkap adanya
region-region yang berbeda satu sama lain.

Untuk mengunkanpan fenomena atau permasalahan yang terjadi digunakan pertanyaan-


pertanyaan geografi. Untuk pertanyaan what? Geografi dapat menunjukkan fenomena apa yang
terjadi? Untuk pertanyaan when, geografi dapat menunjukkan kapan peristiwa itu terjadi. Untuk
pertanyaan where? Geografi dapat menunjukkan lokasi terjadinya peristiwa. Untuk pertanyaan
why? Geografi dapat menunjukkan relasi-interelasi-interaksi-integrasi gejala-gejala itu sebagai
faktor yang tidak terlepas satu sama lain. Untuk pertanyaan how? Geografi dapat menunjukkan
kualaitas dan kuantitas gejala dan interelasi/interaksi gejala-gejala tadi dalam ruang yang
bersangkutan.

6. Hakekat Geografi

Untuk mendapat konsep yang lebih mendalam dalam uraian berikut akan dibahas hakekat
geografi. Menurut Karl Ritter bahwa geografi mempelajari bumi sebagai tempat tinggal manusia.
Dalam konsep itu, sebagai tempat tinggal manusia berkenaan dengan ruang yang memiliki
struktur, pola, dan proses yang terbentuk oleh aktivitas manusia.

Selain itu konsep “tempat tinggal manusia” tidak hanya terbatas pada permukaan bumi yang
ditempati oleh manusia, tetapi juga wilayah-wilayah permukaan bumi yang tidak dihuni oleh
manusia sepanjang tempat itu penting artinya bagi kehidupan manusia.

Bertitik tolak pada pemikiran itu studi geografi meluputi segala fenomena yang terdapat
dipermukaan bumi, baik alam organik maupun alam anorganik yang ada hubungannya dengan
kehidupan manusia. gejala organik dan anorganik itu dianalisis peyebarannya,
perkembangannya, interelasinya, dan interaksinya.

Sebagai suatu bidang ilmu, geografi selalu melihat fenomena dalam konteks ruang secara
keseluruhan. Gejala dalam ruang diperhatikan secara seksama. Perhatian itu dilakukan dengan
selalu mengkaji faktor alam dan faktor manusia, dan keterkaitan keduanya yang membentuk
integrasi keruangan di wilayah yang bersangkutan. Gejala – interelasi- interaksi – integrasi
keruangan menjadi hakekat kerangka kerja utama geografi. Kerangka analisisnya selalu
menggunakan pertanyaan geografi.
7. Klasifikasi dan Cabang-Cabang Geografi

Disiplin ilmu geografi memiliki cakupan obyek yang luas. Obyek itu mencakup fenomena alam
dan manusia, dan keterkaitan antar keduanya.Untuk mempelajari obyek yang demikian luas
tumbuh cabang-cabang geografi yang dapat memberikan analisis secara mendalam terhadap
obyek yang dipelajarinya. Cabang-cabang ilmu geografi dapat dirinci sebagai berikut.

Menurut Huntington, geografi terbagi empat cabang, yaitu:

1. Geografi Fisik yang mempelajari faktor fisik alam


2. Pitogeografi yang mempelajari tanaman
3. Zoogeografi yang mempelajarai hewan
4. Antropogeografi yang mempelajari manusia.

Menurut Muller dan Rinner, cabang-cabang geografi terdiri atas:

1. Geografi Fisik yang terdari atas geografi matematika, geografi tanah dan hidrologi, klimatologi,
geografi mineral dan sumberdaya, geografi tanaman, dan geografi tata guna lahan
2. Geografi Manusia meliputi geografi budaya (geografi penduduk, geografi sosial, dan geografi
kota), Geografi ekonomi (geografi pertanian, geografi transportasi dan komunikasi) geografi
politik
3. Geografi regional

Menurut Hagget, cabang geografi dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Geografi fisik merupakan cabang geografi yang mempelajari gejala fisik di permukaan bumi.
Gejala fisik itu terdiri atas tanah, air, udara dengan segala prosesnya. Bidang kajian dalam
geografi fisik adalah gejala alamiah di permukaan bumi yang menjadi lingkungan hidup manusia.
Oleh karena itu keberadaan cabang ilmu ini tidak dapat dipisahkan dengan mansuia.
2. Geografi Manusia
a. Geografi manusia merupakan cabang geografi yang obyek kajiannya keruangan
manusia. Aspek-aspek yang dikaji dalam cabang ini termaasuk kependudukan, aktivitas
manusia yang meliputi aktivitas ekonomi, aktivitas politik, aktivitas sosial dan aktivitas
budayanya. Dalam melakukan studi aspek kemanusiaan, geografi manusia terbagi dalam
cabang-cabang geografi penduduk, geografi ekonomi, geografi politik, geografi
permukiman dan geografi sosial.
b. Geografi penduduk merupakan cabang geografi manusia yang obyek studinya
keruangan penduduk. Obyek studi ini meliputi penyebaran, densitas, perbandingan jenis
kelamin penduduk dari suatu wilayah.
c. Geografi Ekonomi merupakan cabang geografi manusia yang bidang kajiannya berupa
struktur keruangan aktivitas ekonomi. Titik berat kajiannya pada aspek keruangan
struktur ekonomi masyarakat, termasuk bidang pertanian, industri, perdagangan,
transportasi, komunikasi, jasa, dan sebagainya. Dalam analisisnya, faktor lingkungan
alam ditinjau sebagai faktor pendukung dan penghambat struktur aktivitas ekonomi
penduduk. Geografi ekonomi mencakup geografi pertanian, geografi industri, geografi
perdagangan, geografi transportasi dan komunikasi.
d. Geografi Politik merupakan cabang geografi manusia yang bidang kajiannya adalah
aspek keruangan pemerintahan atau kenegaraan yang meliputi hubungan regional dan
internasional, pemerintahan atau kenegaraan dipermukaan bumi. Dalam geografi
politik, lingkungan geografi dijadikan sebagain dasar perkembangan dan hubungan
kenegaraan. Bidang kajian geografi politik relatif luas, seperti aspek keruangan, aspek
politik, aspek hubungan regional, dan internasional.
e. Geografi permukiman adalah cabang geografi yang obyek studinya berkaitan dengan
perkembangan permukimam di suatu wilayah permukaan bumi. Aspek yang dibahas
adalah kapan suatu wilayah dihuni manusia, bagaimana bentuk permukimannya, faktor
apa yang mempengaruhi perkembangan dan pola permukiman.
3. Geografi Regional merupakan diskripsi yang menyeluruh antara aspek manusia dan aspek alam
(lingkungan). Fokus kajiannya adalah interelasi, interaksi dan integrasi antara aspek alam dan
manusia dalam suatu ruang tertentu.

Dalam pengkajian gejala dan masalah geografi harus selalu terpadu. Walaupun geografi fisik
mengkaji aspek fisik, tetapi selalu mengkaitkannya dengan aspek manusia dalam suatu “ruang”.
Sebaliknya geografi manusia selalu mengkaitkan dirinya dengan aspek-aspek fisik geografi.
Geografi akan kehilangan “jati dirinya” jika tidak terjadi konsep keterpaduan.

Dalam tataran sistematika tersebut, geografi lingkungan merupakan bagian dari geografi
regional. Karena, dalam perspektif bidang ini memberi tekanan pada hubungan antara manusia
dengan lingkungannya sehingga terlihat karakteristk lingkungan di wilayah tersebut.

8. Pendekatan-Pendekatan Geografi

Geografi merupakan pengetahuan yang mempelajarai fenomena geosfer dengan menggunakan


pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kompleks wilayah. Berdasarkan definisi geografi
tersebut ada dua hal penting yang perlu dipahami, yaitu:

1. obyek studi geografi (Obyek studi geografi adalah fenomena geosfere yang meliputi litosfere,
hidrosfera, biosfera, atmosfera, dan antrophosfera), dan
2. pendekatan geografi

Mendasarkan pada obyek material ini, geografi belum dapat menunjukan jati dirinya. Sebab,
disiplin ilmu lain juga memiliki obyek yang sama. Perbedaan geografi dengan disiplin ilmu lain
terletak pada pendekatannya. Sejalan dengan hal itu Hagget (1983) mengemukakan tiga
pendekatan, yaitu:

1. pendekatan keruangan,
2. pendekatan kelingkungan, dan
3. pendekatan kompleks wilayah
Proses Perkembangan Kehidupan di Muka Bumi

Permulaan bumi sebagian terdiri dari lautan dan sebagian terdiri dari daratan. Kerak bumi terdiri
dari batuan ristalin. Di bawah permukaan bumi, semakin dalam semakin tinggi suhunya. Di
tempat yang sangat dalam di bumi, terdapat batuan cair atau magma. Pegunungan terbentuk pada
waktu terjadi gerakan kerak bumi. Gerakan menyamping menyebabkan batuan kerak bumi
melipat menghasilkan pegunungan atau gunung lipat. Terdapat juga pegunungan bungkah dan
pegunungan residu.
Udara yang mengelilingi bumi kita semakin tinggi semakin dingin dan terbentuklah awan. Awan
itu ada berbagai macam.

Sejarah Perkembangan Kehidupan di Bumi Kita


Hal ini dapat dipelajari dengan ditemukannya fosil-fosil adalah peninggalan atau kerangka
binatang ataupun tumbuhan yang hidup di bumi kita masa lalu. Fosil yang terpendam dalam
lapisan batuan merupakan kunci berharga untuk menentukan umur berbagai lapisan.
Sejarah perkembangan bumi dan penghuni-penghuni sejak awal terciptanya bumi, dibagi
menjadi tiga jaman atau masa, sesuai dengan usia fosil-fosil yang diketemukan. Dalam
penentuan skala waktu bumi, para ahli geologi menggunakan informasi dari peninggalan fosil
tumbuhan-tumbuhan, binatang dan batu-batuan, dengan menerapkan analisis kimia radioaktif.
Demikian pula informasi yang diperoleh dari tebal lapisan atau strata sedimen memberikan bukti
berharga mengenai iklim masa lalu.
Tiga masa geologi itu adalah : Paleozikum, Mesozoikum, dan Kaenozoikom. Dahulu masa itu
dinamai Primair, Sekundair, Tertiair. Masa Paleozoikum adalah masa yang tertua. Masa itu
memuat fosil-fosil dengan bentuk kehidupan yang primitif. Masa ini terdiri dari 6 bagian waktu :
Cambrium, Ordovisium, Siluur, Devoon, Carboon, dan Perm. Masa Pre Cambrium hanya
memuat sedikit fosil, masa ini dimulai sejak terbentuknya bumi kita, 4.600 juta tahun yang lalu.
Kehidupan di bumi ini mungkin dimulai kira-kira 4000 juta tahun yang lalu. Fosil-fosil yang
paling lama adalah dari jamur hijau dengan usia 3.100 juta tahun dan stromatolit dengan usia
2.800 juta tahun.

Masa Cambrium, 570 juta tahun yang lalu memuat banyak fosil antara lain; graptolit, trilobite,
kece primitif, sebangsa yuyu dan sebagainya. Sedangkan masa Ordovisum, 500 juta tahun yang
lalu memuat fosil invertebrate, binatang yang bertulang belakang penghuni air.
Masa siluur, 435 juta tahun yang lalu, terbentuklah makhluk yang disebut Okstrakodermata,
yang rupanya mirip ikan, bentuknya kasar, memiliki kerangka dalam, berbeda dengan
invertebrate yang tidak memilikinya. Makhluk ini dipersenjatai dengan sisik tulang. Bangun
tubuhnya kokoh, tetapi tidak memiliki rahang. Binatang ini merayap menyusuri dasar laut sambil
mengisap makanannya. Pada masa Siluur ini terbentuk juga tanah yang diliputi oleh rawa, juga
timbul kala jengking laut.
Masa Devoon, 395 juta tahun yang lalu, adalah masa ikan bertulang. Binatang ampibi muncul,
demikian pula terbentuklah tumbuh-tumbuhan daratan. Ikan bertulang atau berahang tidak perlu
lagi menyusuri dasar laut untuk mencari mangsanya. Binatang itu dapat makan berbagai
makanan dan menangkap mangsanya.
Masa Karboon, 345 tahun yang lalu, menampilkan lebih banyak ampibi. Timbul binatang
merayap atu reptile, muncul pula tumbuh-tumbuhan semacam cemara. Kemudian dilanjutkan
Masa Perm, 280 juta tahun yang lalu jumlah binatang reptil meningkat dan Trilobit mulai punah.
Masa Mesozoikum dibagi menjadi tiga bagian : Trias, Yura, dan Kapur atau Krijt. Masa Trias,
230 juta tahun yang lalu ditandai dengan nampaknya Dinosaurus yang pertama dan reptile laut.
Binatang menyusui mulai tampak dan meluas pula amonit, dan Konivera.
Masa Yura, 195 juta tahun yang lalu, berkembanglah Dinosaurus, reptile yang terbang. Dan
terbentuklah burung-burung yang pertama. Amonit meningkat jumlahnya dan juga binatang
menyusui yang kecil-kecil.
Masa Kapur atau Krijt, 141 juta tahun yang lalu, Dinosaurus dan reptile lain punah, demikian
pula amonit. Dan muncullah tumbuh-tumbuhan.
Masa Kaenozoikum dibagi menjadi dua bagian : masa Tertiair dan Kwartair. Masa Tertiair
dibagi lagi menjadi lima bagian : Palaeoseen, Eoseen, Oligoseen, Mioseen dan Plioseen.
Masa Palaeoseen, 65 juta tahun yang lalu, binatang reptile yang besar mulai punah, dan
binatang menyusui berkembang dengan cepat. Kemudian masa Eoseen, 55 juta tahun yang lalu,
terdapat binatang menyusui yang asing. Kuda dan gajah mulai muncul dan terbentuk pula
tumbuh-tumbuhan yang mutakhir.
Masa Oligoseen, 38 juta tahun yang lalu, timbul monyet-monyet pertama. Dan timbul pula
binatang mamalia atau yang menyusui mulai berkembang. Tumbuh-tumbuhan yang berbunga
meningkat jumlahnya.
Masa Mioseen, 22,5 juta tahun yang lalu. Terdapat banyak monyet di Afrika juga kelompok
binatang menyusui yang memakan rumut di tanah (padang) yang luas.
Masa Plioceen, 6 juta tahun yang lalu. Pada saat itulah tampil monyet. Pada masa ini terjadi
glasial yaitu udara menjadi dingin, dan punahlah banyak binatang menyusui yang besar-besar.
Masa Kwartair terdiri dari dua bagian yakni Pleistosin dan Holoseen.
Masa Pleistosin, 1,8 juta tahun yang lalu. Iklim di dunia menjadi dingin, masa es di bumi belahan
utara. Binatang menyusui yang berambut dapat mengatasi hawa dingin.
Masa Holoseen, 10.000 tahun yang lalu. Tampak manusia mutakhir dan timbul kebudayaan
Terbentuknya Bumi

Latar Belakang

            Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai tempat tinggal
makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk bumi, dan
seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai
dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu
planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita
perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi)  dan bergerak
mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya
siang malam dan pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari
proses terbentuknya tata surya kita.

Proses Terbentuknya Bumi

            Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang
lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran yang
dilakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian
besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak
dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka
waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi
yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu,
bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-
gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet,
termasuk planet bumi.

            Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk
seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau
perbedaan unsur.
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material
besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan
akan bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan
kerak bumi.

Perubahan di bumi disebabkan oleh perubahan iklim dan cuaca.

Kesimpulan

            Ada dua kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan mengenai proses terbentuknya bumi,
yaitu:

1.      Bumi berasal dari suatu gumpalan kabut raksasa yang meledak dahsyat, kemudian membentuk
galaksi dan nebula. Setelah itu, nebula membeku membentuk galaksi Bima Sakti, lalu sistem tata
surya.Bumi terbentuk dari bagian kecil ringan yang terlempar ke luar saat gumpalan kabut
raksasa meledak yang mendingin dan memadat sehingga terbentuklah bumi.

2.      Tiga tahap proses pembentukan bumi, yaitu mulai dari awal bumi terbentuk, diferensiasi sampai
bumi mulai terbagi ke dalam beberapa zona atau lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel
dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
Tata Surya dan Jagad Raya

 Manusia sejak dahulu kala telah berusaha untuk memecahkan permasalahan besar tentang asal
mula terjadinya bumi. Bagaimanakah asal mula terjadinya bumi? Teori-teori dan hipotesis-
hipotesis dari banyak ilmuwan tentang asal mula terjadinya bumi telah memberikan gambaran
bagaimana terjadinya bumi, dan seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
terjadi pula perubahan teori-teori tersebut. Dalam mempelajari teori-teori tentang pembentukan
bumi tentu saja berhubungan dengan pengetahuan tentang galaksi, jagad raya, dan tata surya.

Di pagi hari kita melihat terbitnya matahari di ufuk timur, kemudian tenggelam di ufuk barat
pada sore harinya. Peristiwa ini disusul dengan munculnya bintang-bintang, bulan, dan benda-
benda langit di angkasa raya yang sangat banyak dan tidak terhitung jumlahnya di malam hari.
Ketika malam berakhir kita akan melihat lagi munculnya matahari di ufuk timur. Peristiwa ini
terjadi secara terus-menerus.

1. Galaksi

Apakah yang dimaksud jagad raya? Bagaimanakah bentuk galaksi? Konsep jagad raya
membahas sebaran atau kedudukan benda-benda langit yang bertebaran secara bebas dalam
suatu ruang (spaces) yang tak terhingga luasnya. Konsep jagad raya yang dimaksud di atas
adalah benda-benda langit yang dinamakan manusia “galaksi-galaksi”. Di dalam galaksi tersebut
terdapat berjuta-juta bintang yang bebas, tetapi teratur sesuai dengan aturan hukum alam masing-
masing sehingga satu sama lain secara teoritis tidak mungkin terjadi benturan. Galaksi adalah
kumpulan planet, bintang, gas, debu, nebula, dan benda-benda langit lainnya yang membentuk
pulau-pulau di dalam ruang hampa jagad raya.

Sesungguhnya benda-benda langit yang bertaburan di angkasa raya, masing-masing terikat pada
suatu susunan tertentu. Kalau kita melihat langsung ke langit pada malam hari, terlihat di sana
berjuta-juta bintang. Satu bintang di langit, jika kita cermati dengan menggunakan alat teropong,
sebenarnya merupakan kumpulan dari berjuta-juta bintang. Jarak bumi kita yang sangat jauh
menyebabkan mereka tampak seperti satu bintang saja. Begitu jauhnya dan begitu banyaknya
bintang-bintang yang menjadi satu kesatuan itu sehingga kelihatan rapat dan akan terlihat seperti
kabut saja.

Sejak zaman dahulu manusia telah menyelidiki bagaimana terjadinya bumi begitu banyak teori
dikemukakan sehingga berkembanglah usaha untuk menyelidiki benda-benda langit, matahari
dalam suatu sistem tata surya. Untuk mengetahui secara baik teoritis maupun hipotesis (dugaan
sementara), para ahli sekaligus memanfaatkan kemajuan teknologi.
Keberadaan galaksi dapat dilihat atau dideteksi dengan teleskop. Beberapa bentuk galaksi di
jagad raya, antara lain, sebagai berikut.

a. Galaksi bentuk spiral. Pada galaksi ini terlihat adanya roda-roda Catherina di dalamnya,
dengan lengan-lengan berbentuk spiral yang keluar dari pusat yang terang. Sekitar 60% dari
galaksi berbentuk spiral.

b. Galaksi bentuk spiral berpalang. Pada galaksi ini terlihat dari bagian ujung suatu pusat keluar
lengan-lengan spiral galaksi. Sekitar 18% dari jumlah galaksi di jagad raya ini berupa spiral-
spiral ataupun spiral-spiral yang terpotong.

c. Galaksi bentuk elips. Galaksi ini berbentuk elips, dari berbentuk hampir menyerupai bola kaki
sampai pada bentuk yang sangat lonjong seperti bola rugby. Sekitar 18% galaksi di jagad raya
berbentuk elips.

d. Galaksi bentuk tak beraturan. Galaksi berbentuk tak beraturan, atau tidak mempunyai bentuk
tertentu, sekitar 4% galaksi di jagad raya berbentuk tak beraturan.

Galaksi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

(1) sumber cahaya berasal dari galaksi itu sendiri dan bukan merupakan cahaya pantulan;

(2) antara galaksi satu dengan yang lain mempunyai jarak jutaan tahun cahaya;

(3) galaksi-galaksi lainnya dapat terlihat berada di luar Galaksi Bimasakti;

(4) galaksi punya bentukan tertentu, misalnya: bentuk spiral, bentuk spiral berpalang, bentuk
elips, dan bentuk tidak beraturan.
Ruang antara galaksi yang satu dengan yang lainnya berisi zat intergalaksi yang juga dapat
disebut zat interstellair yang berisikan proton, elektron, dan ion lain yang bergerak simpang siur
dalam jagad raya. Ahli astronomi yang banyak menjelaskan tentang galaksi, antara lain: Edwin
Hubble, Nu Mayol, dan Harlow Shapley.

2. Jagad Raya

Apakah yang disebut jagad raya? Bagaimanakah bentuk jagad raya? Teori-teori jagad raya telah
banyak dikemukakan para ahli astronomi. Teori ini telah berkembang sepanjang waktu sejalan
dengan kecanggihan teknologi dan kemajuan ilmu pengetahuan manusia. Para ahli astronomi
telah banyak mengungkap rahasia alam semesta, jika manusia melihat ke angkasa seolaholah
batas pandang kita berbentuk setengah lingkaran dikatakan para ahli astronomi “Bola Langit”.

Bola langit adalah suatu ruang (space) yang tak terhingga luasnya dan seolah-olah berbentuk
lingkaran (seperti bola). Jagad  raya adalah alam semesta yang sangat luas dan tidak terukur,
terdiri atas berjuta benda-benda angkasa, dan beribu-ribu kabut gas atau kelompok nebula,
kemudian kabut gas tersebut tersusun menjadi gugusan bintang. Proses tersebut tidak
berlangsung cepat, tetapi terbentuk berjuta-juta tahun lamanya. Galaksi kita, yaitu Bimasakti,
terletak di antara kabut gas tersebut, yang mempunyai bentuk spiral. Selain itu, terdapat kabut
spiral lain yang terkenal yaitu kabut Andromeda yang letaknya paling dekat dengan Bimasakti.

Galaksi Bimasakti disebut juga Milky Way (Inggris) dan De Melkweg (Belanda), astronom yang
pernah menyelidiki galaksi ini di antaranya Kapteyn Seeliger, Charlier, dan Shapley. Galaksi
Bimasakti dapat disimpulkan sebagai berikut.

(1) Inti Galaksi Bimasakti terletak di arah gugusan bintang sagitarius ± 35 juta tahun cahaya dari
matahari.

(2) Bimasakti berbentuk keping atau roda cakram, dan porosnya sebagai inti sistem.
(3) Corak atau struktur spiral dengan massa lebih kurang 100 miliar massa matahari yang
sebagian besar tidak terlihat dalam kabut gelap atau bintang yang hampir padam.

(4) Garis tengah susunan perbintangan 80.000–10.000 tahun cahaya dan tebalnya 3.000 tahun
cahaya sampai mencapai 15.000 tahun cahaya di tengahnya.

(5) Matahari berada pada jarak 30.000–35.000 tahun cahaya dari pusat sistem galaksi.

(6) Matahari dengan bintang-bintang lain sebagai sistem lokal dalam ruang matahari berada.

Kecepatan berputar 450 km/detik dalam waktu 225 juta tahun (kosmis) untuk sekali berputar
lengkap. Benda angkasa lain yang berupa bintang-bintang juga bertaburan di langit. Bintang
memancarkan cahaya dan panas sendiri karena suhu yang tinggi. Salah satu contoh bintang
adalah matahari.

Beberapa teori tentang terjadinya jagad raya adalah sebagai berikut.

a. Teori Jagad Raya Mengembang

Teori ini dikemukakan oleh Hubble, yang menjelaskan bahwa galaksi-galaksi bergerak saling
menjauhi, yang berarti jagat rayamengembang menjadi lebih luas.

b. Teori Ledakan Besar

Teori ini menjelaskan bahwa dahulu kala galaksi-galaksi pernah saling berdekatan dan berasal
dari massa tunggal, kemudian dalam keadaan massa tunggal jagad raya menyimpan suhu dan
energi sangat besar. Besarnya energi dan tingginya suhu tersebut menimbulkan ledakan besar
yang menghancurkan massa tunggal sehingga terpisah menjadi serpihan-serpihan sebagai awal
jagad raya. Salah satu pendukung teori ini adalah Stephen Hawking, seorang ahli fisika teoritis.

c. Teori Keadaan Tetap

Teori ini menjelaskan bahwa materi baru yang berupa hidrogen telah mengisi ruang kosong yang
timbul dari pengembangan jagad raya. Teori ini dipelopori oleh Fred Hoyle. Di dalam teori ini
dijelaskan pula bahwa jagad raya tetap keadaannya dan akan selalu tampak sama. Stephen
Hawking mengatakan bahwa materi yang mengisi ruang dan berupa materi baru bersifat
memencar sehingga keadaan jagad raya selalu mengalami perubahan.

Berikut beberapa anggapan mengenai jagad raya.

a. Anggapan Antroposentris

Anggapan ini menyatakan bahwa manusia merupakan pusat segalanya. Anggapan ini muncul
sejak manusia primitif. Bangsa Ibrani pada masanya menganggap langit disangga oleh tiang-
tiang raksasa, sedangkan matahari, bulan, dan bintang melekat di langit serta hujan yang turun
melalui jendela-jendela yang berada di langit. Anggapan ini bermula dari konsep alam semesta
bangsa Babylon.

b. Anggapan Geosentris

Anggapan ini menyatakan bahwa bumi merupakan pusat alam semesta dan pusat segala
kekuatan, benda langit lainnya bergerak mengelilingi bumi. Anggapan ini muncul kira-kira pada
abad ke-6sebelum Masehi. Keberadaan anggapan Geosentris juga didukung oleh beberapa
ilmuan, seperti: Plato, Socrates, Aristoteles, Anaximander, dan Pythagoras.

c. Anggapan Heliosentris

Anggapan ini menyatakan bahwa matahari merupakan pusat jagad raya. Anggapan ini muncul
sejakberkembangnya penelitian yang didukung oleh peralatan yang lebih maju, demikian pula
sifat keingintahuan ilmuwan yang memunculkan gagasangagasan kritis.

Keberadaan anggapan Heliosentris juga didukung oleh beberapa ilmuwan, seperti: Galileo, Isaac
Newton, Nicolaus Copernicus, dan Johanes Kepler.

3. Tata Surya

Galaksi terdiri atas berjuta-juta bintang, sedangkan matahari kita adalah salah satu bintang yang
berada di dalam Bimasakti. Matahari merupakan pusat dari tata surya. Matahari mempunyai
sejumlah anggota dan membentuk suatu susunan yang disebut Tata Surya. Jadi, sebuah Tata
Surya terdiri dari satu matahari dan semua benda langit yang beredar mengelilinginya. Tata
Surya terdiri atas satu Matahari, dan delapan planet termasuk planet Bumi, serta benda langit lain
yang mengelilinginya.

Untuk membantu pemahaman kita tentang alam semesta, jagad raya, galaksi, dan Tata Surya
serta planet-planet kita, cermatilah gambar perbandingan benda-benda langit.

Di dalam Tata Surya terdapat dua jenis planet berdasarkan letak lintasannya, yaitu planet dalam
dan planet luar. Planet-planet dalam adalah planet-planet yang lintasannya di antara Bumi dan
Matahari, yang terdiri atas Merkurius dan Venus. Planet-planet luar adalah planet-planet yang
lintasannya mengelilingi Matahari lebih besar daripada jari-jari lintasan Bumi di saat
mengelilingi Matahari, yang terdiri atas Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Beberapa hal penting mengenai keberadaan planet-planet sebagai berikut.

(1) Cahaya planet merupakan cahaya yang diterima dari Matahari kemudian dipantulkan
kembali, artinya planet tidak mempunyai cahaya sendiri

(2) Planet-planet berkilauan dan tidak berkelap-kelip seperti halnya bintang sejati.

(3) Planet-planet terlihat sebagai keping atau cakram jika dilihat dengan teropong.

(4) Bidang lintasan planet-planet berbentuk elips.

(5) Arah peredaran planet-planet mengelilingi matahari antara satu dengan yang lain sama.

(6) Kebanyakan planet-planet mempunyai satelit pengiring seperti bulan pada planet Bumi.

Tata Surya kita memiliki sembilan planet yang diklasifikasikan berdasarkan letak dan sifat
fisiknya. Berdasarkan letaknya planet dalam Tata Surya dibagi atas Planet Inferior dan Planet
Superior, sedangkan berdasarkan sifat fisiknya planet dalam Tata Surya dibagi atas Planet
Teresterial dan Planet Raksasa.

1. Planet Inferior dan Planet Superior


Pembagian ini dikemukakan oleh Copernicus. Planet Inferior adalah planet-planet yang memiliki
orbit lebih kecil daripada orbit Bumi, yaitu: Merkurius, Mars, dan Venus. Planet Superior adalah
planet yang memiliki orbit lebih besar daripada orbit Bumi, yaitu: Jupiter, Saturnus, Uranus,
Neptunus, dan Pluto.

2. Planet Teresterial dan Planet Raksasa

Planet Teresterial dan Planet Raksasa disebabkan sifat fisik dari planet. Planet yang mengitari
melalui matahari dikelompokkan atas empat Planet Teresterial dan empat PlanetRaksasa. Pluto
tidak diikutsertakan karena sifat fisiknya yang berbeda. Pluto merupakan planet terluar yang
terdiri atas campuran es dan batuan. Dinamai Planet Teresterial karena sifat planet itu hampir
sama dengan bumi (terra = bumi; bahasa Latin). Planet-planet ini memiliki gunung, lembah, dan
kawah. Planet Teresterial adalah Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.

Dinamai Planet Raksasa (Planet Jovian) karena sifat planet ini hampir sama dengan Jupiter
(Jove = Jupiter; bahasa Romawi). Material keempat planet ini sebagian besar berupa cairan
dengar.

Batas antara Planet Teresterial dan Planet Raksasa terdapat Asteroid yang jumlahnya ribuan.
Planet-planet yang mengelilingi matahari mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Demikian juga
jarak dengan matahari dan waktu yang dipergunakan untuk mengelilingi matahari.

a. Merkurius

Merkurius adalah planet yang terdekat dengan matahari dan juga paling kecil di antara semua
planet. Garis tengah planet ini kurang lebih 4.847 kilometer waktu yang dipergunakan untuk
mengelilingi matahari adalah 88,8 hari dan waktu rotasinya juga selama 88,8 hari. Jarak
Merkurius dengan matahari adalah 57.910.000 km.

b. Venus

Venus adalah planet kedua setelah Merkurius. Planet ini adalah planet yang paling terang di
antara planet yang lain karena jaraknya yang relatif dekat dengan planet Bumi. Garis tengah
planet ini kurang lebih 12.205 kilometer dan besarnya hampir sama dengan Bumi. Waktu yang
diperlukan untuk mengelilingi matahari adalah 224,7 hari dan waktu rotasinya selama 225 hari
atau kurang lebih 7,5 bulan. Jarak Venus dengan matahari adalah 108.210.000 km.

c. Bumi dan Bulan

Bumi merupakan planet ketiga dalam Tata Surya. Dari sembilan planet yang dikenal manusia,
Planet Bumilah yang banyak dihuni makhluk hidup. Planet Bumi mempunyai lapisan atmosfer
yang di dalamnya banyak mengandung unsur-unsur kimia yang banyak dibutuhkan oleh
makhluk hidup. Jarak bumi dengan matahari oleh para ahli Astronomi dinamakan satu satuan
Astronomi atau sama dengan 159.000 kilometer (IS·A = 159.000.000 km). Bumi mengelilingi
matahari membutuhkan waktu 365 hari 6 jam 9 menit 10 detik, tetapi atas dasar kesepakatan ahli
astronomi mengacupada periode antara pertemuan matahari dengan bintang Aries, yaitu 365hari
5 jam 48 menit 46 detik atau sama dengan Satu Tahun Tropik. Bumi berputar pada porosnya
membutuhkan waktu 23 jam 56 menit atau sama dengan Satu Hari Bintang. Bumi selalu diikuti
Bulan sebagai satelit bumi selama mengelilingi matahari.
Bulan berotasi dan juga melakukan revolusi mengelilingi Bumi selama 27 3 1 hari sampai 29 3 1
hari. Peredaran Bulan mengelilingi Bumi dan sekaligus juga mengelilingi matahari.

d. Mars

Planet Mars mempunyai garis tengah kurang lebih 6.792 kilometer. Waktu yang digunakan
untuk mengelilingi matahari kurang lebih 697 haridengan rotasi selama 24 jam 37 menit. Planet
Mars mempunyai sejumlah air dan oksigen demikian juga pergantian musim, bahkan di sana
juga terdapat polar icecaps, yaitu tudung es kutub yang luasnya tidak selalu tetap. Hal ini
menimbulkan dugaan adanya pergantian musim di sana. Warnanya hijau mendekati kecokelatan
sehingga menunjukkan adanya flora dandaerah gurun. Mars mempunyai dua satelit, yaitu
Dcimos (satelit luar) dan Phobos (satelit dalam). Kedua satelit ini ditemukan oleh Hall pada
tahun 1877. Jarak Mars dengan Matahari adalah 227.940.000 km.

e. Yupiter

Yupiter adalah planet terbesar dalam sistem Tata Surya kita. Diameternya lebih dari 130.000
kilometer, massanya lebih kurang 3 2 massa seluruh anggota Tata Surya yang di luar matahari.
Rotasi Yupiter terhadap matahari paling cepat, yaitu 10 jam sekali putaran. Planet ini
mempunyai keistimewaan, yaitu adanya unsur kimia yang terkandung di dalam sangat rendah,
atmosfernya hampir tidak berotasi (sangat lambat). Sekalipun berukuran sangat besar kepadatan
planet ini sangat rendah karena sebagian besar terdiri atas unsur-unsur ringan, antara lain 85%
Hidrogen dan 15% Helium. Campuran yang lain sedikit sekali berupa CH4, NH3, dan lainnya.
Yupiter mempunyai banyak satelit, yaitu 14 buah. Penemuan terakhir menunjukkan satelitnya
lebih banyak lagi. Empat dari satelit itu adalah Io, Europa, Ganymade (satelit terbesar hampir
sebesar bumi), dan Calistio. Jarak Yupiter dengan Matahari adalah 778.300.000 kilometer.

f. Saturnus

Planet Saturnus ditemukan pada abad ke-18 setelah planet Uranus. Waktu yang digunakan untuk
mengelilingi matahari kurang lebih 29–30 tahun, sekali berotasi memerlukan waktu 387 hari.
Saturnus mempunyai atmosfer yang hampir sama dengan Yupiter, yaitu terdiri atas unsur-unsur
amonia. Saturnus mempunyai keunikan tersendiri dibandingkan planet lain, di antaranya
memiliki cincin, terdiri atas tiga bagian yang konsentris, yaitu bagian dalam, gelang berbentuk
khas (dusky ring), dan bagian luar. Cassini gelang yang paling terang adalah gelang bagian
dalam, dan planet ini memiliki 9 buah satelit.

Tebal cincin Saturnus kurang lebih antara 10 sampai 100 meter saja, unsur-unsurnya
mengandung butiran es dan sangat halus. Lebar cincin sekitar 275.000 kilometer. Planet ini
nomor 3 paling terang di antara ke sembilan planet. Saturnus mempunyai 10 satelit yang
mengelilinginya. Jarak antara Saturnus dan Matahari adalah 1.427.000.000 kilometer.

g. Uranus

Planet Uranus baru ditemukan pada tahun 1781 oleh William Herschel di Inggris yang semula
disangka komet. Mulanya planet ini dinamakan Gregorium Titus (sebagai penghargaan kepada
Raja Georgia III). Akan tetapi, para astronom menyebutnya Planet Herschel, kemudian oleh
Boscho disebut dengan Uranus. Waktu yang digunakan untuk mengelilingi matahari kurang
lebih 84 tahun dengan waktu rotasi 369 hari. Planet ini mempunyai dua buah satelit. Garis tengah
planet ini 19.750 kilometer. Uranus mempunyai keistimewaan bahwa sumbunya terletak
sebidang dengan bidang revolusinya. Jarak Uranus dengan Matahari adalah 2.863.840.000
kilometer.

h. Neptunus

Planet Neptunus ditemukan oleh Bonvard pada tahun 1821 di Paris, Prancis. Jika dilihat dari
bentuknya Neptunus merupakan saudara kembar Uranus, terutama besarnya. Radiusnya sekitar 4
kali radius bumi. Garis tengahnya kurang lebih 53.000 kilometer. Waktu yang digunakan untuk
mengelilingi matahari kurang lebih 164,79 tahun, sedangkan rotasinya 15 jam. Susunan
atmosfernya terdiri atas metana. Planet ini mempunyai lima satelit. Dari lima satelit ini ada dua
satelit besar yang diberi nama Tritondan Nereid.

i. Status Pluto dan Sedna

Pluto bukan lagi merupakan salah satu planet di sistem tata surya kita. Voting yang dilakukan
sekira 424 ahli astronomi dari seluruh dunia menghasilkan keputusan dramatis sekaligus
bersejarah, mencopot status Pluto sebagai planet. Akibatnya, Pluto yang selama ini dikenal
sebagai planet terkecil dan menempati urutan kesembilan-harus “terpental” dari daftar planet
anggota tata surya. Dengan demikian, berdasarkan resolusi ke-26 IAU, jumlah planet anggota
Tata Surya tidak lagi sembilan, melainkan hanya delapan.

Keputusan ini juga sekaligus mematahkan usulan penambahan tiga anggota baru Tata Surya,
yakni Ceres, Charon, dan 2003 UB313. Ceres adalah asteroid terbesar dalam sistem Tata Surya,
Charon adalah satelit (bulan) mayor Pluto, dan 2003 UB313 adalah objek yang berada di luar
wilayah Tata Surya dan disebut sebagai Kuiper Belt (Sabuk Kuiper). Bersama tiga calon anggota
Tata Surya yang tereliminasi inilah Pluto akan “menjalani” status barunya sebagai dwarf planet
alias planet kerdil. Para ahli astronomi menyepakati definisi planet. Menurut kesepakatan itu,
benda angkasa disebut planet jika memiliki ukuran cukup besar dan berada tetap di garis orbitnya
selama mengitari matahari, serta tidak tumpang tindih dengan planet lain. Menurut para ahli,
garis orbit Pluto tumpang tindih dengan orbit Neptunus, sehingga secara otomatis (karena
ukurannya lebih kecil) Pluto terdiskualifikasi dari klasifikasi planet.

Pada tanggal 15 Maret 2004 astronomer dari Caltech, Gemini Observatory, dan Yale University
mengumumkan penemuan baru benda langit kesembilan dari matahari. Benda langit ini
dinamakan Sedna yang diambil dari nama Dewi Laut di Arctik. Sedna ini berjarak 90 kali lipat
daripada jarak matahari ke bumi, dengan bentuk orbit yang ekstrem  elips

Sedna adalah sebuah objektrans-Neptunus yang ditemukan oleh Michael E. Brown (Caltech),
Chad Trujillo (Gemini Observatorium), dan David Rabinowitz (Universitas Yale) pada tanggal
14 November 2003. Pada waktu ditemukan, Sedna merupakan benda langit dalam Tata Surya
terjauh yang pernah diamati pada saat itu. Diameter Sedna sekitar 1.180 sampai 1.800 km
dengan massa 1,7 – 6,1×1021 kg. Perihelion Sedna 76,156 AU sedangkan aphelion-nya 975,056
AU. Sedna membutuhkan waktu 12.000 tahun untuk satu kali mengorbit matahari.

4. Proses Terjadinya Bumi dan Tata Surya

Hasil pantauan teleskop dari Bumi planet-planet terletak hampir pada satu bidang datar di
sekeliling Matahari, melahirkan perkiraan atau hipotesis atau teori yang hampir sama tentang
terjadinya Tata Surya, yaitu bahwa planet-planet lahir dari matahari atau kelahiran planet dari
ujud yang sama dengan matahari. Bidang datar tempat planet-planet yang hampir sebidang
dengan ekuator matahari memberikan penjelasan tentang massa asal planet itu telah berputar
sejak benda langit itu terbentuk.

Sebagian gas dari matahari yang terlepas dan terus-menerus berputar adalah proses awal
terbentuknya bumi kita. Jadi, Bumi merupakan sebagian gumpalan gas yang berasal dari
matahari. Walaupun terlepas dari gumpalan induk, gumpalan besar tersebut tetap berputar terus-
menerus mengelilingi gumpalan induk yang lebih besar yaitu matahari. Beberapa gumpalan
besar lain yang terlepas dan terpisah dari gumpalan gas matahari tetap berputar sehingga
mengalami proses pendinginan dan menjadi padat. Beberapa gumpalan yang mendingin dan
memadat itu sekarang membentuk planetplanet yang mengelilingi matahari yaitu: Merkurius,
Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

Planet terakhir dan terjauh ditemukan melalui rekaman teleskop ruang angkasa Spitzer yang
diluncurkan 23 Agustus 2003, planet tersebut dinamai Sedna. Sebagiangumpalan tidak hanya
terlepas dari planet-panet, tetapi juga bergerak berputar dan mengelilingi gumpalan induknya
(planet). Bulan dan satelit adalah gumpalan yang terlepas dari planet. Walaupun saat ini Sedna
merupakan planet terjauh dari pusat Tata Surya, tidak tertutup kemungkinan akan ditemukan
kembali planet yang lebih jauh dari Sedna. Hal tersebut hanya akan terjadi jika kemampuan
teknologi dan ilmu pengetahuan tentang astronomi selalu dikembangkan keberadaannya. Bumi
yang terjadi dari pendinginan dan pemadatan gas terus-menerus berputar.  Perputaran ini
menyebabkan Bumi bertambah dingin sehingga gas di atas bumi berubah menjadi cairan dan
padatan. Permukaan bumi yang terdiri atas cairan dan padatan merupakan permukaan bumi yang
dapat digunakan sebagai tempat dan habitat hidup manusia, hewan, tumbuhan, dan makhluk
hidup lain.
Seluruh kejadian di atas memerlukan waktu yang sangat lama. Proses terjadinya Bumi hingga
menjadi tempat hidup manusia dan makhluk hidup lainnya telah terjadi berjuta-juta tahun
lamanya. Bagian inti Bumi merupakan gumpalan materi yang paling berat massanya, sedangkan
kerak Bumi didominasi oleh unsur magnesium dan silikon. Inti bumi lebih didominasi oleh unsur
besi dan nikel. Untuk mengukur ketebalan lapisan-lapisan penyusun kerak bumi digunakan
gelombang gempa, dan gelombang yang dipantulkan oleh suatu lapisan tertentu sangat
tergantung pada kecepatan gelombang pada lapisan itu. Dengan menggunakan metode ini
perkiraan ketebalan lapisan-lapisan penyusun kerak bumi akan dapat diketahui.

Beberapa hipotesis yang menjelaskan proses terjadinya Bumi dan Tata Surya sebagai berikut.

a. Hipotesis Kabut

Imanuel Kant (1724–1804), seorang ahli filsafat berkebangsaan Jerman, menjelaskan bahwa
hipotesis solar nebula ini merupakan hipotesis yang paling tua dan paling terkenal mengenai
terjadinya Tata Surya. Dijelaskannya pula bahwa matahari, Bumi, dan planet lain awalnya
merupakan satu kesatuan yang berupa gumpalan kabut yang berputar perlahan-lahan, kemudian
inti kabut menjadi gumpalan gas yang kemudian menjadi matahari, sedangkan bagian kabut di
sekelilingnya membentuk planet-planet dan satelit-satelit.

b. Hipotesis Planetesimal

Teori Planetesimal yang berarti planet kecil dalam penelitian berjudul ”The Origin of the Earth”
atau ”Asal Mula Terjadinya Bumi” telah dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin, seorang ahli
geologi berkebangsaan Amerika Serikat, pada tahun 1916. Dalam teori ini dikatakan awal
pembentukan planet mirip kabut pijar, karena di dalam kabut itu terdapat material padat yang
berhamburan yangdisebut planetesimal. Setelah itu, sebuah bintang (sama dengan matahari)
berpapasan dengan matahari pada jarak yang tidak jauh sehingga terjadi pasang naik pada
permukaan matahari, dan sebagian massa matahari tertarik ke arah bintang yang mendekat
tersebut.

Ketika bintang tersebut menjauh dari matahari sebagian massa matahari jatuh dan menyatu
kembali dengan matahari, tetapi sebagian yang lain berhamburan di angkasa sekitar matahari
membentuk planet-planet kecil yang beredar pada orbit masing-masing.

c. Hipotesis Pasang Surut Gas

Teori ini berdasarkan hipotesis bahwa pada awal kejadiannya sebuah bintang yang hampir sama
besarnya dengan matahari bergerak bersimpangan dengan matahari, dan menimbulkan pasang
padapermukaan matahari. Pasang tersebut berbentuk menyerupai cerutu yang sangat besar.
Bentuk cerutu tersebut bergerak mengelilingi matahari dan pecah menjadi sejumlah butir-butir
tetesan kecil. Karena perbedaan besarkecilnya butir sehingga massa butir yang lebih besar
menarik massa butir yang lebih kecil, dari proses tersebut membentuk gumpalan yang semakin
besar sebesar planet-planet. Demikian seterusnya sehingga terbentuklah planet dan satelit yang
ada sekarang ini. Teori ini lebih dikenal dengan nama Hipotesis Tidal James-Jefries yang
ditemukan pada tahun 1917 oleh sarjana berkebangsaan Inggris bernama James Jeans dan Herald
Jeffries.

d. Hipotesis Peledakan Bintang

Teori ini menjelaskan adanya sebuah bintang sebagai kawan matahari, kemudian terjadi evolusi
antara matahari dan bintang tersebut. Ada bagian yang memadat dan terjebak di dalam orbit
keliling matahari, sebagian lagi meledak dan bebas di ruang angkasa. Keberadaan teori ini
didukung oleh banyak ahli astronomi yang telah membuktikan adanya bintang kembar.

e. Hipotesis Kuiper

Hipotesis ini dikemukakan oleh astronom bernama Gerard P. Kuiper (1905–1973). Ia


mengatakan bahwa semesta terdiri atas formasi bintangbintang, di mana dua pusat yang
memadat berkembang dalam suatu awan antarbintang dari gas hidden. Pusat yang satu lebih
besar daripada pusat yang lainnya dan kemudian memadat menjadi bintang tunggal yaitu
matahari. Kemudian kabut menyelimuti pusat yang lebih kecil yang disebabkan oleh adanya
gaya tarik dari massa yang lebih besar yang menyebabkan awan yang lebih kecil menjadi awan
yang lebih kecil lagi yang disebut protoplanet.

Jika awan mempunyai ukuran yang sama akan terbentuk bintang ganda yang sering terjadi di
alam semesta. Pada saat matahari memadat, ia akan menjadi begitu panas sehingga sebagian
besar energi radiasi dipancarkan. Energi yang terpancar tersebut mampu mendorong gasgas yang
lebih terang, seperti hidrogen dan helium, dari awan yang menyelubungi protoplanet-protoplanet
yang paling dekat ke matahari.
S

Anda mungkin juga menyukai