Anda di halaman 1dari 9

POTENSI BIOMASSA SEBAGAI

SUMBER ENERGI TERBARUKAN DI INDONESIA

Oleh : Univer Immanuel


Persediaan Energi di Indonesia
Energi fosil yang terdiri dari 3 jenis yaitu batu bara, minyak bumi dan gas
alam merupakan sumber energi utama yang saat ini banyak digunakan oleh
masyarakat di Indonesia dan di dunia pada umumnya. Semua bahan bakar fosil
dihasilkan dari pemfosilan senyawa hidrokarbon dengan rumus kimia ( Cx (H2O)y ,
dihasilkan oleh jasad tanaman dan hewan. Kebanyakan bahan bakar fosil diproduksi
di masa abad Carboniferius dalam era paleozoic bumi, atau kira-kira sekitar 325 juta
tahun yang lampau.
Saat ini, ketersediaan energi fosil semakin berkurang, khususnya minyak
bumi. Setelah terjadinya krisis energi yang pernah mencapai puncak sekitar dekade
1970-an, dunia saat ini menghadapi kenyataan bahwa persediaan minyak bumi,
sebagai salah satu tulang punggung produksi energi terus berkurang. Di masa
mendatang, dunia akan terancam semakin kesulitan untuk menemukan dan
menggunakan sumber energi dari fosil. Eksplorasi yang telah dilakukan, konsumsi
dalam jumlah besar serta pertambahan penduduk yang tinggi di masa depan, akan
membuat persediaan energi fosil khususnya minyak bumi tidak dapat mengimbangi
permintaan terhadap kebutuhan energi.
Para ahli berpendapat, dengan pola konsumsi seperti sekarang diperkirakan
dalam waktu 50 tahun ke depan cadangan minyak bumi dunia akan habis. Keadaaan
ini bisa diamati dengan kecenderungan meningkatnya harga minyak di pasar dalam
negeri dan ketidakstabilan harga minyak di pasar internasional (Pinske, 2000).
Jumlah pemakaian energi di Indonesia masih sangat tergantung dari bahan bakar fosil
yaitu sebesar 95,9%, terdiri dari: minyak bumi yang paling dominan dan gas bumi.
Berikut ini adalah jumlah pemakaian energi di Indonesia:
Gambar 1. Jumlah Pemakaian Energi di Indonesia

Sumber: “Blueprint Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan


Konservasi Energi” Kementerian ESDM, Jakarta 2010.

Untuk ketersediaan minyak bumi di Indonesia sendiri, jumlah cadangan


minyak bumi di Indonesia menurut data dari Pusat Informasi Energi dan Sumber
Daya Mineral (2004), menunjukkan bahwa terjadi penurunan terhadap cadangan
minyak bumi di Indonesia. Awal tahun 1990-an cadangan minyak bumi masih
menyentuh 11 milyar barrel, namun ketika masuk di tahun 2000 cadangan minyak
bumi sudah di bawah 10 milyar barrel.
Berikut ini adalah perbandingan statistik cadangan minyak bumi di Indonesia:
Tabel 1. Cadangan Minyak Bumi Indonesia (1990-2003)
Tahun Sumber (dalam Milyar Barrel)
Terbukti Potensial Total
1990 5,10 5,80 10,90
1991 6,10 5,00 11,00
1992 5,80 5,50 11,30
1993 5,60 4,80 10,40
1994 5,20 4,30 9,50
1995 4,98 4,12 9,10
1996 4,73 4,25 8,98
1997 4,87 4,22 9,09
1998 5,10 4,59 9,69
1999 5,20 4,62 9,82
2000 5,12 4,49 6,91
2001 5,10 4,65 9,75
2002 4,72 5,03 9,75
2003 4,70 4,10 8,80
Sumber: ”Statistik Ekonomi Energi Indonesia 2004”, Pusat Informasi Energi
dan Sumber Daya Mineral, Jakarta, 2004.

Dari data di atas, jika digambarkan dengan grafik, adalah sebagai berikut:
Gambar 2. Cadangan Minyak Bumi Indonesia (1990-2003)

Total Cadangan

12

10

0
1990

1992

1995

1997

2000
2001
2002
2003
1991

1993
1994

1996

1998
1999

Dari beberapa tampilan di atas, maka bisa disimpulkan bahwa Indonesia butuh
mencari solusi energi dari bentuk lain selain energi fosil. Penyediaan energi di masa
depan merupakan permasalahan yang senantiasa menjadi perhatian semua bangsa
karena bagaimanapun juga kesejahteraan manusia dalam kehidupan modern sangat
terkait dengan jumlah dan mutu energi yang dimanfaatkan. Bagi Indonesia yang
merupakan salah satu negara sedang berkembang, penyediaan energi merupakan faktor
yang sangat penting dalam mendorong pembangunan. Seiring dengan meningkatnya
pembangunan terutama pembangunan di sektor industri, pertumbuhan ekonomi dan
pertumbuhan penduduk, kebutuhan akan energi terus meningkat.

Biomassa sebagai Sumber Energi Terbarukan di Indonesia


Dengan semakin meningkatnya konsumsi energi dunia serta adanya
keterbatasan energi fosil yang ada untuk mencukupi, maka beberapa pengembangan
terhadap energi baru dan terbarukan. Energi baru adalah bentuk energi yang
dihasilkan oleh teknologi baru baik yang berasal dari energi terbarukan maupun tak
terbarukan, misalkan hidrogen dan fuel cell. Sedangkan energi terbarukan merupakan
sumber energi yang dihasilkan dari sumber daya energi yang secara alamiah tidak
akan habis dan dapat berkelanjutan jika dikelola dengan baik, contohnya panas bumi,
tenaga air, angin, biomassa, biogas dan gelombang.
Pemilihan biomassa sebagai energi terbarukan menjadi solusi yang paling
baik dibandingkan energi terbarukan yang lainnya untuk saat ini. Biomassa, dalam
sektor energi merujuk pada bahan biologis yang hidup atau baru mati yang dapat
digunakan sebagai sumber bahan bakar. Biomassa dapat digunakan secara langsung
maupun tidak langsung. Dalam penggunaan tidak langsung, biomassa diolah menjadi
bahan bakar.
Potensi energi biomassa di Indonesia sangat besar. Menurut Yulistiani
(2009), limbah biomassa yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi lsitrik
bisa berasal dari tandan kosong kelapa sawit, tongkol jagung, dan sekam padi. Sekam
padi merupakan limbah biomassa yang paling besar menghasilkan potensi listrik bagi
Indonesia. Berikut ini adalah penjabaran jenis-jenis limbah biomassa yang digunakan:
Tabel 2. Potensi Listrik Limbah Biomassa
No. Jenis limbah biomassa Produksi Potensi Bahan Potensi listrik
yang dihasilkan limbah bakar cair (kWh)
biomassa (L/tahun)
(ton/tahun)
1 Tandan kosong 3.979.691 497.461.375 1.326.563.667
kelapa sawit
2 Tongkol jagung 4.001.724 500.215.500 1.333.908.000
3 Sekam padi 21.114.074 2.639.259.250 7.038.024.667
Total potensi listrik (kWh) 9.698.496.334
Namun dari potensi listrik tersebut, kapasitas terpasang baru mencapai 302,4
MW. Bila dapat memaksimalkan potensi listrik tersebut, maka seharusnya
penggunaan energi fosil di Indonesia terutama minyak bumi bisa dikurangi. Energi
biomassa jika dibandingkan dengan energi terbarukan lainnya memiliki keunggulan,
karena proses konversi menjadi energi listrik tersebut dibiayai dengan investasi yang
tidak terlalu mahal jika dibandingkan dengan investasi pada energi terbarukan
lainnya. Proses energi biomassa sendiri memanfaatkan energi matahari untuk
merubah energi panas menjadi karbohidrat melalui proses fotosintesis yang kemudian
diubah kembali menjadi energi panas.

Konversi Biomassa Menjadi Energi


Beberapa teknologi konversi yang dilakukan untuk mengubah biomassa
menjadi energi, antara lain:
 Densifikasi
Densifikasi adalah teknik konversi biomassa menjadi pellet atau
briket. Briket atau pellet akan memudahkan dalam penanganan
biomassa. Tujuannya agar meningkatkan densitas dan memudahkan
penyimpanan dan pengangkutan. Proses ini dapat menaikkan nilai
kalori per unit volume, mudah disimpan dan diangkut, mempunyai
ukuran, dan kualitas yang seragam.
 Karbonisasi
Karbonisasi merupakan suatu proses untuk mengkonversi bahan
orgranik menjadi arang. Pada proses karbonisasi akan melepaskan zat
yang mudah terbakar seperti CO, CH4, H2, formaldehid, methana,
formik dan acetil acid serta zat yang tidak terbakar seperti seperti CO2,
H2O dan tar cair. Gas-gas yang dilepaskan pada proses ini mempunyai
nilai kalor yang tinggi dan dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan kalor pada proses karbonisasi.
 Pirolisis
Pirolisis atau bisa disebut thermolisis adalah proses dekomposisi kimia
dengan menggunakan pemanasan tanpa kehadiran oksigen. Proses ini
sebenarnya bagian dari proses karbonisasi yaitu proses untuk
memperoleh karbon atau arang, tetapi sebagian menyebut pada proses
pirolisis merupakan high temperature carbonization (HTC) yaitu lebih
dari 500 derajat C. Proses pirolisis menghasilkan produk berupa bahan
bakar padat yaitu karbon, cairan berupa campuran tar dan beberapa zat
lainnya. Produk lainn adalah gas berupa karbon dioksida (CO2),
metana (CH4) dan beberapa gas yang memiliki kandungan kecil.
Terdapat beberapa cara memanfaatkan energi yang tersimpan dalam
biomassa melalui pirolisis. Pembakaran langsung adalah cara yang
paling tua digunakan. Biomassa yang dibakar dapat langsung
menghasilkan panas tetapi cara ini hanya mempunyai efisiensi sebesar
10 %.
Cara lain adalah dengan mengubah biomassa menjadi cairan. Cara ini
digunakan karena keuntungannya berupa kemudahan penyimpanan,
pengangkutan, serta pembakaran. Cairan yang dihasilkan dari
pengolahan biomassa dapat berupa crude bio-oil.
 Anaerobic digestion
Proses anaerobic igestion yaitu proses dengan melibatkan
mikroorganisme tanpa kehadiran oksigen dalam suatu digester. Proses
ini menghasilkan gas produk berupa metana (CH4) dan karbon
dioksida (CO2) serta beberapa gas yang jumlahnya kecil, seperti H2,
N2, dan H2S. Proses ini bisa diklasifikasikan menjadi dua macam
yaitu anaerobic digestion kering dan basah. Perbedaan dari kedua
proses anaerobik ini adalah kandungan biomassa dalam campuran air.
pada anaerobik kering memiliki kandungan biomassa 25 – 30 %
sedangkan untuk jenis basah memiliki kandungan biomassa kurang
dari 15 %
 Gasifikasi
Gasifikasi merupakan proses yang menggunakan panas untuk merubah
biomassa padat atau padatan berkarbon lainnya menjadi gas sintetik
"seperti gas alam“ yang mudah terbakar. Melalui proses gasifikasi,
kita bisa merubah hampir semua bahan organik padat menjadi gas
bakar yang bersih, netral. Gas yang dihasilkan dapat digunakan untuk
pembangkin listrik maupun sebagai pemanas. Gas yang dihasilkan
pada gasifikasi disebut gas produser yang kandungannya didominasi
oleh gas CO, H2, dan CH4.
Secara sederhana, gasifikasi bisa dijelaskan sebagai proses
pembakaran bertahap. Hal ini dilakukan dengan membakar padatan
seperti kayu atau batu bara dengan ketersediaan oksigen yang terbatas,
sehingga gas yang terbentuk dari hasil pembakaran masih memiliki
potensi untuk terbakar. Bahan bakar gasifikasi dapat berupa material
padatan berkarbon – biasanya biomassa (kayu atau limbah berselulosa)
atau batubara. Semua senyawa organic mengandung atom karbon (C),
hydrogen (H) dan oksigen (O), dalam wujud molekul komplek yang
bervariasi. Tujuan dari gasifikasi adalah untuk memutuskan ikatan dari
molekul komplek ini menjadi gas yang sederhana yaitu Hidrogen dan
karbon monoksida (H2 dan CO). Kedua gas ini merupakan gas yang
mudah terbakar serta memiliki kerapatan energi dan densitas.
Keduanya merupakan gas yang sangat bersih dan hanya memerlukan
satu atom oksigen untuk dibakar menghasilkan karbon dioksida dan
air (CO2, H2O). Inilah yang menyebabkan pembakaran yang melalui
proses gasifikasi memiliki emisi yang snagat bersih. Dalam prosesnya,
gasifikasi merupakan rangkaian proses termal hingga terbentuk gas.
Pembakaran tidak sempurna sangat kotor dan buruk. Tujuan dari
gasifikasi adalah untuk mengendalikan proses termal secara terpisah
yang biasanya tercampur dalam proses pembakaran sederhana dan
diatur sehingga menghasilkan produk yang diinginkan.

Kesimpulan dan Saran


Indonesia saat ini masih mengandalkan energi dari fosil untuk mencukupi
kebutuhan pasokan energi nasional. Dikhawatirkan, jika Indonesia tetap
mengandalkan energi dari fosil maka beberapa puluh tahun lagi, cadangan energi
yang ada tidak akan cukup.
Energi terbarukan bisa menjadi solusi atas masalah tersebut. Energi
terbarukan berupa biomassa saat ini merupakan energi terbarukan yang paling baik
dibandingkan dengan energi terbarukan lainnya. Proses konversi yang mudah serta
investasi yang tidak terlalu besar, bisa menjadi keunggulan biomassa tersebut.
Oleh karena itu, energi biomassa ini perlu dikembangkan agar Indonesia tidak
tergantung terhadap energi yang tidak dapat diperbaharui. Sumber daya untuk limbah
biomassa sangat berlimpah terutama dari limbah sekam padi. Jika pemerintah serius
mengembangkan energi biomassa ini, maka ketergantungan Indonesia terhadap
energi fosil menjadi berkurang sehingga perubahan harga minyak mentah yang terus
naik bisa ditekan. Hal ini bisa menekan biaya baik bagi perusahaan dan negara,
dimana bahan bakar merupakan biaya yang paling vital untuk melakukan aktivitas.
DAFTAR PUSTAKA

Pinske. (2000). Electricity Engineering, Vol.2. Stuttgart: BG. Teubner.


Yulistiani, F. (2009). Kajian Tekno Ekonomi Pabrik Konversi Biomassa
menjadi Bahan Bakar Fischer-Tropsch melalui Proses Gasifikasi.
http://www.dw-world.de/dw/article/0,,3057079,00.html diakses tanggal 11
Oktober 2010.
Pambudi, N.A. http://alpensteel.com/article/51-111-energi-lain-lain/279-
energi-alternatif-itu-bernama-biomassa.pdf diakses tanggal 10 Oktober 2010.

Anda mungkin juga menyukai