Anda di halaman 1dari 7

PERKEMBANGAN SERTA PERAN TEKNOLOGI

GEOSPASIAL DAN SIG

Triyoga Widiastomo

0906555166

DEPARTEMEN GEOGRAFI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK 2O1O
TEKNOLOGI GEOSPASIAL

Geospasial berasal dari kata Geo dan Spasial, di mana Geo berarti permukaan bumi dan
Spasial berarti keruangan. Jadi dapat diartikan Geospasial adalah ilmu merujuk kepada data (dan
teknologi pengolahannya) yang terkait dengan posisi keruangannya di permukaan bumi. Kita
mengenalnya dalam bentuknya yang paling konvensional, yaitu peta.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, produk geospasial muncul dalam bentuk
digital dengan berbagai kemasan. Ini kemudian membuka bidang-bidang baru dari aplikasi teknologi
geospasial itu sendiri. Saat ini citra satelit, foto udara, data ketinggian (digital elevation model), data
tutupan lahan, dan data sejenis lainnya, digunakan untuk berbagai kepentingan.
Berikut ini adalah beberapa pemanfaatan dari data geospasial :
- Menentukan zona daerah rawan multi-bencana, melalui data ketinggian, curah hujan, data geologi
dan pergerakan lempeng tektonik
- Menentukan rute evakuasi letusan gunung berapi melalui peta zonasi rawan, peta sebaran
permukiman dan jalan
- Menyusun perencanaan tata ruang dari suatu wilayah, melalui data tentang lingkungan yang
disajikan dalam bentuk peta, data kependudukan, data penggunaan lahan
- Menentukan lokasi-lokasi ATM yang tepat bagi dunia perbankan, melalui analisa sebaran
permukiman, sebaran pusat keramaian, jalan
- Menentukan lokasi menara seluler yang tepat bagi perusahaan telekomunikasi, melalui data
tentang ketinggian suatu wilayah
Dan masih banyak lagi aplikasi pemanfaatan data geospasial. Bahkan pada hal-hal yang ada
di lingkungan kita sendiri, karena hidup kita pastilah tidak lepas dari aspek keruangan kita di bumi
ini. Untuk lebih meningkatkan kepedulian generasi muda akan pentingnya geospasial dalam
berbagai aspek kehidupan kita.
Selain itu data spasial memiliki peran penting dalam setiap aktivitas pemerintahan. Lebih
kurang 90% aktivitas pemerintahan senantiasa terkait dengan elemen spasial atau lokasi. Peran data
spasial dalam aktifitas pemerintahan antara lain:
·    Menampilkan (visualisasi) data dan informasi berikut sebarannya, sehingga memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang suatu data/informasi dibandingkan  sajian data/informasi hanya
dalam bentuk redaksional, tabel atau grafik.
·    Digunakan sebagai identifier (common ID) untuk mengintegrasikan berbagai jenis informasi yang
terkait dengan suatu lokasi/wilayah.
·    Digunakan untuk melakukan analisis yang bersifat keruangan (spatial analysis) untuk membantu
mencari solusi terbaik dari setiap permasalahan terjadi di berbagai sektor serta mendukung aktifitas
pemerintahan khususnya proses pengambilan keputusan yang efisien dan efektif.
Ketersediaan data dan informasi yg lengkap, terkini dan mudah diakses merupakan faktor
yang sangat menentukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam proses pengambilan
keputusan di berbagai sektor. Sebuah sistem informasi geospasial terpadu diperlukan untuk
menyajikan data dan informasi yg lengkap dan siap pakai untuk  mendukung berbagai aktifitas
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan.
Untuk dapat mengikuti perkembangan dan perubahan atas data dan informasi spasial yang
sangat dinamis, maka perlu adanya suatu terobosan melalui suatu penelititan dan pengembangan
untuk menjaga,agar data dan informasi spasial tersebut tetap terjamin keabsahannya serta memiliki
nilai yang tinggi.
Penelitian dan pengembangan diperlukan dalam mengembangkan infrastruktur data spasial
nasional karena pembangunan infrastruktur data spasial nasional adalah pembangunan infrastruktur
yang berbasis pada penggunaan dan pemanfaatan teknologi mutakhir. Penelitian dan
pengembangan diperlukan untuk menguasai teknologi mutakhir tersebut.
Saat ini di wilayah Indonesia sering terjadi berbagai macam bencana. Disinilah peran
teknologi spasial yang sudah berkembang pesat perlu dimanfaatkan oleh pemerintah untuk
digunakan dalam manajemen bencana di Indonesia.

TEKNOLOGI SIG
Sistem Informasi Geografis merupakan sistem berbasis computer yang didesain untuk
mengumpulkan, mengelola, memanipulasi, dan menampilkan informasi spasial (keruangan)1. Yakni
informasi yang mempunyai hubungan geometric dalam arti bahwa informasi tersebut dapat
dihitung, diukur, dan disajikan dalam sistem koordinat, dengan data berupa data digital yang terdiri
dari data posisi (data spasial) dan data semantiknya (data atribut). SIG dirancang untuk
mengumpulkan, menyimpan dan menganalisis suatu obyek dimana lokasi geografis merupakan
karakteristik yang penting, dan memerlukan analisis yang kritis. Penanganan dan analisis data
berdasarkan lokasi geografis merupakan kunci utama SIG. Oleh karena itu data yang digunakan dan
dianalisa dalam suatu SIG berbentuk data peta (spasial) yang terhubung langsung dengan data
tabular yang mendefinisikan bentuk geometri data spasial. Misalnya apabila kita membuat suatu
theme atau layer tertentu, maka secara otomatis layer tersebut akan memiliki data tabular yang
berisi informasi tentang bentuk datanya (point, line atau polygon) yang berada dalam layer tersebut.
SIG juga merupakan sebuah alat bantu manajemen berupa informasi berbantuan komputer
yang berkait erat dengan sistem pemetaan dan analisis terhadap segala sesuatu serta peristiwa-
peristiwa yang terjadi di muka bumi. Teknologi SIG mengintegrasikan operasi pengolahan data
berbasis database yang biasa digunakan saat ini, seperti pengambilan data berdasarkan kebutuhan
dan analisis statistik dengan menggunakan visualisasi yang khas serta berbagai keuntungan yang
mampu ditawarkan melalui analisis geografis melalui gambargambar petanya. Kemampuan tersebut
membuat SIG berbeda dengan system informasi pada umumnya. Dengan SIG kita mampu
melakukan lebih banyak dibanding hanya dengan menampilkan data semata-mata. SIG
menggabungkan semua kemampuan, baik yang hanya berupa sekedar tampil saja, sistem informasi
yang tersaji secara thematis, dan sistem pemetaan yang berdasarkan susunan dan jaringan lalu-
lintas jalan, bersamaan dengan kemampuan untuk menganalisa lokasi geografis dan informasi-
informasi tertentu yang terkait terhadap lokasi yang bersangkutan. Dan jangan lupa, SIG adalah
sebuah aplikasi dinamis yang akan terus berkembang. Peta yang dibuat pada aplikasi ini tidak hanya
akan berhenti dan terbatas untuk keperluan saat dibuatnya saja. Peremajaan terhadap informasi
yang terkait pada peta tersebut dapat dilakukan dengan mudah, dan secara otomatis peta tersebut
akan segera menunjukkan akan adanya perubahan informasi tadi. Semuanya itu dapat dikerjakan
dalam waktu singkat, tanpa perlu belajar secara khusus. SIG sangat memungkinkan untuk membuat
tampilan peta, menggunakannya untuk keperluan presentasi dengan menunjuk dan meng-kliknya,
serta untuk menggambarkan dan menganalisis informasi dengan cara pandang baru, mengungkap
semua keterkaitan yang selama ini tersembunyi, pola, beserta kecenderungannya.
Konsep Sistem Informasi Geografis
Sumber data untuk keperluan GIS dapat berasal dari data citra, data lapangan, survei
kelautan, peta, sosial ekonomi dan GPS. Selanjutnya diolah dilaboratorium atau studio GIS dengan
software tertentu sesuai dengan kebutuhannya untuk menghasilkan produk yang berupa informasi
yang berguna dapat berupa peta konvensional maupun peta digital sesuai keperluan user, maka
harus ada input kebutuhan yang diiinginkan user, dapat dilihat pada gambar berikut :

Komponen Sistem Informasi Geografis


Secara umum, Sistem Informasi Geografis bekerja berdasarkan integrasi komponen, yaitu:
Hardware, Software, Data, Manusia, dan Metode. Kelima komponen tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Hardware
Sistem Informasi Geografis memerlukan spesifikasi komponen hardware yang sedikit lebih tinggi
dibanding spesifikasi komponen sistem informasi lainnya. Hal tersebut disebabkan karena data-
data yang digunakan dalam SIG, penyimpanannya membutuhkan ruang yang besar dan dalam
proses analisanya membutuhkan memory yang besar dan processor yang cepat. Beberapa
Hardware yang sering digunakan dalam Sistem Informasi Geografis adalah: Personal Computer
(PC), Mouse, Digitizer, Printer, Plotter, dan Scanner.
2. Software
Sebuah software SIG haruslah menyediakan fungsi dan tool yang mampu melakukan penyimpanan
data, analisis, dan menampilkan informasi geografis.
Dengan demikian elemen yang harus terdapat dalam komponen software SIG adalah:
o Tools untuk melakukan input dan transformasi data geografis
o Sistem Manajemen Basis Data.
o Tools yang mendukung query geografis, analisis, dan visualisasi.
o Geographical User Interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tool geografi.
3. Data
Hal yang merupakan komponen penting dalam SIG adalah data. Secara fundamental, SIG bekerja
dengan 2 tipe model data geografis, yaitu model data vector dan model data raster.
Dalam model data vector, informasi posisi point, garis, dan polygon disimpan dalam bentuk
koordinat x,y. Bentuk garis, seperti jalan dan sungai dideskripsikan sebagai kumpulan daru
koordinat-koordinat point. Bentuk polygon, seperti daerah penjualan disimpan sebagai
pengulangan koordinat yang tertutup. Data raster terdiri dari sekumpulan grid atau sel seperti
peta hasil scanning maupun gambar atau image. Masing-masing grid memiliki nilai tertenti yang
bergantung pada bagaimana image tersebut digambarkan.
4. Manusia
Komponen manusia memegang peranan yang sangat menentukan, karena tanpa manusia maka
sistem tersebut tidak dapat diaplikasikan dengan baik. Jadi manusia menjadi komponen yang
mengendalikan suatu sistem sehingga menghasilkan suatu analisa yang dibutuhkan.
5. Metode
SIG yang baik memiliki keserasian antara rencana desain yang baik dan aturan dunia nyata, dimana
metode, model dan implementasi akan berbeda untuk setiap permasalahan.

PERAN SIG DALAM MANAJEMEN BENCANA

Perencanaan
- Dengan menggunakan SIG, pemerintah dapat menunjukkan bencana dan mulai
mengevaluasi potensi bencana.
- Ketika bahaya atau bencana yang dilihat dengan data peta lain (jalan, jaringan pipa,
bangunan, kawasan perumahan, saluran listrik, fasilitas penyimpanan, dll) pemerintah dapat
mulai merumuskan mitigasi, kesiapsiagaan, respon, dan kebutuhan pemulihan yang
mungkin.
- Personel keamanan publik dapat memfokuskan diri pada upaya dimana mitigasi diperlukan,
dimana upaya kesiapsiagaan harus terfokus, di mana upaya tanggap harus diperkuat, dan
jenis usaha pemulihan yang mungkin diperlukan.
Mitigasi
- Jika potensi situasi darurat sudah diidentifikasi, mitigasi dapat ditentukan dan diprioritaskan.
Dalam kasus gempa bumi, perkembangan apa yang berada dalam zona utama gempa,
berdasarkan besarnya sebuah gempa bumi, tanah, dan data geologi lain, kerusakan apa yang
mungkin terjadi.
- Karena risiko dapat ditampilkan dengan cepat dan efisien melalui SIG, memanfaatkan
database yang ada terkait dengan fitur geografis dalam SIG membuat ini mungkin.
- SIG dapat mengidentifikasi kategori kemiringan lereng tertentu dalam kombinasi dengan
vegetasi tertentu yang mudah terbakar di dekat rumah yang bisa terancam oleh kobaran api.
Suatu SIG dapat mengidentifikasi jenis-jenis tanah tertentu dan berdekatan dengan zona
dampak gempa bumi dimana jembatan mempunyai risiko. Lebih penting lagi, kehidupan
manusia dan hal penting lain (properti, habitat, satwa liar, dll) pada risiko dari keadaan
darurat ini dapat dengan cepat diidentifikasi dan ditargetkan untuk tindakan protektif.

Peta Wilayah Rawan Gempa di Indonesia


Persiapan
- Kesiapsiagaan mencakup kegiatan-kegiatan yang mempersiapkan untuk keadaan darurat
yang sebenarnya. SIG dapat menyediakan jawaban atas pertanyaan seperti Berapa banyak
paramedis yang diperlukan, dan di mana mereka harus berada. Rute evakuasi mana yang
harus dipilih, bagaimana orang-orang diberitahu.
- SIG dapat menampilkan monitoring "real time" untuk peringatan darurat dini, pergerakan
bumi (gempa bumi), tingkat reservoir bendungan, monitor radiasi, dan sebagainya,
semuanya dapat dipantau dan ditampilkan berdasarkan lokasi dalam SIG.

Respon
- SIG dapat menyediakan salah satu komponen utama untuk sistem Computer-Aided Dispatch
(CAD). Unit respon darurat berbasis di lokasi tetap dapat diseleksi dan diarahkan untuk
tanggap darurat.
- Unit yang terdekat (tercepat) dapat dipilih, dialihkan, dan dikirim ke lokasi darurat yang
sudah diketahui. Tergantung pada keadaan darurat, sebuah SIG dapat memberikan
informasi rinci sebelum unit pertama tiba.
- Dalam beberapa darurat di lokasi yang berbeda, suatu SIG dapat menampilkan lokasi unit
darurat saat ini dan ditugaskan untuk mempertahankan status situasi keseluruhan.
- Jika keadaan darurat menjadi bencana dan unit tanggap darurat datang dari luar daerah
setempat, mereka dapat ditambahkan dan ditampilkan.

Pemulihan Awal
- Rencana jangka panjang dan kemajuan dapat ditampilkan dan dilacak memanfaatkan SIG.
- Prioritas untuk investasi restorasi besar dapat dibuat dengan bantuan SIG.
- Setelah restorasi jangka panjang selesai, dapat diidentifikasi dan dilacak secara visual melalui
SIG.

Sumber :

Slide “The Concept of Spatial-based Strategic Planning and Monitoring for Disaster Management”
oleh Ridwan Yunus dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) – UNDP

http://www.gisdevelopment.net/application/natural_hazards/overview/images/mma09_habib2.jpg

http://infoindonesia.files.wordpress.com/2008/02/petagempa.jpg?w=611&h=358

http://www.managementfile.com/journal.php?id=24&sub=journal&page=ict&awal=760

http://www.bakosurtanal.go.id/bakosurtanal/the-5th-indonesian-geo-information-technology-
exhibition/

http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?
view=article&catid=25%3Aindustri&id=223%3Asig&option=com_content&Itemid=15

Anda mungkin juga menyukai