BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan latihan-latihan yang diberikan dan dialami serta dilalui mereka sejak
kecil.
Usia 6-8 tahun otak anak masih dalam tahap perkembangan atau
bentuk pengalaman baik dari guru ataupun lingkungan sekitar akan dengan
belajar siswa pada mata pelajaran gabungan ( IPA, Matematika dan bahasa
Indonesia ).
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil belajar siswa pada mata
rata-rata dari 32 siswa Kelas II SDN 019 Lumbis adalah sebagai berikut
( Data Terlampir ) : 6,25 untuk mata pelajaran IPA ( KKM = 6,56 ) atau
dan 6,50 untuk mata pelajaran Bahasa Indoesia ( KKM = 6,50 ) atau
53,12 %.
1. Batasan Masalah
pembelajaran tematik.
2. Rumusan Masalah
A. Tujuan Penelitian
Bertitik tolak dari rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin
pembelajaran tematik terhadap hasil belajar IPA siswa kelas II SDN 019
Lumbis.
tematik.
pelajaran IPA.
A. Manfaat Penelitian
diantaranya :
pembelajaran IPA.
menyenangkan ( PAKEM ).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian belajar
potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam
bahwa suatu kegiatan dikatakan belajar apabila memiliki tiga ciri sebagai
berikut: 1). belajar adalah perubahan tingkah laku. 2). perubahan terjadi
tersebut harus bersifat permanen dan tetap ada untuk waktu yang cukup lama.
kepandaian atau ilmu dan berubah tingkah laku atau tanggapan yang
di atas agar terjadi proses belajar atau terjadinya perubahan tingkah laku
5
siswa dan pengalaman belajar tersebut harus sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.
bagi anak kelas awal sekolah dasar. Sesuai dengan tahapan perkembangan
siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok
antaranya:
5. Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi
7. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara
tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga
dengan baik apabila ia dapat menerapkan cara mengajar yang sesuai dengan
berikut :
terjadi di dalam diri siswa. Dengan kondisi ini guru dapat mengerti kondisi –
Ada banyak teori – teori belajar, di mana setiap teori memiliki konsep
atau prinsip sendiri tentang belajar. Teori belajar yang terkemuka di abad 20
7
teori kognitivisme.
pengalaman belajar. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang terjadi
karena adanya stimuli dan respon yang diamati. Menurut teori ini manipulasi
lingkungan sangat penting agar dapat diperoleh perubahan tingkah laku yang
diharapkan.
Teori behaviorisme ini sangat menekankan pada apa yang dapat dilihat
yaitu tingkah laku, tidak memperhatikan apa yang terjadi di dalam fikiran
manusia. Dalam menerapkan teori ini yang paling penting adalah guru harus
pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku. Teori ini
kelompok teori ini adalah teori perkembangan Piaget, teori kognitif Bruner,
(Traves dalam Toeti 1992:28). Oleh karena itu proses belajar seseorang akan
Menurut Bruner, proses belajar terjadi lebih ditentukan oleh cara kita
mengatur materi pelajaran, dan bukan ditentukan oleh umur siswa. Proses
verbal.
pengalaman.
Anak usia Sekolah Dasar kelas I, II, III, secara konseptual termasuk ke
belajar anak usia Sekolah Dasar merupakan dasar dan orientasi pedagogis
sekalipun pada dua individu yang lahir kembar. Keragaman karakteristik ini
Pertama, tipe auditori di mana anak lebih mudah menyerap apa yang
tipe auditori ini harus didukung dengan suara guru yang lantang dan keras,
begitu suara yang didengar anak tidak lagi mendengar atau bahkan mengobrol
dengan temannya.
Kedua, tipe visual di mana anak lebih senang belajar dengan cara
melihat. Anak dengan tipe visual harus didukung dengan media visual berupa
selalu bergerak. Anak dengan tipe kinestetik lebih senang belajar sambil
C. Pembelajaran bermakna
10
Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu
dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Kegiatan
pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam
lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar
bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri
sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah
dilupakan. Dengan demikian, agar terjadi belajar bermakna maka guru harus
Dengan kata lain, belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami
proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat
pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang
sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu
semester I adalah :
hidup.
tempat lainnya ).
5. Mengidentifikasi ciri – ciri benda padat dan cair yang ada di lingkungan
sekitar.
13
pengamatan.
14
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
dalam dua kali pertemuan dan siklus II yang terdiri dari satu kali pertemuan.
benda cair.
Kegunaan Benda.
B. Subyek Penelitian
pertama tahun ajaran 2010 / 2011. Subyek penelitian adalah siswa kelas II
SDN 019 Lumbis dengan jumlah 37 orang yang terdiri atas 21 siswa laki-laki
Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas II SDN 019 Lumbis tahun
teknik tes dan non tes. Teknik pelaksanaan non tes dilakukan pada saat
pembelajaran.
c. Melaksanakan tes hasil belajar per individu yang harus dijawab oleh
siswa.
masing-masing siklus.
belajar. Instrumen ini berbentuk soal isian yang dirancang oleh peneliti
dengan mengacu pada buku pelajaran IPA SD kelas II. Instrumen soal
skor yang diperoleh siswa dari tes hasil belajar menggunakan skala 100
validasi untuk mendapatkan tes yang valid. Validitas tes yang dilakukan
validitas ini apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan
penilaian dan pertimbangan dari penilai yang terdiri atas 3 orang penilai,
0= Jika indikator tidak sesuai dengan butir soal atau pernyataan dan
komunikatif.
Data yang diterima dan kemudian dihitung rata-rata persentase pemberian
Keterangan :
bahwa tes secara keseluruhan dinyatakan valid jika rata – rata persentase
Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus dan sesuai dengan tahapan – tahapan
sebagai berikut :
1. Perencanaan
18
pelajaran IPA.
pelajaran IPA.
pembelajaran di kelas.
1. Pelaksanaan tindakan
yang mungkin muncul dari tingkah laku siswa pada saat berlangsungnya
19
sejauh mana kegiatan yang dilakukan. Hasil analisis data yang diperoleh
Teknik analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
menentukan besar persentase penguasaan siswa pada tiap aspek yang diukur
P = JBN x 100
Keterangan :
P = Angka persentase
N = Jumlah soal
( Sudijono, 2005 )
pada setiap mata pelajaran, maka klasifikasi hasil belajar siswa dalam materi
sebagai berikut :
Penugasan Keterangan
> 95,00 Istimewa
20
P= fN x 100 %
Keterangan :
P = Angka Persentse
N = Jumlah Individu
( Sudijono, 2005 )
Pemberian skor siswa pada penilaian afektif dan respon siswa, menggunakan
skala Likert dengan rentang 1 – 5 untuk pernyataan positif yaitu sangat setuju = 5,
setuju = 4, ragu – ragu = 3, tidak setuju = 2, dan sangat tidak tidak setuju = 1.
Berdasarkan acuan dari Ratumanan & Laurens ( 2003 ) digunakan kriteria sebagai
berikut :
B. Hipotesis Tindakan
dengan Pokok Bahasan Benda dan Sifatnya dengan pendekatan tematik dapat
C. Indikator Keberhasilan
Sebagai indikator keberhasilan dlam penelitian ini dapat dilihat dari hasil
belajar siswa pada Mata Pelajaran IPA di mana ketuntasan belajar secara
klasikal yaitu apabila mencapai 75 % atau lebih dari jumlah seluruh siswa
mana standar KKM untuk mata Pelajaran IPA di SDN 019 Lumbis = 65.