Anda di halaman 1dari 11

Tauhid

Kali ini saya akan memberikan artikel tentang tauhid yang saya ambil dari kitab Tauhid
karangan Syek Abdul Wahab.

BAB 23
PENJELASAN BAHWA SEBAGIAN UMAT INI ADA
YANG MENYEMBAH BERHALA

Firman Alloh Subhanahu wa Subhanahu wa Ta’ala :


]‫[ألم تر إلى الذين أوتوا نصيبا من الكتاب يؤمنون بالجبت والطاغوت ويقولون للذين كفروا هؤالء أهدى من الذين آمنوا سبيال‬
“Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari Al kitab ?, mereka beriman kepada
Jibt dan Thoghut, dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Mekkah), bahwa mereka itu lebih
benar jalannya dari orang-orang yang beriman.” (QS. An nisa’, 51 ).
]‫ وجعل منهم القردة والخنازير وعبد الطاغوت‬،‫ من لعنه هللا وغضب عليه‬،‫[قل هل أنبئكم بشر من ذلك مثوبة عند هللا‬.
“Katakanlah :” maukah aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari
pada (orang-orang fasik) itu dihadapan Alloh, yaitu orang-orang yang dilaknati dan dimurkai, dan diantara
mereka ada yang dijadikan kera dan babi, dan orang-orang yang menyembah Thoghut” (QS. Al maidah, 60).
]‫[قال الذين غلبوا على أمرهم لنتخذن عليهم مسجدا‬
“…Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata: “sungguh kami akan mendirikan sebuah rumah
peribadatan di atas gua mereka”.” (QS. Al kahfi, 21).
Dari Abu Saidt, Rasululloh ShallAllohu’alaihi wa Sallam bersabda :
" " ‫" فمن ؟‬: ‫ اليهود والنصارى ؟ قال‬،‫ يا رسول هللا‬: ‫ قالوا‬،"‫ حتى لو دخلوا جحر ضب لدخلتموه‬،‫لتتبعن سنن من كان قبلكم حذو القذة بالقذة‬
‫أخرجه البخاري ومسلم‬.
“Sungguh kalian akan mengikuti (meniru) tradisi umat-umat sebelum kalian selangkah demi selangkah
sampai kalaupun mereka masuk kedalam liang biawak niscaya kalian akan masuk ke dalamnya pula.”, para
sahabat bertanya : “Ya Rasululloh, orang-orang yahudi dan Nasranikah ?”, beliau ShallAllohu’alaihi wa
Sallam menjawab : “siapa lagi ?” (HR. Buhkhori dan Muslim).
Imam Muslim meriwayatkan dari Tsauban, bahwa Rasululloh ShallAllohu’alaihi wa Sallam bersabda :
" ‫ وإني‬،‫ األحمر واألبيض‬: ‫ وأعطيت كنـزين‬،‫ وإن أمتي سيبلغ ملكها ما زوي لي منها‬،‫ فرأيت مشارقها ومغاربها‬،‫إن هللا زوى لي األرض‬
‫ يا محمد إني إذا قضيت‬: ‫ وإن ربي قال‬،‫ وأن ال يسلط عليهم عدوا من سوى أنفسهم فيستبيحـ بيضتهم‬،‫سألت ربي ألمتي أن ال يهلكها بسنة بعامة‬
‫ ولو اجتمع عليهم‬،‫ وأن ال أسلط عليهم عدوا من سوى أنفسهم فيستبيح بيضتهم‬،‫ وإني أعطيتك ألمتك أن ال أهلكهم بسنة بعامة‬،‫قضاء فإنه ال يرد‬
‫ ويسبي بعضهم بعضا‬،‫ حتى يكون بعضهم يهلك بعضا‬،‫"من بأقطارها‬.
“Sungguh Alloh telah membentangkan bumi kepadaku, sehingga aku dapat melihat belahan timur dan barat,
dan sungguh kekuasaan umatku akan sampai pada belahan bumi yang telah dibentangkan kepadaku itu, dan
aku diberi dua simpanan yang berharga, merah dan putih (imperium Persia dan Romawi), dan aku minta
kepada Rabbku untuk umatku agar jangan dibinasakan dengan sebab kelaparan (paceklik) yang
berkepanjangan, dan jangan dikuasakan kepada musuh selain dari kaum mereka sendiri, sehingga musuh itu
nantinya akan merampas seluruh negeri mereka.
Lalu Rabb berfirman : “Hai Muhammad, jika aku telah menetapkan suatu perkara, maka ketetapan itu tak
akan bisa berubah, dan sesungguhnya Aku telah memberikan kepadamu untuk umatmu untuk tidak
dibinasakan dengan sebab paceklik yang berkepanjangan, dan tidak akan dikuasai oleh musuh selain dari
kaum mereka sendiri, maka musuh itu tidak akan bisa merampas seluruh negeri mereka, meskipun manusia
yang ada di jagat raya ini berkumpul menghadapi mereka, sampai umatmu itu sendiri sebagian
menghancurkan sebagian yang lain, dan sebagian meraka menawan sebagian yang lain.”
Hadits ini diriwayatkan pula oleh Al barqoni dalam sholehnya dengan tambahan :
"،‫ وال تقوم الساعة حتى يلحق حي من أمتى بالمشركين‬،‫ وإذا وقع عليهم السيف لم يرفع إلى يوم القيامة‬،‫وإني أخاف على أمتى األئمة المضلين‬
‫ وال تزال طائفة‬،‫ ال نبي بعدي‬،‫ وأنا خاتم النبيين‬،‫ كلهم يزعم أنه نبي‬،‫ وإنه سيكون في أمتى كذابون ثالثون‬،‫وحتى تعبدـ فئام من أمتى األوثان‬
‫ حتى يأتي أمر هللا تبارك وتعالى‬،‫ ال يضرهم من خذلهم وال من خالفهم‬،‫"من أمتى على الحق منصورة‬.
“Dan yang aku khawatirkan terhadap umatku tiada lain adalah adanya pemimpin yang menyesatkan, dan
ketika terjadi pertumpahan darah diantara mereka, maka tidak akan berakhir sampai datangnya hari kiamat,
dan hari kiamat tidak akan kunjung tiba kecuali ada diantara umatku yang mengikuti orang musyrik, dan
sebagian lain yang menyembah berhala, dan sungguh akan ada pada umatku 30 orang pendusta, yang
mengaku sebagai Nabi, padahal aku adalah penutup para Nabi, tidak ada Nabi lain setelah aku, meskipun
demikian akan tetap ada segolongan dari umatku yang tetap tegak membela kebenaran, dan mereka selalu
mendapat pertolongan Alloh ta'ala, mereka tak tergoyahkan oleh orang-orang yang menelantarkan mereka
dan memusuhi mereka, sampai datang keputusan Alloh”.

Kandungan dalam bab ini :


1. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam surat An Nisa’([2]).
2. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam surat Al Maidah ([3]).
3. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam surat Al Kahfi ([4]).
4. Masalah yang sangat penting sekali, yaitu pengertian tentang beriman terhadap Jibt dan
thoghut, apakah sekedar mempercayainya dalam hati, atau mengikuti orang-orangnya,
sekalipun membenci barang-barang tersebut dan mengerti akan kebatilannya ?.
5. [sebagai buktinya], apa yang dikatakan oleh Ahli kitab kepada orang-orang kafir (kaum
Musyrikin Makkah) bahwa mereka lebih benar jalannya dari pada orang-orang yang beriman.
6. Iman kepada Jibt dan Thoghut pasti akan terjadi di kalangan umat ini (umat Islam),
sebagaimana yang ditetapkan dalam hadits Abu Said. Dan inilah yang dimaksud dalam bab
ini.
7. Pernyataan Rasululloh ShallAllohu’alaihi wa Sallam bahwa akan terjadi penyembahan
berhala dari kalangan umat ini.
8. Satu hal yang amat mengherankan adalah menculnya orang yang mendakwahkan dirinya
sebagai Nabi, seperti Al Mukhtar bin Abu Ubaid Ats tsaqafi ([5]); padahal ia mengucapkan
dua kalimah syahadat, dan menyatakan bahwa dirinya termasuk dalam umat Muhammad, dan
ia meyakini bahwa Rasululloh itu haq dan Al Qur’an juga haq, yang didalamnya diterangkan
bahwa Muhammad adalah penutup para Nabi. Walaupun demikian ia dipercayai banyak
orang, meskipun adanya kontradiksi yang jelas sekali. Ia hidup pada akhir masa sahabat dan
diikuti oleh banyak orang.
9. Rasululloh ShallAllohu’alaihi wa Sallam menyampaikan kabar gembira bahwa al haq
(kebenaran Alloh dan ajaranNya) tidak akan dapat dilenyapkan sama sekali, sebagaimana
yang terjadi pada masa lalu, tetapi masih akan selalu ada sekelompok orang yang berpegang
teguh dan membela kebenaran.
10. Bukti kongkritnya adalah : mereka walaupun sedikit jumlahnya, tetapi tidak tergoyahkan
oleh orang-orang yang menelantarkan dan menentang mereka.
11. Kondisi seperti ini akan berlangsung sampai hari kiamat.
12. Bukti bukti akan kenabian Muhammad ShallAllohu’alaihi wa Sallam yang terkandung
dalam hadits ini adalah :
• Pemberitahuan beliau bahwa Alloh telah membentangkan kepadanya belahan bumi sebelah
barat dan timur, dan menjelaskan makna dari hal itu, kemudian terjadi seperti yang beliau
beritakan, berlainan halnya dengan belahan selatan dan utara.
• Pemberitahuan beliau bahwa beliau diberi dua simpanan yang berharga.
• Pemberitahuan beliau bahwa do’anya untuk umatnya dikabulkan dalam dua hal, sedangkan
hal yang ketiga tidak dikabulkan.
• Pemberitahuan beliau bahwa akan terjadi pertumpahan darah diantara umatnya, dan kalau
sudah terjadi tidak akan berakhir sampai hari kiamat.
• Pemberitahuan beliau bahwa sebagian umat ini akan menghancurkan sebagian yang lain,
dan sebagian mereka menawan sebagian yang lain.
• Pemberitahuan beliau tentang munculnya orang-orang yang mendakwahkan dirinya sebagai
Nabi pada umat ini.
• Pemberitahuan beliau bahwa akan akan tetap ada sekelompok orang dari umat ini yang
tegak membela kebenaran, dan mendapat pertolongan Alloh.
Dan itu semua benar benar telah terjadi seperti yang telah diberitahukan, padahal semua yang
diberitahukan itu diluar jangkauan akal manusia.
1. Apa yang beliau khawatirkan terhadap umatnya hanyalah munculnya para pemimpin yang
menyesatkan.
2. Perlunya perhatian terhadap makna dari penyembahan berhala.

MAKALAH TAUHID
31/10/2009 — Dunia pesantren

KATA PENGANTAR

Tauhid adalah pegangan pokok dan sangat menentukan bagi kehidupan manusia, karena
tauhid menjadi landasan bagi setiap amal yang dilakukan. Hanya amal yang dilandasi dengan
tauhidullah, menurut tuntunan Islam, yang akan menghantarkan manusia kepada kehidupan
yang baik dan kebahagiaan yang hakiki di alam akhirat nanti.

Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Quran surat An Nahl ayat 97 :

Artinya :

Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan.

(QS. An Nahl : 97)

Tauhid bukan sekedar mengenal dan mengerti bahwa pencipta alam semesta ini adalah Allah,
bukan sekedar mengetahui bukti bukti rasional tentang kebenaran wujud (keberadaan) Nya,
dan wahdaniyah (keesaan) Nya, dan bukan pula sekedar mengenal Asma’ dan SifatNya.

Iblis mempercayai bahwa Tuhannya adalah Allah, bahkan mengakui keesaan dan
kemahakuasaan Allah dengan meminta kepada Allah melalui Asma’ dan SifatNya. Kaum
jahiliyah kuno yang dihadapi Rasulullah, juga meyakini bahwa Tuhan Pencipta, Pengatur,
Pemelihara dan Penguasa alam semesta ini adalah Allah. Namun, kepercayaan dan keyakinan
mereka itu belumlah menjadikan mereka sebagai makhluk yang berpredikat muslim, yang
beriman kepada Allah.

Dari sini timbullah pertanyaan : “Apakah hakekat tauhid itu ?”


Tauhid adalah pemurnian ibadah kepada Allah. Maksudnya yaitu menghambakan diri hanya
kepada Allah secara murni dan konsekwen dengan mentaati segala perintahNya dan menjauhi
segala laranganNya, dengan penuh rasa rendah diri, cinta, harap dan takut kepadaNya.

Untuk inilah sebenarnya manusia diciptakan Allah, dan sesungguhnya misi para Rasul adalah
untuk menegakkan tauhid dalam pengertian tersebut di atas, mulai dari Rasul pertama sampai
Rasul terahir, yaitu Nabi Muhammad.

Makalah ini dibuat bukan hanya untuk melengkapi tugas mata kuliah pendidikan agama
islam, tapi juga diharapkan bisa sebagai pedoman untuk mengetahui hakekat tauhid dan
kemudian menjadikannya sebagai pegangan hidup.

Semoga Makalah ini bermanfaat bagi kita dalam usaha mewujudkan ibadah kepada Allah
dengan semurni-murninya. Hanya kepada Allah kita menghambakan diri, dan hanya
kepadaNya kita memohon pertolongan. Semoga sholawat dan salam senantiasa dilimpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya. Amin.

BAB I

PENDAHULUAN

1.   Latar Belakang Masalah

Banyak dari umat Islam hanya mengenal agama Islam dengan hanya yakin dan percaya
bahwa Allah SWT adalah Tuhannya. Mereka tidak mengenal secara luas tentang Tauhid dan
bagaimana cara mengesakan Allah SWT, sehingga mereka hanya yakin dan percaya dengan
Islam tanpa adanya Ibadah dan pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari.

Renungkanlah QS. Al Ikhlash ayat 1 s.d. 4 :

Artinya :

1. Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.


2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”

(QS. Al Ikhlash : 1-4)

Firman Allah dalam QS. Adz Dzaariyaat ayat 56 :

Artinya :

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepada-Ku.”

(QS. Adz Dzaariyaat : 56)

Bila kita cermati ayat-ayat Al-Quran di atas, sangatlah jelas bahwa Allah adalah satu dan kita
wajib beribadah kepada Allah SWT serta janganlah menyutukanNya dengan apapun.
2.   Perumusan Masalah

Dalam makalah ini penulis akan membahas masalah Tauhid dalam Islam yaitu sebagai
berikut :

1. Pengertian Tauhid
2. Pembagian Tauhid
3. Hakekat dan Inti Tauhid
4. Buah Hakekat Iman
5. Keutamaan Tauhid
6. Balasan Ahli Tauhid
7. Keagungan Kalimat Tauhid
8. Kesempurnaan Tauhid

BAB II

PEMBAHASAN

A.   Pengertian Tauhid

Tauhid, yaitu seorang hamba meyakini bahwa Allah SWT adalah Esa, tidak ada sekutu bagi-
Nya dalam rububiyah (ketuhanan), uluhiyah (ibadah), Asma` dan Sifat-Nya.

Urgensi Tauhid: Seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah SWT semata, Rabb
(Tuhan) segala sesuatu dan rajanya. Sesungguhnya hanya Dia yang Maha Pencipta, Maha
Pengatur alam semesta. Hanya Dia lah yang berhak disembah, tiada sekutu bagiNya. Dan
setiap yang disembah selain-Nya adalah batil. Sesungguhnya Allah SWT bersifat dengan
segala sifat kesempurnaan, Maha Suci dari segala aib dan kekurangan. Allah SWT
mempunyai nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang tinggi.

B.   Pembagian Tauhid

Tauhid yang didakwahkan oleh para rasul dan diturunkan kitab-kitab karenanya ada dua :

1.   Tauhid dalam pengenalan dan penetapan, dan dinamakan dengan Tauhid Rububiyah dan
Tauhid Asma dan Sifat. Yaitu menetapkan hakekat zat Rabb SWT dan mentauhidkan
(mengesakan) Allah SWT dengan asma (nama), sifat, dan perbuatan-Nya.

Pengertiannya : seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah SWT sematalah Rabb
yang Menciptakan, Memiliki, Membolak-balikan, Mengatur alam ini, yang sempurna pada
zat, Asma dan Sifat-sifat, serta perbuatan-Nya, Yang Maha Mengetahui segala sesuatu, Yang
Meliputi segala sesuatu, di Tangan-Nya kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Dia SWT mempunyai asma’ (nama-nama) yang indah dan sifat yang tinggi. Dalam QS. QS.
Asy-Sura ayat 11 :

Artinya :

(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-
pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu
berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-
lah yang Maha Mendengar dan Melihat.

(QS. Asy-Sura : 11)

2.   Tauhid dalam tujuan dan permohonan, dinamakan tauhid uluhiyah dan ibadah, yaitu
mengesakan Allah SWT dengan semua jenis ibadah, seperti: doa, shalat, takut, mengharap,
dll.

Pengertiannya : Seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah SWT saja yang
memiliki hak uluhiyah terhadap semua makhlukNya. Hanya Dia SWT yang berhak untuk
disembah, bukan yang lain. Karena itu tidak diperbolehkan untuk memberikan salah satu dari
jenis ibadah seperti: berdoa, shalat, meminta tolong, tawakkal, takut, mengharap,
menyembelih, bernazar dan semisalnya  melainkan hanya untuk Allah SWT semata. Siapa
yang memalingkan sebagian dari ibadah ini kepada selain Allah SWT maka dia adalah
seorang musyrik lagi kafir. Firman Allah SWT :

Artinya :

Dan barangsiapa menyembah tuhan yang lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu
dalilpun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya.
Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung.

(QS. Al-Mukminun : 117)

Tauhid Uluhiyah atau Tauhid Ibadah; kebanyakan manusia mengingkari tauhid ini. Oleh
sebab itulah Allah SWT mengutus para rasul kepada umat manusia, dan menurunkan kitab-
kitab kepada mereka, agar mereka beribadah kepada Allah SWT saja dan meninggalkan
ibadah kepada selain-Nya.

1.    Firman Allah SWT:

Artinya :

Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan
kepadanya : “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah
olehmu sekalian akan Aku.”

(QS. Al-Anbiya` :25)

2.    Firman Allah SWT :

Artinya :

Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
“Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang
yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti
kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).
(QS. An-Nahl :36)

Thaghut adalah syaitan dan apa saja yang disembah kecuali selain dari Allah SWT.

C.   Hakekat dan Inti Tauhid

Hakekat dan inti tauhid adalah agar manusia memandang bahwa semua perkara berasal dari
Allah SWT, dan  pandangan ini membuatnya tidak menoleh kepada selainNya tanpa sebab
atau perantara. Seseorang  melihat yang baik dan buruk, yang berguna dan yang berbahaya
dan semisalnya, semuanya  berasal dariNya. Seseorang menyembahNya dengan ibadah yang
mengesakanNya dengan ibadah itu dan tidak menyembah kepada yang lain.

D.   Buah Hakekat Iman

Seseorang hanya boleh tawakkal  kepada Allah SWT semata, tidak memohon kepada
makhluk serta tidak memperdulikan celaan mereka. Ia ridha kepada Allah SWT,
mencintaiNya dan tunduk kepada hukumNya.

Tauhid Rububiyah diakui manusia dengan naluri fitrahnya dan pemikirannya terhadap alam
semesta. Tetapi sekedar mengakui saja tidaklah cukup untuk beriman kepada Allah SWT dan
selamat dari siksa. Sungguh iblis telah mengakuinya, juga orang-orang musyrik, namun tidak
ada gunanya bagi mereka. Karena mereka tidak mengakui tauhid ibadah kepada Allah SWT
semata.

Siapa yang mengakui Tauhid Rububiyah saja, niscaya dia bukanlah seorang yang bertauhid
dan bukan pula seorang muslim, serta tidak dihormati/diharamkan darah dan hartanya sampai
dia mengakui dan menjalankan Tauhid Uluhiyah. Sehingga dia bersaksi bahwa tidak Ilah
(sesembahan) yang berhak disembah selain Allah SWT semata, tidak ada sekutu bagiNya.
Dan dia mengakui hanya Allah SWT saja yang berhak disembah, bukan yang lainnya. dan
konsekuensinya adalah hanya beribadah kepada Allah SWT saja, tidak ada sekutu bagiNya.

Tauhid Uluhiyah dan Rububiyah memiliki ketergantungan satu sama lain:

1. Tauhid Rububiyah mengharuskan kepada Tauhid Uluhiyah. Siapa yang mengakui bahwa
Allah SWT Maha Esa, Dia lah Rabb, Pencipta, Yang Memiliki, dan yang memberi rizki
niscaya mengharuskan dia mengakui bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah
SWT. Maka dia tidak boleh berdoa melainkan hanya kepada Allah SWT, tidak meminta
tolong kecuali kepadaNya, tidak bertawakkal kecuali kepadaNya. Dia tidak memalingkan
sesuatu dari jenis ibadah kecuali hanya kepada Allah SWT semata, bukan kepada yang
lainnya. Tauhid uluhiyah mengharuskan bagi tauhid rububiyah agar setiap orang hanya
menyembah Allah SWT saja, tidak menyekutukan sesuatu dengannya. Dia harus meyakini
bahwa Allah SWT adalah Rabb-Nya, Penciptanya, dan pemiliknya.

1. Tauhid Rububiyah dan Uluhiyah terkadang disebutkan secara bersama-sama, akan tetapi
keduanya mempunyai pengertian berbeda. Makna Rabb adalah yang memiliki dan yang
mengatur dan sedangkan makna ilah adalah yang disembah dengan sebenarnya, yang berhak
untuk disembah, dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Seperti firman Allah SWT :

Artinya :
1.    Katakanlah: “Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.

2.    Raja manusia.

3.    Sembahan manusia.

Dan terkadang keduanya disebutkan secara terpisah, maka keduanya mempunyai pengertian
yang sama, seperti firman Allah SWT :

Artinya :

Katakanlah: “Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia adalah Tuhan bagi
segala sesuatu. Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali
kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.
Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang
kamu perselisihkan.”

(QS. An-An’aam:164)

E.   Keutamaan Tauhid

1.    Firman Allah SWT :

Artinya :

Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman
(syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang
mendapat petunjuk.

(Al-An’aam: 82)

2.    Dari ‘Ubadah bin ash-Shamit r.a, bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Siapa yang bersaksi
bahwa tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah SWT. Tiada sekutu bagi-Nya. Dan
sesungguhnya Muhammad SAW adalah hamba dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Isa adalah
hamba dan Rasul-Nya, serta kalimah-Nya yang diberikan-Nya kepada Maryam dan Ruh dari-
Nya. Dan (siapa yang bersaksi dan meyakini bahwa) surga adalah benar, neraka adalah benar,
niscaya Allah SWT memasukkannya ke dalam surga berdasarkan amal yang telah ada”.
Muttafaqun ‘alaih.

3.    Dari Anas bin Malik r.a, ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Allah
SWT berfirman, ‘Wahai keturunan Adam, selama kamu berdoa dan mengharap kepada-Ku,
niscaya Kuampuni semua dosa kalian dan Aku tidak perduli (sebanyak apapun dosanya).
Wahai keturunan Adam, jika dosamu telah sama ke atas langit, kemudian engkau meminta
ampun kepada-Ku, niscaya Kuampuni dan Aku tidak perduli (sebanyak apapun dosamu).
Wahai keturunan Adam, jika engkau datang kepadanya dengan kesalahan sepenuh bumi,
kemudian engkau datang menemui-Ku dalam keadaan tidak menyekutukan sesuatupun
dengan-Ku, niscaya Aku datang kepadamu dengan ampunan sepenuhnya (bumi).” HR. at-
Tirmidzi.

F.   Balasan Ahli Tauhid


Artinya :

Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi
mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka
diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : “Inilah yang pernah
diberikan kepada kami dahulu.” Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di
dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.

(QS. Al-Baqarah : 25)

Dari Jabir r.a, ia berkata, “Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW seraya berkata, ‘Wahai
Rasulullah, apakah dua perkara yang bisa dipastikan?’ Beliau menjawab, ‘Siapa yang
meninggal dunia dan keadaan tidak menyekutukan sesuatupun dengan Allah SWT niscaya
dia masuk dan siapa yang meninggal dunia dalam keadaan menyekutukan sesuatu dengan
Allah SWT, niscaya dia masuk neraka.” HR. Muslim.

G.   Keagungan Kalimat Tauhid

Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-’Ash r.a, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya Nabi Nuh ‘alaihissalam tatkala menjelang kematiannya, beliau berkata
kepada anaknya, “Sesungguhnya aku menyampaikan wasiat kepadamu: Aku perintahkan
kepadamu dua perkara dan melarangmu dari dua perkara. Saya perintahkan kepadamu
dengan kalimat laa ilaaha illallah (Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah).
Sesungguhnya seandainya tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi diletakkan dalam  satu daun
timbangan dan kalimah laa ilaaha illallah (Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah)
diletakkan pada daun timbangan yang lain, niscaya kalimat laa ilaaha illallah lebih berat. Dan
jikalau tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi merupakan sebuah lingkaran yang samar,
niscaya dipecahkan oleh kalimah laa ilaaha illallah dan subhanallahi wabihamdih (maha suci
Allah dan dengan memujian-Nya), sesungguhnya ia merupakan inti dari semua ibadah.
Dengannya makhluk diberi rizqi. Dan aku melarangmu dari perbuatan syirik dan takabur…”
HR. Ahmad dan al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad.

H. Kesempurnaan Tauhid

Tauhid tidak sempurna kecuali dengan beribadah hanya kepada Allah SWT semata, tiada
sekutu bagi-Nya dan menjauhi thaghut, seperti firman Allah SWT :

Artinya :

Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
“Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang
yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti
kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).

(QS. An-Nahl :36)

Thaghut adalah setiap perkara yang hamba melewati batas dengannya berupa sesembahan
seperti berhala, atau yang diikuti seperti peramal dan para ulama jahat, atau yang ditaati
seperti para pemimpin atau pemuka masyarakat yang ingkar kepada Allah SWT.
Thaghut itu sangat banyak dan intinya ada lima:

1. Iblis (semoga Allah SWT melindungi kita darinya),

1. Siapa yang disembah sedangkan dia ridha,


2. Siapa yang mengajak manusia untuk menyembah dirinya,
3. Siapa yang mengaku mengetahui yang gaib,
4. Siapa yang berhukum kepada selain hukum Allah SWT.

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut :

1. njkhnknmnmn
2. llknlmnmn
3. kllknlnn.,f
4. kljlkllmnl
5. mklmlmlmlm

B.    Saran

Setelah pembahasan makalah ini, diharapkan Mahasiswa pada khususnya dan Umat Islam
pada umumnya dapat memahami Tauhid, sehingga dapat mengenal Allah SWT serta dapat
mengamalkannya dengan ibadah dan pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan mengenal Allah SWT sebagai Tuhan yang esa dan yang patut disembah, kita akan
terhindar dari perbuatan syirik.

Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang dilindungi Allah SWT dari perbuatan syirik
yang mengantar kita ke neraka jahannam. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

1.    Muhammad bin Abdullah At Tuwaijry, Tauhid, keutamaan dan macam-macamnya,


(www.islamhouse.com, 2007)

2.    Muhammad bin Abdul Wahab, Kitab Tauhid,


(http://www.scribd.com/doc/10055486/Kitab-Tauhid, Yayasan Al-Sofwa, 2007)

3.    Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety, Rahasia di balik kalimat Tauhid dalam
ayat-ayat Al Quran,
(http://www.4shared.com/file/41066124/ed75e1eb/RAHASIA_KALIMAT_TAUHID.html?
s=1, 2008)
4.    Syaikh Muhammad At-Tamimi, Dasar-dasar Memahami Tauhid, (www.perpustakaan-
islam.com, Islamic Digital Library, 2001)

Anda mungkin juga menyukai