Membangun Perdamaian
di Daerah Konflik
60
Konflik Poso
Perdamaian Berkelanjutan di
Nangroe Aceh Darussalam
Pemulihan Trauma Masyarakat
Skenario Aceh Masa Depan
Persoalan Otonomi Khusus
Pengantar Direktur Eksekutif
Tri Nugroho
Direktur Eksekutif I ndonesia dalam sepuluh tahun ini telah
melewati tiga kali pemilihan umum nasi-
onal multipartai yang berlangsung dengan
dalam keranda mati. Hak-hak asasi manusia
masih belum seluruhnya terpenuhi dan impuni-
tas masih menghantui kita. Kepercayaan publik
damai dan diikuti oleh sebagian besar pemilih terhadap lembaga-lembaga demokrasi menu-
yang terdaftar. Pemilu secara langsung telah run, karena kinerja yang buruk, politik uang, dan
pula dilakukan mulai dari pemilihan Presiden, politik konstituen yang seringkali lebih berarti
anggota Dewan, Gubernur dan Bupati. Sebagian dari konstitusi. Pemilu yang mahal dan telah
menyebut Indonesia sebagai negara demokratis menggiring pemenang Pemilukada terjebak
yang ketiga setelah Amerika Serikat dan India. praktik korupsi. Fenomena demokrasi yang be-
Konflik di Aceh, Ambon dan Poso telah terke- lum terkonsolidasi. Korupsi yang berjemaah dan
lola. Ekonomi Indonesia berangsur pulih dan kronis, dengan kasus terakhir tentang skandal
cukup stabil untuk tidak terpengaruh oleh krisis pajak yang menunjukkan betapa luar biasanya
ekonomi global di tahun 2008. Kebebasan pers mafia peradilan, yang melibatkan oknum dari
telah dibuka, pelarangan buku telah dicabut seluruh institusi penegak hukum. Dan terdakwa
dan Indonesia telah menjadi negara yang dinilai aparat pajak itu tersenyum dari pinggir lapangan
paling bebas di regional Asia, menurut Freedom tenis di Bali.
Index. Saat ini Indonesia adalah bagian dari neg-
ara-negara berpenghasilan menengah, menjadi Itulah sebagian situasi Indonesia masa kini.
anggota dari G-20, dan di tahun 2011, Indonesia Situasi Indonesia pada tanggal 8 Desember 2010
kembali akan memimpin ASEAN. ini akan berbeda dengan Indonesia pada tanggal
8 Desember 2020. Dan Yayasan Tifa perlu terus
Pertanyaannya: sudah tercapaikah tujuan mem- mendukung masyarakat sipil dalam mempro-
promosikan masyarakat Indonesia yang terbuka mosikan masyarakat terbuka di Indonesia.
sebagaimana yang dicita-citakan para pendiri
Yayasan Tifa sepuluh tahun yang lalu? Perayaan 10 Tahun Yayasan Tifa memang patut
kita rayakan. Sesuatu yang perlu disyukuri atas
Setelah sepuluh tahun, tantangan dan musuh- capaian yang telah di dapatkan di sepuluh tahun
musuh masyarakat terbuka di Indonesia masi- ini. Sekaligus sebagai momentum untuk mere-
hlah nyata. Keniscayaan keberagaman masih nungkan kembali hambatan yang masih belum
dipungkiri dan hak warganegara minoritas masih dapat dikelola selama ini, sembari memper-
menjadi isu. Penegakan hukum masih dapat siapkan diri untuk menghadapi tantangan bagi
terbeli dan akses keadilan bagi kaum marjinal upaya mewujudkan masyarakat terbuka di
masih belum terlayani negara. Dialog Papua- Indonesia masa datang.
Jakarta yang belum usai dan desentralisasi yang
belum terkonsolidasi. TKW Indonesia yang Yayasan Tifa mengucapkan terimakasih kepada
pulang ke tanah air sebagaimana tentara yang mitra dan semua pihak yang telah memberikan
pulang dari medan laga: cacat dan luka di seku- dukungan dalam sepuluh tahun terakhir.
jur tubuh, teraniaya martabatnya, atau terkirim
&
pelaksana demokrasi, termasuk lembaga-lembaga
pengawas yang menjamin proses pemilu berjalan
secara bebas dan adil. Melalui kerjasama dengan
mitra-mitra dari kelompok masyarakat sipil di Indo-
nesia, Yayasan Tifa berupaya menjaga kualitas ke-
INDONESIA, BOYOLALI
Meski televisi telah merambah kehidupan domestik rumah tangga Indone-
sia sampai desa-desa, radio tetap memiliki fungsi penting dalam menyam-
paikan informasi dan hiburan bagi pendengarnya.
“…putusan ini tidak berarti semata mata kemenangan majalah permintaan maaf di sejumlah media massa kepada keluarga Soe-
Time tapi juga kemenangan bagi kebebasan pers dan freedom of harto sebagaimana keputusan MA di tingkat kasasi pada tahun
speech di Indonesia,” ujar Todung Mulya Lubis, pengacara maja- 2007.
lah Time menyambut keputusan Mahkamah Agung pada 16 April
2009 silam yang mengabulkan Peninjauan Kembali yang diajukan Episode tuntutan pencemaran nama baik yang dialami TIME
kliennya. seakan mengulangi apa yang terjadi pada TEMPO 2003. Berita
bertajuk “Ada Tommy di Tenabang”, membuat kantor Majalah
Dengan dikabulkannya PK tersebut, majalah Time tidak perlu Tempo diserang sekelompok orang. Tak cuma itu, Tempo dan
membayar ganti rugi sebesar Rp 1 triliun dan memasang iklan jurnalis penulisnya: dituntut pencemaran nama baik. Pengadilan
n)
alis Independe
melindunginya. Yayasan Tifa secara intensif terlibat
dalam penggalangan dukungan dan aksi-aksi solidaritas
atas kasus Tempo. Wacana tentang pentingnya meng-
gunakan UU Pers dalam sengketa Pers juga terus digu-
lirkan, baik di forum lokal, nasional dan internasional. Pembunuhan:
1 kasus
Anotasi hukum dan eksaminasi publik mengenai kasus
( Aliansi Jurn
TIME menguatkan argumentasi hukum bagi pentingnya
penggunaan UU Pers ketimbang KUHP dalam sengketa
Pemukulan: 2
0 kasus
Pers. Upaya melakukan pendampingan kasus sekaligus
mendorong lahirnya alternatif regulasi yang memung-
kinkan adanya mediasi bagi penanganan kasus pers juga
t: 4 kasus
Sumber Lapora
:2 kasus
Penyanderaan
Intimidasi: 1
k asus
Demonstrasi:
2 kasus
Sensor: 2 kas
us
Beberapa bulan kemudian muncullah korban UU ITE ini: kasus Prita Mulyasari.
Ibu dua anak ini dituntut atas tuduhan pencemaran nama baik. Keluhan pribadi
Prita melalui jaringan mailing list tentang buruknya pelayanan rumah sakit Omni
Internasional dianggap mencemarkan nama baik rumah sakit tersebut. Ibu dua
anak ini dituntut dan sempat ditahan dalam penjara. Prita kemudian dilepaskan
atas kecaman publik.
Ketika Pengadilan Tinggi Banten memvonis denda sebesar 204 juta rupiah sebagai
ganti rugi atas pencemaran nama baik RS Omni Internasional yang dilakukan Prita,
publikpun bereaksi. Dukungan dan solidaritas terhadap Prita digalang melalui
akun-akun Facebook dan Twitter dalam sebuah gerakan bertajuk “Koin Untuk
Prita”. Hasilnya: terkumpul 6 ton karung koin untuk Prita. Inilah tonggak kelahiran
gerakan click activism yang akhirnya mewabah di Indonesia, untuk mendukung
orang-orang yang bernasib seperti Prita. Sekaligus menjadi momen baru membi-
cangkan ancaman UU ITE di Indonesia.
Manusia
Rentang perhatian berkait dengan pelanggaran HAM masa lalu yang
masih belum bisa diselesaikan, praktek impunitas dan kekerasan
terhadap warga negara oleh aparat negara. Seiring dengan per-
soalan pelanggaran hak-hak sipil dan politik, upaya meningkatkan
akses kelompok miskin dan marginal mendapatkan keadilan melalu
Akses Terhadap sebagai bagian dari peningkatan Hak Asasi Manusia dan Akses ter-
hadap Keadilan di Indonesia.
Keputusan pengadilan membebaskan tokoh kunci dan hukuman ringan bagi para
pelaku pembunuhan aktivis HAM Munir menimbulkan kekecewaan dan keraguan
terhadap kesungguhan pemerintah dalam upaya penegakkan HAM di Indonesia.
Penghilangan
Paksa
‘…sejak pasca reformasi belum ada
satupun kasus pelanggaran HAM berat
dibawa ke pengadilan HAM…Presiden
SBY perlu memerintahkan Kapolri untuk
segera mencari dan menemukan ke 13
korban kasus penghilangan secara paksa
1997-1998.
Sumber :
Institut Sejarah Sosial Indonesia
(www.sejarahsosial.org)
Pelarangan Buku
Di tahun 2009, penyitaan dan pelarangan buku kembali dilakukan
Kejaksaan atas lima judul buku yang dianggap dapat mengganggu
ketertiban umum. Di awal 2010, gugatan diajukan kepada Mah-
kamah Konstitusi atas Barang-barang Cetakan yang isinya dapat
Photo : TEMPO/ Novi Kartika
44 84 23 14 Mitra Lembaga
Bantuan
Non Struktural Non Struktural Hukum
Litigasi Konsultasi Litigasi Konsultasi
Yayasan Tifa
1 13 37 62 LBH Medan
LBH Padang
LBH Lampung
LBH Jakarta
LBH Bandung
LBH Semarang
Sumatera
LBH Yogyakarta
Kasus Struktural Bali, Nusa Tenggara LBH Surabaya
Litigasi Konsultasi & Papua LBH Bali
38 82 Jawa
Kasus Struktural
Litigasi Konsultasi
LBH Makasar
LBH Manado
LBH Papua
Non Struktural
Litigasi Konsultasi
Kasus Struktural
Litigasi Konsultasi
41 76 LBH Baku Bae, Maluku
Transformasi
KORBAN
Menjadi
PEJUANG HUKUM
Untuk memperbaiki akses keadilan bagi masyarakat miskin,
marginal dan yang berada di pelosok, Yayasan Tifa sejak tahun
2007 mendukung program yang menghasilkan paralegal berbasis
komunitas. Komunitas ini adalah organisasi-organisasi rakyat yang
sedang memperjuangkan hak-hak ekonomi, sosial dan budayanya.
Pendekatan ini berupaya mengisi celah ketiadaan bantuan hukum
bagi mereka yang tak terjangkau, dan merupakan upaya sadar un-
tuk mentransformasi korban menjadi pejuang hukum. Program ini
terbukti efektif. Pos Paralegal yang didirikan LBH Padang misalnya,
tiga bulan setelah berdiri di awal tahun 2009, berhasil menangani
10 kasus dan empat diantaranya didampingi hingga penyidikan
oleh Polisi.
Buruh Migran diri mer¬eka tanpa hak-hak dasar yang seharusnya diterima. KBRI
Singapura mencatat sejak 1999-2004, tercatat 98 PRT migrant
Indonesia me¬ninggal di Singapura karena sakit, jatuh dari atap
apartemen, bunuh diri, atau kecelakaan. Dan 5 orang diantaranya
Perlindungan terhadap buruh migran Indonesia sampai sekarang diancam hukuman mati. Sementara itu Migrant Care mencatat,
masih yang terburuk, apalagi jika dibandingkan dengan negara sepanjang tahun 2008-2009, di Malaysia saja terdapat 700 TKI
tetangga seperti Filipina. Baik mereka yang terdaftar secara yang meninggal dunia dan ada 175 tenaga kerja Indonesia yang
resmi atau melalui jalur tidak resmi kerap menjadi korban tindak terdaftar terancam hukuman mati akibat berbagai jenis kasus
pemerasan dan tindak kekerasan oleh para majikan, calo, PJTKI yang membelit mereka. Setiap tahunnya puluhan ribu TKI dide-
serta berbagai oknum aparat pemerintah sejak kepergian mereka portasi dari negara tujuan seperti Malaysia. Jumlah TKI berma-
dari desa hingga kembali lagi ke daerah asalnya. Sebagian besar salah yang diusir di tahun 2004 oleh Pemerintah Malaysia melalui
mereka bekerja dalam kon¬disi rentan. Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang mencapai 69.081 orang,
Belum lagi melalui pelabuhan lainnya.
Sumiati (23 tahun, asal NTB), satu lagi buruh migran asal Indo- Pada tanggal 17 Mei 2004, Nirmala Bonat (23) berhasil kabur
nesia yang mendapatkan perlakuan kekerasan dari majikan yang dari rumah majikannya setelah 9 (sembilan) bulan bekerja.
memperkerjakannya sebagai PRT di Arab Saudi. Kasus ini seperti Petugas keamanan mendapati tubuh perempuan asal NTT itu
puncak gunung es dari berbagai kasus kekerasan yang menimpa penuh lebam dan bengkak. Luka disetrika masih tampak segar.
pejuang devisa Indonesia. Kasus ini menjadi refleksi bahwasan-
Petugas keamanan kemudian membawanya ke kantor polisi
nya, kasus-kasus yang menimpa buruh migran tidak pernah
tuntas. terdekat.
Kekerasan yang dialami Sumiati bisa kita bilang sebagai kebiada- Pengadilan memutuskan majikan Nirmala bisa bebas den-
ban luar biasa. Informasi yang diterima dari KBRI di Arab Saudi, gan jaminan, sementara kasusnya disidangkan di pengadilan.
Sumiati sering disikas oleh ibu dan anak perempuan majikan- Tahun 2007, Nirmala bisa pulang ke NTT. Ia terpaksa harus
nya hingga sekujur wajah dan tubuhnya penuh luka. Bahkan di menunggu persidangan selama tiga tahun di Malaysia.
mulutnya terdapat bekas luka akibat digunting. Kasus ini sebena-
rnya terungkap ketika Sumiati dibawa ke rumah sakit swasta di Enam tahun telah berlalu, proses perkara masih terus berlan-
Madinah, dan itu sudah enam minggu berselang. jut. Nirmala tidak tahu sampai kapan harus menunggu. Dan
harapan Nirmala untuk mendapatkan ganti rugi atas kasus
Kejadian ini menunjukkan kelambatan respon dari wakil pemer-
intah RI di Arab Saudi yang memang tidak memiliki MoU kes- yang dideritanya semakin berkurang setiap harinya.
epakatan penanganan kasus buruh migran. Apalagi kedua negara
sama-sama seragam menolak Konvensi ILO untuk perlindungan
PRT.
Blok Cepu merupakan penemuan minyak terbesar ketiga di Indonesia selama tiga
dekade. Produksi pertama diperkirakan mencapai 40 ribu barrel per hari dan akan
meningkat menjadi 170 ribu barrel per harinya. Namun Pemerintah Daerah Blora
dan Cepu, Jawa Tengah, diperkirakan hanya menerima tambahan pendapatan asli
daerah sebesar 150 persen dari Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Pemulihan Trauma Masyarakat guan jiwa. Situasi tersebut diperparah dengan bencana gempa
bumi dan tsunami. Diperkirakan 128,803 jiwa meninggal du-
nia, 37,066 jiwa dinyatakan hilang dan 529,219 orang menjadi
Konflik bersenjata di NAD, sejak tahun 1999-2005, telah menim- pengungsi. Yayasan Tifa bersama Relawan Perempuan Untuk
bukan kejadian traumatis di kalangan masyarakat. Survey WHO Kemanusiaan (RPUK) menggagas pengembangan model rujukan
dan Dinas Kesehatan Propinsi NAD di 11 kabupaten menunjukkan pemulihan trauma masyarakat berbasis psikososial yang mengin-
baghwa 25,7% masyarakat Aceh mengalami gangguan depresi tegrasikan departemen terkait memulihkan korban-korban yang
secara episodik, 10,9% mengalami gangguan depresi berulang, mengalami trauma akibat konflik dan kekerasan.
18,4% mengalami gangguan panik, dan 51,1% menderita gang-
2003 2007
total dana total dana
US$ 2,701,719 US$ 2,528,894
2004 2008
total dana total dana Total Dana
US$ 3,134,706 US$ 3,636,422 US$ 28,569,456
Mitra
A
Balai Syura Ureung Inong Aceh
Bandung Institute of Governance
Studies (BIGS)
C
Forum Lembaga Swadaya Masyarakat
(FORUM LSM DIY)
Forum Masyarakat Peduli Parlemen
Indonesia (FORMAPPI)
Forum Nasional Kepedulian HAM
Institut Ungu
Institute for Defense, Security and
Peace Studies (IDSPS)
Institute for Development and Envi-
ronment Studies (IDEAS)
Aceh Feature Service Center for Marginalized Communities Papua (Papua) Institute for Local Development (ILD)
Aceh Judicial Monitoring Institute Studies (CMARs) Forum Pengembangan Pembaharuan Institute for Media and Social Studies
(AJMI) Center for Pesantren and Democracy Desa (FPPD) Institute for Multiculturalism and
Aceh Support Group (ASG) Studies (CePDeS) Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) Pluralism Studies (IMPULSE)
Acehnese Civil Society Task Force Center for Regional Economic Re- Institute for Research and Empower-
(ACSTF) search (CoRNER) G ment (IRE)
Advokasi Keadilan Untuk Center for Strategic and International Gemawan,Lembaga Institute for Social Transformation
Masyarakat,Lembaga Studies (CSIS) Gerakan Anti Pemiskinan Rakyat Indo- (INSIST)
Aksi Cinta Kehidupan Center for the Study of Religion and nesia (GAPRI) Institute of Community Justice (ICJ)
(AKTA KEHIDUPAN) Culture (CSRC) UIN Syarif Hidayatullah Gerakan Rakyat Anti Korupsi (GeRAK) Makassar
Aliansi Buruh Menggugat (ABM) Jakarta Indonesia Institute of Development and Eco-
Aliansi Gerakan Reforma Agraria Centre for Studying and Miliue Devel- nomic Analysis (IDEA)
(AGRA) opment (CESMiD) H International Law Mooting Society
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) COMBINE Resource Institution Himpunan Serikat Perempuan Indone- Fakultas Hukum Universitas Indonesia
Bandung sia (HAPSARI) International NGO Forum on Indone-
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) D sian Development (INFID)
Indonesia Dewan Pers I
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Dian Mutiara Women’s Crisis Centre Ikatan Dokter Indonesia (IDI) J
Jakarta Ikatan Keluarga Orang Hilang Indone- Jala PRT
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota F sia (IKOHI) Jari Region Kalimantan Tengah
Medan Fahmina Institute Ikatan Mahasiswa dan Pemuda Aceh Jaringan Advokasi Masyarakat dan
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Fakultas Hukum Universitas Islam Jakarta ( PP. IMAPA JAKARTA) Pesantren (JAMAN)
Palu Indonesia ( FH UII ) IMPARSIAL Jaringan Independen Masyarakat Sipil
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) FITRA Sumut (Forum Indonesia Untuk Indonesia Budget Center (IBC) untuk Transparansi dan Akuntabilitas
Lampung Transparansi Anggaran Sumatera Indonesia Corruption Watch (ICW) Pembangunan (JARI Indonesia)
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Utara) Indonesian Centre for Reform and Jaringan Intelektual Muda Muham-
Makassar Flores Institute for Resources Develop- Social Emancipation (INCREASE) madiyah (JIMM) Yogyakarta
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) ment (FIRD) Indonesian Conference on Religion Jaringan Islam Anti Diskriminasi (JIAD)
Padang Forum Diskusi Wartawan Bandung and Peace (ICRP) Jaringan Islam Liberal (JIL)
Aliansi Perempuan Sulawesi Tenggara (FDWB) Indonesian Court Monitoring (ICM) Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
(ALPEN SULTRA) Forum Indonesia Untuk Transparansi Indonesian Institute for Civil Society (JKPP)
Amrta Institute Anggaran (FITRA) Kota Depok (INCIS) Jaringan Kerja Sama Masyarakat Pesi-
Arus Pelangi Forum Informasi dan Komunikasi Or- Indonesian Parliamentary Center (IPC) sir (JKSMP)
Asosiasi LSM/ORNOP (AiLO) Sulawesi ganisasi Non Pemerintah (FIKORNOP) Indonesian Partnership on Local Gov- Jaringan Komunitas Masyarakat Adat
Selatan Sulawesi Selatan ernance Initiatives (IPGI) Solo (JKMA Aceh) Suloh Tamiang
Asosiasi untuk Pemikiran Kritis Forum Kajian Hukum Fakultas Hukum Induk Koperasi Wanita (INKOWAN) DKI Jaringan Nasional Pengembangan
ASPPUK (Asosiasi Pendamping Perem- Universitas Pakuan Jakarta Ekonomi Alternatif Buruh Migran
puan Usaha Kecil) Forum Komunikasi Perempuan Mitra Informasi Perburuhan Sedane, Lem- Indonesia ( JARNAS PEKABUMI )
Kasih Bali baga (LIPS) Jaringan Pendidikan Pemilih Untuk
Forum Komunikasi Radio Komunitas Institut Kemanusiaan dan Perdamaian Rakyat (JPPR)
Lombok Barat (Stikma) Jaringan Radio Komunitas (JRK)
Editor
Andi Achdian
Sri Aryani
Periset :
Erwien Kusuma
Khairul
Periset Foto
Ahmad ‘deNy’ Salman