Anda di halaman 1dari 74

10 tahun Yayasan Tifa

Semangat Masyarakat Terbuka

Yayasan TIFA 2010


Daftar Isi 04 Pengantar
Direktur
Ketua Dewan Pengurus

06 Masyarakat Sipil & Demokrasi


Konsolidasi Demokrasi di Indonesia
Pendidikan Pemilih
Quick Count
Pengawasan Publik Pemilu Jujur Bersih
Penguatan Kapasitas Organisasi
Masyarakat Sipil
Anti Politisi Busuk dan Kontrak Politik

14 Media & Informasi


Kebebasan Pers & Konglomerasi Media
Dari Tempo sampai Time
Radio Komunitas
Regulasi Baru, Ancaman Bagi Kebebasan
Berekspresi

24 Hak Asasi Manusia &


Akses Terhadap Keadilan
Hak Asasi Manusia
Penghilangan Paksa
Pelarangan Buku
Akses Terhadap Keadilan
Pengadilan yang Berlebihan
Lembaga Bantuan Hukum
Perlindungan Buruh Migran
Kewarganegaraan & Kesetaraan
Konflik Keagamaan di Indonesia
40
Persekusi Ajaran Yang DianggapSesat
Ancaman terhadap Keragaman

Tata Pemerintahan & Anti Korupsi 44


Pemerintahan yang Bersih & Bebas Korupsi
Ramai-Ramai Memantau Pendapatan
Menyusuri Parkir
Komisi Informasi Publik
Polemik Cicak Vs Buaya
Lembaga Terkorup di Indonesia
Potret Kemiskinan di Indonesia
Audit Sosial Terhadap PNPM Mandiri
Pro-Poor Budget dan Replikasi Jembrana

Membangun Perdamaian
di Daerah Konflik
60
Konflik Poso

Perdamaian Berkelanjutan di
Nangroe Aceh Darussalam
Pemulihan Trauma Masyarakat
Skenario Aceh Masa Depan
Persoalan Otonomi Khusus
Pengantar Direktur Eksekutif
Tri Nugroho
Direktur Eksekutif I ndonesia dalam sepuluh tahun ini telah
melewati tiga kali pemilihan umum nasi-
onal multipartai yang berlangsung dengan
dalam keranda mati. Hak-hak asasi manusia
masih belum seluruhnya terpenuhi dan impuni-
tas masih menghantui kita. Kepercayaan publik
damai dan diikuti oleh sebagian besar pemilih terhadap lembaga-lembaga demokrasi menu-
yang terdaftar. Pemilu secara langsung telah run, karena kinerja yang buruk, politik uang, dan
pula dilakukan mulai dari pemilihan Presiden, politik konstituen yang seringkali lebih berarti
anggota Dewan, Gubernur dan Bupati. Sebagian dari konstitusi. Pemilu yang mahal dan telah
menyebut Indonesia sebagai negara demokratis menggiring pemenang Pemilukada terjebak
yang ketiga setelah Amerika Serikat dan India. praktik korupsi. Fenomena demokrasi yang be-
Konflik di Aceh, Ambon dan Poso telah terke- lum terkonsolidasi. Korupsi yang berjemaah dan
lola. Ekonomi Indonesia berangsur pulih dan kronis, dengan kasus terakhir tentang skandal
cukup stabil untuk tidak terpengaruh oleh krisis pajak yang menunjukkan betapa luar biasanya
ekonomi global di tahun 2008. Kebebasan pers mafia peradilan, yang melibatkan oknum dari
telah dibuka, pelarangan buku telah dicabut seluruh institusi penegak hukum. Dan terdakwa
dan Indonesia telah menjadi negara yang dinilai aparat pajak itu tersenyum dari pinggir lapangan
paling bebas di regional Asia, menurut Freedom tenis di Bali.
Index. Saat ini Indonesia adalah bagian dari neg-
ara-negara berpenghasilan menengah, menjadi Itulah sebagian situasi Indonesia masa kini.
anggota dari G-20, dan di tahun 2011, Indonesia Situasi Indonesia pada tanggal 8 Desember 2010
kembali akan memimpin ASEAN. ini akan berbeda dengan Indonesia pada tanggal
8 Desember 2020. Dan Yayasan Tifa perlu terus
Pertanyaannya: sudah tercapaikah tujuan mem- mendukung masyarakat sipil dalam mempro-
promosikan masyarakat Indonesia yang terbuka mosikan masyarakat terbuka di Indonesia.
sebagaimana yang dicita-citakan para pendiri
Yayasan Tifa sepuluh tahun yang lalu? Perayaan 10 Tahun Yayasan Tifa memang patut
kita rayakan. Sesuatu yang perlu disyukuri atas
Setelah sepuluh tahun, tantangan dan musuh- capaian yang telah di dapatkan di sepuluh tahun
musuh masyarakat terbuka di Indonesia masi- ini. Sekaligus sebagai momentum untuk mere-
hlah nyata. Keniscayaan keberagaman masih nungkan kembali hambatan yang masih belum
dipungkiri dan hak warganegara minoritas masih dapat dikelola selama ini, sembari memper-
menjadi isu. Penegakan hukum masih dapat siapkan diri untuk menghadapi tantangan bagi
terbeli dan akses keadilan bagi kaum marjinal upaya mewujudkan masyarakat terbuka di
masih belum terlayani negara. Dialog Papua- Indonesia masa datang.
Jakarta yang belum usai dan desentralisasi yang
belum terkonsolidasi. TKW Indonesia yang Yayasan Tifa mengucapkan terimakasih kepada
pulang ke tanah air sebagaimana tentara yang mitra dan semua pihak yang telah memberikan
pulang dari medan laga: cacat dan luka di seku- dukungan dalam sepuluh tahun terakhir.
jur tubuh, teraniaya martabatnya, atau terkirim

04 - 10 tahun Yayasan Tifa


Pengantar Dewan Pengurus
Yuli Ismartono
S atu dekade berlalu sejak reformasi politik di
Indonesia. Dan Yayasan Tifa telah menga-
rungi perjalanan menantang dalam satu dekade
dalam kesadaran yang terus meningkat. Semua
ini adalah pertana yangmemberikan dorongan
semangat untuk terus bergerak maju.
Ketua Dewan Pengurus
itu. Menciptakan sebuah agenda yang mungkin
dapat dikatakan ambisius: merajut mosaik ma- Sudah tentu bukan hanya Tifa yang berjuang,
syarakat terbuka di Indonesia dengan berpijak melalui ragam program yang digulirkan, dalm
pada norma-norma demokrasi yang berlaku. memperbaiki kesalahan-kesalahan masa lalu
dan mempersiapkan masyarakat Indonesia
Selama tahun , Tifa bergerak menguatkan ma- menghadapi tantangan masa depan. Tetapi di
syarakat sipil di Indonesia, membangun media dalam sebuah negara bangsa dengan penduduk
yang bebas dan efektif, meningkatkan jaminan lebih dari 230 juta jiwa, setiap langkah kecil
perlindungan HAM dan akses terhadap keadilan, menciptakan perbaikan layak mendapat peng-
dan menciptakan rasa aman dalam kehidupan hargaan.
sehari-hari warga negara sebuah republik. Bukan
pekerjaan mudah memang. Tantangan terham- Dalam perayaan 10 tahun Tifa, saya mewakili
par di muka. Besar dan rumit. Ketegangan unsur Dewan Pengurus mengucapkan penghargaan
konservatif dan moderat dalam masyarakat, dan terima kasih terhadap staf dan mitra-mitra
perbedaan pikiran antara tradisional versus kerja, serta semua pihak dan lembaga-lembaga
modern, pendidikan yang rendah dan korupsi donor yang telah membantu Tifa.
yang berakar di setiap sektor kehidupan.

Semua itu adalah tantangan dan bukan halan-


gan. Staf Tifa terus bergerak dalam kerjasama
yang kuat mencapai tujuan bersama dan terus
berkarya menciptakan inovasi dan inspirasi di
ruang privat dan publik.

Apakah sudah ada andil yang diberikan Tifa


dalam menciptakan masyaraka terbuka, adil dan
sejahtera di Indonesia?

Masih terlalu dini untuk menjawabnya. Tetapi


ada sedikit petunjuk tentang ini. Di beberapa
tempat pemerintah daerah bereksperimen
dengan prinsip tata pemerintahan yang ber-
sih dalam menata birokrasi dan kesejahteraan
masyarakatnya. Media menjadi lebih percaya
diri dan termotivasi. Buruh migran bergerak

10 tahun Yayasan Tifa- 05


Masyarakat Sipil Demokrasi mensyaratkan adanya pemilihan yang
bebas, adil dan berkelanjutan. Peningkatan kualitas
demokrasi dengan demikian menuntut perha-
tian pada peningkatan kualitas lembaga-lembaga

&
pelaksana demokrasi, termasuk lembaga-lembaga
pengawas yang menjamin proses pemilu berjalan
secara bebas dan adil. Melalui kerjasama dengan
mitra-mitra dari kelompok masyarakat sipil di Indo-
nesia, Yayasan Tifa berupaya menjaga kualitas ke-

Demokrasi hidupan demokrasi di Indonesia dalam serangkaian


aktivitas yang berfokus pada bagaimana sistem
pemilu di tingkat nasional dan lokal berjalan secara
bebas dan adil, termasuk juga upaya mendorong
lahirnya kepemimpinan baru dengan integritas dan
visi demokratis bagi Indonesia masa depan.

Total Dana Hibah:


Rp 28,012,472,077

06 - 10 tahun Yayasan Tifa


Photo by: Johanes P. Christo

10 tahun Yayasan Tifa- 07


Konsolidasi Demokrasi di Indonesia
Mundurnya Suharto pada bulan Mei 1998 menandai awal re- penguatan lembaga yudikatif, eksekutif dan termasuk pemben-
formasi politik yang pada akhirnya telah menempatkan Indone- tukan Mahkamah Konstitusi. Juga di dalamnya adalah penetapan
sia sebagai sebuah negara demokrasi terbesar ketiga di dunia norma-norma demokratis dalam tatanan hukum dan politik yang
setelah India dan Amerika Serikat. Gambarannya diwakili dengan menegaskan upaya membangun supremasi sipil dalam politik
penerapan sistem politik multi-partai, pemilihan presiden dan Indonesia setelah lebih selama tiga dekade dikuasai kekuatan
juga kepala daerah sampai tingkat kabupaten secara langsung, militer.

1999 2000 2001 2002


Pemilu multipar dua Penerapan otonomi
tai; Amandemen Ke Amandemen
Amandemen Pe a- daerah; Amandemen
r- UUD 1945 (dia
nt
Ketiga UUD 1945 (dian- Keempat UU 1945
tama UUD 1945 erin- (diantaranya soal
ranya soal pem taranya soal kewenan-
(diantaranya so DPR, DPD sebagai bagian
pembatasan ke
al tahan daerah, gan MPR, Kepreside-
ga nya)
kua- dan kewenan nan, Impeachment, MPR, Penggantian
san presiden)
Kekuasaan Kehakiman Presiden)

08 - 10 tahun Yayasan Tifa


Sepanjang satu dekade, Yayasan Tifa bekerjasama dengan mitra kerjanya dari
kalangan masyarakat sipil dalam menjaga proses konsolidasi demokrasi di
Indonesia. Inisiatif-inisiatif merentang dari penguatan lembaga pelaksana pemilu,
peningkatan kapasitas terhadap badan pengawas pemilu, advokasi dan kampanye anti-
politisi busuk, kontrak politik dengan para kandidat pemilu di tingkat daerah, dan
pendidikan pemilu bagi para pemilih muda.

2004 2005 2006 2009


Pemilihan kepala Calon independen Pemilu langsun
Pemilu presiden g
langsung daerah secara dalam pemilihan anggota DPR d
an
langsung pertama kepala daerah Nang- Presiden
kali groe Aceh Darus-
salam

Sumber: Kompas, 28 Desember 2009

10 tahun Yayasan Tifa- 09


Photo : ANTARA/Eric Ireng Photo : TEMPO/ Tony Hartawan;

Pendidikan Pemilih Quick Count


Kompetisi politik yang terjadi dalam ruang demokrasi tidak Dalam pelaksanaan pemilu 2004, persoalan bagaimana pelak-
secara langsung menjamin pelaksanaan pemilu yang adil, jujur dan sanaan perhitungan suara dapat diawasi melahirkan sebuah
bersih. Persoalan politik uang, kampanye kotor yang merangsang inisiatif baru dalam metode perhitungan cepat. Yayasan Tifa
stereotipe dan kebencian etnis dan agama dalam masyarakat plu- bekerjasama dengan organsiasi-organisasi masyarakat sipil
ral adalah ancaman-ancaman terhadap tatanan politik demokra- mengembangkan metode tersebut untuk memastikan bahwa
tis yang sejati. Sejak pelaksanaan pemilu legislatif tahun 2004, kemungkinan manipulasi perhitungan suara sejak awal dapat
Yayasan Tifa bersama partner-partnernya menjadikan agenda dicegah melalui metode tersebut. Saat ini praktek perhitungan
pendidikan pemilih, dengan perhatian pada pemilih muda yang suara cepat menjadi praktek populer yang kemudian berkem-
membentuk 59% dari 170 juta pemilih terdaftar, sebagai bagian bang lebih menjadi metode prediksi kemenangan partai atau
dari upaya meningkatkan kualitas demokrasi di Indonesia. kandidat dalam pemilu di tingkat nasional
dan lokal.

10 - 10 tahun Yayasan Tifa


Photo : TEMPO/ Imam Sukamto Photo : Yuli Superi

Pengawasan Publik dan Penguatan Kapasitas Organisasi


Pemilu Jujur Bersih Masyarakat Sipil
Bagaimana institusi-institusi politik yang lahir dari proses refor- Kritik terbesar yang muncul, baik dari kalangan politisi dan publik
umum, adalah perhatian terhadap transparansi dan akuntabili-
masi mampu menciptakan praktek pemilu yang jujur dan bersih
tas organisasi-organisasi masyarakat sipil di Indonesia. Suara
membutuhkan pula perhatian terhadap bagaimana perangkat mereka yang tajam dalam mengawasi para politisi dan aparat
dan kelembagaan internal pelaksana pemilu berjalan. Yayasan pemerintahan melahirkan pula umpan balik tentang legitimasi
Tifa telah mendukung beberapa mitranya dalam melakukan dan akuntabilitas organisasi-organisasi tersebut. Dalam kaitan
kajian terhadap berbagai peraturan di tingkat Undang-Undang ini upaya peningkatan kapasitas organisasi-organisasi masyara-
ataupun aturan pelaksana KPU, khususnya metode dan sistem kat sipil di Indonesia menjadi penting dan relevan. Yayasan Tifa
yang membantu Badan Pengawas Pemilu mengembangkan sejak terbentuknya telah berkomitmen memberikan peningkatan
prinsip-prinsip dasar dalam menangani pelanggaran-pelanggaran kapasitas bagi organisasi-organisasi masyarakat sipil dalam keahl-
yang terjadi dalam praktek pemilu. Di luar lembaga-lembaga ian teknis sesuai dengan bidang kerja dan termasuk juga praktek
resmi, pelatihan terhadap organisasi-organisasi masyarakat sipil kelembagaan yang meningkatkan legitimasi dan akuntabilitas
mereka di dalam masyarakat melalui agenda TANGO (Tran-
dalam meningkatkan kapasitas mereka melakukan pemantauan
parency and Accountability for NGO) yang bergulir sejak periode
terhadap praktek pemilu yang jujur dan bersih. tahun 2004 seiring dengan semakin maraknya politik pemilu di
Indonesia.

10 tahun Yayasan Tifa- 11


Photos: Deny/JiwaFoto

12 - 10 tahun Yayasan Tifa


Anti Politisi Busuk dan Kontrak Politik
Sejak tahun 2004, perhatian terhadap siapa pemimpin baru yang
lahir dari proses pemilu menjadi perhatian kelompok masyarakat
sipil di Indonesia. Salah satu gaung yang muncul adalah kampanye
anti politisi busuk yang dipelopori organisasi-organsisasi masyara-
kat sipil yang menelaah rekam jejak para kandidat (seperti kemung-
kinan keterlibatan dalam kasus korupsi) yang bersaing dalam pe-
milihan legislatif dan pimpinan daerah. Seiring dengan arahan ini,
kelompok masyarakat sipil di Indonesia juga menggulirkan inisiatif
penandatanganan kontrak politik atau pakta integrasi yang men-
egaskan komitmen para kandidat dengan para konstituen mereka.

Kerjasama Yayasan Tifa dengan kelompok organisasi masyarakat


sipil di Indonesia—seperti KIPP, HAPSARI, ISAI dan Segarak Pancur
Kasih, berupaya memberikan jaminan bahwa agenda ini menjadi
bagian dari proses pembelajaran demokratisasi bagi kekuatan poli-
tik dan publik luas dalam memilih kandidat mereka, termasuk juga
kelompok perempuan dan difabel.

10 tahun Yayasan Tifa- 13


Media &
Jaminan atas hak berekspresi, baik menyuarakan
pendapat, menyebarluaskan informasi, dan
mendapatkan informasi, adalah faktor yang sangat
penting dalam kehidupan masyarakat demokratis.
Program Media dan Informasi Yayasan Tifa dengan

Informasi demikian menjadi inisiatif yang menjamin


berlangsungnya hak-hak dasar warga negara dalam
bidang ini. Selama satu dekade terakhir, program Media
dan Informasi telah berjalan dalam arahan yang
menjadikan media sebagai medium kebebasan
berkekspresi termasuk di dalamnya adalah inisiatif
mendukung pertukaran informasi dan
komunikasi di tingkat akar rumput melalui
pengembangan radio komunitas. Perkembangan baru
menuntut Yayasan Tifa ikut mendukung pengembangan
inisiatif Kebebasan Informasi Publik yang menjamin
berlangsungnya agenda pemerintahan yang transparan
dan akuntabel.

Total Dana Hibah:


Rp 19,641,937,630

14 - 10 tahun Yayasan Tifa


Photo: Ahmad ‘deNy’ Sal

INDONESIA, BOYOLALI
Meski televisi telah merambah kehidupan domestik rumah tangga Indone-
sia sampai desa-desa, radio tetap memiliki fungsi penting dalam menyam-
paikan informasi dan hiburan bagi pendengarnya.

10 tahun Yayasan Tifa- 15


Kebebasan Pers
& Konglomerasi
Media
Reformasi politik di Indonesia telah mendorong men-
jamurnya industri media dan iklim kebebasan pers yang lebih
baik. Tetapi tidak serta merta menjadi jaminan meningkatnya
kualitas pemberitaan dan praktek jurnalisme. Sembilan
konglomerasi menguasai media mainstream. Beberapa
terkait dengan kekuatan politik dominan di Indonesia. Ke-
pentingan pemilik media, baik yang dituntun motif ideologi,
akumulasi modal, relasi politik hingga persaingan bisnis
secara efektif membatasi peristiwa apa saja yang bisa diberi-
takan oleh sebuah (jejaring) media dan bagaimana peristiwa
tersebut dilaporkan.

Masyarakat bisa melawan dampak negatif konglomerasi.


Kampanye tidak menjadi penikmat media yang tidak pro-
fesional dilakukan sejalan dengan upaya mendorong profe-
sionalisme media. Bersama dengan Dewan Pers dan Aliansi
Jurnalis Independen (AJI). Yayasan Tifa ikut mendorong
diadopsinya Kode Etik Jurnalistik (KEJ) yang memberikan
peluang baru untuk menumbuhkan media massa yang
menghormati prinsip-prinsip jurnalisme dan menjunjung
tinggi kebenaran. Upaya kampanye profesionalisme media,
pemantauan media –yang sekarang juga melibatkan warga
negara biasa- sampai pendidikan melek media juga didukung
Yayasan Tifa secara intensif di berbagai wilayah Indonesia:
DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarya, Nusa Tenggara
Barat dan Sumatera Utara. Lahir pula wacana baru mengenai
kualitas tayangan TV dan memberikan alternatif atas rating
mainstream yang sepenuhnya didasarkan atas perhitungan
pasar, melalui program Rating Publik yang dikerjakan oleh
Yayasan SET.

16 - 10 tahun Yayasan Tifa


Tabel Konglomerasi Media
Sumber: Ignatius Haryanto

10 tahun Yayasan Tifa- 17


Photo: Stanlie Andhika Photo: TEMPO/ Yosep Arkian

Dari Tempo sampai Time:


Catatan atas Kriminalisasi Pers 2001-2010

“…putusan ini tidak berarti semata mata kemenangan majalah permintaan maaf di sejumlah media massa kepada keluarga Soe-
Time tapi juga kemenangan bagi kebebasan pers dan freedom of harto sebagaimana keputusan MA di tingkat kasasi pada tahun
speech di Indonesia,” ujar Todung Mulya Lubis, pengacara maja- 2007.
lah Time menyambut keputusan Mahkamah Agung pada 16 April
2009 silam yang mengabulkan Peninjauan Kembali yang diajukan Episode tuntutan pencemaran nama baik yang dialami TIME
kliennya. seakan mengulangi apa yang terjadi pada TEMPO 2003. Berita
bertajuk “Ada Tommy di Tenabang”, membuat kantor Majalah
Dengan dikabulkannya PK tersebut, majalah Time tidak perlu Tempo diserang sekelompok orang. Tak cuma itu, Tempo dan
membayar ganti rugi sebesar Rp 1 triliun dan memasang iklan jurnalis penulisnya: dituntut pencemaran nama baik. Pengadilan

18 - 10 tahun Yayasan Tifa


kemudian menjatuhkan vonis kepada Pimpinan Redaksi
Tempo Bambang Harymurti dan wartawan Tempo yang
lain, dengan satu tahun penjara. Kebebasan pers kem-
bali kalah dengan kekuatan modal.

Kasus yang menimpa Tempo kemudian menggulirkan


wacana baru: kriminalisasi Pers dan bagaimana hukum

n)
alis Independe
melindunginya. Yayasan Tifa secara intensif terlibat
dalam penggalangan dukungan dan aksi-aksi solidaritas
atas kasus Tempo. Wacana tentang pentingnya meng-
gunakan UU Pers dalam sengketa Pers juga terus digu-
lirkan, baik di forum lokal, nasional dan internasional. Pembunuhan:
1 kasus
Anotasi hukum dan eksaminasi publik mengenai kasus

( Aliansi Jurn
TIME menguatkan argumentasi hukum bagi pentingnya
penggunaan UU Pers ketimbang KUHP dalam sengketa
Pemukulan: 2
0 kasus
Pers. Upaya melakukan pendampingan kasus sekaligus
mendorong lahirnya alternatif regulasi yang memung-
kinkan adanya mediasi bagi penanganan kasus pers juga
t: 4 kasus

hunan 2009 AJI


pu
dilakukan Yayasan Tifa bekerjasama dengan LBH Pers.
Larangan meli
Pada Hari Pers 2006. di tingkat Kasasi, TEMPO me-
menangkan gugatan. Kado manis ini seakan menjadi
m: 7 kasus
penawar bagi kebebasan pers yang masih terus Tuntutan huku
n ta
terancam.

Sumber Lapora
:2 kasus
Penyanderaan

Intimidasi: 1
k asus

Demonstrasi:
2 kasus

Sensor: 2 kas
us

10 tahun Yayasan Tifa- 19


Radio Komunitas
Radio komunitas adalah salah satu manifestasi demokratisasi
dan desentralisasi informasi. Dukungan Tifa terhadap gagasan
ini dimulai tahun 2004 melalui advokasi UU Penyiaran yang
berhasil mengakomodir keberadaan radio komunitas. Yayas-
Photos : Ahmad ‘deNy’ Salman

an Tifa juga menginisasi dan mendukung tumbuhnya jejaring


radio komunitas, termasuk Jaringan Radio Komunitas Indo-
nesia (JRKI) sebagai jangkar pengembangan dan peningkatan
radio komunitas di Indonesia. Selain itu, bekerjasama dengan
Combine Research Institute (CRI) Yayasan Tifa mendorong
pembentukan Saluran Informasi Akar Rumput yang menjadi
sumber informasi program bagi aktivis radio komunitas yang
mencakup isu kesehatan, migrasi yang aman, pendidikan poli-
tik hingga pendidikan tanggap bencana.

20 - 10 tahun Yayasan Tifa


10 tahun Yayasan Tifa- 21
Regulasi Baru, Ancaman Bagi
Kebebasan Berekspresi
Prita Mulyasari dan dilema undang-undang ITE

Kriminalisasi terhadap kebebasan berekspresi meluas juga kepada warga negara


biasa setelah lahirnya UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik (UU ITE). Yang membuat gamang adalah besarnya ketidakpastian untuk
terjerat. Kegelisahan ini dituangkan Yayasan Tifa melalui dukungannya kepada Sek-
retariat Nasional PBHI untuk melakukan Judicial Review terhadap UU ITE. Sayang-
nya, upaya ini gagal.

Beberapa bulan kemudian muncullah korban UU ITE ini: kasus Prita Mulyasari.
Ibu dua anak ini dituntut atas tuduhan pencemaran nama baik. Keluhan pribadi
Prita melalui jaringan mailing list tentang buruknya pelayanan rumah sakit Omni
Internasional dianggap mencemarkan nama baik rumah sakit tersebut. Ibu dua
anak ini dituntut dan sempat ditahan dalam penjara. Prita kemudian dilepaskan
atas kecaman publik.

Ketika Pengadilan Tinggi Banten memvonis denda sebesar 204 juta rupiah sebagai
ganti rugi atas pencemaran nama baik RS Omni Internasional yang dilakukan Prita,
publikpun bereaksi. Dukungan dan solidaritas terhadap Prita digalang melalui
akun-akun Facebook dan Twitter dalam sebuah gerakan bertajuk “Koin Untuk
Prita”. Hasilnya: terkumpul 6 ton karung koin untuk Prita. Inilah tonggak kelahiran
gerakan click activism yang akhirnya mewabah di Indonesia, untuk mendukung
orang-orang yang bernasib seperti Prita. Sekaligus menjadi momen baru membi-
cangkan ancaman UU ITE di Indonesia.

Photos : Toto Santiko Budi

22 - 10 tahun Yayasan Tifa


Relawan menghitung koin peduli Prita di posko pusat Jalan Langsat,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Jakarta, Indonesia Desember 15, 2009

10 tahun Yayasan Tifa- 23


Hak Asasi Upaya meningkatkan komitmen pemerintah Indonesia memenuhi
hak-hak dasar warga negara, baik hak sipil politik (sipol) maupun
ekonomi sosial budaya (ekosob) menjadi perhatian utama Yayasan
Tifa berkait dengan persoalan Hak Asasi Manusia di Indonesia.

Manusia
Rentang perhatian berkait dengan pelanggaran HAM masa lalu yang
masih belum bisa diselesaikan, praktek impunitas dan kekerasan
terhadap warga negara oleh aparat negara. Seiring dengan per-
soalan pelanggaran hak-hak sipil dan politik, upaya meningkatkan
akses kelompok miskin dan marginal mendapatkan keadilan melalu

& lembaga keadilan formal dan informal menjadi agenda penting.


Semakin maraknya pelanggaran terhadap buruh migran Indonesia
dalam tahun-tahun terakhir telah menjadi landasan bagi Yayasan
Tifa menggulirkan inisiatif program perlindungan buruh migran

Akses Terhadap sebagai bagian dari peningkatan Hak Asasi Manusia dan Akses ter-
hadap Keadilan di Indonesia.

Keadilan Total Dana Hibah:


Rp 32,477,000,835

24 - 10 tahun Yayasan Tifa


Photo : Toto Santiko Budi

Keputusan pengadilan membebaskan tokoh kunci dan hukuman ringan bagi para
pelaku pembunuhan aktivis HAM Munir menimbulkan kekecewaan dan keraguan
terhadap kesungguhan pemerintah dalam upaya penegakkan HAM di Indonesia.

10 tahun Yayasan Tifa- 25


Photo : Eko Siswono

Hak Asasi Manusia


P ersoalan HAM di Indonesia tampak-
nya tak kunjung menyurut. Banyak
kasus-kasus pelanggaran HAM yang
belum diselesaikan secara tuntas. Bah-
Rangkaian aksi korban dan kelompok ma-
syarakat sipil terlembagakan melalui pem-
bentukan KontraS pada 20 Maret 1998.
ga ini dalam memperjuangkan persoalan
orang hilang, termasuk perjuangan meng-
hapus impunitas yang melibatkan pejabat
publik dalam kasus pelanggaran HAM
kan diabaikan. Para korban dan keluarga Sementara itu korban dan keluarga korban berat di Indonesia.
korban pelanggaran HAM berat menggelar pelanggaran HAM membentuk suatu wa-
Pasar Lupa di depan Istana Negara, 16 dah bernama IKOHI (Ikatan Keluarga Orang Yayasan Tifa bersama KontraS, LBH Jakarta,
Oktober 2010 silam. Dalam daftar terdapat Hilang Indonesia). Berdiri pada 17 Septem- Yayasan Pulih dan HRWG menginisiasi
kasus tragedi 1965/1966, Tanjung Priok ber 1998 dan diprakarsai oleh korban dan terbentuknya Human Rights Suport Facility
1984, Talangsari 1989, Penculikan dan keluarga korban penghilangan paksa tahun (HRSF) yang menjadi pendukung keluarga
Penghilangan Paksa 1997/1998, Trisakti 97/98, komunitas korban merumuskan pelanggaran HAM dan perlindungan bagi
1998, 13-15 Mei 1998, Semanggi I dan Se- strategi bersama dan melancarkan upaya- Human Rights Defenders. Kerjasama HRSF
manggi II 1998/1999, Pembunuhan Munir upaya untuk menuntaskan kasus yang dengan Dompet Dhuafa pada tahun 2010
2004 dan sejumlah kasus-kasus pelangga- menimpanya. memberikan dukungan beasiswa dan asur-
ran HAM berat lainnya di Aceh, Poso dan ansi kesehatan bagi anak-anak keluarga
Papua. Sepanjang satu dekade, Yayasan Tifa telah korban pelanggaran HAM.
mendukung inisiatif-inisiatif kedua lemba-

26 - 10 tahun Yayasan Tifa


Photo : Dok. KONTRAS

Penghilangan
Paksa
‘…sejak pasca reformasi belum ada
satupun kasus pelanggaran HAM berat
dibawa ke pengadilan HAM…Presiden
SBY perlu memerintahkan Kapolri untuk
segera mencari dan menemukan ke 13
korban kasus penghilangan secara paksa
1997-1998.

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia


Siaran Pers Peringatan Hari HAM Sedunia Ke-61
10 Desember 2009

Menjelang runtuhnya Orde Baru, penghilangan orang secara


paksa atau penculikan terhadap para aktivis pro-demokrasi
adalah rangkaian pelanggaran HAM yang ditempuh oleh
militer dalam upaya mempertahankan kekuasaan Soeharto.
Peristiwa ini berlangsung dalam tiga tahap: Menjelang pemilu
Mei 1997, dalam waktu dua bulan menjelang sidang MPR bu-
lan Maret, dan dalam periode tepat menjelang pengunduran
diri Soeharto pada 21 Mei. Pada bulan Mei 1998, sembilan di
antara mereka yang diculik selama periode kedua dilepas dari
kurungan dan muncul kembali. Beberapa di antara mereka
berbicara secara terbuka mengenai pengalaman mereka. Tapi
tak satu pun dari mereka yang diculik pada periode pertama
dan ketiga muncul.

Pada tahun 2001 Kontras mencatat terdapat 1039 orang yang


menjadi korban penghilangan paksa. Diperkirakan ada ratusan
orang hilang lainnya yang tidak tercatat. Tragedi penghilangan
paksa ini sebagian besar menimpa aktivis yang kritis. Motif
politik mendominasi praktek penghilangan paksa.

10 tahun Yayasan Tifa- 27


28 - 10 tahun Yayasan Tifa
Pelarangan Buku (1951-2009)

Politik dan Demokrasi 69 buku


Sejarah dan Budaya 28 buku
Agama dan Kepercayaan 88 buku
Novel dan Novel “Kiri” 88 buku

Sumber :
Institut Sejarah Sosial Indonesia
(www.sejarahsosial.org)

Pelarangan Buku
Di tahun 2009, penyitaan dan pelarangan buku kembali dilakukan
Kejaksaan atas lima judul buku yang dianggap dapat mengganggu
ketertiban umum. Di awal 2010, gugatan diajukan kepada Mah-
kamah Konstitusi atas Barang-barang Cetakan yang isinya dapat
Photo : TEMPO/ Novi Kartika

Menganggu Ketertiban Umum—atau yang dikenal sebagai UU


Pelarangan Buku. Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa peny-
itaan dan pelarangan buku yang dilakukan Kejaksaan tidak sesuai
dengan UUD 1945. MK berpendapat penyitaan barang-barang cetak
harus dilakukan dengan ijin dari pengadilan atau oleh penyidik, dan
bukan dilakukan oleh Kejaksaan. Sebuah kabar baik bagi kebebasan
Berpikir dan Berekspresi.

10 tahun Yayasan Tifa- 29


Photo: Arief Sukardono

30 - 10 tahun Yayasan Tifa


Akses Terhadap Keadilan
Petugas memeriksa kartu identitas warga saat operasi
yustisi di pemukiman penduduk pendatang miskin di Gang
Laler, Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat

Photo: Dhoni Setiawan

B iro Pusat Statistik pada tahun 2010 menyebutkan 14% pen-


duduk Indonesia atau sekitar 31 juta jiwa hidup di bawah
garis kemiskinan (Sensus Penduduk BPS 2010). Dengan
pendapatan bulanan rata-rata sekitar Rp. 200.000 per bulan,
Laporan LBH Jakarta menyebutkan bahwa pada tahun 2009 saja
terdapat 1000-1200 permohonan bantuan hukum dari kelompok
rakyat miskin. Pemenuhan kebutuhan akan keadilan tetap meru-
pakan persoalan mendasar bagi rakyat miskin dan adalah kewa-
mereka kesulitan mendapatkan akses terhadap keadilan. Studi jiban negara memenuhi tuntutan itu seperti tercantum dalam
PEKKA menyebutkan bahwa orang-orang miskin dan hidup UUD 1945 Pasal 34 Ayat 3; Konvenan Hak-Hak EKOSOB; dan SIPOL
dibawah garis kemiskinan harus membayar 10 kali lipat peng- yang mana Indonesia tercantum sebagai penandatangan.
hasilan rata-rata bulanan (sekitar Rp. 2.050.000) saat mengurus
perkara di pengadilan umum.

10 tahun Yayasan Tifa- 31


Pengadilan Rp 15.000 di salah satu lahan perkebunan
milik PT Segayung. Akibat proses persidan-
gan ini, Masinih terpaksa mengagunkan
Pencurian Lima Batang
Jagung
yang rumah dan tanah untuk biaya selama
mengkuti persidangan.
Parto (51) diajukan ke PN Situbondo
(Jatim) dengan dakwaan mencuri lima
batang jagung di sawah milik Supardi. Nilai
kerugian Supardi Rp 10 ribu. Kelima jagung

Berlebihan Pencurian 3 Tandan Sawit


Samsinur Butar-butar (35) warga Desa
Buntu Pagar Kec Tinggi Raja Asahan, Adi
itu diakuinya akan dipakai untuk tambahan
pakan sapi miliknya. Selama persidangan,
Parto tak didampingi pengacara.
(30) dan Acin (33) diajukan ke dari Penga-
(2009) dilan Negeri Tanjungbalai dengan dakwaan
mencuri 4 tandan sawit di lahan perkebu- Pencurian Sengon
nan PT AAG Gunung Melayu. Ponjo (64 tahun) dijatuhi hukuman penjara
Mencuri tetap mencuri biarpun barang yan 75 hari oleh Pengadilan Negeri Lumajang
dicuri nilainya tak seberapa. Namun, sean- karena menebang dan mengambil se-
dainya aparat hukum lebih memakai hati Pencurian Sebutir Semangka batang pohon sengon jenis tekik di lahan
nurani, penahanan dan peradilan terhadap Suyanto dan Kholil diajukan ke PN Kota milik Perhutani.
pelaku-pelaku pencurian ringan tak perlu Kediri (Jatim) dengan dakwaan mencuri
terjadi. Berikut beberapa kasus peradilan sebuah semangka. Majelis hakim memu-
yang dapat disebut berlebih-lebihan: tuskan hukuman percobaan 15 hari. Sebel-
umnya, kedua terdakwa sempat menjalani
tahanan lebih dari 2 bulan selama masa
Pencurian Bola Lampu pemeriksaan.
Wayut, 35 tahun, berprofesi sebagai tu-
kang becak, diajukan ke PN Tanjugkarang,
(Lampung) dengan dakwaan mencuri tiga Pencurian Sabun dan
buah lampu berukuran masin-masin 50
watt yang terpasang di pangkalan kayu di Kacang Ijo
dekat rumahnya. Wayut terancam huku- Rasjo (77 tahun) dijatuhi hukuman vonis
man tujuh tahun penjara. Pencurian itu 12 hari dengan masa percobaan satu bulan
dilakukan karena tidak mampu membeli oleh PN Sember (Cirebon, Jawa Barat)
lampu untuk menerangi rumahnya. karena mencuri dua potong sabun dan se-
bungkus kacaang hijau senilai Rp 13.450,-.
Dalam persidangan terungkap, Rasjo Rasjo
Pencurian Sekarung Kapuk sudah membayar biaya ganti rugi 10 kali
Masinih (27 tahun) berserta 3 kerabatnya lipat.
(Juwono (16), Sri Suratmi (25), dan Manise
(39) diajukan ke PN Batang dengan dak-
waan mencuri kapuk seberat 14 kg seharga

32 - 10 tahun Yayasan Tifa


Lembaga Bantuan
Hukum Indonesia Photo: TEMPO/ Eko Siswono Toyudho

P emenuhan kebutuhan akan keadilan masih merupakan


persoalan mendasar bagi rakyat miskin. Undang-undang
Bantuan Hukum yang tengah dirancang harus dapat memas-
tikan hal itu.
menyulitkan warga yang tinggal di pedesaan untuk mendapatkan
layanan bantuan hukum.

Sejak 2004, Yayasan Tifa mendukung 18 kantor Lembaga Bantuan


Hukum (LBH) di Indonesia untuk memberikan layanan bantuan
Ketika berhadapan dengan hukum masyarakat miskin diancam hukum struktural kepada orang miskin dan kelompok marjinal
lebih berat. Akibatnya jumlah kasus demikian banyak. LBH lainnya. Seiring dengan dukungan terhadap LBH, Yayasan Tifa
Jakarta, misalnya, rata-rata menerima tidak kurang dari 1000 pen- mengembangkan Klinik Hukum di dua perguruan tinggi (Universi-
gaduan setiap tahunnya. Tidak sepadan dengan jumlah advokat tas Islam Indonesia dan Universitas Pasundan).
yang ada. Lokasi kantor LBH yang berada di ibukota propinsi juga

10 tahun Yayasan Tifa- 33


Kasus-kasus yang
ditangani
Lembaga
Bantuan Hukum
Kalimantan Sulawesi (LBH)
Kasus Struktural Kasus Struktural
Litigasi Konsultasi Litigasi Konsultasi

44 84 23 14 Mitra Lembaga
Bantuan
Non Struktural Non Struktural Hukum
Litigasi Konsultasi Litigasi Konsultasi
Yayasan Tifa
1 13 37 62 LBH Medan
LBH Padang
LBH Lampung
LBH Jakarta
LBH Bandung
LBH Semarang
Sumatera
LBH Yogyakarta
Kasus Struktural Bali, Nusa Tenggara LBH Surabaya
Litigasi Konsultasi & Papua LBH Bali

38 82 Jawa
Kasus Struktural
Litigasi Konsultasi
LBH Makasar
LBH Manado
LBH Papua
Non Struktural
Litigasi Konsultasi
Kasus Struktural
Litigasi Konsultasi
41 76 LBH Baku Bae, Maluku

47 172 57 157 Non Struktural


Litigasi Konsultasi
LBH Bantaya, Sulawesi Tengah
Perhimpunan Bantuan Hukum
NUSRA, NTT
Non Struktural
Litigasi Konsultasi
13 30 LBH Kendari, Sulawesi Tenggara
v

6 711 LBH APIK Kalimantan Barat


LBH APIK Kalimantan Timur

34 - 10 tahun Yayasan Tifa


Photo: Dok. LBH Padang

Transformasi
KORBAN
Menjadi
PEJUANG HUKUM
Untuk memperbaiki akses keadilan bagi masyarakat miskin,
marginal dan yang berada di pelosok, Yayasan Tifa sejak tahun
2007 mendukung program yang menghasilkan paralegal berbasis
komunitas. Komunitas ini adalah organisasi-organisasi rakyat yang
sedang memperjuangkan hak-hak ekonomi, sosial dan budayanya.
Pendekatan ini berupaya mengisi celah ketiadaan bantuan hukum
bagi mereka yang tak terjangkau, dan merupakan upaya sadar un-
tuk mentransformasi korban menjadi pejuang hukum. Program ini
terbukti efektif. Pos Paralegal yang didirikan LBH Padang misalnya,
tiga bulan setelah berdiri di awal tahun 2009, berhasil menangani
10 kasus dan empat diantaranya didampingi hingga penyidikan
oleh Polisi.

10 tahun Yayasan Tifa- 35


Photo: ANTARA/Dedhez Anggara Photo: ANTARA/Saptono Photo: ANTARA/Noveradika

Perlindungan Laporan Departemen Luar Negeri AS menyebutkan sekitar 43%


dari buruh migran Indonesia menjadi korban dari human trafick-
ing. Mereka terjerat dalam siklus pekerjaan yang memperbudak

Buruh Migran diri mer¬eka tanpa hak-hak dasar yang seharusnya diterima. KBRI
Singapura mencatat sejak 1999-2004, tercatat 98 PRT migrant
Indonesia me¬ninggal di Singapura karena sakit, jatuh dari atap
apartemen, bunuh diri, atau kecelakaan. Dan 5 orang diantaranya
Perlindungan terhadap buruh migran Indonesia sampai sekarang diancam hukuman mati. Sementara itu Migrant Care mencatat,
masih yang terburuk, apalagi jika dibandingkan dengan negara sepanjang tahun 2008-2009, di Malaysia saja terdapat 700 TKI
tetangga seperti Filipina. Baik mereka yang terdaftar secara yang meninggal dunia dan ada 175 tenaga kerja Indonesia yang
resmi atau melalui jalur tidak resmi kerap menjadi korban tindak terdaftar terancam hukuman mati akibat berbagai jenis kasus
pemerasan dan tindak kekerasan oleh para majikan, calo, PJTKI yang membelit mereka. Setiap tahunnya puluhan ribu TKI dide-
serta berbagai oknum aparat pemerintah sejak kepergian mereka portasi dari negara tujuan seperti Malaysia. Jumlah TKI berma-
dari desa hingga kembali lagi ke daerah asalnya. Sebagian besar salah yang diusir di tahun 2004 oleh Pemerintah Malaysia melalui
mereka bekerja dalam kon¬disi rentan. Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang mencapai 69.081 orang,
Belum lagi melalui pelabuhan lainnya.

36 - 10 tahun Yayasan Tifa


S

Persoalan Buruh Migran Indonesia


Sampai dengan bulan Juni 2009, jumlah buruh migran Indone-
sia di seluruh dunia mencapai 6 juta orang dan tersebar di 41
negara. Sebanyak 4,5 juta bermigrasi melalui jalur resmi, sedang
1,5 juta diantaranya tidak berdokumen. Mereka menyumbang
dana (remitance) 1% dari total GDP Indonesia pada tahun 2008
(US$ 8,24 milyar), menopang 30 juta orang yang mengandalkan
kehidupan atas keringat sanak saudara, ayah dan ibu mereka
yang bekerja di luar negeri.

Survey Bank Indonesia (2008) menyebutkan bahwa sebagian


besar remitansi digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari atau konsumsi, disusul oleh biaya pendidikan. Se-
mentara itu, upah yang diterima TKI lebih banyak dihabiskan un-
tuk biaya hidup sehari-hari (38%), disusul dengan biaya komu-
nikasi (24%). Keringat kerja buruh migran belum menjadi jalan
bagi mereka dan keluarganya untuk keluar dari jerat kemiskinan
yang membelenggu kehidupan mereka sebelumnya.

Photo atas: TEMPO/ Eko Siswono Toyudho


Photo bawah: ANTARA

10 tahun Yayasan Tifa- 37


6 juta tenaga kerja
Indonesia tersebar di 41
negara; 1,5 juta tanpa
dokumen resmi;
menopang kehidupan 30
juta orang di
Indonesia

Photo: ANTARA/ Lucky R


Membangun Kerangka
Wacana pentingnya pembenahan Citizen Services dan layanan
Perlindungan Buruh Migran perlindungan bagi tenaga kerja Indonesia di luar negeri menjadi
satu agenda yang sejak tahun 2007 intensif digulirkan Yayasan
Berkait dengan persoalan buruh migran, Yayasan Tifa bersama Tifa bersama Ecosoc Rights Institute. Upaya ini melanjutkan advo-
mitranya berperan serta dalam proses advokasi undang-undang kasi dan kampanye perlindungan TKI di Singapura yang dilakukan
ini. Kerja ini dilanjutkan dengan mendorong kerangka hukum per- pada tahun 2005, yang berhasil menolong lima PRT migran Indo-
lindungan buruh migran pada tingkat lokal: Lombok Barat, Blitar nesia di Singapura bebas dari ancaman hukuman mati.
dan Sukabumi. Di Blitar dan Lombok Barat, Perda Perlindungan
berhasil disahkan termasuk mandat untuk membentuk Komisi Kini, model perlindungan di kantong-kantong migran yang diim-
Perlindungan TKI. Di NTB juga telah berhasil dibentuk Layanan plementasikan Tifa mencakup tiiga aspek utama: hukum, penge-
Terpadu Satu Pintu (LTSP) dan Help Desk di Bandara Selaparang lolaan keuangan dan akses kepada teknologi informasi.
untuk mengefisienskan pelayanan TKI bermasalah.

38 - 10 tahun Yayasan Tifa


Kasus Sumiati Nirmala Bonat

Sumiati (23 tahun, asal NTB), satu lagi buruh migran asal Indo- Pada tanggal 17 Mei 2004, Nirmala Bonat (23) berhasil kabur
nesia yang mendapatkan perlakuan kekerasan dari majikan yang dari rumah majikannya setelah 9 (sembilan) bulan bekerja.
memperkerjakannya sebagai PRT di Arab Saudi. Kasus ini seperti Petugas keamanan mendapati tubuh perempuan asal NTT itu
puncak gunung es dari berbagai kasus kekerasan yang menimpa penuh lebam dan bengkak. Luka disetrika masih tampak segar.
pejuang devisa Indonesia. Kasus ini menjadi refleksi bahwasan-
Petugas keamanan kemudian membawanya ke kantor polisi
nya, kasus-kasus yang menimpa buruh migran tidak pernah
tuntas. terdekat.

Kekerasan yang dialami Sumiati bisa kita bilang sebagai kebiada- Pengadilan memutuskan majikan Nirmala bisa bebas den-
ban luar biasa. Informasi yang diterima dari KBRI di Arab Saudi, gan jaminan, sementara kasusnya disidangkan di pengadilan.
Sumiati sering disikas oleh ibu dan anak perempuan majikan- Tahun 2007, Nirmala bisa pulang ke NTT. Ia terpaksa harus
nya hingga sekujur wajah dan tubuhnya penuh luka. Bahkan di menunggu persidangan selama tiga tahun di Malaysia.
mulutnya terdapat bekas luka akibat digunting. Kasus ini sebena-
rnya terungkap ketika Sumiati dibawa ke rumah sakit swasta di Enam tahun telah berlalu, proses perkara masih terus berlan-
Madinah, dan itu sudah enam minggu berselang. jut. Nirmala tidak tahu sampai kapan harus menunggu. Dan
harapan Nirmala untuk mendapatkan ganti rugi atas kasus
Kejadian ini menunjukkan kelambatan respon dari wakil pemer-
intah RI di Arab Saudi yang memang tidak memiliki MoU kes- yang dideritanya semakin berkurang setiap harinya.
epakatan penanganan kasus buruh migran. Apalagi kedua negara
sama-sama seragam menolak Konvensi ILO untuk perlindungan
PRT.

Photo: ANTARA Photo: ANTARA/Saptono

10 tahun Yayasan Tifa- 39


Kewarganegaraan Demokrasi mensyaratkan penghormatan terha-
dap hak-hak sipil yang lebih luas dan penghargaan
terhadap kaidah perbedaan dan kesetaraan yang
mendasar khususnya bagi kelompok minoritas.

& Keragaman yang ada di Indonesia sebenarnya sudah


disadari oleh para pendiri negara ini, dengan men-
gakomodirnya dalam dasar negara Pancasila, dan
lambang negara Indonesia dengan semboyan Bhine-

Kesetaraan ka Tunggal Ika yang merupakan cerminan kehidupan


masyarakat plural yang menghormati perbedaan
dan kesetaraan. Sepanjang satu dekade ini, Yayasan
Tifa telah menggulirkan berbagai inisiatif berkait
dengan promosi budaya toleransi yang menghargai
perbedaan dan kesetaraan. Termasuk dalam agenda
program ini adalah kerjasama dengan kelompok ma-
syarakat sipil di Indonesia dalam mencegah perlua-
san konflik berlatar etnis dan agama melalui inisiatif
program Sistem Pencegahan Dini dengan tujuan
mengantisipasi perluasan konflik dalam masyarakat.

Total Dana Hibah:


Rp 20,776,725,381

40 - 10 tahun Yayasan Tifa


Konflik Keagamaan di Indonesia
Kemajemukan yang menjadi ciri kehidupan masyarakat
Indonesia di sisi lain memang menimbulkan dilema.
Dalam dua dekade terakhir, 55,080 jiwa menjadi korban
konflik bernuansa keagamaan di Indonesia. 761 jiwa
tewas, 1873 jiwa luka dan sisanya menjadi pengungsi.
Puncak eskalasi kekerasan terjadi dalam masa transisi
politik di Indonesia pada tahun 2000 yang mencapai
lebih dari 50 kasus kekerasan. Jumlah kekerasan menu-
run setelah pemilu presiden tahun 2004 sampai titik
terendah dibawah 10 kasus. Stabilisasi politik nampaknya
telah mengurangi bentuk kekerasan yang terjadi, tapi
tidak mengurangi pergesekan dan konflik bernuansa
keagamaan dalam bentuk lain, seperti reli, demonstrasi,
petisi, doa bersama yang meningkat menjadi lebih dari
200 kasus pada tahun 2006.

Masyarakat Indonesia membutuhkan kehidupan politik


yang demokratis, pemerataan keadilan sosial dan kesta-
bilan politik yang mampu meredam potensi konflik dan
menciptakan solusi damai dari setiap pergesekan dan
konflik yang terjadi.

Sumber: Rusmin Tumanggor, Jaenal Aripin & Imam Soeyoeti.


‘Dinamika Konflik Etnis dan Agama di Lima Wilayah Konflik
Indonesia. Laporan Penelitian Departemen Sosial.
Photo: Muhammad IQbal

10 tahun Yayasan Tifa- 41


Persekusi Ajaran
Yang Dianggap
Sesat
Pada tahun 2010 kalangan Ahmadiyah juga kembali men-
jadi korban tekanan dan intimidasi kelompok-kelompok
tertentu yang merasa agama mereka ternoda karena ke-
beradaan Ahmadiyah. Jemaat Ahmadiyah di wilayah Jawa
Barat terus mengalami diskriminasi, intoleransi dan bahkan
kekerasan. Beberapa kalangan bahwa menilai kelom-
pok massa garis keras merupakan otak dibalik persekusi
Ahmadiyah yang terjadi dalam kurun waktu lima tahun
terakhir di Indonesia.Hingga saat ini, isu tentang sesatnya
Ahmadiyah terus menjadi pemicu munculnya tindakan
kekerasan yang dilakukan oleh beberapa organisasi massa
di Bogor, Garut, Tasikmalaya, dan Kuningan propinsi
Jawa Barat.

Photo: Abdul Malik/ MSN/GATRA


42 - 10 tahun Yayasan Tifa
Photo: TEMPO/ Arie Basuki

Ancaman Terhadap Keragaman


Salah satu fenomena baru dalam perkembangan demokrasi di
Indonesia adalah munculnya kelompok-kelompok militan sipil
yang mengatas-namakan agama dan moral, tapi bertindak me-
maksakan kehendak kepada kelompok lainnya. Sejak tahun 1998
sampai 2010, tercatat 84 aksi kekerasan dalam bentuk intimidasi,
penyerangan fisik, perusakan fasilitas hiburan, sweeping terha-
dap pihak-pihak yang mereka anggap ‘melanggar’ ajaran Islam.

10 tahun Yayasan Tifa- 43


Tata Seiring dengan upaya meningkatkan kualitas kehidupan
demokrasi, Yayasan Tifa memandang pentingnya menem-
patkan agenda pemberantasan korupsi, penegakan tata
pemerintahan yang bersih dan perencanaan pembangu-

Pemerintahan & nan yang berorientasi pada masyarakat miskin sebagai


bagian penting demokratisasi di Indonesia. Persoalan
bagaimana memastikan pemanfaatan sumberdaya secara
efektif dan dijalankan secara efisien menjadi tantangan

Anti-Korupsi utama seiring dengan demokratisasi dalam bidang poli-


tik di Indonesia. Perhatian khusus juga diberikan pada
agenda otonomi khusus yang memberikan kewenangan-
kewenangan baru di Aceh dan Papua dalam menata
sistem politik yang lebih seimbang antara pusat dan dae-
rah selain juga sebagai jalan keluar dari konflik berkepan-
jangan di kedua wilayah tersebut.

Total Dana Hibah:


Rp 17,992,394,130

44 - 10 tahun Yayasan Tifa


Photo: ANTARA/Yudhi Mahatma

“ Pada tahun 2010,


terdapat 176 kasus
korupsi dengan
kerugian Negara
mencapai
Rp. 2,102 triliun”
(Laporan ICW, 4 Agustus 2010)

10 tahun Yayasan Tifa- 45


Pemerintahan

Photo: TEMPO/Dwi Narwoko


yang Bersih &
Bebas Korupsi
Pada tahun 1995, menurut Transparansi Indonesia (TI), Indone-
sia tampil dalam posisi terburuk mutlak, dengan skor 1,94, dan
berada pada posisi terbawah dari 41 negara dalam perhitungan
itu. Pada saat itu, Indonesia bahkan dinilai lebih buruk diband-
ing Cina, Pakistan, Venezuela, Brasil, dan Filipina.

Sepanjang periode pemerintahan presiden Susilo Bambang


Yudhoyono (2004-2009), upaya-upaya memberantas korupsi di-
canangkan melalui serangkaian pembentukan lembaga anti ko-
rupsi seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan lembaga
pengadilan Tindak Pidana Korupsi (TIPIKOR). Lembaga-lembaga
tersebut terbukti cukup efektif dalam mengungkap kasus-kasus
korupsi di Indonesiai.

Seiring dengan proses tersebut, terjadi peningkatan cukup


signifikan posisi Indonesia berkait dengan korupsi. Pada tahun
2008, Skor Indeks Persepsi Korupsi (IPK) mencapai angkat 2,6
dan meningkat menjadi 2,8 pada tahun 2008. Indeks tersebut
menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemberantasan
korupsi di Indonesia.

Sampai tahun 2010, disebutkan bahwa dari 33 provinsi, ter-


dapat 18 pejabat gubernur menjadi terdakwa, tersangka, atau
diperiksa penyidik hukum karena dianggap membuat keputu-
san yang merugikan keuangan negara. Dan dari 491 kabupaten/
kota, sebanyak 130 pemimpinnya menjadi pesakitan Komisi
Pemberantasan Korupsi, kejaksaan, atau kepolisian. Laporan
ICW menyebutkan bahwa total kerugian negara dari seluruh
kasus korupsi mencapai sekitar Rp. 4,8 triliun. Skandal-skandal
besar terkait tuduhan kasus korupsi besar muncul, seperti

46 - 10 tahun Yayasan Tifa


Photo: TEMPO/ Subekti
KPK telah memenjarakan kontroversi skandal Bank Century dan Bank Indonesia (BI), muncul
42 anggota parlemen, dalam satu tahun terakhir.
8 menteri, 7 gubernur,
Yayasan Tifa memandang bahwa korupsi memberikan efek buruk
20 bupati/wali kota, terhadap kehidupan sosial, ekonomi dan politik. Dukungan ter-
8 anggota Komisi hadap organisasi-organisasi masyarakat sipil di Indonesia dalam
Pemilihan Umum, 4 duta mengkampanyekan agenda anti-korupsi, pemantauan kinerja lem-
baga publik, termasuk juga pemantauan terhadap sumber-sumber
besar, 1 gubernur pemasukan negara, menjadi agenda strategis dalam menjalankan
Bank Indonesia (BI), dan agenda anti-korupsi di Indonesia.
4 deputi gubernur BI.
10 tahun Yayasan Tifa- 47
Ramai-Ramai Memantau Pendapatan
Rejeki dari Air
Modus korupsi, selain mark-up adalah mark-down, atau mempre- Hitung-hitungan Amrta Institute menunjukkan bahwa dengan
diksi lebih rendah potensi pendapatan pemerintah. Untuk kasus harga air tanah yang dipatok lewat retribusi oleh pemerintah
eksploitasi sumberdaya akibatnya fatal: sumberdaya tereksploi- daerah Sukabumi misalnya, maka untuk setiap m3 air tanah yang
tasi namun pendapatan tidak sebanding dengan kerusakannnya. digunakan untuk produksi, produsen hanya perlu mengeluarkan
Dengan dukungan Yayasan Tifa, Amrta Institute melakukan Rp 1.333 untuk memperoleh pendapatan Rp. 1,2 juta. Sementara
pemantauan pendapatan dari sumberdaya air pada periode ta- itu, di desa tempat air tanah dieksploitasi oleh industri air dalam
hun 2006-2009. Hasilnya mengejutkan. Selain pemerintah daerah kemasan, kondisinya memprihatinkan: infrastruktur jalan yang
kerap mendiskon tarif retribusi atau pajak atas air tanah yang buruk dan kekeringan menjadi kenyataan sehari hari. Mereka
dikenakan kepada sektor swasta, pendapatan negara tidak se- tidak dapat lagi bertani. Sebagian besar kemudian memilih untuk
banding dengan keuntungan yang didapat pihak swasta utamanya bermigrasi ke kota besar atau ke luar negeri untuk menyambung
untuk air minum dalam kemasan. hidup.

Photo: Wisnu Prabowo


48 - 10 tahun Yayasan Tifa
Menyusuri Parkir
Sejak tahun 2005, program governance Yayasan Tifa telah
mengembangkan agenda untuk mendorong masyarakat sipil di
Indonesia melakukan pemantauan terhadap sisi pendapatan
pemerintah dalam program Revenue Watch. Implementasi agenda
ini dilakukan dengan memberikan dukungan terhadap Yayasan
FAKTA di Jakarta dalam untuk melakukan pemantauan terhadap
pendapatan pemerintah propinsi DKI Jakarta melalui sektor parkir
dengan temuan potensi kebocoran pendapatan negara mencapai
60% sampai 112% dari target pendapatan Rp. 19 milyar pada
tahun 2006.

Photo: Ahmad Deny Salman


10 tahun Yayasan Tifa- 49
Komisi Informasi Publik
Jalan Panjang Menuju Keterbukaan Informasi Publik
Pada tanggal 3 April 2008, UU Keterbukaan Informasi Publik se- Bersama dengan Sekolah Rakyat, Yayasan Tifa memfasilitasi
cara resmi disahkan dan akan diberlakukan dua tahun kemudian. program Monitoring Keterbukaan Informasi Publik Blok Cepu.
UU Keterbukaan Informasi Publik di Indonesia akan menjadi lang- Badan-badan publik dari mulai Kementrian Energi dan Sumber
kah awal menuju Indonesia yang terbuka, demokratis dan akunta- Daya Mineral (ESDM), Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Min-
bel. Yayasan Tifa ikut serta dalam proses advokasi di tahun 2004, yak dan Gas Bumi (BP Migas), Kementrian Keuangan (DepKeu),
dan semakin intesif terlibat pada tahun 2007. Berbagai inisiatif Dewan Perwakilan Rakyat, Pemerintahan Daerah baik eksekutif
dilakukan termasuk melakukan sosialisasi, kampanye dan pelati- maupun legislatif serta BUMN/BHMN terkait, dimintai informa-
han agar pelaksanaaan UU ini berjalan lancar. Yayasan Tifa juga sinya. Hasilnya, dari seluruh permintaan informasi berjumlah 475,
terlibat secara aktif dalam proses pembentukan Komisi Informasi hanya enam yang memberikan informasinya. Seluruhnya terkait
dan selalu mendukung gerak Komisi Informasi bersama mitra- dengan permintaan informasi Dana Bagi Hasil Migas dari Badan
mitranya hingga saat ini. Hasil kajian ICEL yang didukung Yayasan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten
Tifa tentang Anotasi Hukum UU Keterbukaan Informasi Publik Blora. Sengketa karena tidak dipenuhinya permintaan informasi
bahkan secara resmi dijadikan bahan rujukan Komisi Informasi un- ini, kini ditangani oleh Komisi Informasi Pusat.
tuk memahami UU KIP, dan dianggap sebagai petunjuk resmi dari
Komisi Informasi tentang interpretasi UU KIP.

Blok Cepu merupakan penemuan minyak terbesar ketiga di Indonesia selama tiga
dekade. Produksi pertama diperkirakan mencapai 40 ribu barrel per hari dan akan
meningkat menjadi 170 ribu barrel per harinya. Namun Pemerintah Daerah Blora
dan Cepu, Jawa Tengah, diperkirakan hanya menerima tambahan pendapatan asli
daerah sebesar 150 persen dari Pendapatan Asli Daerah (PAD).

50 - 10 tahun Yayasan Tifa


Corruption Perception Index :
Score dan Rangking Negara-Negara
Asean
Sumber: Transparency International 2009

10 tahun Yayasan Tifa- 51


Photo: Stanlie Andika

Mulanya adalah pernyataan Kaba-


reskrim Mabes Polri Komjen Pol. Susno
Duadji, yang mengatakan:

”cicak kok mau


melawan buaya”
Polemik Cicak Vs Buaya
Terkait dengan konfrontasi antara KPK dan Polri terkait tuduhan masyarakat, mengingat bahwa, jika dilihat dari kinerja KPK selama
terhadap KPK yang melakukan penyadapan terhadap telepon ini, kerap menangkapi para koruptor yang antara lain juga berasal
seluler Susno Duadji yang terindikasi menerima suap dalam dari kalangan anggota parlemen, pejabat daerah, dan para pet-
penanganan kasus Bank Century. Dengan terus terang Susno inggi Polri dan Kejaksaan Agung.
mengaku mengibaratkan KPK sebagai Cicak yang berani melawan
Polri sebagai sesosok buaya. Pada perkembangan berikutnya, ma- Yang lebih merugikan KPK adalah, dengan kasus Cicak vs Buaya
syarakat luas menjadikan symbol Cicak vs Buaya sebagai analog itu, dua komisioner KPK, Bibit Samad Rianto, dan Chandra M.
perseteruan antara pejuang pemberantas korupsi melawan para Hamzah, juga harus sibuk menghadapi tuduhan Polri yang
koruptor. Belakangan dari pihak kejaksaan juga turut serta dalam mendakwa keduanya sebagai tersangka dalam kasus suap dan
polemik tersebut dengan mempersonifikasi diri mereka dengan penyalahgunaan wewenang di tubuh KPK. Untuk mengatasi
Godzila. perselisihan antara KPK dan Polri tersebut, Presiden SBY akhirnya
Lebih jauh lagi Cicak vs Buaya telah membuka tabir perseteruan membentuk Tim 8 yang bertugas mengusut ulang permasalahan
secara terbuka antar lembaga penegak hukum, yaitu KPK, Polri dugaan suap menyuap dan penyalahgunaan wewenang di tu-
dan Kejaksaan Agung. Ketiga lembaga itu seharusnya bekerjasama buh KPK dan Polri. Meskipun tidak dapat berbuat banyak selain
memberantas korupsi, tapi justru terlibat dalam aksi saling meng- memberikan rekomendasi kepada Presiden, pada akhirnya publik
hujat, menyerang dan melemahkan antara satu dan lainnya. Dari mengetahui mana emas dan mana Loyang diantara kedua lemba-
ketiga lembaga itu, tampaknya KPK menjadi lembaga yang paling ga hukum negara tersebut. Banyak kalangan menganggap bahwa
disudutkan, bahkan dalam fak ta lapangan terdapat indikasi upaya drama politik Cicak versus Buaya adalah langkah surut dalam
menggembosi KPK. Persepsi itu menjadi sangat popular dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.

52 - 10 tahun Yayasan Tifa


Lembaga Terkorup di Indonesia
Pada tahun 2009 DPR menempati rating pertama sebagai lembaga terkorup versi Transparansi Internasional Indonesia (TII). Hasil
tersebut mengambil alih posisi Kepolisian pada tahun 2008 yang menempati urutan teratas. Dalam riset global barometer 2009 ko-
rupsi tertinggi dengan skor 4,4 adalah di parlemen. Kemudian disusul oleh institusi peradilan dengan skor 4,1. Sedangkan untuk urutan
ketiga, ditempati parpol dengan skor 4,0. Kemudian pegawai publik dengan skor 4,0 poin. Sementara sektor bisnis memeroleh skor 3,2
dan untuk media sekitar 2,3. Kondisi tersebut tentunya sangat memprihatikan. Apalagi temuan survei juga sama dengan yang dihasil-
kan lembaga-lemabaga riset. Sehingga temuan tersebut diharapkan dapat menunjukkan opini masyarakat tentang korupsi di DPR
sangat buruk.

10 tahun Yayasan Tifa- 53


Photo By: Toto Santiko Budi
Potret Kemiskinan
di Indonesia
D ari total penduduk miskin di Indonesia, 66% tinggal di
pedesaan dan 56% menggantungkan pada sektor pertanian.
Keterbatasan akses terhadap sumberdaya dan rendahnya
peluang kerja memaksa mereka menjadi pekerja sektor informal
meningkat dari 0,30 (1999) menjadi 0,32 (2002) dan 0,36 (2005)
dan menurut data BPS tahun 2009, angkanya meningkat menjadi
0,37. Koefisien gini adalah ukuran tingkat kesenjangan dimana
angka 0 mencerminkan pemerataan sempurna dan 1 mewakili
dan penghuni pemukiman kumuh. Kesenjangan ekonomi terus tingkat kesenjangan tertinggi.

54 - 10 tahun Yayasan Tifa


Photo: Edy Susanto Photo: Yoppy Pieter

Audit Sosial Terhadap PNPM Mandiri


“Saya tidak habis pikir. Katanya ada bupati Di mata pemerintah, PNPM adalah pro- pemerintah sebagaimana diutarakan send-
yang menolak PNPM. PNPM itu sudah gram yang berhasil. Juga diyakini bersifat iri oleh Presiden SBY.
berjalan tiga tahun ini, dua tahun efektif, partisipatoris (dislogankan dengan kalimat: Sejak tahun 2009 Yayasan Tifa mendukung
program negara, memberikan Rp. 3 milyar dari, untuk dan oleh rakyat) serta tidak GAPRI, sebuah jaringan anti-pemiskinan,
tiap kecamatan mulai tahun depan untuk sekedar karikatif (di¬ilustrasikan dengan untuk mengembangkan audit sosial ter-
rakyat. Mengapa ditolak? Jelaskan pada adanya tahapan: memberi ikan, memberi hadap PNPM Mandiri. Audit sosial PNPM
saya, jelaskan pada rakyat dari kabupaten pancing, memiliki pancing dan perahu). Mandiri berupaya mengukur seberapa
yang bersangkutan”, ujar Presiden SBY Permasalahannya, penerima manfaat jauh intervensi programatik PNPM Mandiri
pada saat pem¬bukaan Munas Kadin program belum tentu merasakan dan atau dalam menolong kelompok miskin keluar
tahun 2008. menilainya seperti itu. Ketidaksepaham dari kemiskinannya.
itu bahkan juga terjadi di antara pejabat

10 tahun Yayasan Tifa- 55


Audit sosial diharapkan dapat menangkap aspek dinamis dari ma-
syarakat untuk mengungkap tingkat kedalaman kemiskinan yang
terjadi, sekaligus menyelidiki mengapa
beberapa program PNPM Mandiri belum sepenuhnya berhasil.

Ini merupakan tahap awal bagi pondasi praktik-praktik penga-


wasan mandiri oleh warga, sekaligus sebagai pengembangan
ruang deliberasi bagi warga negara untuk menilai sendiri akunt-
abilitas, efektifitas, dan kesesuaian program-program pemerin-
tah dibandingkan dengan kebutuhan-kebutuhan riil masyarakat.
Ruang deliberasi itu semakin terbuka seiring dengan berlakunya
UU No. 14 tahun 2008 tentang Kebebasan Informasi Publik per 30
April 2010.

Photo: Arief Sukardono Photo: ANTARA/Fanny Octavianus

56 - 10 tahun Yayasan Tifa


masi setidaknya untuk daerahnya
sendiri.

Langkah reformasi keuangan dan


penggunaan anggaran di Jem-
brana dilakukan dengan rasion-
alisasi birokrasi, pemangkasan
struktur kelembagaan perangkat
daerah, pengadaan barang dan
jasa di tata kembali dan dilakukan
pengawasan yang super ketat,
efisiensi anggaran guna relokasi
Pro-Poor Budget dan Replikasi Jembrana untuk memperbaiki akses pen-
didikan dan kesehatan agar bisa
‘Sejak tahun 2005, Yayasan Tifa menggerakkan ekonomi lokal.
bekerjasama dengan kelompok Perubahan yang terjadi sejak
masyarakat sipil di Indonesia telah penerapan reformasi pada angga-
ran daerah dan pro poor budget-
menjadikan model kebijakan Jembrana ing itu bisa dilihat dari adanya
sebagai acuan dalam kebijakan program-program unggulan sep-
anggaran pro-rakyat di propinsi Jawa erti JKJ (Jaminan Kesehatan Jem-
Tengah dan Sulawesi Selatan. brana) dan Bebas Iuran Sekolah.
Dalam program Bebas Iuran
Sekolah,Pemerintah Kabupaten

K abupaten Jembarana, Propinsi Bali, adalah prototipe sukses


dalam penerapan pro poor budgeting. Komitmen Bupati I
Gde Winesa dalam melaksanakan program pro poor bud-
geting ini dilakukan sejak tahun 2001. Memang pada awalnya
Jembrana menilai bahwa kondisi sosial masyarakatnya dalam
bidang pendidikan tertinggal dengan wilayah lain di Indonesia.
Hal ini didasari oleh kondisi psikologis masyarakat yang enggan
meneruskan sekolah, biaya sekolah yang cukup tinggi, minimnya
mendapat tentangan dari kalangan DPRD, namun hanya butuh
infrastruktur pendidikan, dan mentalitas keluarga yang belum
waktu satu tahun untuk menyelesaikan perdebatan dengan DPRD.
mendukung pendidikan lanjutan kepada anggota keluarganya.
I Gde Winesa berupaya mengubah paradigma pemikiran dalam
Untuk itu kebijakan yang paling tepat adalah membebaskan iuran
menjalankan pelayanan publik agar lebih efektif dan efisien.
sekolah sekaligus memberikan beasiswa kepada sekolah swasta.
Manajemen pemerintahan yang ia gunakan adalah “manajemen
Agar seimbang antara yang sekolah negeri dan swasta.
sebagai panglima”. Aspek manajerial dalam pemerintahan teru-
tama dalam penyusunan dan penggunaan anggaran harus direfor-
Photo: Lukman S Bintoro

10 tahun Yayasan Tifa- 57


Membangun
Perdamaian
di Daerah Konflik

58 - 10 tahun Yayasan Tifa


Konflik Poso
Salah satu insiden konflik kekerasan berkepanjangan antarapemeluk
agama Islam dan Kristen terjadi di wilayahPoso, Sulawesi Tengah.
Sejak akhir tahun 1998 hingga 2003
wilayah Poso tidak lagi aman dan menjadi kekerasan kelompok
yang mengatasnamakan agama. Dibutuhkan upaya
serius pemerintah sebelum akhirnya kedua belah pihak
sepakat mengakhiri konflik yang mendera mereka. Sejak tahun 2005,
Yayasan Yayasan Tifa telah mengembangkan agenda kerja Sistem
Peringatan Dini (Early Warning System) di wilayah-wilayah konflik di
Indonesia seperti, Maluku dan Kalimantan. Diharapkan program ini
dapat menjadi perangkat yang mendukung pencegahan perluasan
konflik di wilayah-wilayah rawan konflik di Indonesia.

Photo by: TEMPO/ RIni PWI

10 tahun Yayasan Tifa- 59


Perdamaian Berkelanjutan
di Nangroe Aceh Darussalam
Photo by: TEMPO/ Arie Basuki Photo by: TEMPO/ Bernard Chaniago

P erdamaian adalah titik awal membangun masyarakat baru di


Aceh. Kesepakatan damai antara pemerintah Republik Indone-
sia dan GAM di Helsinki pada tanggal 15 Agustus 2005 menjadi
pintu gerbang yang membuka langkah-langkah baru dalam mewujud-
larut. Bagaimana membangun perdamaian berkelanjutan di Aceh
telah menjadi perhatian Yayasan Tifa sejak perjanjian perdamaian
ditandatangani. Langkah perdamaian adalah titik penting menutup
lembaran sejarah masa lalu yang penuh kekerasan di Nangroe Aceh
kan cita-cita ideal tentang bagaimana membangun sebuah masyara- Darussalam.
kat baru yang selama beberapa dekade terjerat oleh konflik berlarut-

60 - 10 tahun Yayasan Tifa


Photos: ANTARA
Membongkar Ketertutupan Rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam agenda kerja ini me-
liputi proses konsolidasi organisasi-organisasi masyarakat sipil
Ketika Aceh menjadi ajang konflik, ketertutupan dari dunia luar di Aceh yang dilakukan oleh Acehnese Civil Society Task Force
adalah cara efektif bagi pihak militer Indonesia untuk memper- (ACSTF) pada tahun 2002, pembentukan jaringan kerja yang
mudah segala tindakan mereka dalam memerangin GAM—ter- menghubungkan aktivis-aktivis perdamaian Aceh dengan kalan-
masuk segala tindakan seperti teror, penculikan, pembunuhan se- gan jurnalis dalam upaya memperluas diseminasi masalah konflik
wenang-wenang, pelecehan seksual terhadap kaum perempuan Aceh (dilakukan oleh Voice of Human Rights, VHR), advokasi dan
dan lainnya. Keterlibatan Yayasan Tifa dalam upaya membangun kampanye di tingkat nasional dan internasional sampai pemben-
perdamaian dan meredakan konflik adalah membuka ketertutu- tukan kantor penghubung antara organisasi-organisasi masyara-
pan itu melalui kerjasama dengan organisasi-organisasi masyara- kat sipil di Aceh dan Jakarta dalam melalui pembentuk ALORAC
kat sipil di Aceh sejak dimulainya kesepakatan damai yang gagal (Aliansi Ornop Aceh). Selanjutnya, agenda ini berkembang melalui
pada tahun 2002 sampai dengan pemberlakuan darurat militer pembentuk Aceh Working Group (AWG) yang melibatkan Im-
dan darurat sipil di Aceh sampai tahun 2004. parsial, Kontras, ELSAM, HRWG di Jakarta, AJMI dan Koalisi NGO
HAM di Aceh.

10 tahun Yayasan Tifa- 61


Photo: JiwaFoto/ Deny

Pemulihan Trauma Masyarakat guan jiwa. Situasi tersebut diperparah dengan bencana gempa
bumi dan tsunami. Diperkirakan 128,803 jiwa meninggal du-
nia, 37,066 jiwa dinyatakan hilang dan 529,219 orang menjadi
Konflik bersenjata di NAD, sejak tahun 1999-2005, telah menim- pengungsi. Yayasan Tifa bersama Relawan Perempuan Untuk
bukan kejadian traumatis di kalangan masyarakat. Survey WHO Kemanusiaan (RPUK) menggagas pengembangan model rujukan
dan Dinas Kesehatan Propinsi NAD di 11 kabupaten menunjukkan pemulihan trauma masyarakat berbasis psikososial yang mengin-
baghwa 25,7% masyarakat Aceh mengalami gangguan depresi tegrasikan departemen terkait memulihkan korban-korban yang
secara episodik, 10,9% mengalami gangguan depresi berulang, mengalami trauma akibat konflik dan kekerasan.
18,4% mengalami gangguan panik, dan 51,1% menderita gang-

62 - 10 tahun Yayasan Tifa


Skenario Aceh Masa Depan
Membangun masa depan Aceh Baru yang da-
mai dan sejahtera bukan merupakan pekerjaan
satu kelompok saja. Diperlukan kerjasama antar
kekuatan sosial, politik dan budaya yang luas.
Skenario Aceh Masa Depan adalah satu agenda
kerja Yayasan Tifa bersama kelompok masyarakat
sipil di Aceh sejak tahun 2007. Tujuan utamanya
adalah membangun dialog dan pemikiran yang
melibatkan kelompok-kelompok masyarakat sipil,
akademisi, pejabat pemerintahan di Aceh. Melalui
mekanisme seperti ini harapan tentang masyara-
kat Aceh yang toleran, adil, menghargai perem-
puan dan demokratis dapat menjadi pemikiran
bersama di dalam masyarakat Aceh.

satu dasawarsa Yayasan Tifa- 63


64 - 10 tahun Yayasan Tifa
Persoalan Otonomi Khusus
Perhatian terhadap wilayah-wilayah yang memiliki status otonomi khusus, seperti
Aceh, Jakarta, Yogyakarta dan Papua, menjadi bagian dari pekerjaan mengenai tata
pemerintahan dan bagaimana hubungan antara pusat dan daerah diatur.

Yayasan Tifa sejak tahun 2008


telah mengembangkan agenda tentang bagaimana rumusan otonomi khusus ini
dapat menjadi pemecahan terhadap ketegangan yang muncul antara pusat dan
daerah dalam tatanan politik dan hukum di Indonesia.

10 tahun Yayasan Tifa- 65


Democracy & Human Rights & Media & Migrant Workers
Governance Justice Information Program
Aceh Aceh Aceh DI Yogyakarta
Bali Bali Banten Jambi
Banten Banten DI Yogyakarta Jawa Barat
DI Yogyakarta DI Yogyakarta DKI Jakarta Jawa Tengah
DKI Jakarta DI Yogyakarta Jawa Barat Jawa Timur
Jawa Barat DKI Jakarta Jawa Tengah Nusa Tenggara Barat
Jawa Tengah Jambi Jawa Timur Nusa Tenggara Timur
Jawa Timur Jawa Barat Kalimantan Barat Sulawesi Selatan
Kalimantan Barat Jawa Tengah Lampung
Kalimantan Selatan Jawa Timur Nusa Tenggara Barat
Kalimantan Tengah Kalimantan Barat Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Riau
Lampung Kalimantan Timur Sulawesi Selatan
Nusa Tenggara Barat Lampung Sulawesi Tengah
Nusa Tenggara Timur Maluku Sulawesi Tenggara
Papua Nusa Tenggara Barat Sumatera Barat
Sulawesi Selatan Nusa Tenggara Timur Sumatera Selatan
Sulawesi Tengah Papua Sumatera Utara
Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
Sumatera Barat Sulawesi Tenggara
Sumatera Utara Sulawesi Utara
Sumatera Barat
Sumatera Selatan
Sumatera Utara

66 - 10 tahun Yayasan Tifa


Total Dana Hibah
2001 2005 2009
total dana total dana total dana
US$ 1,058,213 US$ 2,865,750 US$ 3,539,507

2002 2006 2010


total dana total dana total dana
US$ 1,423,829 US$ 2,990,926 US$ 4,689,489

2003 2007
total dana total dana
US$ 2,701,719 US$ 2,528,894

2004 2008
total dana total dana Total Dana
US$ 3,134,706 US$ 3,636,422 US$ 28,569,456

10 tahun Yayasan Tifa- 67


Selama sepuluh tahun, banyak orang yang bekerja bersamaYayasan TIFA.
Masing-masing telah memberikan sumbangan sesuai dengan jabatan
dan syarat kerja.

Dewan Pengurus Staf


Bambang Widjojanto Anna Margret L. Maulana
Bivitri Susanti Ade Cahyadi Maya Marlin
Budi Santoso Alexander Irwan Michael B. Hoelman
Bulan Tresna Djelantik Andi Achdian Moh Muhajirin
Chusnul Mar’iyah Anton Prasdjasto Natalia Hera
Daniel Dhakidae Anugrah Nindita M Nazwir
Debra Yatim Ayu Permatasari Nori Andriyani
Felia Salim Basilisa Dengen Oktavia
Gunawan Muhammad Darwina Wijayanti Pahala Nainggolan
Hadi Soesastro (Alm) Dedi Haryadi Rahlan Nashidik
Hasballah M. Saad Detty Indriana Renata Arianingtyas
Ifdhal Kasim Diah Rahardjo Rian Nurifiyani
Jhon Thomas Ire Djamilah Riana Puspitasari
Karlina Supeli Eddy Rini Pratami
Lukas Luwarso Endang Suyatin Riza Boris
Lutfi Assyaukanie Ezra Kaban R Kristiawan
M. Riefqi Muna Fathurahman Romatio Wulandari
S. Masiun Ferry Fernando Ronaldi
Miryam Nainggolan Geni Achnas Samuel Gultom
Niel Makinuddin Guntur Tua Shita Laksmi
Neles Tebay Haryo Wibowo Sri Aryani
Smita Notosusanto Heningtyas Sutji Sri Sulastri
Sri Setyowati Syaiful Henry Siahaan Suciwati
Todung Mulya Lubis Hermaini Permatasuri Sulistiani
Tosca Santoso Heryadi Tanti Budi Suryani
Yuli Ismartono Indrianingtyas Tri Nugroho
Jeffrey Anwar Vita Airlanggia
Lusiana Sitanggang Wirawan
Margaretha Annike Yeni Oktriani

* Nama dalam cetak putih masih aktif

68 - 10 tahun Yayasan Tifa


Mitra Donor
Open Society Foundation
The Embassy of Finland
The Embassy of Denmark
The British Embassy
The Royal Dutch Embassy
The Swedish International Development Cooperation Agency (SIDA)
Microsoft Unlimited Potential Program
Australia Nusa Tenggara Assistance for Regional Autonomy
World Bank, Jakarta Office

10 tahun Yayasan Tifa- 69


Daftar B
Badan Pengurus Wilayah Komite
Independen Pemantau Pemilu (KIPP)
Sulawesi Tengah
Forum Komunikasi Warga Timbulharjo
(FOKOWATI)v
Forum Lembaga Swadaya Masyarakat
Aceh (Forum LSM Aceh)
Institut Pengembangan dan Pember-
dayaan Masyarakat (IPPM)
Institut Studi Arus Informasi (ISAI)
Institut Titian Perdamaian (ITP)

Mitra
A
Balai Syura Ureung Inong Aceh
Bandung Institute of Governance
Studies (BIGS)

C
Forum Lembaga Swadaya Masyarakat
(FORUM LSM DIY)
Forum Masyarakat Peduli Parlemen
Indonesia (FORMAPPI)
Forum Nasional Kepedulian HAM
Institut Ungu
Institute for Defense, Security and
Peace Studies (IDSPS)
Institute for Development and Envi-
ronment Studies (IDEAS)
Aceh Feature Service Center for Marginalized Communities Papua (Papua) Institute for Local Development (ILD)
Aceh Judicial Monitoring Institute Studies (CMARs) Forum Pengembangan Pembaharuan Institute for Media and Social Studies
(AJMI) Center for Pesantren and Democracy Desa (FPPD) Institute for Multiculturalism and
Aceh Support Group (ASG) Studies (CePDeS) Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) Pluralism Studies (IMPULSE)
Acehnese Civil Society Task Force Center for Regional Economic Re- Institute for Research and Empower-
(ACSTF) search (CoRNER) G ment (IRE)
Advokasi Keadilan Untuk Center for Strategic and International Gemawan,Lembaga Institute for Social Transformation
Masyarakat,Lembaga Studies (CSIS) Gerakan Anti Pemiskinan Rakyat Indo- (INSIST)
Aksi Cinta Kehidupan Center for the Study of Religion and nesia (GAPRI) Institute of Community Justice (ICJ)
(AKTA KEHIDUPAN) Culture (CSRC) UIN Syarif Hidayatullah Gerakan Rakyat Anti Korupsi (GeRAK) Makassar
Aliansi Buruh Menggugat (ABM) Jakarta Indonesia Institute of Development and Eco-
Aliansi Gerakan Reforma Agraria Centre for Studying and Miliue Devel- nomic Analysis (IDEA)
(AGRA) opment (CESMiD) H International Law Mooting Society
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) COMBINE Resource Institution Himpunan Serikat Perempuan Indone- Fakultas Hukum Universitas Indonesia
Bandung sia (HAPSARI) International NGO Forum on Indone-
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) D sian Development (INFID)
Indonesia Dewan Pers I
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Dian Mutiara Women’s Crisis Centre Ikatan Dokter Indonesia (IDI) J
Jakarta Ikatan Keluarga Orang Hilang Indone- Jala PRT
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota F sia (IKOHI) Jari Region Kalimantan Tengah
Medan Fahmina Institute Ikatan Mahasiswa dan Pemuda Aceh Jaringan Advokasi Masyarakat dan
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Fakultas Hukum Universitas Islam Jakarta ( PP. IMAPA JAKARTA) Pesantren (JAMAN)
Palu Indonesia ( FH UII ) IMPARSIAL Jaringan Independen Masyarakat Sipil
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) FITRA Sumut (Forum Indonesia Untuk Indonesia Budget Center (IBC) untuk Transparansi dan Akuntabilitas
Lampung Transparansi Anggaran Sumatera Indonesia Corruption Watch (ICW) Pembangunan (JARI Indonesia)
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Utara) Indonesian Centre for Reform and Jaringan Intelektual Muda Muham-
Makassar Flores Institute for Resources Develop- Social Emancipation (INCREASE) madiyah (JIMM) Yogyakarta
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) ment (FIRD) Indonesian Conference on Religion Jaringan Islam Anti Diskriminasi (JIAD)
Padang Forum Diskusi Wartawan Bandung and Peace (ICRP) Jaringan Islam Liberal (JIL)
Aliansi Perempuan Sulawesi Tenggara (FDWB) Indonesian Court Monitoring (ICM) Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
(ALPEN SULTRA) Forum Indonesia Untuk Transparansi Indonesian Institute for Civil Society (JKPP)
Amrta Institute Anggaran (FITRA) Kota Depok (INCIS) Jaringan Kerja Sama Masyarakat Pesi-
Arus Pelangi Forum Informasi dan Komunikasi Or- Indonesian Parliamentary Center (IPC) sir (JKSMP)
Asosiasi LSM/ORNOP (AiLO) Sulawesi ganisasi Non Pemerintah (FIKORNOP) Indonesian Partnership on Local Gov- Jaringan Komunitas Masyarakat Adat
Selatan Sulawesi Selatan ernance Initiatives (IPGI) Solo (JKMA Aceh) Suloh Tamiang
Asosiasi untuk Pemikiran Kritis Forum Kajian Hukum Fakultas Hukum Induk Koperasi Wanita (INKOWAN) DKI Jaringan Nasional Pengembangan
ASPPUK (Asosiasi Pendamping Perem- Universitas Pakuan Jakarta Ekonomi Alternatif Buruh Migran
puan Usaha Kecil) Forum Komunikasi Perempuan Mitra Informasi Perburuhan Sedane, Lem- Indonesia ( JARNAS PEKABUMI )
Kasih Bali baga (LIPS) Jaringan Pendidikan Pemilih Untuk
Forum Komunikasi Radio Komunitas Institut Kemanusiaan dan Perdamaian Rakyat (JPPR)
Lombok Barat (Stikma) Jaringan Radio Komunitas (JRK)

70 - 10 tahun Yayasan Tifa


Banten Komite Anti Korupsi (KoAK) Lampung Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Ban- syarakatan (LK3)
Jaringan Radio Komunitas (JRK) Jawa Komite Bersama Aceh Baru (KBAB) dar Lampung Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hu-
Barat Komite Kerja Independen Untuk Parti- Lembaga Bantuan Hukum (LBH) kum Fakultas Hukum Universitas Islam
Jaringan Radio Komunitas (JRK) Yog- sipasi dan Transparansi Publik (KRITIK) Bandung Indonesia (LKBH FH UII)
yakarta Komite Pemantau Legislatif (KOPEL) Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Lembaga Konsultasi Perburuhan (LEK-
Jaringan Radio Komunitas Indonesia Sulawesi Jakarta SIP) - Kalimantan Timur
(JRKI) Komite Solidaritas untuk Munir (KA- Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Lembaga Paramitra Jawa Timur
Jaringan Radio Suara Petani (JRSP) SUM) Kendari Lembaga Pemberdayaan Anak dan
Jaringan Relawan Kemanusiaan (JRK) Komunitas Pecinta Alam Pemerhati Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Perempuan Papua (LPAPUA)
Jurnal Antropologi Jurusan Antrop- Lingkungan (KAPPALA) Makassar Lembaga Pendidikan Gerakan Rakyat
ologi FISIP UI Komunitas Peduli Perempuan dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) (ELPAGAR)
JURnal Celebes Anak (KPPA) Sulawesi Tengah Manado Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Jurusan Ilmu Pemerintahan, FISIPOL Komunitas Salihara Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Masyarakat (LPPM) Universitas Air-
UGM Komunitas Sekitarkita Medan langga Surabaya
Komunitas Tikar Pandan Banda Aceh Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Lembaga Penelitian dan Pengabdian
K Konsorsium Pembaharu Banten Padang Masyarakat Universitas Internasional
Kajian Informasi Pendidikan dan Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Batam (UIB)
Penerbitan Sumatera (KIPPAS) Konsorsium Pembela Buruh Migran Palembang Lembaga Penelitian SMERU
Kampung Halaman Indonesia (KOPBUMI) Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Papua Lembaga Penelitian, Pendidikan dan
Kantor Bantuan Hukum (KBH) Lam- Konsorsium Pengembangan Masyara- Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers Penerbitan Yogya (LP3Y)
pung kat Madani (KPMM) Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Lembaga Penelitian, Pendidikan dan
Kantor Bantuan Hukum Bengkulu ( Konsorsium Reformasi Hukum Nasi- Semarang Pengembangan Ekonomi dan Sosial
KBH Bengkulu ) onal (KRHN) Lembaga Bantuan Hukum (LBH) (LP3ES)
Keanekaragaman Hayati Indonesia Koslata Surabaya Lembaga Pengembangan Masyarakat
(KEHATI),Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pesisir dan Pendalaman (LePMIL)
Kelompok Kerja (Pokja) Televisi Komu- L Yogyakarta Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS)
nitas La Kasspia Institute Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Lembaga Pers Mahasiswa Hayam-
Kelompok Kerja Penyelesaian Hukum LabSosio, Jurusan Sosiologi Universitas Perempuan Indonesia untuk Keadilan wuruk Fakultas Sastra Universitas
Kasus Munir Indonesia (LBH) APIK KALTIM Diponegoro
Kelompok Kerja Transformasi Gender Lampung Parliament Watch (LPW) Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Lembaga Studi dan Advokasi Masyara-
Aceh (KKTGA) Legal Resources Center - Keadilan Perempuan Indonesia untuk Keadilan kat (ELSAM)
Kelompok Perempuan Pro Demokrasi Jender dan Hak Asasi Manusia (LRC - Aceh (LBH APIK) Lembaga Studi dan Bantuan Hukum
(KPPD) Samitra Abhaya KJHAM Yayasan Sukma) Lembaga Bantuan Hukum dan Ling- (LSBH) Mataram
Kelompok Relawan untuk Penguatan Lembaga Pengkajian dan Studi Arus kungan Hidup Indonesia (INVACY) Lembaga Studi dan Konsultasi Komu-
Peran Petani (Kawan Tani) Informasi Regional (LPSAIR) Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat nikasi untuk Demokrasi (LeSKKUD)
KIPPAS (Kajian Informasi, Pendidikan Lembaga Advokasi dan Pendidikan Lembaga Bantuan Hukum Nusa Teng- Lembaga Studi Media Indonesia (SBM)
dan Penerbitan Sumatera) Anak Rakyat (LAPAR) gara Barat (LBH-NTB) Lembaga Studi Pers & Informasi
“Klinik Keterbukaan Informasi Publik Lembaga Advokasi Hak Anak (LAHA) Lembaga Demografi, Fakultas Eko- (LeSPI)
(Klinik KIP) Lembaga Advokasi Kerakyatan (LAK) nomi, Universitas Indonesia Lembaga Studi Pers & Pembangunan
Universitas Islam Indonesia Yogya- Lembaga Advokasi Pendidikan Anak Lembaga Ekolabel Indonesia (LSPP)
karta” Marjinal (LAPAM) Lembaga Interaksi Lembaga Studi Strategy Analisi dan
Koalisi NGO HAM Aceh Lembaga Advokasi Perempuan Anti Lembaga Gemawan Krisis (LSSAK)
Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Kekerasan (DAMAR) Lembaga Kajian Agama dan Jender Lembaga Suara Anak Negeri
Jawa Timur Lembaga Anak Wayang Indonesia (LKAJ) Lembaga Swadaya Masyarakat Wasan-
Komisi Nasional Anti Kekerasan Terha- Lembaga Anti-Diskriminasi Indonesia Lembaga Kajian dan Pengembangan tara Tentena
dap Perempuan (Komnas Perempuan) (LADI) Sumberdaya Manusia (LAKPESDAM) Lentera Persada, Yayasan ( Lensa
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Aceh NU Kabupaten Cilacap Bandung )
(Komnasham) Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Baku Lembaga Kajian Demokrasi dan Hak Liga Mahasiswa Nasional untuk De-
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Bae Asasi (DEMOS) mokrasi ( LMND )
Tindak Kekerasan (KontraS) Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bali Lembaga Kajian Keislaman dan Kema- Lingkar Penguatan Partisipasi (Lingkar

10 tahun Yayasan Tifa- 71


Lappera) Migran Berdaulat Center (PIRAC) Sosial dan Politik Universitas Indonesia
Lingkaran Pendidikan Alternatif Perhimpunan KARSA (Lingkar Pem- Pusaka Indonesia, Yayasan Pusat Studi Strategi dan Kebijakan
Perempuan (KAPAL Perempuan) baruan Pedesaan dan Agraria) Pusat Gerakan dan Advokasi Rakyat (PuSSbik)
LSM Labda Yogyakarta Perhimpunan Link (Linkar Indonesia (PUGAR) Pusat Telaah dan Informasi Regional
untuk Keadilan) Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PATTIRO)
M Perhimpunan Pengembangan Media (PKPA) Pusat Telaah dan Informasi Regional
MAARIF Institute for Culture and Nusantara - PPMN Pusat Kajian Media dan Budaya Pop- (PATTIRO) Malang
Humanity Perhimpunan Pengembangan uler (PKMBP) Pusat Untuk Pengembangan Kegiatan
Majelis Desa Pakraman Pesantren dan Masyarakat (P3M) Pusat Kajian Pembangunan Adminis- Yang Berkualitas Dalam Kehidupan
Masyarakat Dialog Antar Agama Perhimpunan Penggerak Advokasi trasi Daerah dan Kota Fakultas Ilmu Penyandang Cacat (CIQAL)
(MADIA) Kerakyatan untuk Keadilan Sosial Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Masyarakat Pamantauan Peradilan (PERGERAKAN) Indonesia R
Fakultas Hukum Universitas Indonesia Perkumpulan ALHA-RAKA Pusat Kajian Politik Universitas Indo- Rabithah Thaliban Aceh (RTA) / Ikatan
(MAPPI FHUI) Perkumpulan Averroes, Malang nesia (PUSKAPOL-UI) Santri Dayah Nanggroe Aceh Darus-
Masyarakat Peduli Media (MPM) Perkumpulan Bantaya Pusat Konservasi Kawasan Lindung salam
Media Link Perkumpulan HRWG (PKKL ) POKLAN-Banten Radio Siaran Tercinta (RASTER ( FM )
Perkumpulan INISIATIF Pusat Pelayanan Program Pendidikan RAGAM ( Center for Multicultural
O Perkumpulan Institut Samdhana Anak Usia Dini Understanding )
Organisasi Rakyat Independen (ORI) Perkumpulan Jurnalis Advokasi Ling- Pusat Pemberdayaan Perempuan Rapid Agrarian Conflict Appraisal
Pekalongan kungan (JURnaL) Celebes dalam Politik (PD Politik) (RACA) Institute
Perkumpulan Keluarga Berencana In- Pusat Pemilihan Umum Akses Penyan- Research Institute for Democracy and
P donesia Yogyakarta (PKBI) Yogyakarta dang Cacat (PPUA Penca) Peace (The RIDEP Institute)
PACIVIS Universitas Indonesia Perkumpulan Kemala Jawa Pusat Pencegahan dan Penanganan Rumpun Gema Perempuan
PADI Indonesia Perkumpulan Manajemen Dan Trauma Psikologis (Yayasan PULIH)
Paguyuban Peduli Buruh Migran Indo- Pengembangan Sumberdaya Untuk Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu S
nesia (SERUNI) Transformasi Sosial (Praxis) Pengetahuan Indonesia (P2P LIPI) SAMAWA Center
Pemantau Regulasi dan Regulator Perkumpulan Masyarakat Jakarta Pusat Pengembangan Otonomi Daerah SANGGAR (Jaringan Untuk Demokrasi,
Media (PR2Media) Peduli (POKJA) Papua Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Hak-hak Publik dan Keadilan Sosial)
Pembela Petani dan Nelayan, (Yayasan Perkumpulan Panca Karsa Mataram (PPOTODA) Sanggar Anak Akar
Papan) Perkumpulan Pancur Kasih (PPK) Pusat Pengembangan Sumberdaya Sarasehan Warga Bandung (SAWA-
Pengurus Pusat Lembaga Kajian dan Perkumpulan PENA Wanita (PPSW) RUNG)
Pengembangan Sumberdaya Manusia Perkumpulan Prakarsa Pusat Pengkajian dan Pengembangan Saree School For Human Rights and
Nahdlatul Ulama (PP. Lakpesdam NU) Perkumpulan Studio 42C Sumatera Sumber Daya (P3SD Padang) Peace
People’s Empowerment Consortium Barat Pusat Perlindungan Perempuan dan Sasana Integrasi dan Advokasi Difabel
(PEC) Perkumpulan Suara Keadilan Anak (P3A) Sidoarjo (SIGAB)
Perhimpunan Bantuan Hukum (PBH) Perkumpulan SWAMI Pusat Reformasi Pemilu Satu Merah Panggung
Nusa Tenggara Persekutuan Sahabat Gloria (PSG) Pusat Studi Antar Komunitas (PUSAKA) SeJUK (Serikat Jurnalis untuk Keber-
Perhimpunan Bantuan Hukum dan Pimpinan Lembaga Pendidikan Tinggi Padang agaman)
Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) Kehutanan (FOReTIKA),Forum Pusat Studi Asia Pasifik Universitas Sekolah Rakyat
Jakarta Pos Bantuan Hukum dan HAM (PB Gadjah Mada (PSAP UGM) Sekretariat Nasional Forum Indonesia
Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM) Aceh Timur Pusat Studi Etnisitas dan Konflik untuk Transparansi Anggaran (SEKNAS
Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) Program Pengembangan Organisasi Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indo- FITRA)
Jawa Barat Masyarakat Poso,Konsorsium nesia (PSHK) Sekretariat Nasional Perhimpunan
Perhimpunan Bantuan Hukum dan Program Studi Ilmu Komunikasi Pusat Studi Hukum dan Hak Asasi Ma- Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manu-
Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik musia ( PUSKUM HAM ) - Center for sia Indonesia (PBHI Nasional)
Yogyakarta Universitas Sultan Ageng Tirtayasa the Study of Law and Human Rights Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial
Perhimpunan Bantuan Hukum Rakyat Program Studi Kajian Wanita, Program Pusat Studi Pancasila Universitas Gad- dan Ilmu Politik Universitas Indonesia
(PBHR) Sulawesi Tengah Pascasarjana Universitas Indonesia jah Mada Yogyakarta Serikat Gerakan Pemberdayaan Ma-
Perhimpunan Citra Kasih ProPatria Institute Pusat Studi Sosiologi Pedesaan syarakat Dayak Pancur Kasih (SegeraK-
Perhimpunan Indonesia untuk Buruh Public Interest Research and Advocacy Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu PK)

72 - 10 tahun Yayasan Tifa


Serikat Inong Aceh ( SEIA ) W (YKPR) Yayasan Penguatan Partisipasi, Inisiatif
Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Yayasan Koalisi Perlindungan Hak Asasi dan Kemitraan Masyarakat Indonesia
Pusat (WALHI ACEH) Manusia (KIPER – HAM) Flores (YAPPIKA)
Society for the Advancement of Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Yayasan Konsultasi Independen Pem- Yayasan Perduli Kesejahteraan Rakyat
Human Rights and Humanitarian Ac- (WALHI) Eksekutif Nasional berdayaan Rakyat (KIPRa) Papua (PEREKAT)
countability (SaHaRHA ) Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Yayasan Ladang Media Yayasan Perempuan PEKA
Solidamor (WALHI) Jawa Barat Yayasan Lapis Budaya Indonesia Yayasan Pondok Rakyat
Solidaritas Buruh Migran Blitar (SBMB) Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Yayasan Lelemuku Yayasan Pondok Rakyat Kreatif (YPRK)
Solidaritas Buruh Migran Indonesia (WALHI) Jawa Timur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Yayasan PRCF Indonesia
(SBMI) Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Indonesia (YLBHI) Jakarta Yayasan Pusat Studi Hak Asasi Manu-
Solidaritas Gerakan Anti Korupsi (WALHI) Kalimantan Barat Yayasan Lembaga Bantuan Hukum sia (YAPUSHAM)
(Sorak) Aceh Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Lingkungan (YLBHL) Yayasan Rahima (Pusat Pendidikan
Solidaritas Masyarakat Anti Korupsi (WALHI) Sumatera Selatan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum dan Informasi Islam dan Hak-hak
(SAMAK) West Java Parliament Watch Perempuan Indonesia untuk Keadilan Perempuan)
Solidaritas Masyarakat untuk Transpar- Women Research Institute (WRI) (YLBH - PIK) Yayasan Sahabat Cahaya
ansi (SOMASI) Nusa Tenggara Barat Yayasan Lembaga Konsumen Sulawesi Yayasan Sains Estetika dan Teknologi
Solidaritas Nusa Bangsa (SNB) Y Selatan (YLK Sulsel) (SET)
Solidaritas Perempuan untuk Kemanu- Yayasan Kelompok Kerja Visi Anak Yayasan Lembaga pemberdayaan Eko- Yayasan Sajogyo Inti Utama
siaan dan Hak Asasi Manusia (SPEK- Bangsa (YKKVAB) nomi Rakyat ( eLPERA) Papua Yayasan Sanak
HAM) Yayasan 21 Juni 1994 Yayasan Lembaga Pembinaan Ma- Yayasan Santo Antonius (Yasanto)
Studio Driyamedia (SDM), Yayasan Acehkita syarakat Desa (YLPMD) Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK)
Suara Hak Asasi Manusia di Indonesia Yayasan Aksara Yayasan Lembaga Pengembangan Yayasan Senjata Kartini (SEKAR)
(SHMI) Yayasan Averroes Hukum Lingkungan Indonesia (Yayasan Yayasan Sinar Desa Indonesia (YAS-
Yayasan Bahari (YARI) LPHLI) INDO)
T Yayasan Belu Sejahtera Yayasan L’KRAPIN Yayasan Sketsa Pojok (SKEPO)
Teater Garasi Yayasan Bina Masyarakat Mandiri Yayasan Madanika Yayasan Titian Budaya
Teater Orok Yayasan Biosfer Manusia (BIOMA) Yayasan Masyarakat Anti Pencemaran Yayasan Tumbuh Mandiri Indonesia
The Business Watch Indonesia (BWI) Yayasan Boan Lingkungan (Yayasan Mapel) (YTMI)
The Grage Institute (TGI) Yayasan Ciliwung Merdeka (CM) Yayasan Masyarakat Sejahtera (YAS- Yayasan Ukhuwah
The Habibie Center (THC) Yayasan Desantara MARA) Yayasan Visi Anak Bangsa (VAB)
The Indonesia Association of Human Yayasan Dian Rakyat Indonesia (YDRI) Yayasan Obor Indonesia Yayasan Wahana Lestari Persada
Rights Lecture (ADHAM) Yayasan Dinamika Pembangunan Yayasan On Trak Media Indonesia (WALDA)
The Institute for Economic, Social and Masyarakat (YDPM) Yayasan PANTAU Yayasan Wisnu
Cultural Rights (Institute for Ecosoc Yayasan Dria Manunggal Yayasan Paras
Rights) Yayasan Dua Puluh Delapan (Yayasan Yayasan Peduli Hak Asasi Manusia
The Komodo Foundation 28) (YPHAM) Aceh
The Wahid Institute Yayasan Ekasita Yayasan Pelita Swadaya ( YPS )
Tim Relawan Perempuan untuk Kema- Yayasan Esensi Yayasan Pemberdayaan Pefor Nusan-
nusian (RPuK) Banda Aceh Yayasan Flores Sejahtera (SANRES) tara (YPPN)
Transparency International (TI) Indo- Yayasan Forum Aktivis Yayasan Pemberdayaan untuk Kes-
nesia Yayasan Forum Lintas Agama (FLA) ejahteraan Masyarakat Nusa Tenggara
Jawa Timur Barat(YPKM NTB)
U Yayasan Gardamadina Yayasan Pena Prakarsa (PIDEC)
Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa Yayasan Gerakan Perjuangan Anti Yayasan Pencerahan Indonesia
(UKPM) Teknokra Universitas Lampung Diskriminasi (GANDI) Yayasan Pengembangan Potensi Ma-
Unity Service Coorperation (USC Satu- Yayasan Harkat Bangsa (YHB) syarakat Indonesia (YPPMI)
nama) Yogyakarta Yayasan Institute Buruh Migran Yayasan Pengembangan Studi Hukum
Yayasan Interseksi dan Kebijakan (YPSHK)
V Yayasan Kemala Yayasan Pengkajian dan Pemberday-
Voice of Human Rights (VHR) Yayasan Kerja Permukiman Rakyat aan Masyarakat (YKPM)

10 tahun Yayasan Tifa- 73


10 Tahun Yayasan Tifa
Semangat Masyarakat Terbuka
Diterbitkan oleh:
Yayasan Tifa

Editor
Andi Achdian
Sri Aryani

Periset :
Erwien Kusuma
Khairul

Periset Foto
Ahmad ‘deNy’ Salman

Desain & Layout


Agus Nugraha

©2010 Yayasan Tifa

Jl. Jayamandala II/E, Menteng Dalam


Jakarta Selatan-Indonesia
www.tifafoundation.org

74 - 10 tahun Yayasan Tifa

Anda mungkin juga menyukai