Anda di halaman 1dari 17

PERDABAN ISLAM MASA TIGA KERAJAAN BESAR

BAB I

PENDAHULUAN

Perkembangan Islam, mengalami dua fase yaitu fase kemajuan dan


fase kemunduran. Fase kemajuan terjadi pada tahun 650 -1250 M yang
ditandai dengan sangat luasnya kekuasaan Islam, ilmu dan sain mengalami
kemajuan dan penyatuan antar wilayah Islam dan fase kemunduran terjadi
pada tahun 1250 – 1500 M. yang ditandai dengan kekuasaan Islam terpecah-
pecah dan menjadi kerajaan-kerajaan yang terpisah pisah.

Terlebih lagi setelah, pasukan Mughal yang dipimpin oleh Hulagu Khan
berhasil membumihanguskan Baghdad yang merupakan pusat kebudayaan
dan peradaban Islam yang kaya dengan ilmu pengetahuan, hal ini terjadi
pada tahun 1258 M. Saat itu kekhalifahannya dipimpin oleh khalifah Al
Mu’tashim, penguasa terakhir Bani Abbas di Baghdad.

Setelah Baghdad ditaklukkan Hulagu, umat islam dikuasai oleh Hulagu


Khan yang beragama Syamanism tersebut, kekuatan politik Islam
mengalami kemunduran yang sangat luar biasa. Wilayah kekuasaannya
terpecah-pecah dalam beberapa kerajaan kecil yang tidak bisa bersatu, satu
dan lainnya saling memerangi. Peninggalan-peninggalan budaya dan
peradaban Islam hancur ditambah lagi kehancurannya setelah diserang oleh
pasukan yang dipimpin oleh Timur Lenk.

Setelah khalifah Abbasiyah di Baghdad runtuh akibat serangan tentara


Mongol, kekuatan politik Islam mengalami kemunduran secara drastis.
Wilayah kekuasaannya tercabik-cabik dalam beberapa kerajaan kecil yang
satu sama lain bahkan saling memerangi. Beberapa peninggalan budaya dan
peradaban Islam banyak yang hancur akibat serangan bangsa mongol itu.
Namun, kemalangan tidak berhenti sampai disitu. Timur Lenk, sebagaimana
telah disebut, menghancurkan pusat-pusat kekuasaan Islam yang lain.

Keadaan politik umat Islam secara keseluruhan baru mengalami


kemajuan kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar:
Usmani di Turki, Mughal di India, dan Safawi di Persia. Kerajaan Usmani,
disamping lama bertahan dibanding dua kerajaan lainnya. Kerajaan Usmani
ini adalah yang pertama berdiri juga yang terbesar dan paling lama bertahan
dibanding dua kerajaan lainnya. Untuk mengetahui lebih jelasnya maka
dalam makalah ini akan kami terangkan lebih lanjut mengenai Turki Usmani.

Keadaan perkembangan Islam secara keseluruhan baru mengalami


kemajuan kembali walaupun tidak sebanding dengan masa sebelumnya
( klasik) setelah berkembangnya tiga kerajaan besar yaitu kerajaan Usmani
di Turki, kerajaan Mughal di India dan kerajaan Safawi di Persia. Diantara
ketiga kerajaan tersebut yang terbesar dan paling lama bertahan adalah
kerajaan Usmani.

BAB II

PERADABAN ISLAM MASA TIGA KERAJAAN BESAR

KERAJAAN USMANI DI TURKI

Kerajaan Utsmani didirikan oleh bangsa Turki dari kabilah Oghuz yang
mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina yang bernama
Usmani atau Usmani I dan memproklamirkan diri sebagai Padisyah al Usman
atau raja besar keluarga Usman tahun 1300 M (699 H). Kerajaan yang
didirikan oleh Usmani ini selanjutnya memperluas wilayahnya ke bagian
Benua Eropa. Ia menyerang daerah perbatasan Bizantium dan menaklukkan
kota Broessa tahun 1317 M sehingga tahun 1326 M dijadikan sebagai
Ibukota Negara. Kemudian mereka pindah ke Turkistan, Persia dan Iraq.
Mereka masuk Islam pada abad ke-9/10 ketika menetap di Asia Tengah.
Pada abad ke-13 M, mereka mendapat serangan dan tekanan dari Mongol,
akhirnya mereka melarikan diri ke Barat dan mencari perlindungan di antara
saudara-saudaranya yaitu orang-orang Turki Seljuk, di dataran tinggi Asia
kecil. Dibawah pimpinan Ertoghrul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan
Alaudin II yang sedang berperang melawan Bizantium. Karena bantuan
mereka inilah, Bizantium dapat dikalahkan. Kemudian Sultan Alauddin
memberi imbalan tanah di Asia kecil yang berbatasan dengan Bizantium.
Sejak itu mereka terus membina wilayah barunya dan memilih kota Syukud
sebagai ibukota. Ertoghrul meninggal dunia tahun 1289. Kepemimpinan
dilanjutkan oleh puteranya, Usman. Putera Ertoghrul inilah yang dianggap
sebagai pendiri kerajaan Usmani (1290-1326 M). Tahun 1300 M, bangsa
Mongol kembali menyerang Kerajaan Seljuk, dan dalam pertempuran
tersebut Sultan Alaudin terbunuh. Setelah wafatnya Sultan Alaudin tersebut,
Usman (dikenal dengan Usman I) memproklamasikan kemerdekaannya dan
berkuasa penuh atas daerah yang didudukinya.

Setelah Usman mengumumkan dirinya sebagai Padisyah al Usman (raja


besar keluarga Usman), wilayah kerajaan dapat diperluasnya. Ia menyerang
daerah perbatasan Byzantium dan menaklukkan Broessa tahun 1317 M,
kemudian pada tahun 1326 M dijadikan sebagai ibu kota kerajaan. Pada
masa pemerintahan Orkhan, kerajaan Turki Usmani ini dapat menaklukkan
Azmir, Thawasyanli, Uskandar, Ankara dan Gallipoli. Selain memantapkan
keamanan dalam negeri, ia melakukan perluasan daerah ke benua Eropa.
Merasa cemas terhadap ekspansi kerajaan ke Eropa, Paus mengobarkan
semangat perang. Sejumlah besar pasukan sekutu Eropa disiapkan untuk
memukul mundur Turki Usmani, namun Sultan Bayazid I (1389-1403 M),
dapat menghancurkan pasukan sekutu Eropa tersebut.Ekspansi Bayazid I
sempat berhenti karena adanya tekanan dan serangan dari pasukan Timur
Lenk ke Asia kecil. Pertempuran hebat terjadi antara tahun 1402 M dan
pasukan Turki mengalami kekalahan. Kekalahan tersebut membawa dampak
yang buruk bagi Kerajaan Usmani yaitu banyaknya penguasa-penguasa
Seljuk di Asia kecil yang melepaskan diri. Begitu pula dengan Bulgaria dan
Serbia, tetapi hal itu dapat diatasi oleh Sultan Muhammad I (1403-1421 M).
Usaha beliau yang pertama yaitu meletakkan dasar-dasar keamanan dan
perbaikan-perbaikan dalam negeri. Usaha beliau kemudian diteruskan oleh
Sultan Murad II (1421-1451).Turki Usmani mengalami kemajuannya pada
masa Sultan Muhammad II (1451-1484 M) atau Muhammad Al-Fatah. Beliau
mengalahkan Bizantium dan menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453
M yang merupakan kekuatan terakhir Imperium Romawi Timur. putra Sultan
Salim I, yaitu Sulaiman I (1520-1526 M) dan berhasil menaklukkam Irak,
Belgaro,kepulauan Rhodes, Tunis dan Yaman. Masa beliau merupakan
puncak keemasan dari kerajaan Turki Usmani.

Kerajaan Usmani untuk masa beberapa abad masih dipandang sebagai


Negara yang kuat terutama dalam bidang militer. Kemajuan-kemajuan
kerajaan Usmani yaitu dalam bidang pemerintahan dan kemiliteran, bidang
ilmu pengetahuan dan budaya misalnya kebudayaan Persia,

Bizantium dan arab, pembangunan Masjid-Masjid Agung, sekolah-


sekolah, rumah sakit, gedung, jembatan, saluran air villa dan pemandian
umum dan di bidang keagamaan.misalnya seperti fatwa ulama yang menjadi
hukum yang berlaku.

Kemajuan Peradaban Islam Pada Masa Kerajaan Usmani:

Akibat kegigihan dan ketangguhan yang dimiliki oleh para pemimpin


dalam mempertahankan Turki Usmani membawa dampak yang baik
sehingga kemajuan-kemajuan dalam perkembangan wilayah Turki Usmani
dapat di raihnya dengan cepat. Kemajuan dan perkembangan ekspansi
kerajaan usmani yang demikian luas dan berlangsung dengan cepat, itu
diikuti pula oleh kemajuan dalam bidang kemajuan lain. Diantaranya:

1. Bidang kemiliteran dan pemerintahan.


Para pemimpin kerajaan Usmani pada masa-masa pertama adalah
orang orang yang kuat sehingga kerajaan dapat melakukan ekspansi
dengan cepat dan luas. Meskipun begitu kemajuan kerajaan usmani
mencapai masa keemasannya bukan semata-mata karena keunggulan
politik para pemimpinnya, namun banyak faktor lain yang mendukung
keberhasilan ekspansi itu diantaranya: keberanian, keterampilan,
ketangguhan, dan kekuatan militernya yang sanggup bertempur kapan
dan dimana saja.

Perang dengan Bizantium merupakan awal didirikannya pusat


pendidikan dan militer ,terbentuklah kesatuan militer yang disebut
dengan Jenissari atau Inkisyariah. Selain itu kerajaan Usmani membuat
struktur pemerintahan dengan kekuasaan tertinggi di tangan Sultan yang
dibantu oleh Perdana Menteri yang membawahi Gubernur. Untuk
mengatur urusan pemerintahan negara, di masa Sultan Sulaiman I
disusun sebuah kitab UU (Qanun) yang diberi nama Multaqa Al-Abghur
yang menjadi pegangan hukum bagi kerajaan Turki Usmani sampai
datangnya reformasi pada abad 19.

2. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya


Kebudayaan turki usmani merupakan perpaduan bermacam-macam
kebudayaan diantaranya yaitu: kebudayaan Persia, Byzantium dan arab.
Dari kebudayaan Persia mereka banyak mengambil ajaran tentang etika
dan tata krama dalam istana raja-raja. Dari kebudayaan Byzantium
mereka mengambil ajaran tentang organisasi pemerintahan dan
kemiliteran. Sedangkan ajaran tentang prinsip ekonomi, sosial,
kemasyarakatan, keilmuan mereka terima dari bangsa Arab. Sebagai
bangsa yang berdarah militer, turki usmani lebih banyak memfokuskan
kegiatan dalam bidang kemiliteran, sementara dalam bidang ilmu
pengetahuan mereka tidak begitu menonjol sehingga dalam khasanah
intelektual islam kita tidak menemukan ilmuan terkemuka dari turki
usmani.

3. Bidang Keagamaan
Agama dalam tradisi masyarakat turki mempunyai peranan besar
dalam lapangan sosial dan politik masyarakat digolongkan berdasarkan
agama, dan kerajaan sendiri sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa
ulama menjadi hukum yang berlaku.

Pada masa turki usmani tarekat juga mengalami kemajuan. Tarekat yang
paling berkembang adalah bektasyi dan maulawi yang banyak dianut oleh
kalangan sipil dan militer. Namun disisi lain, Kajian ilmu keagamaan pun
seperti Fiqh, Ilmu kalam, Tafsir, dan hadis boleh dikatakan tidak mengalami
perkembangan karena para penguasa lebih cenderung untuk menegakkan
satu faham (madzhab) keagamaan dan menekakan madzhab lainnya.

KERAJAAN SAFAWI DI PERSIA

Pada waktu kerajaan Turki Usmani sudah mencapai puncak kejayaannya,


kerajaan Safawi di Persia baru berdiri. Namun pada kenyataannya, kerajaan
ini berkembang dengan cepat. Nama Safawi berasal dari sebuah gerakan
tarekat yang berdiri di Ardabil, yaitu tarekat Safawiah sesuai dengan nama
pendirinya Safi Al-Din, salah satu keturunan Imam Syi'ah yang keenam
"Musa al-Kazim" . Nama ini terus di pertahankan sampai tarekat ini memjadi
suatu gerakan politik dan menjadi sebuah kerajaan yang disebut kerajaan
Safawi. Dalam perkembangannya, kerajaan Safawi sering berselisih dengan
kerajaan Turki Usmani. Kerajaan ini menyatakan sebagai penganut Syi'ah
dan dijadikan sebagai madzhab negara. Pada awalnya tarekat ini bertujuan
memerangi orang-orang yang ingkar dan pada akhirnya memerangi orang-
orang ahli bid'ah. Tarekat ini menjadi semakin penting setelah ia mengubah
bentuk tarekat itu dari pengajian tasawuf murni yang bersifat lokal menjadi
gerakan keagamaan yang besar pengaruhnya di Persia, Syiria dan Anatolia.
Dalam perkembangannya Bangsa Safawi (tarekat Safawiyah) sangat fanatik
terhadap ajaran-ajarannya. Suatu ajaran agama yang dipegang secara
fanatik biasanya menimbulkan keinginan dikalangan penganut ajaran itu
untuk berkuasa. Karena itu, lama kelamaan murid tarekat safawiah berubah
menjadi tentara yang teratur, fanatik dalam kepercayaan dan menentang
orang yang bermadzhab selain syi’ah.

Berikut urutan penguasa kerajaan Safawi :

1. Isma'il I (1501-1524 M)

2. Tahmasp I (1524-1576 M)

3. Isma'il II (1576-1577 M)

4. Muhammad Khudabanda (1577-1587 M)

5. Abbas I (1587-1628 M)

6. Safi Mirza (1628-1642 M)

7. Abbas II (1642-1667 M)

8. Sulaiman (1667-1694 M)

9. Husein I (1694-1722 M)

11. Abbas III (1732-1736 M)

Puncak kejayaan masa kerajaan Persia: Kondisi kerajaan Safawi yang


memprihatinkan dapat diatasi setelah raja Safawi kelima, Abbas I naik tahta
(1588-1628 M). Langkah-langkah yang ditempuh oleh Abbas I dalam rangka
memulihkan kerajaan Safawi adalah:

1. Berusaha menghilangkan dominasi pasukan Qizilbash dengan cara


membentuk pasukan baru yang berasal dari budak-budak dan tawanan
perang bangsa Georgia, Armenia dan Sircassia.
2. Mengadakan perjanjian damai dengan Turki Usmani dengan jalan
menyerahkan wilayah Azerbaijan, Georgia, dan disamping itu Abbas
berjanji tidak akan menghina tiga Khalifah pertama dalam Islam (Abu
Bakar, Umar, dan Usman)dalam khutbah-khutbah Jum'at. Masa kekuasaan
Abbas I merupakan puncak kejayaan kerajaan Safawi. Ia berhasil
mengatasi gejolak politik dalam negeri yang mengganggu stabilitas negara
dan sekaligus berhasil merebut kembali beberapa wilayah kekuasaan.

Kemajuan Peradaban Islam Masa Kerajaan Safawi:

1. Bidang Ekonomi
Stabilitas politik kerajaan Safawi masa Abbas memacu perkembangan
ekonomi safawi,terutama setelah kepulangan Hurmuz dan pelabuhan
Gumrun yang diubah menjadi Bandar Abbas. Dengan demikian Safawiyah
menguasai jalur perdagangan antara Barat dan Timur. Di samping sektor
perdagangan, Safawiyah juga mengalami kemajuan bidang pertanian,
terutama hasil pertanian dari daerah Bulan Sabit yang sangat subur
(Fertille Crescent).

2. Bidang Ilmu Pengatahuan


Persia di kenal sebagai bangsa yang telah berperadaban tinggi dan
berjasa mengembangkan ilmu pengetahuan, sehingga tradisi keilmuan
terus berlanjut.

3. Bidang Pembangunan Fisik dan Seni


Kemajuan ini ditandai dengan berdirinya sejumlah bangunan megah
yang memperindah Isfahan sebagai ibu kota kerajaan ini. Sejumlah
masjid, sekolah,
rumah sakit, jembatan raksasa di atas Zende Rud dan Istana Chihil
Sutun.Kota
Isfahan juga diperindah dengan kebun wisata yang tertata apik.

KERAJAAN MUGHOL DI INDIA


Kerajaan Mughol berdiri seperempat abad sesudah berdirinya kerajaan
safawi. Kerajaan ini termasuk dari tiga kerajaan besar Islam dan kerajaan
inilah termuda. Awal kekuasaan Islam di India terjadi pada masa khalifah Al-
walid dari Dinasti Bani Umayah, di bawah pimpinan Muhammad Ibnu Qosim.

Kerajaan Mughol di India dengan Delhi sebagai ibu kota kerajaan, di


dirikan oleh Zahirrudin Babur ( 1482-1530 M ) salah satu dari cucu Timur
lenk. Ayahnya bennama Umar Mirza, penguasa Ferghana. Babaur mewarisi
daerah Ferghana dari orang tuanya pada Usia 11 tahun. Karena dari kecil di
didik sebagai seorang panglima, ia bertekad dan berambisi akan
menaklukan kota terpenting di Asia Tengah yaitu Samarkand. Pada mulanya
Babur mengalami kekalahan, tetapi karena mendapat bantuan dari Raja
Safawi, Ismail I, akhirnya berhasil menaklukan Samarkand (1494 M). Tahun
1504 M, ia menduduki Kabul (Afganistan). Babur menguasai Punjab (1525
M), kemudian menguasai Delhi setelah bertempur di Panipat sebagai
pemenang. Dengan demikian, Babur dapat menegakkan pemerintahannya di
sana, maka berdirilah kerajaan Mughol di India.

Pada tahun 1530 M, Babur meninggal Dunia dalam Usia 48 tahun setelah
memerintah Mughol selama 30 tahun dengan mewarisi kejayaan-kejayaan
yang cemerlang. Pemerintahan selanjutnya di pegang oleh anaknya
Humayyun.

Sepanjang masa pemerintahan Humayyun selama 9 tahun ( 1530-1539 M


) Negara tidak pernah Aman. Pada tahun 1540 M terjadi pertempuran
dengan Sher Khan di Kanauj. Dalam pertempuran ini Humayyun mengalami
kekalahan. Ia pun kembali menduduki kerajaan Mughol pada tahun 1555 M.
setelah tahun itu ( 1556 M), ia meninggal Dunia karena jatuh dari tangga
perpustakaannya, Din panah.

Pada tahun 1556 M terjadilah peperangan yang dahsyat, di sebut Panipat


II yang di menangkan Akbar (putra sekaligus pengganti Humayun). Akbar
mulai menyusun strategi dalam pemerintahannya itu, ia berusaha
membangkitkan perekonomian Negara dan pertahanan Negara, sebagai
wujud untuk menghalangi pemberontakan-pemberontakan yang akan terjadi
kembali. Akbar juga menerapkan sistem politik Sulakkhul (toleransi
universal). Dengan politik ini, semua rakyat India di pandang sama.

Kemajuan Peradaban Islam Masa Kerajaan Mughol:

Dengan sistem yang di terapkan Akbar, akhirnya membawa kemajuan.


Dalam bidang ekonomi, Akbar memfokuskan pada masalah pertanian
sehingga terjadilah kemajuan yang luar biasa pada bidang ekonomi
khususnya pertanian, pertambangan dan perdagangan. Di samping untuk
kebutuhan dalam Negri, hasil pertanian itu di Ekspor ke Eropa, Afrika, Arabia,
dan Asia tenggara. Berkembangnya bidang Ekonomi, memancing Akbar
untuk mengembangkan bidang lain seperti halnya bidang seni dan budaya
yang pada akhirnya juga berkembang pesat. Bidang seni lebih di fokuskan
pada karya seni Arsitektur, sehingga dapat di nikmatin hingga masa kini
seperti Istana Fatpursikri, villa, Masjid berlapiskan Mutiara, Taj mahal, Majid
raya Delhi dan Istana Indah di Lahore.

PERBEDAAN KEMAJUAN PERADABAN PADA MASA INI DENGAN ERA


KLASIK

Pada masa kejayaan tiga kerajaan besar, umat Islam kembali mengalami
kemajuan. Akan tetapi kemajuan yang dicapai berbeda dengan kemajuan
yang dicapai pada masa klasik Islam. kemajuan pada masa klasik jauh lebih
kompleks. Di bidang intelektual, kemajuan pada masa tiga kerajaan tidak
sebanding dengan kemajuan di zaman klasik. Bidang ilmu pengetahuan,
umat Islam sudah mulai taklid pada imam besar yang lahirpada masa klasik
islam. beberapa sains yang berkembang pada masa klasik ada yang tidak
berkembang lagi, bahkan ada yang dilupakan. Filsafat dianggap bid’ah.
Kalau pada masa klasik, umat Islam maju dalam bidang politik, peradaban,
dan kebudayaan, seperti dalam bidang ilmu pengetahuan dan pemikiran
filsafat.
Beberapa alasan mengapa kemajuan yang dicapai itu tidak setingkat
dengan kemajuan yang dicapai pada masa klasik:

1. Metode berfikir dalam bidang teologi yang berkembang pada masa ini
adalah metode berpikir tradisional, sehingga cara berfikir ini
mempengaruhi perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan.
2. Pada masa klasik Islam, kebebasan berfikir berkembang dengan
masuknya pemikiran filsafat Yunani.
3. Al-Ghazali bukan hanya menyerang pemikiran filsafat pada masanya,
tetapi juga menghidupkan ajaran tasawuf dalam Islam.
4. Sarana-sarana untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan pemikiran
yang disediakan masa klasik, seperti perpustakaan, karya-karya ilmiah
dan lain sebagainya banyak yang hancur dan hilang akibat serangan
bangsa Mongol ke beberapa pusat peradaban dan kebudayaan Islam.
5. Kekuasaan Islam pada masa tiga kerajaan besar di pegang oleh
bangsa Turki dan mongol yang lebih dikenal sebagai bangsa yang suka
perang ketimbang bangsa yang suka ilmu.
6. Pusat-pusat kekuasaan Islam pada masa ini tidak berada di wilayah
Arab dan tidak pula oleh bangsa Arab. Di safawi berkembang bahasa
Persia, di Turki bahasa Turki, dan di India bahasa Urdu. Akibatnya,
bahasa Arab yang sudah merupakan bahasa persatuan dan bahasa
Ilmiah pada masa sebelumnya tidak berkembang lagi dan bahkan
menurun.
FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG KEMAJUAN PERADABAN PADA MASA
TIGA KERAJAAN BESAR

1. Faktor-faktor pendukung kemajuan kerajaan Usmani:


Faktor pendukung kemajuan peradaban kerajaan Usmani antara lain
karena keunggulan politik para pemimpinnya, keberanian, keterampilan
dan ketangguhan serta kekuatan militer yang sanggup bertempur kapan
dan dimana saja. Akibat kegigihan para pemimpin dalam
mempertahankan Turki itulah yang akhirnya membawa dampak yang
baik sehingga kemajuan-kemajuan dalam perkembangan Turki dapat
diraih dengan cepat.

2. Faktor-faktor pendukung kemajuan kerajaan Safawi:


Faktor pendukung kemajuan peradaban kerajaan Safawi antara lain
karena beberapa langkah yang ditempuh oleh Abbas I yang merupakan
pelopor puncak kejayaan pada masa itu setelah safawi mengalami saat-
saat yang memprihatinkan. Langkah-langkah itu antara lain usaha Abbas I
untuk menghilangkan dominasi pasukan Qizilbash dan mengadakan
perjanjian damai dengan Turki sehingga ia berhasil mengatasi berbagai
gejolak dalam negeri yang mengganggu stabilitas Negara sampai
akhirnya kajayaan dapat diraih pada masa itu.

3. Faktor-faktor pendukung kemajuan kerajaan Mughol:


Faktor pendukung kemajuan peradaban kerajaan Mughal antara lain
karena penerapan politik sulakhul (toleransi universal) yang diterapkan
oleh Akbar,dimana tidak ada perbedaan antara rakyat India dan semua
dipandang sama. Faktor lain yang terpenting adalah karena kemantapan
stabilitas poltik akibat sistem pemerintahan yang diterpkan oleh Akbar.

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN PADA


MASA TIGA KERAJAAN BESAR

Faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran kerajaan


Safawi adalah:

1. Konflik berkepanjangan dengan kerajaan Usmani. Bagi Kerajaan


Usmani, berdirinya Kerajaan Usmani, berdirinya Kerajaan Safawi yang
beraliran Syi’ah merupakan ancaman langsung terhadap wilayah
kekuasaannya. Kerajaan Usmani sepeninggal Sultan Al Qanuni,
mengalami kemunduran yang disebabkan oleh berbagai problema
sebagai berikut: Penduduknya sangat heterogen, Tidak dapat
menguasai wilayah yang luas,Kepemimpinannya lemah, Terjadinya
dekadensi moral, Krisis ekonomi dan Ilmu dan tekhnologi stagnan.

2. Dekadensi Moral yang melanda sebagian para pemimpin kerajaan


Safawi.
Pemimpin kerajaan Safawi yang bernama Sulaiman dan Husein
pecandu berat narkotik, juga menyenangi kehidupan malam sehingga
selama tujuh tahun tanpa sekalipun menyempatkan diri menangani
pemerintahan.

3. Adanya pasukan Ghulam


Pasukan Ghulam (budak-budak) yang dibentuk oleh Abbas 1 tidak
memiliki semangat perang yang tinggi seperti Qizilbash.

4. Terjadinya konflik Intern


Seringnya terjadi konflik intern dalam bentuk perebutan kekuasaan
dikalangan keluarga istana.

Faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran Kerajaan


Mughal diantaranya adalah:

1. Terjadinya stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer sehingga


operasi militer Inggris di wilayah-wilayah pantai tidak dapat segera
dipantau oleh kekuatan maritim Mughal.
2. Kemerosotan moral dan hidup mewah dikalangan elit politik yang
mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang Negara.
3. Pendekatan Aurangzeb yang terlampau “kasar” dalam melaksanakan
ide-ide puritan dan kecenderungan asketisnya, sehingga konflik antar
agama sangat sukar diatasi oleh sultan-sultan sesudahnya.
4. Semua pewaris tahta kerajaaan pada paruh terakhir adalah orang-
orang lemah dalam bidang kepemimpinan.
Faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran Kerajaan
Usmani, diantaranya adalah:

1. Wilayah kekuasaan yang sangat luas


Administrasi pemerintahan bagi suatu Negara yang amat luas
wilayahnya sangat rumit dan kompleks, sementara administrasi
pemerintahan kerajaan Usmani tidak beres. Di pihak lain, para
penguasa sangat berambisi menguasai wilayah yang sangat luas,
sehingga mereka terlibat perang terus menerus dengan berbagai
bangsa.

2. Heterogenitas Penduduk
Sebagai kerajaan besar, Turki Usmani menguasai wilayah yang sangat
luas, wilayah yang luas itu didiami oleh oleh penduduk yang beragam
dan untuk mengatur penduduk yang beragam dan tersebar di wilayah
yang luas itu, diperlukan suatu organisasi pemerintahan yang teratur.
Tanpa didukung oleh administrasi yang baik, Kerajaan Usmani hanya
akan menanggung beban berat akibat Heterogenitas tersebut.

3. Kelemahan Para Penguasa


Pemeritahan menjadi kacau sepeninggal Sulaiman Al-Qanuni, serta
ketika diperintah oleh sultan-sultan yang lemah yang pada akhirnya
kekacauan tersebut tidak pernah dapat diatasi secara sempurna,
bahkan semakin lama menjadi semakin parah.

4. Budaya Pungli
Budaya pungli merupakan perbuatan yang sudah umum dalam
Kerajaan Usmani, yaitu setiap jabatan yang hendak diraih oleh
seseorang harus “dibayar” dengan sogokan kepada orang yang berhak
memberikan jabatan tersebut.

5. Pemberontakan tentara Jenissari


Pemberontakan tentara Jenissari terjadi sebanayk empat kali, yaitu
pada tahun 1525 M, 1632 M, 1727 M, dan 1826 M.

6. Merosotnya Ekonomi
Akibat perang yang tak pernah berhenti, perekonomian Negara
merosot, sementara belanja Negara sangat besar termasuk untuk
biaya perang.

7. Terjadinya stagnasi dalam lapangan Ilmu dan teknologi


Kerajaan Usmani kurang berhasil dalam pengembangan ilmu dan
teknologi, karena hanya mengutamakan pengembangan kekuatan
militer. Kemajuan militer yang tidak diimbangi oleh kemajuan ilmu dan
teknologi mengakibatkan kerajaan ini tidak sanggup menghadapi
persenjataan musuh dari Eropa yang lebih maju.

SEBAB- SEBAB KEMAJUAN EROPA

Bersamaan dengan kemunduruan tiga kerajaan Islam di periode


pertengahan sejarah Islam, Eropa mengalami kemajuan dengan pesat.
Kemajuan-kemajuan Eropa memang bersumber dari khazanah ilmu
pengetahuan dsn metode beerpikir Islam yang rasional. Diantara saluran
masuknya peradaban Islam ke Eropa adlah perang salib, Sicilia, dan yang
terpenting adalah Spanyol Islam. ketika Islam mengalami kejayaan di
spanyol, banyak orang Eropa yang datang belajar ke sana, kemudian
menerjemahkan karya-karya ilmiah umat Islam mulai abad ke-12 M. setelah
pulang ke negeri masing-masing mereka mendirikan universitas dengan
meniru pola Islam dan mengajarkan ilmu-ilmu yang dipelajari di universitas
islam itu. Dalam perkembangan selanjutnya keadaan ini melahirkan
renaissance, reformasi, dan rasionalisme di Eropa.

Gerakan-geerakan renaisans melahirkan perubahan-perubahan besar


dalam sejarah dunia. Abad ke-16 dan 17 M merupakan abad yang paling
penting bagi Eropa, sementara pada akhir abad ke 17 itu pula, dunia Islam
mulai mengalami kemunduran. Dengan lahirnya renaisans, Eropa bangkit
kembali untuk mengejar ketinggalan mereka pada masa kebodohan dan
kegelapan. Mereka menyelidiki rahasia alam, menaklukan lautan, dan
menjelajahi benua yang sebelumnya masih diliputi kegelapan. Banyak
penemuan –penemuan dalam segala lapangan ilmu pengetahuan dan
kkehidupan yang mereka peroleh. Cristoper Colombus pada tahun 1492 M,
menemukan benua Amerika dan Vasco da Gama tahun 1498 M, menemukan
jalan ke timur melalui Tanjung Harapan. Dengan dua temuan ini, Eropa
mmperoleh kemajuan dalam dunia perdanngan, karena tidak tergantung lagi
kepada jalur lam yang dikuasai umat Islam.

Terangkatnya perekonomian bangsa-bangsa Eropa disusul pula dengan


penemuan dan perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan.
Perkembangan itu semakin dipercepat setelah mesin uap ditemukan, yang
kemudian melahirkan revolusi industri Eropa. Teknologi perkapalan dan
militer berkembang dengan pesat. Dengan demikian, Eropa menjadi
penguasa lautan dan bebas melakukan kegiatan ekonomi dan perdagangan
dari dan keseluruh dunia, tanpa mendapat hambatan berarti dari lawan-
lawan yang masih menggunakan persenjataan nasional.

Sementara itu, kemerosotan kaum muslimin tidak terbatas dalam bidang


ilmu dan kebudayaan saja, melainkan juga di segala bidang. Mereka
ketinggalan dari Eropa dalam industri perang, padahal keunggulan turki
Usmani di bidang ini pada masa-masa sebelumnya diakuai oleh seluruh
dunia.

Dengan organisasi dan persenjataaan modern pasukan perang Eropa


mampu melancarkan pukulan telak terhadap daerah-daerah kekuasaan
Islam, seperti kerajaan Usmani ketika berhadapan dengan kekuatan-
kekuatan Eropa mampu melancarkan pukulan telak terhadap daerah-daerah
kekuasaan Islam, seperti Kerajaan Usmani ketika berhadapan dengan
kekuatan-kekuatan Eropa dan Kerajaan Mughal dan ketika berhadapan
dengan Inggris. Daerah-daerah kekuasaan Islam lainnya juag mulai
berjatuhan ke tangan Eropa, seperti Asia Tenggara , bahkan Mesir, salah
satu pusat peradaban Islam yang terpenting diduduki Napoleon Bonaparte
dari Prancis pada tahun 1798 M.

Benturan-benturan antara kerajaan Islam dan kekuatan Eropa itu


menyadarkan umat Islam bahwa mereka memang sudah jauh ttertinggal
dari Eropa. Kesadaran itulah yang mennyebabkan umat Islam di masa
modern terpaksa harus banyak belajar dari Eropa. Perimbangan kekuatan
antara umat Islam dan Eropa dan kemunduran Islam terbentang jurang
sangat lebar dan dalam. Dalam perkembangan berikutnya, daerah-daerah
Islam hampir seluruhnya berada dibawah kekuasaan bangsa Eropa.

Ahmad Syalabi, Sejarah dan kebudayaan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1988, hal. 2
Badri Yatim, Sejarah Peradaban islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004, hal.133-138
Ibid, hal. 138-145
Ibid, hal: 145-150
Ibid
op cit, hal:49

Anda mungkin juga menyukai