Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH PENERANGAN DALAM RUANG TERHADAP

PRODUKTIVITAS KERJA MAHASISWA DESAIN INTERIOR

Cok Gd Rai Padmanaba


Program Studi Desain Interior FSRD
Institut Seni Indonesia Denpasar

ABSTRAK

Aktivitas menggambar bagi mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar,
merupakan aktivitas yang membutuhkan waktu cukup lama, karena banyak mata kuliah yang disertai dengan
tugas menggambar. Dalam mengerjakan tugas-tugas menggambar mahasiswa sering merasa cepat lelah dan
kurang berkonsentrasi karena penerangan yang kurang memenuhi syarat. Untuk mengatasi permasalahan ini,
maka dilakukan perbaikan dengan menambahkan penerangan lokal pada meja gambar sehingga meningkatkan
intensitas cahaya dari 407,85 lux menajdi 1416 lux. Penelitian ini dilakukan pada 16 orang mahasiswa laki-laki
dari jurusan desain interior dengan rancangan sama subjek. Analisis data menggunakan paired-t test Hasil
penelian menunjukkan bahwa produktivitas kerja pada kelompok kontrol 0,577 ± 0,117 dan pada kelompok
perlakuan diperoleh 0,941 ± 0,373. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peningkatan penerangan lokal
memberikan peningkatan produktivitas kerja.

Kata kunci: penerangan, mempengaruhi, produktivitas kerja.

ABSTRACT

Drawing activity for the students of the Art and Design Faculty of Indonesian Art Institute, Denpasar, is an
activity that demands a long allocation of time, because many of the subjects require drawing tasks. The students
frequently felt tired and lost concentration in doing drawing tasks because the lighting did not fulfil the requisite,
triggering them to change their sitting posture by bending forward in order to move their eyes closer to the
drawing object. To overcome this matter, an improvement was done to increase the local lighting on the table by
increasing the light intensity from 407.85 lux to 1416 lux. This research is done on 16 male students of the
interior design department by subject design. The data analysis was done by using paired –t test. The result
reveals that the working productivity in the control group is 0.577 ± 0.177 and in the experimental group is
0.941 ± 0.373. Thus it can be concluded that the increase of local lighting influences the increase in working
productivity.

Keywords: illumination, influence, working productivity.

PENDAHULUAN dengan ketelitian tidak jarang sampai pada ukuran


milimeter. Saat melakukan aktivitas menggambar
Aktivitas menggambar merupakan rutinitas membutuhkan sikap kerja duduk di kursi menghadap
keseharian yang menuntut alokasi waktu cukup lama meja gambar yang bisa diatur kemiringan dan tinggi
bagi mahasiswa jurusan desain interior, karena banyak rendahnya. Dalam melakukan aktivitas menggambar
mata kuliah yang disertai dengan tugas-tugas meng- selain mengandalkan tangan untuk mengoperasikan
gambar. Walaupun saat ini aktivitas menggambar peralatan juga banyak menuntut konsentrasi mata
sudah dapat dikerjakan menggunakan bantuan pada objek gambar. Masalah penglihatan tidak bisa
komputer, namun untuk melatih keterampilan tangan lepas dari peran cahaya, karena manusia tidak akan
mahasiswa, mahasiswa tetap dilatih menggambar dapat melihat suatu benda kalau tidak ada cahaya
secara manual dengan tangan dan mistar. Aktivitas yang menimpa benda tersebut yang kemudian
menggambar banyak dilakukan di atas meja gambar dipantulkan ke mata. Oleh sebab itu aktivitas meng-
dengan memanfaatkan mistar sebagai peralatan untuk gambar sangat perlu memperhatikan penerangan yang
membuat garis-garis dan bidang yang terukur. cukup karena dalam jangka waktu lama akan
Gambar yang dikerjakan kebanyakan terdiri dari berdampak pada kelelahan mata jika tidak diimbangi
garis-garis dengan berbagai bentuk dan ukuran dengan intensitas penerangan yang memadai.

Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=INT

57
58 DIMENSI INTERIOR, VOL.4, NO.2, DESEMBER 2006: 57-63

Masalah intensitas penerangan ini juga dialami Pertama faktor usia. Dengan bertambahnya usia
oleh mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain menyebabkan lensa mata berangsur-angsur kehi-
Institut Seni Indonesia Denpasar. Studio desain langan elastisitasnya, dan agak kesulitan melihat pada
interior yang mereka pakai untuk beraktivitas lokasi- jarak dekat. Hal ini akan menyebabkan ketidak-
nya berbatasan dengan pemukiman penduduk nyamanan penglihatan ketika mengerjakan sesuatu
sehingga pemanfaatan cahaya matahari melalui pada jarak dekat, demikian pula penglihatan jauh.
jendela hanya bisa diperoleh dari satu sisi, yang Kedua faktor penerangan. Luminansi adalah
berakibat tidak meratanya cahaya alami melalui banyaknya cahaya yang dipantulkan oleh permukaan
jendela untuk menerangi seluruh ruangan. Mahasis- objek. Jumlah sumber cahaya yang tersedia juga
wa bekerja dari pukul 09.00 sampai dengan pukul mempengaruhi kepekaan mata terhadap warna
12.00 WITA, disaat intensitas cahaya alami yang tertentu. Tingkat luminansi juga akan mempengaruhi
menerangi bidang-bidang kerja mereka bervarisai kemampuan mata melihat objek gambar dan pada usia
antara 109-707 lux tergantung dari lokasi meja tua diperlukan intensitas penerangan lebih besar untuk
gambar masing-masing. Pada saat cuaca mendung melihat objek gambar. Semakin besar luminansi dari
biasanya memanfaatkan penerangan buatan dari sebuah objek, rincian objek yang dapat dilihat oleh
lampu listrik berupa lampu-lampu pijar dan TL yang
mata juga akan semakin bertambah.
diletakkan pada langit-langit dengan intensitas cahaya
228 lux. Intensitas cahaya dalam ruang ini tidak Ketiga adalah faktor silau (glare). Menurut
mencukupi untuk pekerjaan menggambar yang Grandjean (1988) silau adalah suatu proses adaptasi
memerlukan ketelitian. Grandjean (1988) menyatakan yang berlebihan pada mata sebagai akibat dari retina
bahwa penerangan untuk aktivitas menggambar terkena sinar yang berlebihan.
teknik memerlukan intensitas cahaya 1000-2200 lux. Keempat adalah faktor ukuran pupil. Agar jumlah
Dengan demikian kondisi tersebut tentunya tidak sinar yang diterima oleh retina sesuai, maka otot iris
sesuai dengan konsep ergonomi yang berusaha akan mengatur ukuran pupil. Lubang pupil juga dipe-
meningkatkan kesehatan fisik dan mental, mencipta- ngaruhi oleh memfokusnya lensa mata, mengecil
kan kondisi dan lingkungan kerja yang aman, nyaman ketika lensa mata memfokus pada objek yang dekat.
dan sehat demi tercapainya peningkatan produktivitas, Kelima adalah faktor sudut dan ketajaman peng-
penurunan angka kecelakaan yang berhubungan lihatan. Sudut penglihatan (visual angle) didefinisikan
dengan kerja dan kelelahan (Manuaba, 1992) sebagai sudut yang berhadapan dengan objek pada
Mengingat perbaikan ergonomi terhadap pene- mata. Ketajaman penglihatan adalah sudut pengli-
rangan sudah pernah dilakukan oleh para peneliti hatan minimum ketika mata masih dapat melihat
sebelumnya dan terbukti dapat memberikan hasil sebuah objek dengan jelas. Ketajaman penglihatan
yang signifikan terhadap peningkatan produktivitas dikenal dengan nama visus, dan untuk menentukan
dan penurunan beban kerja, maka perbaikan serupa visus digunakan optotype Snellen dengan berbagai
juga dapat dicobakan pada mahasiswa yang
ukuran huruf dan jarak yang sudah ditentukan. Visus
melakukan aktivitas menggambar pada studio Desain
normal adalah 6/6, apabila orang dapat membaca
Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni
Indonesia Denpasar. huruf di kartu Snellen yang menunjuk visus 6/6 (Niti,
Untuk memberikan kenyamanan kerja, maka pada 2000).
studio ini perlu segera dilakukan perbaikan terhadap Obyek gambar yang berupa garis maupun bidang,
intensitas penerangan yang tidak ergonomis. Perbaikan sedikit gerakan dan penglihatan difokuskan pada
dilakukan dengan menambah intensitas penerangan obyek dengan penerangan yang tidak memadai akan
dari penerangan alami melalui jendela dan lampu pada menyebabkan otot iris mengatur pupil sesuai dengan
langit-langit menjadi penambahan penerangan lokal intensitas penerangan yang ada. Semuanya berakibat
dengan pemakaian lampu pada meja gambar, dengan pada kelelahan otot-otot mata (Suma’mur, 1987,
harapan intensitas penerangan akan sesuai dengan Sutjana dkk, 1989). Menurut Grandjean (1988),
kebutuhan aktivitas sehingga dapat meningkatkan Wiesberg (1993) dan Wardana dkk (1997) ketidak-
produktivitas kerja. Selain itu pemakaian penerangan nyamanan cahaya di tempat kerja dapat menimbulkan
akan menjadi lebih efisien karena kalau tidak diper- beban visual berupa ketidaknyamanan mata secara
gunakan bisa dimatikan tanpa mengganggu pene- umum, mata merah, iritasi mata, pandangan yang
rangan pada bidang kerja yang lain. mengabur dan kesulitan membaca obyek gambar.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PENERANGAN DI TEMPAT KERJA
PENGLIHATAN
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi peng- Menurut Ching, (1996) ada tiga metode untuk
lihatan menurut Dyer dan Morris (1990) adalah penerangan yaitu, penerangan umum, penerangan

Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=INT
Padmanaba, Pengaruh Penerangan Dalam Ruang 59

lokal dan penerangan cahaya aksen. Penerangan Dalam ruang lingkup pekerjaan, faktor yang
umum atau baur menerangi ruangan secara merata menentukan adalah ukuran objek, derajat kontras di
dan umumnya terasa baur. Penerangan lokal atau antara objek dan sekelilingnya, luminansi dari
penerangan untuk kegunaan khusus, menerangi lapangan penglihatan, yang tergantung dari pene-
sebagian ruang dengan sumber cahaya biasanya rangan dan pemantulan pada arah si pengamat, serta
dipasang dekat dengan permukaan yang diterangi. lamanya melihat (Suma’mur, 1995). Faktor ukuran
Sedangkan penerangan aksen adalah bentuk dari objek, derajat kontras antar objek dengan seke-
pencahayaan lokal yang berfungsi menyinari suatu lilingnya serta penerangan adalah faktor-faktor yang
tempat atau aktivitas tertentu atau obyek seni atau saling mengimbangi satu dengan yang lain, misalnya
koleksi berharga lainnya. Berdasarkan sumbernya suatu objek dengan kontras kurang, dapat dilihat
penerangan dibedakan menjadi dua yaitu, penerangan apabila objek tersebut cukup besar atau bila
alamiah dan penerangan buatan. Sumber cahaya penerangannya cukup baik. Hal ini sangat perlu
alamiah pada siang hari adalah matahari dengan diperhatikan pada studio desain interior agar dalam
cahayanya yang kuat tetapi bervariasi menurut jam, melakukan aktivitas menggambar, mahasiswa dapat
musim dan tempat. Cahaya buatan adalah cahaya melihat objek gambar dengan baik dan nyaman, tanpa
yang dihasilkan oleh elemen-elemen buatan, dimana upaya-upaya yang melelahkan. Upaya mata yang
kualitas dan kuantitas cahaya yang dihasilkan melelahkan menjadi sebab kelelahan mental. Gejala-
berbeda-beda tergantung dari jenisnya. nya meliputi sakit kepala, penurunan kemampuan
Dalam hal penerangan sebaiknya lebih meng- intelektual, daya konsentrasi dan kecepatan berpikir.
utamakan penerangan alamiah dengan merencanakan Lebih dari itu, apabila pekerja mencoba mendekatkan
cukup jendela pada bangunan yang ada. Kalau karena matanya terhadap objek untuk memperbesar ukuran
alasan teknis penggunaan penerangan alamiah tidak benda, maka akomodasi lebih dipaksa, dan mungkin
dimungkinkan, barulah penerangan buatan dimanfaat- terjadi penglihatan rangkap atau kabur yang terkadang
kan dan inipun harus dilakukan dengan tepat. Dalam disertai pula perasaan sakit kepala di daerah atas mata.
kaitan ini perlu diingatkan adanya penerangan umum Intensitas penerangan yang dibutuhkan untuk pekerja-
dan penerangan khusus atau setempat (Manuaba, an yang memerlukan sedikit ketelitian adalah 200-250
1998). Penerangan yang baik memungkinkan tenaga lux, untuk pekerjaan yang teliti memerlukan 500-700
kerja melihat objek-objek yang dikerjakan secara lux dan pekerjaan menggambar teknik (technical
jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya yang tidak perlu. drawing) memerlukan intensitas cahaya 1000-2200
Permasalahan penerangan meliputi kemampuan lux. (Grandjean, 1988)
manusia untuk melihat sesuatu, sifat-sifat dari indera Untuk mencegah kelelahan mental oleh upaya
penglihatan, usaha-usaha yang dilakukan untuk mata yang berlebihan, perlu diusahakan beberapa
melihat objek lebih baik dan pengaruh penerangan cara. (Suma’mur, 1995). Ada beberapa cara untuk
terhadap lingkungan. mengurangi kelelahan mata, seperti perbaikan kontras,
Mata di dalam fungsinya untuk melihat harus cara ini paling mudah dan paling sederhana, serta
tidak dihadapkan pada beban tambahan seperti dilakukan dengan memilih latar penglihatan yang
penerangan obyek yang kurang intensitasnya sesuai tepat. Cara berikutnya dengan meninggikan intensitas
dengan keperluan. Oleh karena itu penerangan penerangan. Biasanya penerangan harus sekurang-
merupakan faktor lingkungan yang sangat perlu kurangnya dua kali dibesarkan. Dalam berbagai hal,
diperhatikan karena banyak pengaruhnya terhadap masih perlu dipakai lampu-lampu di daerah kerja
kelelahan mata dalam bekerja. Penerangan yang baik untuk lebih memudahkan penglihatan. Cara terakhir
penting agar pekerjaan dapat dilakukan dengan benar adalah pemindahan tenaga kerja dengan visus yang
dan dalam situasi yang nyaman (Manuaba,1998). setinggi-tingginya. Kerja malam harus dikerjakan oleh
Pada pekerjaan yang memerlukan ketelitian tanpa tenaga kerja berusia muda, yang apabila usianya
penerangan yang memadai, maka dampaknya akan bertambah, dapat dipindahkan kepada pekerjaan yang
sangat terasa pada kelelahan mata. Terjadinya kurang diperlukan ketelitian
kelelahan otot mata dan kelelahan saraf mata sebagai Penerangan yang baik adalah penerangan yang
akibat tegangan yang terus menerus pada mata, memungkinkan seseorang tenaga kerja melihat
walaupun tidak menyebabkan kerusakan mata secara pekerjaan dengan teliti, cepat dan tanpa upaya yang
permanen, tetapi menambah beban kerja, mem-
tidak perlu, serta membantu menciptakan liungkungan
percepat lelah, sering istirahat, kehilangan jam kerja
kerja yang menyenangkan. Sifat-sifat dari penerangan
dan mengurangi kepuasan kerja, penurunan mutu
yang baik ditentukan oleh pembagian luminansi
produksi, meningkatkan frekuensi kesalahan, meng-
ganggu konsentrasi dan menurunkan produktivitas dalam lapangan penglihatan, pencegahan kesilauan,
kerja (Pheasant, 1993). arah sinar, warna dan panas penerangan terhadap

Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=INT
60 DIMENSI INTERIOR, VOL.4, NO.2, DESEMBER 2006: 57-63

keadaan lingkungan. Penerangan yang buruk dapat nya. Selanjutnya Christensen (1991), Grandjean
mengakibatkan kelelahan mata dengan berkurangnya (1988) menjelaskan bahwa salah satu pendekatan
daya efisiensi kerja, kelelahan mental, keluhan- untuk mengetahui berat ringannya beban kerja adalah
keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala sekitar dengan menghitung nadi kerja, konsumsi oksigen,
mata, kerusakan alat penglihatan dan meningkatnya kapasitas ventilasi paru dan suhu inti tubuh. Pada
kecelakaan (Suma’mur 1995). batas tertentu variabel-variabel tersebut mempunyai
hubungan yang linier dengan konsumsi oksigen atau
BEBAN KERJA pekerjaan yang dilakukan. Kategori berat ringannya
beban kerja yang didasarkan pada variabel
Rodahl (1989) menyatakan bahwa hubungan metabolisme, respirasi, suhu tubuh dan denyut jantung
antara beban kerja dan kapasitas kerja dipengaruhi menurut Grandjean (1988) dapat dilihat pada Tabel 1.
oleh faktor yang sangat komplek, baik faktor internal Tabel 1. Katagori Beban Kerja Berdasarkan Metabolisme,
maupun eksternal. Faktor internal, meliputi faktor Respirasi, Suhu Tubuh dan Denyut Jantung
somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, kondisi
Katagori Beban Konsumsi Ventilasi Suhu Inti Denyut
kesehatan, status gizi) dan faktor psikis (motivasi, Kerja Oksigen paru Tubuh Nadi
persepsi, kepercayaan, keinginan dan sebagainya). (l/min) (l/min) (°C) (denyut/
Faktor eksternal, meliputi tugas-tugas (task) yang min)
dilakukan baik yang bersifat fisik seperti sikap kerja, Ringan 0,5-1,0 11-20 37,5 75-100
alat kerja dan sebagainya, maupun yang bersifat Sedang 1,0-1,5 20-31 37,5-38,0 100-125
mental, seperti kompleksitas pekerjaan atau sulit Berat 1,5-2,0 31-43 38,0-38,5 125-150
tidaknya tugas yang dikerjakan, yang mempengaruhi Sangat Berat 2,0-2,5 43-56 38,5-39,0 150-175
tingkat emosi pekerja. Faktor berikut yang mem- Sangat Berat Sekali 2,5-4,0 60-100 >39 >175
pengaruhi adalah organisasi, seperti lamanya waktu
meggambar, waktu istirahat, dan sistem evaluasi Produktivitas Kerja
terhadap hasil pekerjaan mahasiswa. Dan yang
terakhir adalah faktor lingkungan kerja, seperti panas Banyak faktor yang dapat menentukan produk-
lingkungan, intensitas penerangan dan sebagainya. tivitas tenaga kerja. Beberapa faktor yang sangat
Menurut Adiputra (1998), secara umum beban penting berperanan diantaranya adalah kualitas fisik
kerja dibedakan menjadi dua kelompok yaitu External dan non fisik tenaga kerja, teknologi dan lingkungan
Load (stressor) adalah beban kerja yang berasal dari kerja (Grandjean, 1988; Manuaba, 1992). Kualitas
pekerjaan yang sedang dilakukan. External Load fisik pada tenaga kerja adalah sangat tergantung dari
meliputi pekerjaan, organisasi dan lingkungan. Dan kesehatan, gizi, serta kebugaran jasmani. Kualitas non
Internal Load (strain) adalah reaksi tubuh seseorang fisik meliputi kemampuan intelegensia, moral,
terhadap suatu external load yang diberikan kepada semangat, dan ketahanan mental. Teknologi me-
orang tersebut. nyangkut peralatan dan metode kerja atau perleng-
kapan kerja yang dipergunakan. Sedangkan ling-
Penilaian Beban Kerja kungan kerja di antaranya meliputi lingkungan
biologis maupun lingkungan psikososial termasuk
Menurut Rodahl (1989) penilaian beban kerja “reward and punishment” di tempat kerja.
fisik dapat dilakukan dengan dua metode secara Menurut Sedarmayanti (1996) produktivitas ada-
obyektif, yaitu metode penilaian langsung dengan cara lah sikap mental (attitude of mind) yang mempunyai
mengukur energi yang dikeluarkan melalui asupan semangat untuk melakukan peningkatan perbaikan.
oksigen selama bekerja, dan metode pengukuran tidak Secara umum produktivitas mengandung pengertian
langsung, dengan cara menghitung denyut nadi perbandingan terbalik antara hasil yang dicapai
selama kerja. Menurut Adiputra (1998), berdasarkan (output) dengan keseluruhan sumber daya yang
frekwensi denyut nadi dapat dijawab berbagai digunakan (input). Perbandingan tersebut berubah dari
pertanyaan ergonomi. Hal itu disebabkan karena waktu ke waktu karena dipengaruhi oleh tingkat
denyut jantung merupakan refleksi dari proses reaksi pendidikan, disiplin kerja, ketrampilan, sikap kerja,
(strain) terhadap stressor yang diberikan kepada motivasi, lingkungan kerja, dan lain-lain. Faktor-
tubuh. Dengan demikian dapat diketahui kemampuan faktor tersebut di atas besar artinya bagi penciptaan
kerja seseorang dalam kaitannya dengan tuntutan suasana kerja yang ergonomis, untuk menunjang
tugas pekerjaan yang dilakukan, serta tingkat tercapainya efisiensi di dalam proses yang telah
keselarasan yang mempengaruhi nilai produktivitas- memenuhi batasan standard produktivitas.

Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=INT
Padmanaba, Pengaruh Penerangan Dalam Ruang 61

Produktivitas dikatakan meningkat apabila: mendapatkan sampel yang menjadi subjek penelitian.
− Volume atau kuantitas keluaran bertambah besar, Semua subjek yang sudah terpilih kemudian
tanpa menambah jumlah masukan. melakukan aktivitas menggambar dengan objek yang
− Volume atau kuantitas keluaran tidak bertambah, sama dengan intensitas penerangan alami yang masuk
akan tetapi masukannya berkurang. ke dalam ruangan. Untuk mengetahui beban kerja,
− Volume atau kuantitas keluaran bertambah besar dilakukan pengukuran denyut nadi sebelum dan
sedangkan masukannya berkurang. setelah melakukan aktivitas, dan pengukuran ling-
− Jumlah masukan bertambah, asalkan volume atau kungan kerja untuk mengetahui kelayakan lingkungan
kuantitas keluaran bertambah berlipat ganda. kerja. Hal ini biasa disebut dengan kontrol (K) Setelah
mendapatkan istirahat selama dua hari, semua subjek
Produktivitas bukan semata-mata ditujukan untuk
mendapatkan hasil kerja yang sebanyak-banyaknya, melakukan aktivitas menggambar yang sama, dengan
melainkan kualitas kerja juga penting diperhatikan. penambahan penerangan lokal pada meja gambar
Produktivitas individu dapat dinilai dari apa yang dengan intensitas cahaya yang sesuai dengan
dilakukan oleh individu tersebut dalam kerjanya, atau persyaratan. Hal ini disebut dengan perlakuan (P).
produktivitas individu adalah bagaimana seseorang Pengukuran-pengukuran yang sama juga dilakukan
melaksanakan pekerjaannya atau kinerjanya. Hal ini terhadap subjek dan kondisi lingkungan agar diketahui
juga berlaku bagi mahasiswa desain interior dalam bahwa sebelum bekerja subjek mempunyai beban
mengerjakan tugas menggambar, bagaimana seorang kerja yang sama baik pada waktu kontrol (K) maupun
mahasiswa dapat melaksanakan pekerjaannya dengan perlakukan (P) dengan kondisi lingkungan yang sama.
sebaik-baiknya dan kualitas kerja dapat ditingkatkan, Hasil pengukuran denyut nadi dan lamanya waktu
serta dapat mencapai produktivitas kerja setinggi- yang dipakai untuk menggambar akan menjukkan
tingginya produktivitas kerja masing-masing subjek.
Pada hakekatnya produktivitas akan banyak
ditentukan oleh dua faktor utama yaitu faktor teknis Variabilitas Populasi
dan manusia. Faktor teknis berhubungan dengan
pemakaian dan penerapan fasilitas produksi secara Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa
lebih baik, penerapan metode kerja yang lebih efektif Desain Interior FSRD ISI Denpasar, dengan rentang
dan efisien, dan atau penggunaan bahan baku yang umur 20 – 24 tahun. Besarnya populasi 74 orang.
lebih ekonomis. Faktor manusia mempunyai penga- Besar sampel ditentukan dengan rumus Colton (1974)
ruh terhadap usaha-usaha yang dilakukan manusia diperoleh 16 orang. Subjek penelitian dipilih
dalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugas berdasarkan persyaratan kriteria dengan teknik acak
dan tanggung jawabnya. Disini ada dua hal pokok sederhana dengan menggunakan teknik undian
yang menentukan, yaitu kemampuan kerja (ability) (Bakta, 1997).
pekerja itu sendiri dan motivasi kerja yang merupakan
pendorong ke arah kemajuan dan peningkatan prestasi
kerja seseorang. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dari seluruh faktor yang disebutkan di atas, pada
aktivitas menggambar, penerangan buatan adalah Hasil observasi dan pengukuran serta analisis
suatu hal yang mudah dilakukan dan sangat tampak terhadap variabel-variabel penelitian dapat disajikan
nyata manfaatnya. Dengan memperbaiki penerangan dalam paragraf di bawah ini.
buatan kearah yang lebih baik, maka produktivitas
kerja dapat ditingkatkan. Penerangan yang sesuai Karakteristik Subjek
dengan kebutuhan pemakai akan dapat meningkatkan
kenyamanan dan efektifitas kerja yang akhirnya akan Dalam penelitian ini jumlah sampel yang diguna-
dapat meningkatkan produktivitas kerja. Dengan kan sebanyak 16 orang mahasiswa laki-laki dan
memperbaiki penerangan buatan dalam hal ini me- minimal sudah duduk di semester III. Hasil analisis
nambahkan penerangan lokal akan dapat mening- deskriptif terhadap data karakteristik subjek yang
katkan produktivitas kerja mahasiswa desain interior. meliputi umur, berat badan, tinggi badan, pengalaman
kerja, visus dan indek masa tubuh didapatkan bahwa
RANCANGAN PENELITIAN rata-rata umur subjek dalam penelitian ini 21,25 ±
1,390 tahun, rata-rata berat badan subjek 61,375 ±
Penelitian ini menggunakan rancangan sama 4,395 kg dengan tinggi badan rata-rata 171,18 ± 4,003
subjek (Treatment by Subjects Design). Setelah cm serta rata-rata indek masa tubuh 20,96 ± 1,009.
mendapatkan populasi yang sesuai dengan kriteria, Semua subjek mempunyai visus 6/6 ± 0,00 dan
dilakukan sampling secara acak sederhana untuk pengalaman kerja rata-rata 2,250 ± 1,390 tahun.

Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=INT
62 DIMENSI INTERIOR, VOL.4, NO.2, DESEMBER 2006: 57-63

Berdasarkan data umur, berat badan, tinggi badan, penerangan lokal (P) menunjukkan 2,043 ±0,222 jam.
indek masa tubuh serta visus, subjek termasuk dalam Dengan demikian berarti terjadi efisiensi waktu
katagori normal dengan pengalaman kerja meng- selama 0,578 jam (22.05%). Analisis kemaknaan
gambar yang telah memadai. dengan paired- t test menunjukkan berbeda bermakna
(p<0,05) dengan nilai t =9,233 dan p = 0,000. Ini
Analisis Kondisi Lingkungan Kerja berarti penambahan penerangan lokal dapat
meningkatkan produksi. Data paired- t test rata-rata
Kondisi lingkungan kerja diindikasikan dari suhu waktu produksi dapat dilihat pada Tabel 2.
basah, suhu kering, kelembaban relatif, kebisingan,
intensitas cahaya dan kecepatan angin, dengan hasil
pengukuran adalah rata-rata suhu basah di tempat 90
83.33
76.69
penelitian adalah 27,16 ± 1,07 °C, sedangkan rata-rata 80 69.29 69.8
70
suhu keringnya 31,26 ± 0,61°C. Data ini dijadikan 60
acuan untuk menentukan kelembaban relatif pada Denyut Nadi 50
tabel psikometri sehingga diperoleh rata-rata kelem- pe r m e nit 40
30
baban relatif 72,10 ± 0,69 %. Data lingkungan lainnya 20
14.03
6.88
yang diperoleh adalah rata-rata kecepatan angin 0,25 ± 10
0,02 m/det dengan kebisingan 69,00 ± 6,32 dB dan 0
DNI DNK Nadi Kerja
intensitas cahaya.407,85 ± 49,52 lux. Data-data di atas Kontrol
Perlak uan
menunjukkan bahwa kondisi lingkungan kerja di Perlakuan
studio interior masih dalam batas-batas adaptasi untuk
melakukan suatu aktivitas. Gambar 1. Grafik Beban kerja Mahasiswa Desain Interior FSRD
ISI Denpasar
Analisis Beban Kerja
Tabel 2. Rata-rata waktu Produksi Mahasiswa Desain Interior
Hasil pengukuran rata-rata denyut nadi istirahat FSRD ISI Denpasar
antara kontrol (K) sebesar 69,296 ± 1,776 dpm Perlakuan N Rata- Simpang Beda t p
dengan perlakuan (P) sebesar 69,806 ± 1,692 dpm rata baku Rata-rata
menunjukkan kondisi awal kedua perlakuan adalah Kontrol 16 2,621 0,351 -0,578 9,233 0,000
Perlakuan 16 2,043 0,351
tidak berbeda secara bermakna (p>0,05). Hal ini bisa
diartikan bahwa kondisi awal denyut nadi istirahat
para pekerja pada masing-masing perlakuan bisa Produktivitas kerja dihitung dari perbandingan
dianggap sama. Rata-rata denyut nadi kerja pada jumlah keluaran (out put) dengan masukan dikalikan
perlakuan tanpa penerangan lokal (Kontrol) sebesar dengan waktu. Jumlah keluaran adalah waktu yang
83,331 ± 1,950 dpm sedangkan pada perlakuan dipergunakan untuk menyelesaikan tiga lembar
dengan tambahan penerangan lokal (P) sebesar 76,693 gambar. Sedangkan input adalah rata-rata nadi kerja
± 1,682 dpm, maka terdapat penurunan sebesar 6,638 selama menyelesaikan tiga lembar gambar.
dpm. Rata-rata nadi kerja perlakuan tanpa penerangan
lokal (Kontrol) sebesar 14,034 ± 2.748 dpm dan Tabel 3. Produktivitas Kerja Mahasiswa Desain Interior FSRD ISI
dengan tambahan penerangan lokal (P) sebesar 6,887 Denpasar
± 1,598 dpm. Dengan demikian terjadi penurunan Perlakuan N Rata- Simpang Beda t p
sebesar 7,147 dpm. Hasil uji berdasarkan Paired – t rata Baku Rata-rata
test terhadap denyut nadi kerja dan nadi kerja pada Kontrol 16 0,577 0,117 0,364 -5,294 0,000
kedua perlakuan menunjukkan bahwa terdapat Perlakuan 16 0,941 0,273
perbedaan yang signifikan antara masing-masing
perlakuan (p<0,05). Hasil uji tersebut di atas dijelas- Dengan rumus Hansen & Mowen. (1997)
kan dalam Gambar 1. didapatkan rata-rata produktivitas Kontrol adalah
0,557 ± 0,117 dan rata-rata produktivitas Perlakuan
Produktivitas Kerja didapat 0,941 ± 0,273. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan produktivitas sebesar
Dalam penelitian ini hasil kerja atau out put
40,8%.
adalah waktu yang dipakai oleh subjek untuk
Intervensi ergonomi terhadap peningkatan
menyelesaikan tiga lembar gambar ukuran kertas A3
intensitas penerangan juga didukung oleh Hendrawan
yang terdiri dari gambar denah ruang, denah lantai dan
denah penataan satu rumah tinggal. Dari hasil (2003) yang mengungkapkan bahwa tingkat pencaha-
perhitungan didapat rata-rata waktu produksi pada yaan yang baik dan memadai dapat mengurangi
perlakuan tanpa penerangan lokal (kontrol) 2,621 ± tingkat kelelahan kerja sehingga meningkatkan
0,351 jam dan pada perlakuan penambahan produktivitas.

Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=INT
Padmanaba, Pengaruh Penerangan Dalam Ruang 63

Ching, Francis, D.K. 1996. Ilustrasi Desain Interior.


1
0.941 Jakarta: Erlangga
0.9 0.557
0.8 Grandjean, E. 1988. Fitting the Task To the Man. A
Texbook of Occupational Ergonomics, 4th
0.7
0.6
Produktivitas 0.5 Vitas (K)
0.4 Vitas (P)
Edition London: Taylor & Francis.
0.3
0.2
0.1
Hendrawan, A. Suharyana, Kusuma, N.I. 2003.
0
Vitas (K) Vitas (P)
Pengaruh Tingkat Pencahayaan Terhadap
Perlakuan Kelelahan Kerja pada Tenaga Kerja Akunting
Hotel Berbintang di Yogyakarta. Prosiding
Seminar Nasional Ergonomi 2003. Yogyakarta;
Gambar 2. Grafik Produktivitas kerja Mahasiswa Desain Interior 13 September Fakultas Teknologi Pertanian
FSRD ISI Denpasar Universitas Gajahmada.

SIMPULAN Manuaba, A. 1992 Pengaruh Ergonomi Terhadap


Produktivitas. Dalam Seminar Produktivitas
Berdasar hasil dan pembahasan penelitian pada Tenaga Kerja, Jakarta.
mahasiswa yang menggambar di studio interior
dengan penerangan sinar matahari yang masuk Rodahl, K. 1989. The Physiologi of Work. London:
melalui jendela (kontrol) dengan intervensi ergonomi Taylor & Francis. Ltd. Great Britain: 15-99.
penambahan penerangan lokal pada meja gambar, Sedarmayanti. 1996. Tata Kerja dan Produktivitas
dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut: Kerja, Suatu Tinjauan Aspek Ergonomi atau
1. Penambahan penerangan lokal menjadi 1416,35 Kaitan antara Manusia dengan Lingkungan
lux pada meja gambar pada mahasiswa desain Kerja. Bandung; CV. Mandar Maju.
interior FSRD ISI Denpasar dapat menurunkan
waktu kerja sebesar 22%. Suma’mur, PK. 1982. Ergonomi Untuk Produktivitas
2. Dengan tambahan penerangan lokal menjadi Kerja, Jakarta: Yasasan Swabhawa Karya.
1416,35 lux pada meja gambar pada mahasiswa
desain interior FSRD ISI Denpasar, produktivitas Suma’mur, PK. 1987. Hiperkes Keselamatan Kerja
kerja meningkat sebesar 40%. dan Ergonomi. Jakarta : Dharma Bakti Muara
Agung.
REFERENSI Suma’mur, PK. 1995. Higene Perusahaan Dan
Kesehatan Kerja, Jakarta: PT Toko Gunung
Adiputra, N. 1998. Metodologi Ergonomi. Monograf Agung
yang diperbanyak oleh Program Studi Fisiologi
Kerja-Ergonomi, Universitas Udayana Den- Wardana, W.A., Supriyono, DJ. Harsono. 1997.
pasar. Aspek Keselamatan Kerja pada Poemakaian
Komputer. http//www. Indosat. Net id/elektro/
Bakta, M. 1997. Rancangan Penelitian. Penataran komput6.html. Diakses pada tangal 15 Pebruari
Sehari Tentang Metode Penelitian. Diseleng- 1999.
garakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana, 15 Februari 1997. Denpasar

Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=INT

Anda mungkin juga menyukai