Toleransi ●
Sejauh mana para pegawai dianjurkan
terhadap untuk agresif, inovatif, dan mengambil
tindakan beresiko risiko.
●
Sejauh mana organisasi tersebut
Arah menciptakan dengan jelas sasaran &
harapan mengenai prestasi.
●
Tingkat sejauh mana unit – unit dalam
Integrasi organisasi didorong untuk bekerja dengan
cara terkoordinasi.
●
Tingkat sejauh mana manajer memberi
Dukungan dari komunikasi yang jelas, bantuan serta
Manajemen dukungan.
●
Jumlah peraturan dan pengawasan yang
Kontrol digunakan untuk mengawasi dan
mengendalikan.
S
o
si
al
is
a
si
Manajemen Sosialisasi
Puncak
Seleksi
• Tujuan: menemukan dan mempekerjakan
individu yang mempunyai pengetahuan,
kepandaian, dan kemampuan untuk
berprestasi dalam pekerjaan-pekerjaan dalam
organisasi dengan berhasil.
• Memberi Informasi pada pelamar mengenai
organisasi itu dan jika terjadi konflik antara
nilai mereka dan nilai organisasi itu, mereka
dapat mengundurkan diri dari pencalonannya.
Seleksi
Sosialisasi
Manajemen Puncak
• mengacu pada tindakan manajemen puncak
karena mempunyai dampak penting terhadap
budaya organisasi. Diantaranya:
– Berapa banyak kebebasan yang harus diberikan para
manajer kepada para bawahannya,
– Busana yang bagaimana yang sesuai dengan norma
perusahaan,
– Tindakan apa yang akan memberikan hasil yang baik,
– Bagaimana kebijakan kenaikan gaji, bonus, promosi,
atau kompensasi-kompensasi lain yang ditetapkan
perusahaan.
Seleksi Manajemen
Puncak
Sosialisasi
• Umumnya dilakukan pada saat rekruitmen dan
seleksi pegawai baru.
• Para pegawai baru adalah mereka yang secara
potensial paling besar kemungkinannya
mengganggu kepercayaan dan kebiasaan yang
ada dalam organisasi.
• Sosialisasi disebut juga proses penyesuaian
diri.
Bagaimana Pegawai Mempelajari Budaya
• Beberapa hal yang paling potensial adalah:
– Ceritera mengaitkan keadaan sekarang dengan masa
lampau dan memberikan penjelasan serta keabsahan bagi
tindakan-tindakan yang sekarang dilaksanakan. Misalnya,
kisah para pendiri organisasi, keputusan-keputusan penting
yang memberi dampak terhadap jalannya organisasi di masa
depan, dan mengenai manajemen puncak pada saat ini.
– Ritual alat untuk meneruskan budaya, misalnya aktivitas,
seperti upacara pengakuan dan pemberian penghargaan,
pesta kecil setiap hari jumat, piknik tahunan perusahaan.
Aktivitas-aktivitas ritual tersebut adalah ritual-ritual yang
mengungkapkan dan memperkuat nilai-nilai inti organisasi
tersebut, tujuan apa yang penting, orang mana yang penting,
dan hal yang mana yang dapat ditingkatkan.
• Simbol Material mengungkapkan kepada para pegawai
siapa yang penting, tingkat dari derajat kesamaan yang
diinginkan oleh manajemen puncak, dan perilaku
tertentu (mengambil resiko, konservatif, otoriter,
partisipatif, individualistik, sosial). Simbol material
tersebut mencakup desain serta penataan fisik ruang
dan gedung, perabot kantor, kebiasaan eksekutif serta
cara berpakaian.
• Bahasa digunakan sebagai suatu cara untuk
mengidentifikasi para anggota dari suatu budaya atau
sub-budaya tertentu. Dengan mempelajari bahasa
tersebut, para anggota membuktikan bahwa mereka
telah menerima budaya tersebut dan dengan
melakukan hal tersebut mereka membantu
mempertahankannya.
Jika Budaya Bentrok: Penggabungan dan
Akuisisi
• Banyak para eksekutif akhirnya menyadari bahwa
ketakcocokan budaya lebih besar kemungkinannya
mengakibatkan bencana daripada ketakcocokan
finansial, teknis, geografis, atau pasar.
• ketakcocokan tersebut terjadi jika kedua belah
pihak dari suatu penggabungan atau akuisisi
mempunyai budaya yang kuat, maka potensi
terjadinya “bentrok budaya” menjadi sangat nyata.
• Untuk meminimalisasinya, manajemen harus
menyediakan waktu untuk mengevaluasi budaya
dari setiap organisasi.
Jika Budaya Bentrok: Penggabungan dan
Akuisisi
• Dua faktor paling kritis yang menentukan
apakah akuisisi berhasil :
– Kekuatan budaya dari masing-masing organisasi,
dan
– Tingkat perbedaan yang ada di antara karakteristik
utama dari budaya organisasi tersebut.