Chapter I
Chapter I
BAB I
PENDAHULUAN
masyarakat. Stroke merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit jantung dan
kanker dan juga mengakibatkan disabilitas jangka panjang. Terdapat variasi angka
insidensi dan outcome stroke diberbagai negara. Insidensi stroke di Asia umumnya
lebih tinggi dibandingkan dengan Amerika Serikat dan juga lebih banyak terjadi pada
negara Eropa bagian timur dibandingkan bagian barat. Angka Insidensinya bervariasi
dari 660/100.000 pria di Rusia sampai 303/100.000 pria di Swedia (Ali dkk,2009;
Setiap tahunnya, 795.000 orang mengalami kejadian stroke yang baru atau
rekuren. Lebih kurang 610.000 orang diantaranya mengalami serangan pertama dan
185.000 orang merupakan rekuren. Insiden stroke pada laki-laki lebih banyak
dibandingkan dengan perempuan pada usia lebih muda, tetapi tidak demikian halnya
pada usia tua. Rasio insiden pria terhadap wanita pada usia 55-64 tahun adalah 1,25,
pada usia 65-74 tahun adalah 1,50, pada usia 75-84 tahun adalah 1,07 dan pada usia ≥
epidemiologi stroke ini bertujuan untuk melihat profile klinis stroke dimana dari 2065
pasien stroke akut, dijumpai rata-rata usia adalah 58,8 tahun (range 18-95 tahun)
dengan kasus pada pria lebih banyak dari pada wanita. Rata-rata waktu masuk ke RS
adalah lebih dari 48,5 jam (range 1-968 jam) dari onset. Rekuren stroke dijumpai
hampir pada 20% pasien dan frekuensi stroke iskemik adalah yang paling sering terjadi
Usaha preventif dan terapi infark iskemik yang tepat membutuhkan usaha untuk
ultrasound memiliki peran penting pada pasien stroke iskemik. Transcranial Doppler
merupakan metode non invasive yang cepat, aman, akurat dan lebih murah dalam
hasil pemeriksaan TCD dapat dipengaruhi oleh faktor hemodinamik (seperti panjang
dan area potong lintang pembuluh darah (PD), perbedaan tekanan pada PD dan
viskositas darah) dan faktor lainnya (seperti usia, jenis kelamin,tekanan parsial oksigen
dan karbon dioksida, temperatur tubuh, dan beberapa perubahan fisiologis) secara
peningkatan pulsasity indices (PI) berdasarkan usia dengan rata-rata penurunan sekitar
0,3-0,5% pertahun pada usia 20-70 tahun ( (Neumyer dkk, 2004; Isikay dkk, 2005).
Dari suatu penelitian retrospektif, ditemukan bahwa aliran darah yang diukur
dengan TCD secara signifikan dipengaruhi oleh level hematokrit dan usia dimana pada
analisis statistik diketahui bahwa level hematokrit memiliki hubungan terbalik terfadap
mean flow velocity (MFV) dan usia memiliki hubungan terbalik yang sedang dengan
MFV dan korelasi positif terhadap PI. Mean flow velocity sendiri ditemukan memiliki
korelasi positif yang kuat dengan peak systolic velocity (PSV) dan kolerasi negative
Macko dkk (1993), pada studi cohort, mengevalusi kontribusi dari faktor usia,
oksigenasi dan hemorheologikal terhadap kecepatan aliran darah MCA pada dewasa
dengan gagal ginjal kronik yang memiliki profile hematologi yang signifikan berfluktuasi.
Studi ini menunjukkan bahwa Usia, peningkatan viskositas dan kandungan oksigen
pada arteri memiliki hubungan terbalik terhadap kecepatan aliran darah pada MCA.
54% varian antara studi. Analisa multiple regresi menunjukkan bahwa inklusi variabel
oksdigen dalam arteri sendiri. Disimpulkan bahwa usia dan kandungan oksigen dalam
Ameriso dkk (1990) melakukan suatu studi Cohort pada 42 subjek berusia 63-86
tahun yang sehat tanpa ada gangguan hematologi atau gejala serebrovaskular untuk
melihat hubungan antara faktor hematologi dan kecepatan aliran darah pada MCA
antara mean velocity dan level konsentrasi hematokrit dan fibrinogen. Kedua variable ini
prognostik TCD pada stroke iskemik akut ketika keputusan terapi utama harus dipilih.
Mereka menemukan bahwa total anterior circulation infarct dan abnormal TCD memiliki
hubungan yang signifikan dengan rata-rata mortalitas yang tinggi dan outcome yang
buruk (BI ≤ 60). Dari uji regresi logistik didapatkan bahwa baseline TCD yang normal
sebagai prediktor yang indepeden terhadap outcome jangka panjang yang baik dan
tidak dijumpainya aliran pada middle cerebri artery sebagai prediktor disabilitas dan
mortalitas. Mereka menyimpulkan bahwa temuan TCD memiliki peranan yang penting
terhadap prognosis anterior circulation stroke dan juga sebagai pemandu dalam terapi
intervensi.
Jam-jam awal setelah stroke akut adalah penting, karena pada waktu tersebutlah
merupakan waktu yang paling penting untuk efektivitas dari intervensi. Sehinga sangat
studi yang telah menyoroti pentingnya prognostik dari berbagai parameter laboratorium.
Suatu studi prospektif meneliti mengenai peranan nilai prognostik klinikal rutin,
30 hari stroke akut. Pada analisis univariate diperoleh total leucocyte count (TLC)
urea (70,66±72,47 mg/dl), kreatinin (2,07±2,25 mg/dl), SGOT (55,05±83,46 lU/L), SGPT
(39,58±36,54 lU/L) dan level globulin (3,79±0,70 g/dl) memiliki hubungan yang
bermakna dengan outcome yang buruk. Dari uji regresi logistik yang dilakukan pada
parameter yang bermakna tersebut, diketahui bahwa serum kreatinin, SGPT, ESR dan
sebuah marker untuk fungsi platelet yang berukuran besar yang mengandung granul
yang lebih tebal dan memproduksi tromboksan A2. Pada suatu studi potong lintang
kejadian iskemik serebrovaskular akut yang buruk tetapi tidak dengan dijumpai
secara prospektif terhadap fungsional outcome jangka pendek pada pasien stroke
iskemik. Dari analisa univariat ditemukan bahwa usia >65 tahun, jenis kelamin wanita,
Admission Mathew Score <75, perburukan klinis, volume infark > 6 cm3, komplikasi
infeksi, kadar gula darah (KGD) puasa >110mg/dl, KGD adrandom >130mg/dl dan
peningkatan ESR memiliki hubungan yang bermakna dengan outcome yang buruk.
Dengan menggunakan analisa regresi logistik, didapatkan bahwa skor Mathew, volume
infark, status klinis, dan ESR sebagai model prediktif outcome stroke dengan
sensitivitas 89,91% dan spesifisitas 85,71% dan setelah mengeluarkan informasi yang
diperoleh dari computed tomographis (CT) dari model tersebut, didapatkan sensitivitas
Diamond dkk (2003) melakukan studi untuk melihat hubungan level inisial
hematokrit dengan outcome pada pasien stroke iskemik. Mereka menemukan bahwa
dari 1012 sampel stroke iskemik, 58% pulang ke rumah, 10% pulang ke rumah dengan
home care services, 15% dirawat di RS rehabilitasi, 11% dirawat di intermediate care
facility dan 6% yang meninggal. Setelah diadjust faktor usia, jenis kelamin, ras dan
dan inisial level hematokrit. Probabilitas untuk outcome yang kurang baik akan
Huang dkk (2008) melakukan studi prospektif untuk mengetahui faktor prediktif
outcome klinis dan rekuren stroke pada pasien stroke iskemik yang berhubungan
(ICA). Mereka menemukan bahwa usia tua, total anterior circulation syndrome (TACS),
buruk. Riwayat TIA sebelumnya dan anemia merupakan merupakan prediktor mortalitas
Bagg dkk (2002) melakukan studi untuk mengidentifikasi pengaruh usia pada
berdasarkan usia. Skor FIM terdiri dari: global score (full scale), 2 domain kognitif dan
motorik, dan 6 subskala (self care, mobilitas, kemampuan untuk bergerak, spingter,
kognisi sosial dan komunikasi). yang dapat dipresentasikan dalam 3 cara yang
berbeda. Pada 2 outcome pertama diukur status fungsional pada saat keluar RS dan
perubahan fungsional outcomenya. Outcome ketiga yang diukur adalah skor motorik
FIM pada saat keluar RS. Mereka menemukan bahwa faktor usia sendiri merupakan
prediktor yang bermakna terhadap skor total FIM dan motorik FIM pada saat keluar RS,
tetapi tidak pada perubahan skor FIM. Untuk skor total FIM dan motorik pada saat
keluar RS, terdapat 3% pengaruh faktor usia terhadap variasi outcome dan 1,3%
terhadap variasi fungsional outcome setelah faktor prediktor lainnya diadjust. Studi ini
menyimpulkan bahwa hanya sedikit dari variasi outcome yang dapat dijelaskan oleh
faktor usia, sehingga diduga bahwa tidak terdapat alasan yang kuat untuk menolak
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka dirumuskanlah
pemeriksaan TCD dan hubungannya dengan outcome pada pasien stroke iskemik akut
iskemik akut
iskemik akut
dan hasil pemeriksaan TCD pada MCA dan ICA pada penderita stroke iskemik akut
I.4 Hipotesis
Terdapat pengaruh dari perameter hematologi rutin dan usia terhadap hasil
pemeriksaan TCD dan hubungannya dengan outcome pada pasien stroke iskemik
terhadap hasil pemeriksaan TCD dan hubungannya dengan outcome pasien stroke
pemeriksaan TCD, dan terhadap perencaan terapi yang lebih baik serta dalam
menentukan outcome pada pasien stroke iskemik akut yang dirawat di bangsal