Anda di halaman 1dari 2

PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM

DISTILASI AIR LAUT


(RESUME)

Salah satu cara yang paling mudah untuk mendapatkan air murni adalah dengan
penyulingan air laut, terutama untuk daerah yang kekurangan air di daerah pesisir
pantai. Selama ini, proses pemurnian air laut menggunakan energi fosil. Sementara
jumlah sumber energi ini sangat terbatas dan semakin terbatas akhir-akhir ini, sehingga
diperlukan sumber energi lain, salah satunya adalah dengan menggunakan tenaga
matahari. Jurnal ini membahas tentang cara membuat, merancang dan menganalisa
system destilasi air laut untuk memenuhi kebutuhan air suling di sekitar pesisir pantai.
Sistem yang digunakan dalam penyulingan air ini adalah inclined solar water
distillation system, dari system yang digunakan ini dicari mana yang lebih efektif antara
1 glass cover atau 2 glass cover. Cara kerja system ini adalah, air laut masuk ke dalam
tangki kemudian akan mengalir tipis diatas plat kolektor yang panas sehingga air akan
cepat menguap, uap air tersebut lama kelamaan akan menjadi air di glass cover
permukaan glass cover bagian bawah dan akibat kemiringan, maka air akan mengalir
menuju condensate channel dan disalurkan menuju tempat penampungan.
Metode pengujian alat ini dilakukan dengan mengukur suhu pada air yang
masuk, plat penyerap, permukaan kaca bagian bawah dan suhu air yang keluar.
Sedangkan intensitas cahaya matahari diukur dengan pyradiometer. Pencatatan suhu
dan intensitas dilakukan setiap 30 menit.
Setelah dilakukan pengujian, hasil dari proses distilasi air laut untuk 1 glass
cover adalah sebanyak rata-rata 6.25 ml/jam dan untuk yang menggunakan 2 glass
cover adalah sebanyak rata-rata 8.125 ml/jam.
Kaca adalah elemen yang paling sangat menunjang untuk pembuatan alat
distilasi air laut tenaga surya ini. Dalam pembahasan mengenai perhitungan kaca,
didapatkan nilai reflektansi sebesar 0.0439. Sedangkan untuk transmitansi total pada
kaca 1 didapatkan nilai sebesar 0.8726 dan untuk kaca 2 sebesar 0.7668. Untuk faktor
absorbtansi, reflaktansi dan transmitansi untuk kaca 1 berturut –turut adalah 4.74%, 8%,
87.26%. Sedangkan untuk kaca 2 berturut-turut sebesar 9.26%, 14.06%, 76.68%.
Dari perhitungan juga didapatkan nilai tekanan parsial uap yang sesuai dengan
temperature air sebesar 9873 N/m2, dan nilai tekanan parsial uap yang sesuai dengan
temperature penutup kaca sebesar 8944 N/m2. Pada sistem destilasi 1 kaca, laju
perpindahan kalor konveksi sebesar 2,5435x10-3 kW/m2, kalor yang dipindahkan ke
penutup karena penguapan sebasar 0,0195 kW/m2, perpindahan kalor radiasi dari air ke
penutup sebesar 0,0129 kW/m2, jadi perpindahan kalor totalnya dari air ke penutup
adalah 0,0349 kW/m2 dengan prosentase perpindahan kalor karena konveksi adalah
7,2%, karena penguapan 55,9% dan karena radiasi 36,9%.
Pada sistem destilasi 2 kaca, didapatkan perhitungan untuk kalor konveksinya
8,6316x10-3 kW/m2, kalor evaporasi sebesar 0,071 kW/m2 , kalor radiasi sebesar 0,0306
kW/m2, jadi perpindahan kalor totalnya dari air ke penutup adalah 0,01102 kW/m2
dengan prosentase perpindahan kalor karena konveksi adalah 7,8%, karena penguapan
64,4% dan karena radiasi 27,8%.
Untuk perhitungan laju destilasi 1 kaca air suling yang dihasilkan sebanyak 6,25
ml/jam, sedangkan pada perhitungan menghasilkan 6,867 ml/jam. Untuk destilasi 2
kaca, air suling yang dihasilkan sebanyak 8,125 ml/jam, sedangkan pada perhitungan
menghasilkan 25,0592 ml/jam. Sedangkan untuk perhitungan efisiensi 1 kaca sebesar
5,4 %, sedangkan 2 kaca sebesar 20,76%.
Hasil dari pengujian kualitas air didapatkan nilai pH adalah 7, sehingga air
suling tersebut netral dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai