PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jika diamati sebenarnya asal mula hukum adat itu dari Bahasa
Arab yaitu “adati” yang berarti kebiasaan masyarakat. Pada abad 19 pada
saat peraturan-peraturan agama mengalami kejayaan timbullah teori
“Receptio in complexu” dari Van den Berg dan Salmon Keyzer yang
menyatakan bahwa “hukum adat itu merupakan penerimaan dari hukum agama
yang dianut oleh masyarakat”. Tetapi hal ini ditentang keras oleh Smouchk
Hurgronje, Van Vollenhoven dan Ten Haar Bzn. Walaupun hukum agama itu
mempunyai pengaruh terhadap perkembangan hukum adat, tetapi tidak
begitu besar pengaruhnya karena pengaruh hukum agama hanya terbatas
pada beberapa daerah saja.
B. Tujuan
Seperti yang kita ketahui, pandangan mengenai hukum adat dari para
Sarjana itu banyak sekali. Para itu banyak sekali. Para sarjana seperti Van
Vollenhoven, Ten Haar. BZN, dan Djojodigoeno mengemukakan pendapat
mereka dalam pernyataan yang berbeda, sehingga membutuhkan analisis
dalam pernyataan yang berbeda, sehingga membutuhkan analisis untuk
menentukan sebenarnya apa itu hukum adat ? Mengapa hukum adat harus
ditemukan ? Mengapa hukum agama tidak berpengaruh besar dalam hukum
adat ?
C. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Selain yang dikatakan oleh Van Vollenhoven dan Ten Haar. BZN ada
juga Sarjana hukum adat dari Indonesia yaitu Prof. Djojodigoeno. Prof.
Djojodigoeno mengungkapkan bahwa hukum adat itu merupakan karya dari
masyarakat tertentu yang bertujuan untuk mendapatkan keadilan dalam
tingkah laku manusia. Menurut Prof. Djojodigoeno hukum itu dapat
terlihat dari pernyataannya yaitu pernyataan yang berwujud perundang-
undangan (legislatif), pernyataan yang berwujud Jurisprudency yaitu
yudikatif, eksekutif dan kepolisian,. Pernyataan yang berwujud keputusan
kekuasaan tertinggi dari negara misalnya pernyataan perang.
Ada yang mengatakan bahwa hukum adat itu berasal dari hukum
agama. Secara teori hal tersebut dapat dibenarkan karena adat istiadat
merupakan suatu golongan hukum yang dahulu berasal dari hukum agama.
Hukum agama itu berasal dari Tuhan dan ditaati oleh masyarakat. Tetapi teori
itu ditentang oleh Snouchk Hurgranje, Van Vollenhoven dan Ter Haar.
HZN.
Alasan Snouchk Hurgronjemenentang teori tersebut karena
menurutnya tidak semua hukum agama bisa diterima dan bersatu dengan
hukum adat karena ada perbedaan diantara keduanya misalnya dalam islam
tidak dikenal adanya sedekah laut, tetapi dalam adat justru melakukan itu.
Alasan Ter Haar pun tidak jauh berbeda dengan Snouchk Hurgranje yaitu
hukum waris merupakan hukum adat asli, tidak dipengaruhi oleh hukum
agama karena merupakan himpunan norma-norma yang cocok dengan
susunan dan struktur masyarakat. Van Vollenhoven mempunyai persepsi
yang berbeda, walaupun sama-sama menentang, tetapi Van Vollenhoven
memberikan ketegasan dalam bukunya, tetapi Van Vollenhoven memberikan
ketegasan dalam bukunya “Adat recht II”.
Van Vollenhoven mengatakan bahwa dalam menentukan apakah
benar bahwa hukum adat tidak berasal dari agama, maka harus diadakan tujuan
kembali sampai pada waktu islam berkembang di negara-negara Arab hingga
masuk ke Indonesia1. Dan supaya bisa tetap bertahan di Indonesia.
1 Prof. Imam Sudiyat, S.H. Asas-asas hukum Adat Bekal Pengantar Hal.
4
Walaupun sebenarnya pada abad pertengahan, Indonesia mempunyai
sarjana hukum, tetapi mereka hanya merupakan praktek dan bukan sarjana
hukum yang menampilkan hukum adat untuk orang asing2. Oleh karena itu
maka hukum adat harus ditemukan dan diterapkan dalam hukum Indonesia
karena dalam hukum adat itu terdapat ciri khas bangsa Indonesia.
Hukum adat dapat ditemukan dengan didirikannya “Batavia asch
Genootschap Van Kunsten en Wetenschappen” atau lembaga yang
merupakan lembaga tertua di Indonesia dan lembaga ini mempunyai
pengaruh terhadap penelitian hukum adat selanjutnya3.
Selain itu, hukum adat itu memunyai naluri terhadap hokum lainnya
karena hukum adat itu dapat berhubungan dengan hukum agama, pidana,
perdata dan aspek hukum lainnya karena jika hakim tidak dapat memutus
suatu perkara yang tidak ada dasar hukumnya maka hakim dapat mencari
dan menggali sendiri hukum yang hidup dalam masyarakat.
Arti Penting Hukum Adat bagi Indonesia Hukum adat itu sangat
penting bagi bangsa Indonesia, seperti yang telah dijelaskan pada
pembahasan sebelumnya bahwa hukum adat itu bisa menjadi hukum yang
tegas bagi masyarakat. Seperti masyarakat Baduy, bagi masyarakat Baduy
hukum adat itu merupakan hukum yang bersifat memaksa (dwingenrecht)
karena masyarakat Baduy akan memberi sanksi pada masyarakatnya yang
melakukan pelanggaran terhadap hukum adat. Selain masyarakat Baduy juga
masih banyak suku-suku bangsa lain yang masih berpegang teguh pada hukum
adat.
3 Ibid hlm. 14 .
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Djambatan.