BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan Negara kepulauan yang paling besar di dunia ini. Oleh karena itu
untuk menghubungkan satu pulau dengan pulau lainnya sangat diperlukan moda
transportasi yang mendukung terjadinya distribusi komoditas. Agar distribusi komoditas
tersebut dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan suatu prasarana yang mendukung
agar proses distribusi tersebut dapat berjalan dengan baik. Prasarana yang perlu
dibangun tersebut adalah pelabuhan.
Menurut PP-69 tahun 2001 tentang Kepelabuhan, pelabuhan adalah tempat yang terdiri di
daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan
pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal kapal
bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau kegiatan bongkar muat barang
yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjangan
kepelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.
Pelabuhan yang akan dibangun kali ini terletak di Provinsi Gorontalo yang notabene masih
merupakan suatu provinsi yang baru di Indonesia. Oleh karena itu pelabuhan yang
dibangun di daerah ini akan memiliki peranan yang sangat besar bagi pertumbuhan
ekonomi masyarakat daerah ini.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan Tugas Besar Pelabuhan ini adalah untuk pemenuhan
syarat kelulusan mata kuliah SI-3141 Rekayasa Prasarana Antar Moda.
Selain itu diharapkan mahasiswa dapat mengerti tentang proses perencanaan
suatu pelabuhan yang baru dengan menggunakan data-data yang tersedia.
Dalam pengerjaan tugas besar kali ini, pelabuhan akan dibangun di Provinsi Gorontalo.
Ruang lingkup penulisan laporan ini mencakup :
Laporan tugas besar ini dibuat dengan cara mengelolah data-data yang didapat tentang
perencanaan pelabuhan serta menggunakan PP 69/2001 mengenai Kepelabuhan.
Sistematika penulisan laporan ini secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup, serta sistematika
pembahasan.
Bab II Metodologi
Berisi tentang tahapan studi dan standar perencanaan teknis.
BAB II
METODOLOGI
Produksi Demand
Tahun Rencana (2040)
Layout Pelabuhan
(land side) adalah memfasilitasi pergerakan demand yang ada, baik itu
demand muat maupun demand bongkar.
BAB III
PROYEKSI DEMAND
Data Luas Lahan Pada Data Produktivitas 4 komoditi Data Jumlah Penduduk
Tahun (2005-2009) Tahun (2005-2009) Tahun (2005-2009)
Metode yang digunakan untuk melakukan proyeksi demand dapat dilihat pada
flowchart diatas, dapat dijabarkan menjadi langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan daerah Hinterland pelabuhan beserta potensi-potensi daerah
tersebut. Hinterland adalah daerah yang akan menggunakan pelabuhan
tersebut.
2. Mengumpulkan data potensi-potensi hinterland tersebut untuk 5 tahun
terakhir. Data yang perlu dikumpulkan antara lain luas lahan, hasil produksi,
jumlah penduduk.
3. Menghitung produksi masing-masing potensi berdasarkan data tersebut.
Dari data hasil komoditas pada Provinsi Gorontalo, dapat dilakukan proyeksi
demand bongkar muat untuk tahun rencana yaitu tahun 2010, 2015, 2020, 2025, 2030,
2035, dan 2040.
Contoh perhitungan:
Angka pertumbuhan lahan pada komoditas Jagung untuk tahun 2009 adalah
= (124,798- 156,436) / 156,436 = -0.202242451
Untuk nilai rata-rata diperoleh dari nilai rata-rata angka pertumbuhan yaitu:
= 1/5 x (0.018932363+0.084113597+0.314290035-0.202242451) = 0.05377386
Dari tabel 3.2 dapat dilakukan prediksi jumlah penduduk dengan menggunakan
rumus (3.1) pada wilayah hinterland sampai dengan akhir masa layan pelabuhan rencana.
Pada tabel berikut disajikan hasil prediksi jumlah penduduk daerah hinterland sampai
dengan tahun 2040.
Jumlah
Tahun Penduduk
(jiwa)
2002 855,057
2003 881,057
2004 896,004
2005 909,083
2006 948,300
2007 960,335
2008 972,208
2009 983,952
2010 1,024,306
2015 1,132,581
2020 1,252,300
2025 1,384,675
2030 1,531,043
2035 1,692,883
2040 1,871,829
Contoh perhitungan :
Contoh perhitungan :
Luas lahan komoditas Jagung untuk tahun 2040
= luas lahan tahun 2009 x (1+0.0537)31
= 107752 x (1.053731) = 445864 ha
3.2.1.3 Produktivitas
Untuk menentukan surplus produksi diperlukan data produktivitas dari masing-
masing komoditas. Berikut ini adalah data produktivitas masing-masing komoditas,
Untuk produktivitas tahun 2010, 2015, 2020, 2025, dan 2030, 2035, 2040
dipergunakan produktivitas rata-rata dari masing-masing komoditas.
konsumsi penduduk. Dari seluruh hasil perhitungan surplus untuk seluruh komoditi, maka
dilakukan kompilasi. Seluruh hasil yang positif dijumlahkan dan seluruh hasil yang
negative dijumlahkan. Hasil ini kemudian akan digunakan untuk menghitung pembagian
container dan cargo, juga untuk perhitungan bongkar dan muat.
Contoh perhitungan
Untuk komoditas Cabe pada tahun 2040,
Produksi = luas lahan x produktivitas rata-rata
Produksi = 8541 x 5.93 = 50633 ton
Tabel 3.11 Total Proyeksi Bongkar Muat Hinterland Gorontalo Pelabuhan Gorontalo
Rekap Total Surplus Produksi Lima Tahunan
Total Volume
Surplus Muat Kargo
Komoditi
Produksi Demand (ton)
Tahun
(ton) (ton)
Kacang
Padi Jagung Cabe
Kedele
2010 176807 470206 10712 1865 659589 461712.4481 461713
2015 236004 630541 13844 3200 883588 618511.3844 618512
2020 312636 840920 17859 5015 1176430 823500.6799 823501
2025 411634 1116541 23003 7460 1558638 1091046.728 1091047
2030 539302 1477169 29591 10735 2056797 1439757.754 1439758
2035 714146 1945079 38023 16116 2713363 1899354.431 1899355
2040 931110 2439656 48811 21702 3441279 2408895.159 2408896
Total 3321638 8920111 181842 66093 12489684 21657729 34395347
Contoh perhitungan:
Untuk tahun 2010, total Volume Muat adalah jumlah (absolute dari produksi * 0.7)
= (176807 + 470206 + 10712 + 1865) * 0.7
= 659589 * 0.7
= 461713 Ton
BAB IV
DESAIN FASILITAS SISI DARAT
Fasilitas sisi darat, meliputi penentuan panjang dermaga, luas Transit Shed, luas
Ware House, luas Open Storage , luas lapangan parkir, dan peralatan bantu angkat yang
diperlukan. Namun pada laporan ini hanya dilakukan penetuan panjang dermaga yang
melayani Muat melalui Kargo saja
Pelabuhan barang mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas bongkar
muat barang. Daerah perairan pelabuhan harus cukup tenang sehingga memudahkan
bongkar muat barang. Pelabuhan barang ini bisa dibuat oleh pemerintah sebagai
pelabuhan niaga atau oleh perusahaan swasta untuk keperluan distribusi hasil
produksinya. Pelabuhan barang ini akan didesain sebagai pelabuhan domestik. Secara
umum pelabuhan barang mempunyai fasilitas berikut ini:
a. Panjang dermaga harus dapat menampung seluruh panjang kapal atau setidak-
tidaknya 80% dari panjang kapal. Hal ini disebabkan karena muatan dibongkar muat
melalui bagian muka, belakang dan tengah kapal.
b. Halaman dermaga yang cukup lebar untuk keperluan bongkar muat barang. Barang
yang akan dimuat disiapkan di atas dermaga dan kemudian diangkat dengan crane
untuk masuk ke kapal. Demikian pula pembongkarannya dilakukan dengan crane dan
barang diletakkan di atas dermaga yang kemudian diangkat ke gudang.
c. Gudang transit (transit shed) di belakang halaman dermaga.
d. Tersedia jalan dan halaman untuk pengambilan/pemasukan barang dari dan ke
gudang serta fasilitas untuk reparasi.
Pada tugas besar ini, fasilitas sisi darat akan direncanakan untuk umur rencana 30
tahun yaitu sampai tahun 2040. Perencanaan ini akan dihitung setiap 5 (lima) tahun
sekali yang artinya adalah setiap 5 (lima) tahun pelabuhan ini akan dievaluasi tentang
luas area perencanaannya apakah sudah sesuai dengan perencanaan awalnya.
Contoh perhitungan panjang dermaga untuk tahun 2040 adalah sebagai berikut:
1. Jumlah bongkar muat (kargo) tahun 2040 : 2408896 ton
2. Jumlah efektif hari kerja dalam satu tahun (asumsi) : 360 hari
3. Jumlah efektif jam kerja dalam satu hari (asumsi) : 21 jam
4. Berth Occupancy Ratio tahun 2040 : 90 %
5. Produktivitas gang pertahun untuk tahun 2040 : 30 ton/gang/jam
6. Produktivitas gang perhari untuk tahun 2040 :
= jumlah efektif kerja dalam satu hari x produktivitas gang perjam
= 21 jm x 30 ton/gang/jam
= 630 ton/gang/hari
7. Jumlah gang perhari tahun 2040 = bongkar muat barang pertahun/jumlah efektif hari
kerja dalam satu tahun/produktivitas gang perhari
= (2408896 ton/tahun)/360 hari/(630 ton/gang) = 10.62 gang/hari
8. Panjang kapal untuk kargo :
Sesuai dengan Standar Kinerja Utilisasi Dirjen Perhubungan Laut Tahun 1999,
Panjang kapal = jumlah gang yang melayani kapal x 50 m /berth occupation ratio.
10.62 x 50
Panjang Kapal Kargo= =590.06 m
90 %
9. Panjang dermaga tahun 2040 berdasarkan demand kebutuhan muat barang untuk
kargo = 590.06 m
10. Dari panjang dermaga demand yang telah dihitung di atas, dapat pula ditentukan
jumlah kapal yang akan melayani pelabuhan ini Beberapa jenis kapal beserta
karakteristiknya dapat dilihat pada tabel 4.2
Panjang
Kapasitas Panjang
Panjang Jumla Multi
Daya Angkut Demand
(m) h Purpose
(Ton) (m)
(m)
700 51 2
2000 74 2 590.06 619
6000 122 2
Jumlah 6
Diasumsikan bahwa pada Pelabuhan Gorontalo hanya akan beroperasi kapal 700
DWT, 2000 DWT dan 6000 DWT. Jumlah masing – masing kapal dihitung dengan
melakukan iterasi proporsi kedua ukuran kapal di atas sehingga mendapatkan jumlah
kapal ideal yang sesuai dengan panjang dermaga yang diinginkan. Jumlah kapal perhari
untuk tahun 2040 setelah proses perhitungan iterasi adalah 2 kapal 700 DWT, 2 kapal
2000 DWT dan 2 kapal 6000 DWT.
11. Setelah diketahui jumlah kapal, maka dapat dihitung panjang dermaga multi purpose
yang akan didesain untuk tahun 2040 :
Panjang dermaga multi purpose tahun 2040
= (jumlah kapal x panjang kapal) + (jumlah kapal -1) x 15 + (2 x 25 meter)
= 619 m.
Jadi Panjang dermaga pelabuhan Gorontalo untuk umur rencana 30 tahun (rencana hingga tahun 2040) adalah 619 m. Hasil
perhitungan panjang dermaga untuk masing-masing tahun rencana dapat dilihat pada tabel 4.4.
Langkah perhitungan luas transit shed, warehouse dan open storage adalah
sebagai berikut:
ATTS = ATF * 0.7
HCR = ATTS x ATT / 365
NHVR = HCR / DOC
GHVR = 1,2 x NHVR
ASAR 1 = GHVR/ASH
ASAR 2 = 1,4 x ASAR 1
DSA = ASAR 2 x ( 1 + RCSF / 100 )
dengan :
ATF = Holding Capacity Required
HCR = Holding Capacity Required
ATTS = Annual Tonnage Trough Store ( untuk 1 tambatan )
ATT = Average Transit Time
NHVR = Net Holding Volume Required
DOC = Density Of Kargo
GHVR = Gross Holding Volume Required
ASH = Average Stacking Height
ASAR 1 = Average Stacking Area Required
ASAR 2 = Average Storage Area Required
RCSF = Reserve Capacity Safety Factor
DSA = Design Storage Area.
Contoh perhitungan rencana luas Transit Shed dan Ware House untuk Dermaga
Container Gorontalo tahun 2040:
Banyaknya tambatan di dalam dermaga = 5 buah ( asumsi )
Hasil perhitungan luas transit shed dan warehouse untuk masing–masing tahun
rencana dapat dilihat pada tabel 4.5.
ATTS
ATTS open storage = % open storage x ATF = 20% x 2408896 = 481779.0318 ton /
tahun
ATT = 10 hari
DOC
DOC open storage = 0,7 ton / m3.
ASH
ASH open storage = 4 m
RCSF
RCSF open storage = 40
Hasil perhitungan luas open storage untuk masing–masing tahun rencana dapat
dilihat pada tabel 4.6.
Komposisi Barang :
70 % Disimpan di Transit Shed dan Warehouse
20 % Disimpan di Open storage
10 % Langsung dibawa
Tabel 4.5 Perencanaan Luas Transit Shed, Ware House Dermaga Domestik Gorontalo
ATF
Tahun Surplus ATTS ATT DOC ASH RSCF HCR NHVR GHVR ASAR1 ASAR2 DSA DSA
ton/th
2010 659589 461712 92342.49 10 0.7 4 40 2529.931 3614.187 4337.025 1084.256 1517.959 2125.142 2200
2015 883588 618511 123702.3 10 0.7 4 40 3389.103 4841.576 5809.892 1452.473 2033.462 2846.847 2900
Open
2020 1176430 823501 164700.1 10 0.7 4 40 4512.332 6446.189 7735.427 1933.857 2707.399 3790.359 3800
Storage
2025 1558638 1091047 218209.3 10 0.7 4 40 5978.338 8540.483 10248.58 2562.145 3587.003 5021.804 5100
2030 2056797 1439758 287951.6 10 0.7 4 40 7889.084 11270.12 13524.14 3381.036 4733.45 6626.83 6700
2035 2713363 1899354 379870.9 10 0.7 4 40 10407.42 14867.75 17841.29 4460.324 6244.453 8742.234 8800
2040 3441279 2408895 481779 10 0.7 4 40 13199.43 18856.32 22627.59 5656.897 7919.655 11087.52 11100
Jumlah peralatan kargo yang dibutuhkan untuk masing – masing tahun rencana (setiap 5 tahun) dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Dasar perhitungan untuk kebutuhan area parkir untuk truk adalah sebagai berikut:
Kebutuhan luas parkir untuk satu truk = 75 m2
Kebutuhan luas parkir untuk satu trailer = 75 m2
Kebutuhan luas parkir untuk satu forklift = 50 m2
Muatan rata-rata truk sesuai dengan peraturan jalan raya adalah 8 ton
Waktu yang tersedia untuk angkutan 21 jam per hari kerja
Jumlah hari kerja 360 hari per tahun
Contoh perhitungan luas lapangan parkir dermaga domestik untuk tahun 2040
adalah sebagai berikut:
Volume bongkar barang x truck lossing 2408896 x 50 %
Jumlah Losing Truck= = =465
360 x BOR x 8 360 x 90 % x 8
Luas parkir trailer = 6 x 75 = 450 m2
Luas parkir forklift = 27 x 50 = 1350 m2
Luas lahan parkir truk = 465 x 75 = 34851 m2
Total luas parkir = 450+ 1350 + 34851 = 36651 m2
Hasil perhitungan luas parkir untuk setiap 5 (lima) tahun rencana dapat dilihat
pada Tabel 4.9. Rekapitulasi hasil perhitungan seluruh fasilitas sisi darat untuk dermaga
kargo domestic Pelabuhan gorontalo dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Perhitungan Luas Parkir Pelabuhan Kargo Gorotalo Tiap 5 tahun
Volume Muat Langsung Waktu Jumlah Luas Luas Jumlah (unit) Lahan Parkir (m2) Jumlah
Tahun Muat Rata-
Truck Angkutan Hari Parkir 1 Parkir 1 Luas
Renca BOR Kargo Rata Truk Truck Truck
Loosing Hari Kerja Kerja Truck Forklift Trailer Forklift Trailer Forklift Lahan
na (%) (ton) (ton) Loosing Loosing
(%) (jam) (Hari) (m2) (m2) Parkir
2010 70% 461713 30% 8 21 360 75 50 2 6 69 150 300 5153 5603
2015 80% 618512 30% 8 21 360 75 50 2 7 81 150 350 6040 6540
2020 80% 823501 30% 8 21 360 75 50 2 10 107 150 500 8042 8692
2025 90% 1091047 40% 8 21 360 75 50 3 13 168 225 650 12628 13503
2030 90% 1439758 40% 8 21 360 75 50 4 16 222 300 800 16664 17764
2035 90% 1899355 50% 8 21 360 75 50 5 21 366 375 1050 27479 28904
2040 90% 2408896 50% 8 21 360 75 50 6 27 465 450 1350 34851 36651
Tabel 4.11 Luas Seluruh Fasilitas Darat Dermaga Kargo Pelabuhan Gorontalo
BAB IV
LAYOUT PELABUHAN
Dari hasil pengolahan data, perhitungan panjang dermaga, jumlah kapal dan luas
pelabuhan Gorontalo, kemudian dibuat layout pelabuhan Gorontalo pada tahun rencana
yaitu 2040 dengan menggunakan hasil perhitungan yang telah dibuat. Layout dapat
dilihat pada lampiran.