Anda di halaman 1dari 7

2008

Laboratorium Bioindustri
dan Pengelolaan Limbah
Jur. Tek. Industri
Pertanian. Fak Pertanian
Univ. Brawijaya
Nur Hidayat

[ANEKA OLAHAN
JAMUR
TIRAM]
Berbagai produk olahan jamur guna mengantisipasi produk yang berlebih, produk yang
tidak laku dan upaya wirausaha jamur.
PEMBUATAN PERMEN JELI JAMUR TIRAM
Bahan dan alat:
1. Jamur Tiram 50 g
2. Gula pasir 100 g
3. Gelatin 20 g
4. Air 100 g
Alat:
1. Panci
2. Kompor
3. Pengaduk
4. Loyang
5. Pisau
Cara membuat:
1. Rebus jamur tiram hingga masak kemudian blender dengan air
secukupnya.
2. Masukkan gula pada panci sebanyak 100 gram (1 ons) dan
tambahkan jus jamur (blenderan jamur sebanyak 100 ml.
3. Rebus dalampanci hingga mendidih dan air mulai berkurang (agak
kental)
4. tambahkan gelatin yang sudah dilarutkan dalam air.
5. Aduk terus hingga kental (cairan jika diangkat dengan pengadung
hanya menetes pelan.
6. angkat dari kompor setelah agak dingin tuangkan ke dalam loyang.
7. biarkan selama semalam
8. potong sesuai ukuran yang dikehendaki kemudian lepaskan dari
loyang.
9. jika diinginkan permen dapat ditaburi dengan gula halus.
10. permen siap dikemas.
PEMBUATAN KERUPUK JAMUR
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah:
1. Jamur Tiram (1/2 kg),
2. tepung tapioka (1/2 kg),
3. telur bebek (2 butir),
4. gula secukupnya,
5. garam secukupnya,
6. minyak goreng secukupnya,
7. air (100 cc),
8. tali/benang, dan plastik.
Peralatan yang digunakan adalah:
1. kompor,
2. dandang,
3. baskom plastik,
4. talenan,
5. pisau,
6. cobek/penumbuk dan sealer.
Proses Pembuatan
Tahapan dalam pembuatan kerupuk Jamur adalah sebagai berikut:
1. Jamur dicuci hingga bersih
2. kukus atau rebus hingga matang
3. haluskan dengan gilingan daging atau ditumbuk
4. campur tepung tapioka dengan air sedikit demi sedikit, kemudian
masukkan jamur yang telah dihaluskan, telur bebek, gula dan garam,
aduk dan uleni hingga kalis
5. masukkan adonan ke dalam plastik atau daun dengan diameter ± 5
cm, dan ikat dengan tali/benang.
6. kukus adonan hingga matang, angkat dan dinginkan
7. iris tipis dan jemur hingga kering dengan menggunakan sinar
matahari/mesin pengering.
8. kerupuk jamur kering siap dikemas dan dijual mentah. Atau digoreng
dan dikemas kemudian dijual dalam bentuk matang.
PEMBUATAN ABON JAMUR TIRAM
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah :
1. Jamur Tiram (5 kg) ,
2. Kelapa tua berukuran sedang (7 butir ),
3. gula merah (2 ons ),
4. bawang merah (2 ons ),
5. bawang putih (1 ons),
6. cabe merah (½ ons ),
7. ketumbar (40 gram), dan
8. minyak goreng secukupnya.
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan abon cukup
sederhana, yakni:
1. kompor,
2. panci email,
3. wajan penggoreng,
4. alat pengepres,
5. timbangan,
6. cobek atau blender,
7. parutan,
8. talenan,
9. nyiru,
10. baskom,
11. pisau,
12. pengaduk, dan
13. alat penutup kantung plastik.
Proses Pembuatan
Tahapan dalam pembuatan abon ikan adalah sebagai berikut:
1. Jamur tiram direbus selama 10 menit.
2. dinginkan dan potongtipis-tipis mengikuti alut lamela atau suwiri
dengan tangan.
3. bumbu dihaluskan dan ditumis hingga wangi, kemudian masukkan
jamur tiram yang telah disuwiri, dan tambahkan santan kental
4. goreng campuran bahan tersebut hingga berwarna coklat tua
5. tiriskan, dan dipres untuk mengeluarkan minyaknya lalu didinginkan
6. abon siap dikemas
Jamur Tiram
Dicuci
Direbus
Didinginkan
Disuwiri
Jamur yang
telah disuwiri
Bawang merah 2 ons
Bawang putih 1 ons
Gula merah 2 ons
Cabe merah ½ ons
Ketumbar 40 gram
Dihaluskan
Ditumis hingga
harum
Digoreng hingga
berwarna coklat tua
Ditiriskan
Dipress Minyak
goreng
Didinginkan
Dikemas
Abon Jamur
Gambar 5. Diagram Alir Pembuatan Abon Jamur
Santan kental
Minyak goreng
ABON VEGETARIAN (sumber: mulyacatering.blogspot.com)

Bahan:

 kaki jamur (direndam 1 malam)


 1 btr telur ( di kocok lepas)
 merica
 garam
 penyedap rasa (jika perlu)
 wijen (disangrai)
 3sdm minyak goreng

bumbu yang di haluskan:

 merica
 ketumbar

cara buat:

1. kaki jamur di tumbuk / di juice, kemudian diperas sampai tidak berair

2. kaki jamur setelah diperas di rendam telur 2 – 3 jam

3. goreng bumbu yang di haluskan sampai harum

4. masukan kaki jamur, sangria sampai kering lalu masukan wijen

5. jika sudah wangi, angkat, sajikan

ebagai negara Agraris sekaligus Maritim, Indonesia dikenal kaya akan sumber
daya alamnya baik dari sektor pertanian, maupun perikanan.

Komoditas pertanian dan perikanan umumnya mempunyai sifat mudah rusak


sehingga memiliki masa simpan yang singkat.

Usaha untuk memperpanjang umur simpan dapat dilakukan dengan mengolahnya


menjadi berbagai bahan makanan sehingga tercipta cita rasa yang berbeda. Salah
satu hasil olahan yang memiliki potensi peluang yang cukup besar adalah abon.

Kenapa Abon?

 Abon sebagai salah satu produk olahan kering sudah dikenal masyarakat
luas karena harganya cukup terjangkau, rasannya lezat serta masa
simpannya lama.
 Bentuk, aroma, citarasa, dan penampakan Abon sangat khas, sehingga
mampu menggugah selera orang yang mencicipinya.
 Abon dapat dijadikan sebagai buah tangan atau oleh – oleh, bisa dijadikan
teman makan nasi, bubur, pengisi aneka kue dan roti, buras, atau dimakan
begitu saja sebagai kudapan.
 Cara pembuatan abon tidak sulit, dan peralatan yang dibutuhkan juga
cukup sederhana, sehingga abon bisa dikerjakan sebagai kegiatan industri
rumah tangga.

Bahan yang sering digunakan untuk membuat abon adalah daging sapi. Namun
dalam perkembangan pengolahannya memungkinkan dilakukan diversifikasi
bahan abon. Dengan adanya diversifikasi/penganekaragaman bahan abon ini
diharapkan dapat memberikan pilihan jenis abon yang lebih variatif kepada
masyarakat.

Lalu bahan apa saja yang bisa dijadikan abon?

Daging sapi mungkin yang paling umum digunakan untuk membuat abon, namun
sekarang bahan  abon sudah merambah pada jenis bahan lain seperti:

 Daging ikan dan sejenisnya


 Buah-buahan misalkan jambu mete
 Jamur tiram
 Jantung pisang
 Nangka

Sebelum membaca tulisan ini pernahkah terbayang dibenak Anda jika Jambu
mete, jamur tiram, jantung pisang dan nangka bisa diolah menjadi abon?

Cukup menarik bukan?

Jadi bagi anda yang vegetarian tidak perlu kawatir, Anda tetap dapat menikmati
kelezatan abon. Tinggal pilih mau abon jambu mete, abon jamur tiram, abon
jantung pisang atau abon nangka?

Lalu kira – kira bagaimana prospek usahanya?

Gaya hidup modern saat ini menuntut orang untuk melakukan segala sesuatu yang
serba cepat dalam waktu yang semakin terbatas, semakin memperkuat alasan
prospektifnya permintaan pasar bagi produk-produk makanan olahan siap saji,
termasuk abon. Selain itu, jumlah penduduk Indonesia yang terus meningkat
merupakan suatu potensi pasar yang sangat menjanjikan bagi produk abon.
Jumlah konsumsi abon relatif cukup tinggi karena makanan olahan ini banyak
digemari oleh masyarakat luas.

Tunggu apalagi!!!!
Ayo bergerak cepat dan segera raih peluang usaha aneka abon dengan
memiliki E-book

“Kreasi Aneka Olahan Abon” yang dilengkapi dengan Analisis Usaha dan Tips
dan Trik dalam Membuat Olahan Abon. Selain itu, Anda juga akan mendapatkan
bonus menarik dari kami.

Anda akan mendapatkan E-Book secara detail bagaimana cara membuat aneka
abon seperti abon daging, abon ikan, abon jambu mete, abon jamur tiram, abon
jantung pisang dan abon nangka, juga dibahas mengenai aspek pemasarannya
serta tips-tips menarik.

Salam sukses,

22 December 2008
Laba Tambahan Dari Patin

Berawal dari menyiasati harga yang jatuh, ternyata produk olahan malah berpotensi
menjadi bisnis utama.
 Harga jual tinggi dari suatu komoditas memang menjadi daya tarik untuk
mengusahakannya. Iming-iming mendapat keuntungan tebal kadang membuat pelaku
bisnisnya melupakan stategi usaha. Hal seperti ini pernah terjadi pada bisnis ikan patin
di Kab. Muaro Jambi, Provinsi Jambi.
Timan, petani patin di Kec. Kumpeh Hulu, Muaro Jambi, membenarkan cerita itu saat
ditemui AGRINA. Tahun lalu harga ikan patin di Jambi sempat anjlok sampai setengah
dari harga biasanya yang sebesar Rp12.000 per kg. Penyebabnya, “Kita overproduksi
sehingga harganya jatuh. Karena kurang koordinasi, petani serempak tebar benih, jadi
panen berbarengan,” ungkap Ketua Kelompok Mina Barokah ini.
Tak mau merugi, Timan dan kawan-kawan mengambil langkah jitu dengan membuat
produk olahan. Dibuatnya abon dan kerupuk dari ikan patin. Hasilnya ternyata berlipat
ketimbang pemasukan dari penjualan ikan segar. Bagaimana tidak, per kilogram abon
laku terjual dengan harga Rp100 ribu. Belum lagi dari penjualan limbah pembuatan
abon yang dibuat kerupuk. “Langkah yang awalnya hanya menyiasasti harga ini akan
kami seriusi karena hasilnya besar,” tambah bapak berusia 48 tahun itu.
 Hasil Berlipat
Urusan membuat abon dan kerupuk, Timan mempercayakannya pada sang istri,
Triwarni. Menurut Triwarni, saat ini sebagian besar pasar abonnya masih di seputaran
Jambi. Namun, “Permintaan sekarang mulai banyak. Kami juga sudah lempar sampel ke
Surabaya dan Bali. Kami menargetkan mampu menembus pasar Jakarta dan Batam,”
jelas Ketua Kelompok Wanita Tani  Mina Barokoh ini optimis.
Wanita berusia 43 tahun ini mengemas abonnya dalam dua ukuran, kemasan 100 gram
dan satu kilogram. Masing–masing dipatok dengan harga Rp10.000 dan Rp100 ribu.
Sedangkan untuk kerupuk ikan patinnya, ia pasarkan dengan harga Rp15.000 per kg.
Setiap seminggu Triwarni baru mampu memproduksi 75—100 kg abon dan 45 kg
kerupuk.
Proses pembuatan abon sangatlah sederhana. Tahapannya diawali dengan penyiangan
ikan. Dipilih hanya bagian daging saja yang dibuat abon. Setelah bersih, daging tersebut
tersebut dikukus sampai matang lalu dipres.
Langkah berikutnya diberi bumbu. Komposisi bumbu terdiri dari campuran gula, garam,
bawang merah, santan kelapa, dan ketumbar. Dari 100 kg ikan patin segar biasanya
Triwarni menghabiskan Rp400 ribu untuk belanja bumbu-bumbu. Setelah merata
terbaluri bumbu, adonan tersebut digoreng dalam minyak panas. Usai ditiriskan,
keesokan harinya abon sudah siap dikemas “Cepat kok, seharian juga bisa selesai
prosesnya,” tambahnya. Dari 100 kg ikan patin segar dapat diperoleh 25 kg abon.
Jika pembuatan abon dibutuhkan daging ikan, maka pengolahan kerupuk menggunakan
limbahnya, yaitu kepala, duri, dan kulit patin. Menurut Triwarni, mula-mula limbah itu
dipresto supaya lunak. Berikutnya, agar lebih halus, digiling sambil dicampur tepung
beras. Setelah itu, dicampur air hingga seperti bubur. Tak lupa ditambahkan terigu.
Begitu mengental, campuran tersebut dibentuk menyerupai lontong dan direbus sampai
matang. Lalu dirajang dan dijemur. Pembuatan kerupuk sedikit lebih memakan waktu
ketimbang abon. Lamanya sekitar tiga hari. Dari 100 kg ikan patin segar dapat
dihasilkan 15 kg kerupuk. “Pesanan kerupuk selama ini memang masih dari mulut ke
mulut saja, tapi ternyata kami malah kewalahan menerima pesanan ini,” timpal Timan.
Meski begitu, Timan mengaku masih kurang percaya diri memasarkan produk
olahannya. Selain masalah bentuk kemasan yang masih ala kadarnya, ia juga harus
bersaing dengan abon daging dan abon ikan lain.
 Sentra
Bisnis olahan patin itu memang wajar bila tumbuh di sana karena Jambi sejak lama
dikenal sebagai salah satu daerah penghasil ikan patin. Tak heran jika produksinya
berlimpah. Di Kelompok Mina Barokah saja tercatat ada 635 unit kolam ikan patin. 
Sedikit bercerita, menurut Timan, ukuran kolam milik petani Jambi bervariasi, 13 m x
25 m, 13 m x 30 m, dan 10 m x 20 m. Padat tebar benih berbeda tiap kolam. Pada
ukuran 13 m x 30 m diisi 6.000 ekor. Sedangkan ukuran 10 m x 20 m dan 13 m x 30 m
masing-masing ditebar 2.000 ekor dan 6.000 ekor. Ukuran benih yang ditebar sekitar 5
cm.
Budidaya patin berlangsung enam bulan. Dari rentang waktu tersebut, lanjut Timan,
didapat patin yang rata-rata berbobot 500 gram per ekor. “Kalau tebar 2.000 ekor,
panennya bisa mencapai 1,3—1,5 ton,” tambah Timan yang membawahi 72 petani ini.
Untuk membuat abon, Timan dan Triwarni biasanya memilih patin berumur lebih dari
enam bulan. Sebab, menurut mereka, ikan tua dagingnya lebih tebal dan mekar. Selain
menghasilkan banyak daging untuk diolah, daging patin tua juga lebih mudah diproses
menjadi abon.
Harga ikan patin segar bulan lalu berkisar Rp11.000—Rp13.000 per kg. Untuk
menghindari anjloknya harga, Timan dan kelompoknya kini menjadwal waktu tebar.
Selain itu, Timan dan Triwarni bertekad akan terus mengembangkan bisnis produk
olahan dari patin karena labanya memang lebih gede ketimbang budidaya. Mereka juga
terus melakukan inovasi produk baru tak sekadar abon dan kerupuk.
Selamet Riyanto
 
 

Anda mungkin juga menyukai