Anda di halaman 1dari 12

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SMK

Bambang Dharmaputra (Editor)


Dosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika

Oleh : Radinal Setyadinsa (5215 072371)

Abstrak
Evolution of curriculum is logical consequence for every set of education in
challenging future. Differs from past, hence evolution of curriculum now claims set
of education which many did, and Depdiknas only give its(the fringes.

Kata Kunci : komponen KTSP, kurikulum SMK Edisi 2004, perbandingan di kedua kurikulum,
dampak program produktif pada KTSP, dan pemberlakuan KTSP
.

Undang-Undang Republik Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat (19);


Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32
Sistem Pendidikan Nasional dan ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2);
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37
Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).
Nasional Pendidikan mengamanatkan 2. Peraturan Pemerintah Republik
tersusunnya kurikulum pada tingkat Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
satuan pendidikan jenjang pendidikan tentang Standar Nasional Pendidikan
dasar dan menengah dengan mengacu Pasal 1 ayat (5), (13), (14), (15); Pasal
kepada standar isi dan standar kompetensi 5 ayat (1), (2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7
lulusan serta berpedoman pada panduan ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8);
yang disusun oleh Badan Standar Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat
Nasional Pendidikan (BSNP). (1), (2), (3); Pasal 11 ayat (1), (2), (3),
Kurikulum tingkat satuan (4); Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4);
pendidikan adalah kurikulum operasional Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16
yang disusun dan dilaksanakan oleh ayat (1), (2), (3), (4), (5); Pasal 17 ayat
masing-masing satuan pendidikan. (1), (2); Pasal 18 ayat (1), (2), (3);
Landasan Pasal 20.
1. Undang-Undang Republik Indonesia 3. Standar Isi
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
4. Standar Kompetensi Lulusan pendidikan provinsi, dan berpedoman
pada Standar Isi dan Standar
Tujuan panduan penyusunan
Kompetensi Lulusan serta panduan
kurikulum tingkat satuan pendidikan ini
penyusunan kurikulum yang disusun
untuk menjadi acuan bagi satuan
oleh BSNP .
pendidikan SD/MI/SDLB,
Kurikulum dikembangkan
SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB,
berdasarkan prinsip-prinsip berikut:
dan SMK/MAK dalam penyusunan dan
pengembangan kurikulum yang akan 1. berpusat pada potensi,
dilaksanakan pada tingkat satuan perkembangan, kebutuhan, dan
pendidikan yang bersangkutan. kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.
2. beragam dan terpadu
Metode
3. tanggap terhadap perkembangan
A. Prinsip-Prinsip Pengembangan
ilmu pengetahuan, teknologi dan
Kurikulum Tingkat Satuan
seni
Pendidikan
4. relevan dengan kebutuhan
Kurikulum tingkat satuan
kehidupan
pendidikan sebagai perwujudan dari
5. menyeluruh dan
kurikulum pendidikan dasar dan
berkesinambungan
menengah dikembangkan sesuai
dengan relevansinya oleh setiap 6. belajar sepanjang hayat

kelompok atau satuan pendidikan dan 7. seimbang antara kepentingan

komite sekolah/madrasah di bawah nasional dan kepentingan daerah

koordinasi dan supervisi dinas


pendidikan atau kantor Departemen B. Acuan Operasional Penyusunan
Agama Kabupaten/ Kota untuk Kurikulum Tingkat Satuan
pendidikan dasar dan provinsi untuk Pendidikan
pendidikan menengah berpedoman Kurikulum tingkat satuan pendidikan
pada Standar Isi dan Standar disusun dengan memperhatikan hal-hal
Kompetensi Lulusan serta panduan sebagai berikut.
penyusunan kurikulum yang disusun 1. Peningkatan iman dan takwa serta
oleh BSNP. Penyusunan kurikulum akhlak mulia
tingkat satuan pendidikan khusus
dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak dunia kerja sesuai dengan tingkat
mulia menjadi dasar pembentukan perkembangan peserta didik dan
kepribadian peserta didik secara utuh. kebutuhan dunia kerja, khususnya bagi
Kurikulum disusun yang memungkinkan mereka yang tidak melanjutkan ke jenjang
semua mata pelajaran dapat menunjang yang lebih tinggi.
peningkatan iman dan takwa serta akhlak 6. Perkembangan ilmu pengetahuan,
mulia. teknologi, dan seni
2. Peningkatan potensi, kecerdasan, Kurikulum harus dikembangkan secara
dan minat sesuai dengan tingkat berkala dan berkesinambungan sejalan
perkembangan dan kemampuan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan,
peserta didik teknologi, dan seni.
Kurikulum disusun agar memungkinkan 7. Agama
pengembangan keragaman potensi, minat, Kurikulum harus dikembangkan untuk
kecerdasan intelektual, emosional, spritual, meningkatkan toleransi dan kerukunan
dan kinestetik peserta didik secara optimal umat beragama, dan memperhatikan
sesuai dengan tingkat perkembangannya. norma agama yang berlaku di lingkungan
3. Keragaman potensi dan sekolah.
karakteristik daerah dan 8. Dinamika perkembangan global
lingkungan Kurikulum harus dikembangkan agar
Daerah memiliki keragaman potensi, peserta didik mampu bersaing secara
kebutuhan, tantangan, dan keragaman global dan dapat hidup berdampingan
karakteristik lingkungan, oleh karena itu dengan bangsa lain.
kurikulum harus memuat keragaman 9. Persatuan nasional dan nilai-nilai
tersebut untuk menghasilkan lulusan yang kebangsaan
dapat memberikan kontribusi bagi Kurikulum harus mendorong wawasan dan
pengembangan daerah. sikap kebangsaan dan persatuan nasional
4. Tuntutan pembangunan daerah untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam
dan nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pengembangan kurikulum harus 10. Kondisi sosial budaya masyarakat
memperhatikan keseimbangan tuntutan setempat
pembangunan daerah dan nasional. Kurikulum harus dikembangkan dengan
5. Tuntutan dunia kerja memperhatikan karakteristik sosial budaya
Kurikulum harus memuat kecakapan hidup masyarakat setempat dan menunjang
untuk membekali peserta didik memasuki kelestarian keragaman budaya.
11. Kesetaraan Jender pelajaran yang keluasan dan
Kurikulum harus diarahkan kepada kedalamannya merupakan beban belajar
pendidikan yang berkeadilan dan bagi peserta didik pada satuan pendidikan.
mendorong tumbuh kembangnya Di samping itu materi muatan lokal dan
kesetaraan jender. kegiatan pengembangan diri termasuk ke
12. Karakteristik satuan pendidikan dalam isi kurikulum.
Kurikulum harus dikembangkan sesuai 1. Mata pelajaran
dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri Mata pelajaran beserta alokasi waktu
khas satuan pendidikan. untuk masing-masing tingkat satuan
pendidikan tertera pada struktur kurikulum
C. Struktur dan Muatan Kurikulum yang tercantum dalam Standar Isi.
Tingkat Satuan Pendidikan 2. Muatan Lokal
Struktur kurikulum tingkat satuan Muatan lokal merupakan kegiatan
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar kurikuler untuk mengembangkan
dan menengah tertuang dalam Standar Isi, kompetensi yang disesuaikan dengan ciri
yang dikembangkan dari kelompok mata khas dan potensi daerah, termasuk
pelajaran sebagai berikut. keunggulan daerah, yang materinya tidak
(1) Kelompok mata pelajaran agama dan dapat dikelompokkan ke dalam mata
akhlak mulia pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal
(2) Kelompok mata pelajaran ditentukan oleh satuan pendidikan.
kewarganegaraan dan kepribadian 3. Kegiatan Pengembangan Diri
(3) Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengembangan diri bukan merupakan
Pengetahuan dan Teknologi mata pelajaran yang harus diasuh oleh
(4) Kelompok mata pelajaran estetika guru. Pengembangan diri bertujuan
(5) Kelompok mata pelajaran jasmani, memberikan kesempatan kepada peserta
olahraga dan kesehatan didik untuk mengembangkan dan
Kelompok mata pelajaran tersebut mengekspresikan diri sesuai dengan
dilaksanakan melalui muatan dan/atau kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta
kegiatan pembelajaran sebagaimana didik sesuai dengan kondisi sekolah.
diuraikan dalam PP No. 19 Tahun 2005 Kegiatan pengembangan diri difasilitasi
tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal dan/atau dibimbing oleh konselor, guru,
7. atau tenaga kependidikan yang dapat
Muatan kurikulum tingkat satuan dilakukan dalam bentuk kegiatan
pendidikan meliputi sejumlah mata ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan
diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan pendidikan dimungkinkan menambah
konseling yang berkenaan dengan masalah maksimum empat jam pembelajaran
diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, per minggu secara keseluruhan.
dan pengembangan karier peserta didik. Pemanfaatan jam pembelajaran
Khusus untuk sekolah menengah kejuruan tambahan mempertimbangkan
pengembangan diri terutama ditujukan kebutuhan peserta didik dalam
untuk pengembangan kreativitas dan mencapai kompetensi.
bimbingan karier. c. Alokasi waktu untuk penugasan
Pengembangan diri untuk satuan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
pendidikan khusus menekankan pada terstruktur dalam sistem paket untuk
peningkatan kecakapan hidup dan SD/MI/SDLB 0% - 40%,
kemandirian sesuai dengan kebutuhan SMP/MTs/SMPLB 0% - 50% dan
khusus peserta didik. SMA/MA/SMALB/SMK/MAK 0% -
4. Pengaturan Beban Belajar 60% dari waktu kegiatan tatap muka
a. Beban belajar dalam sistem paket mata pelajaran yang bersangkutan.
digunakan oleh tingkat satuan Pemanfaatan alokasi waktu tersebut
pendidikan SD/MI/SDLB, mempertimbangkan kebutuhan peserta
SMP/MTs/SMPLB baik kategori didik dalam mencapai kompetensi.
standar maupun mandiri, d. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam
SMA/MA/SMALB /SMK/MAK kegiatan praktik di sekolah setara
kategori standar. dengan satu jam tatap muka. Empat
Beban belajar dalam sistem kredit jam praktik di luar sekolah setara
semester (SKS) dapat digunakan oleh dengan satu jam tatap muka.
SMP/MTs/SMPLB kategori mandiri, e. Alokasi waktu untuk tatap muka,
dan oleh SMA/MA/SMALB/ penugasan terstruktur, dan kegiatan
SMK/MAK kategori standar. mandiri tidak terstruktur untuk
Beban belajar dalam sistem kredit SMP/MTs dan SMA/MA/SMK/MAK
semester (SKS) digunakan oleh yang menggunakan sistem SKS
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK mengikuti aturan sebagai berikut.
kategori mandiri. (1) Satu SKS pada SMP/MTs terdiri atas:
b. Jam pembelajaran untuk setiap mata 40 menit tatap muka, 20 menit
pelajaran pada sistem paket kegiatan terstruktur dan kegiatan
dialokasikan sebagaimana tertera mandiri tidak terstruktur.
dalam struktur kurikulum. Satuan
(2) Satu SKS pada SMA/MA/SMK/MAK b Pendidikan berbasis keunggulan lokal
terdiri atas: 45 menit tatap muka, 25 dan global dapat merupakan bagian
menit kegiatan terstruktur dan kegiatan dari semua mata pelajaran.
mandiri tidak terstruktur. c Pendidikan berbasis keunggulan lokal
5. Kenaikan Kelas, Penjurusan, dan dapat diperoleh peserta didik dari
Kelulusan satuan pendidikan formal lain dan/atau
Kenaikan kelas, penjurusan, dan kelulusan nonformal yang sudah memperoleh
mengacu kepada standar penilaian yang akreditasi.
dikembangkan oleh BSNP.
6. Pendidikan Kecakapan Hidup D. Kalender Pendidikan
a Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, Satuan pendidikan dapat menyusun
SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/ kalender pendidikan sesuai dengan
SMALB, SMK/SMAK dapat kebutuhan daerah, karakteristik
memasukkan pendidikan kecakapan sekolah, kebutuhan peserta didik dan
hidup, yang mencakup kecakapan masyarakat, dengan memperhatikan
pribadi, kecakapan sosial, kecakapan kalender pendidikan sebagaimana
akademik dan/atau kecakapan tercantum dalam Standar Isi.
vokasional.
b Pendidikan kecakapan hidup dapat
merupakan bagian dari pendidikan
Hasil
semua mata pelajaran. KURIKULUM SMK EDISI 2004

c Pendidikan kecakapan hidup dapat Sebelum diberlakukan KTSP, maka April

diperoleh peserta didik dari satuan 2004 Dirjen Pendidikan Dasar dan

pendidikan yang bersangkutan dan Menengah menerbitkan Kurikulum SMK

atau dari satuan pendidikan formal lain Edisi 2004. Pada rasional kurikulum

dan/atau nonformal yang sudah tersebut dijelaskan bahwa berdasarkan

memperoleh akreditasi. observasi empirik lulusan SMK kurang

7. Pendidikan Berbasis Keunggulan mampu menyesuaikan diri dengan

Lokal dan Global perubahan maupun perkembangan ilmu

a Kurikulum untuk semua tingkat satuan pengetahuan dan teknologi. Mereka sulit

pendidikan dapat memasukkan dilatih kembali dan kurang dapat

pendidikan berbasis keunggulan lokal mengembangkan diri. Hal ini mengindika

dan global. sikan bahwa pembelajaran di SMK belum


banyak menyentuh kemampuan
beradaptasi peserta didik. Selain itu, lembaga sertifikasi ... atau lembaga diklat
kompetensi yang mereka miliki belum yang diberi wewenang oleh lembaga
sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Inilah sertifikasi.
alasan dikeluarkan Kurikulum SMK Edisi Hal yang cukup menarik di kurikulum
2004 sebagai revisi Kurikulum SMK SMK Edisi 2004 dalam program produktif
Edisi 1999 tidak lagi menyebut mata diklat, tetapi
Untuk menjawab tuntutan dunia kerja, dalam kompetensi program yang
maka pada kurikulum ini diperkenalkan diinginkan, sehingga redaksinya pun
sertifikat kompetensi bagi peserta didik dalam bentuk kata kerja, seperti
SMK. Sertifikat itu diberikan kepada menginstalasi, mendiagnosa, melakukan
peserta didik yang lulus uji kompetensi perbaikan, dan sebagainya. Hal ini berbeda
yang diselenggarakan oleh SMK/lembaga dengan mata diklat program normatif
diklat yang terakreditasi sebagai maupun adaptif yang menyebut langsung
penyelenggara uji kompetensi. Sertifikasi nama mata diklatnya.
Kompetensi tersebut diterbitkan oleh

Tabel 1. Struktur Kurikulum SMK/MAK KTSP Dibanding Kurikuluum SMK 2004


Kelompok Teknologi

Komponen Durasi Waktu (Jam)


SMK
A. Mata Pelajaran KTSP
2004
1. Pendidikan Agama 192 192
2. Pendidikan Kewarganegaraan 192 288
3. Bahasa Indonesia 192 192
4. Bahasa Inggris 440 a) 550
a)
5. Matematika 516 516
5. 3 Matematika Kelompok Teknologi,
Kesehatan, dan Pertanian

6. Ilmu Pengetahuan Alam


6. 1 IPA 192 a)
6. 2 Fisika 150
6. 2. 2 Fisika Kelompok Teknologi 192 a)
6. 3 Kimia -
a)
6. 3. 2 Kimia Kelompok Teknologi dan 276
Kesehatan

7. Ilmu Pengetahuan Sosial 128 a) =

8. Seni Budaya 128 a) -

9. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 192 288


Komponen Durasi Waktu (Jam)
10. Kejuruan
10. 1 Keterampilan Komputer dan Pengelolaan
202 202
Informasi
10. 2 Kewirausahaan 192 192
10. 3 Dasar Kompetensi Kejuruan b) 140
2248 e)
10. 4 Kompetensi Kejuruan b) 1044 c)
B. Muatan Lokal 192 -
C. Pengembangan Diri d) (192) -

Tabel 2 Perbandingan Durasi Waktu KTSP dengan Kurikulum SMK Edisi 2004

KTSP SMK 2004


A. Program
Normatif 768 960
Adaptif 2650 1610
Produktif 1184 2248
JUMLAH 4602 4818

d)
Keterangan notasi Ekuivalen 2 jam pembelajaran.
a) e)
Durasi waktu adalah jumlah jam Terdiri dari sekitar 20 kompetensi
minimal yang digunakan oleh yang mengarah ke sertifikasi
setiap program keahlian. Program kejuruan dari kelompok keahlian
keahlian yang memerlukan waktu mereka. Jika dikaji lebih mendalam
lebih jam tambahannya lagi, maka setiap semester
diintegrasikan ke dalam mata seharusnya SMK dapat
pelajaran yang sama, di luar jumlah menerbitkan sertifikasi (melalui
jam yang dicantumkan. kerjasama dengan lembaga luar
b)
Terdiri dari berbagai mata atau lembaga diklat yang diberi
pelajaran yang ditentukan sesuai wewenang oleh lembagai
dengan kebutuhan setiap program sertifikasi)
keahlian. Hal yang menarik di KTSP adalah
c)
Jumlah jam Kompetensi Kejuruan kewenangan yang besar bagi satuan
pada dasarnya sesuai dengan pendidikan untuk mengelola kurikulum
kebutuhan standard kompetensi mereka sendiri. Hanya Standar Isi dan
kerja yang berlaku di dunia kerja Standar Kompetensi Lulusan seperti
tetapi tidak boleh kurang dari 1044 tercantum dalam Peraturan Menteri
jam. Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006
dan No. 23 Tahun 2006 yang diikat.. tersebut adalah sentralistik, yakni seragam
Khusus menyangkut isi program produktif, mengikuti acuan dari pusat melalui
maka KTSP menetapkan: Departemen Pendidikan Nasional. Tugas
1. Materi pembelajaran Dasar sekolah tinggal melaksanakan, dan ini
Kompetensi Kejuruan dan sama seluruh Indonesia walaupun disadari
Kompetensi Kejuruan disesuaikan bahwa keberagaman kemampuan dan
dengan kebutuhan program tuntutan sekolah kenyataannya berbeda.
keahlian untuk memenuhi standar Pengalamam upaya memberi kebebasan
kompetensi kerja di dunia kerja. para guru pernah juga dilakukan.
2. Evaluasi pembelajaran dilakukan Misalnya, untuk kurikulum SMK 1994
setiap akhir penyelesaian satu materi kurikulum pernah diupayakan
standar kompetensi atau beberapa Dikmenjur Depdikbud untuk dikembang
penyelesaian kompetensi dasar dari kan guru dengan memberi buku II. Namun
setiap mata pelajaran. kenyataannya banyak SMK yang tidak
3. Pendidikan SMK/MAK mampu, dan keluarlah buku IIA yang
diselenggarakan dalam bentuk memberi rincian materi secara sentralistik
pendidikan sistem ganda. dan seragam.
Jadi SMK diberi kewenangan untuk Keraguan akan kemampuan sekolah
menetapkan sendiri mata diklat poduktif mengembangkan sendiri kurikulum
asalkan memperhatikan tuntutan dunia mereka, ini pun nampak jelas pada
kerja yang tercermin dari tuntuan Institusi kurikulum uji coba 2004. Walaupun
Pasangan pada pendidikan sistem ganda Undang Undang Sisdiknas 2003
SMK yang bersangkutan. mengamanahkan KTSP, tetapi pola
sentralistik masih terasa dan ini mungkin
berdasarkan pengalaman masa lalu,
Pembahasan sehingga ada keraguan akan kemampuan
KOMENTAR REDAKSI sekolah di lapangan.
Perubahan kurikulum di sekolah baik Di tahun 2006, maka pemerintah pun
umum maupun kejuruan sudah sering kita memberlakukan KTSP, dan sekolah yang
dengar. Mulai dari kurikulum pada masa ingin berkembang tentunya perlu
orde lama sampai orde baru sudah sering menyimak ketentuan ini. Di dalam
terjadi, dan umumnya menimbulkan ketentuan KTSP pun dijelaskan
apatisme di tingkat sekolah (guru). Ciri kewenangan Dinas Pendidikan
yang paling menonjol dari kurikulum Kabupaten/Kota untuk mengesahkan
kurikulum masing-masing sekolah
pendidikan dasar dan Dinas Pendidikan Keseriusan menteri pendidikan dalam
Propinsi untuk SMU dan SMK. Dengan mengimplementasikan KTSP ini terlihat
demikian, tugas pembinaan Dinas dari permintaan agar semua jajaran yang
Pendidikan semakin dituntut sebagai berada di Depdiknas untuk mensukseskan.
penanggungjawab pendidikan. Departemen lain yang menyelenggarakan
Dalam mengimplementasikan KTSP satuan pendidikan dasar dan menengah pun
tersebut, maka pedoman yang dipegang diminta bantuannya.
adalah peraturan-peraturan terkait. Dalam Jika kita membaca tulisan-tulisan di
Peraturan Menteri (Permen) Depdiknas berbagai media masa, maka terkesan belum
No. 24 tahun 2006 pasal 1 ayat 1 dengan adanya kesiapan sekolah untuk mengimple
jelas disebutkan sumbernya, yakni: (1) UU mentasikannya. Sebagaimana yang ditulis
Sisdiknas No. 20 tahun 2003 dari pasal 36 dalam Pikiran Rakyat tanggal 22 Agustus
sampai pasal 38, (2) PP No. 19 tahun 2005 2006, maka menurut Mansyur Ramli
tentang Standar Nasional Pendidikan (Kepala Balitbangdiknas) pada masa transisi
pasal 5 sampai dengan pasal 18 dan pasal ini banyak sekolah yang belum menerapkan
25 sampai dengan pasal 27, (3) Permen kurikulum buatan sendiri. ”Kendalanya,
Depdiknas No 22 tahun 2006 tentang banyak guru yang tidak tahu bagaimana
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar menyusun kurikulum model KTSP. Acuan
dan Menengah, dan (4) Permen Depdiknas yang diberikan Depdiknas berupa standar isi
No. 23 tahun 2006 tentang Standar dan standar kompetensi justru sangat mem
Kompetensi Lulusan untuk Satuan bingungkan para guru” katanya. Mansyur
Pendidikan Dasar dan Menengah. mengatakan, banyak guru yang
Tentang penerapannya di satuan kebingungan dengan model kurikulum
pendidikan, maka Pasal 2 ayat 1 KTSP. Sebab selama bertahun-tahun, guru
menyatakan bahwa ini dapat dilaksanakan menerima dalam bentuk jadi kurikulum dari
tahun ajaran 2006/2007, tetapi pada ayat 2 pemerintah pusat
bagi yang belum dapat diberi batas sampai Namun, di sisi lain ada juga kepala sekolah
tahun ajaran 2009/2010. Pada ayat 4 yang gembira dengan diterapkannya KTSP.
ditentukan lagi bagi yang belum siap agar Misalnya, tulis Drs Dani Triatmajaya
tahun I diterapkan kelas 1, tahun II kelas 1 Santosa, M.Pd. (Kepala SMKN2 Sampit,
dan 2, serta tahun III kelas 1,2, dan 3. Jadi Kalimantan Timur) dalam Kalteng Pos
tahun 2009/2010 telah menerapkan secara Online. Tulisnya, babakan baru dunia
keseluruhan. pendidikan di Indonesia segera akan
dimulai, yakni dengan di berlakukan KTSP. c. Nomor 080/U/1993 tentang Kurikulum
Barangkali pemerintah tidak mau Sekolah Menengah Kejuruan; dan
disalahkan terus menerus, sehingga opini d. Nomor 0126/U/1994 tentang Kurikulum
ganti rezim ganti kurikulum tidak Pendidikan Luar Biasa;
memberatkan lagi. Suatu terobosan baru, dinyatakan tidak berlaku bagi satuan
penuh keberanian segera diluncurkan, pendidikan dasar dan menengah sejak
apabila unit terdepan pendidikan yaitu satuan pendidikan dasar dan menengah
sekolah tidak siap manajemen dan SDM yang bersangkutan melaksanakan Peraturan
nya, alih-alih hanya ganti judul, dan isinya Menteri ini sebagaimana diatur dalam Pasal
sama saja. Tantangan baru telah 2 dan Pasal 3.
dimunculkan, tanggung jawab segera
dilimpahkan, kesiapan sekolah, Dinas P dan
K tingkat kabupaten dan legalitas KTSP di Rujukan Pustaka
tingkat provinsi bermitra dengan komite Depdiknas, Dirjen Pendidikan Dasar dan
sekolah menjadi sebuah kewajiban yang Menengah Direktorat Pendidikan
tidak bisa ditawar lagi. Menengah Kejuruan. Kurikulum SMK
Tetapi yang bersangkut pun mengatakan Edisi 2004. Bidang Keahlian
bahwa menyusun KTSP bukanlah pekerjaan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
gampang dan instant. Perlu waktu, beaya, Program Keahlian Teknik Komputer
dan enersi jika KTSP ingin dimulai di tahun dan Pengelolaan Jaringan
2008. Mestinya di awal tahun 2007 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
penyusunan KTSP sudah harus diawali, No. 22 Tahun 2006 tentang Standar
mengingat di setiap satuan pendidikan SMK Isi: Kerangka Dasar dan Struktur
memiliki lebih dari satu kurikulum yang Kurikulum
harus disusun.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Akhirnya, pada pasal 11 Permen 24 tahun
No. 23 Tahun 2006 tentang Standar
2006 ditegaskan bahwa dengan berlakunya
Kompetensi Lulusan (SKL) : SKL
Peraturan Menteri ini, Keputusan Menteri
Mata Pelajaran untuk SMK/MAK
Pendidikan dan Kebudayaan :
a. Nomor 060/U/1993 tentang Kurikulum Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Pendidikan Dasar; No. 24 Tahun 2006 tentang

b. Nomor 061/U/1993 tentang Kurikulum Pelaksanaan Standar dan SKL

Sekolah Menengah Umum;

Anda mungkin juga menyukai