Anda di halaman 1dari 5

DIABETES MELITUS

a. Latar Belakang
Diabetes merupakan penyebab kematian terbanyak nomer 7 dari penyakit-
penyakit lain di Amerika Serikat. Setiap tahun rata-rata 130.000 orang
meninggal langsung karena diabetes dan sebagian meninggal karena
komplikasi penyakit ini(Center of Disease Control, 1988). 5,5 juta orang di
amerika serikat menderita diabetes dan ditaksir sejumlah orang yang sama
juga menderita diabetes namun mereka tidak mengetahuinya(American
Diabetes Association, 1986).
Demikian halnya yeng terjadi di Indonesia. Apalagi di negara berkembang
seperti indonesia, lebih banyak orang yang tidak mengetahui dirinya
menderita diabetes. Diabetes akan sangat berbahaya jika tidak didiagnosis
secepatnya. Makalah ini membahas tentang ciri-ciri umum penyakit diabetes,
tipe-tipe diabetes, dan juga penatalaksanaan diabetes sehingga lebih banyak
orang paham tentang diabetes dan dampak buruk diabetes dapat dikurangi
seoptimal mungkin.
b. Tujuan
1. Mengetahui definisi dan ciri-ciri penderita diabetes
2. Mengetahui perawatan dan terapi yang tepat bagi penderita diabetes
c. Pembahasan
1. Definisi
Diabetes adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh kadar glokosa yang
sangat tinggi di dalam darah. Diabetes terjadi ketika tubuh tidak membuat
cukup insulin atau krtika sel tidak dapat menggunakan insulin yang
tersedia. Seorang penderita diabetes mempunyai beberapa ciri-ciri awal,
yaitu: nafsu makan besar namun berat badan menurun, sering merasa haus
setiap waktu, dan juga sering sekali buang air kecil.
2. Klasifikasi dan Patofisiologi
a. Tipe 1 (diabetes melitus tergantung insulin)
Penyakit ini jarang terjadi, hanya sekitar 10% dari jumlah pendrita
diabetes dan gejalanya timbul pada usia < 30 tahun. Penderita tipe ini
membutuhkan suntikan insulin untuk bertahan hidup. Pada diabetes tipe
1 terjadi kerusakan sel yang memproduksi insulin. Insulin diproduksi
oleh sel beta di pankreas.
Gambaran klinis: pada umumnya penderita terlihat kurus, penurunan
berat badan, cepat lelah, dan terdapat infeksi (abses, infeksi jamur,
misalnya kandidiasis). Ketoasidosis dapat terjadi, disertai gejala mual,
muntah, mengantuk, dan takipnea. Penderita membutuhkan insulin.
b. Tipe 2 (diabetes melitus tidak tergantung insulin)
Penyakit ini sering ditemukan pada usia menengah dan manula.
Penyakit ini terutama disebabkan oleh resistensi terhadap kerja insulin
di jaringan perifer. Walaupun pada tahap lanjut defisiensi insulin dapat
terjadi, namun tidak ditemukan defisiensi absolut insulin. Penyakit ini
juga dipengaruhi faktor genetik. Pada kembar identik tingkat
kesamaannya adalah 90%, namun tidak ada kaitannya dengan antigen
leukosit manusia (human leukocyte antigen [HLA]).
Gambaran klinis: 80% kelebihan berat badan; 20% datang dengan
komplikasi (penyakit jantung iskemik, penyakit serebrovaskular, gagal
ginjal, ulkus pada kaki, gangguan penglihatan). Penderita dapat juga
mengalami poliuria dan polidipsia yang timbul perlahan-lahan. Banyak
penderita yang dapat ditangani dengan pengaturan diet dan obat
hipoglikemik oral, walaupun beberapa membutuhkan insulin.
Bentuk lain diabetes adalah:
a. Kegagalan pankreas eksokrin: pankreatitis, pankreatektomi,
kerusakan (karsinoma, fibrosis kistik, hemokromatosis).
b. Penyakit endokrin: sindrom Cushing, akromegali, glukagonoma,
feokromositoma.
c. Diabetes pada kehamilan, yang biasanya terjadi pada trimester
terakhir kehamilan dan memiliki patofisiologi yang mirip dengan
diabetes tipe 2.
d. Diabetes melitus akibat malnutrisi: ditemukan pada negara
berkembang.
e. Penyebab genetik: semuanya jarang ditemukan. Diabetes pada usia
muda (maturity onset diabetes of the young [MODY]) berkaitan
dengan gangguan fungsi sel β pankreas, misalnya MODY 1faktor
nukleus hepatosit abnormal HNF-4α; MODY 2 defek
glukokinase; MODY 3HNF-1α abnormal.
3. Penatalaksanaan Diabetes Melitus
a. Edukasi penderita: penting untuk mempunyai perawat pribadi, edukasi
mandiri, dan lain-lain.
b. Penilaian klinis: setelah menegakkan diagnosis diabetes melitus,
lakukan terapi komplikasi metabolik akut dan terapi hipoglikemik
seumur hidup, pemeriksaan untuk mencari kerusakan end-organ setiap
6-12 bulanpenglihatan (retinopati dan katarak), sistem kardiovaskular
(denyut nadi perifer, tanda-tanda gagal jantung, hipertensi), sistem
saraf (neuropati sistem saraf otonom dan/ atau saraf sensoris perifer)
dan kaki (ulkus, gangren, dan infeksi). Funsi ginjal (kreatinin dan
albuminuria) harus diperiksa.
4. Terapi harus meminimalkan gejala dan menghindari komplikasi, dan harus
memungkinkan si penderita menjalani hidup normal. Hal ini
membutuhkan edukasi dan dukungan kepada si penderita. Terapi spesifik
diabetes melitus
a. Sarankan perubahan pola makan: usahakan mencapai berat badan ideal
(karena obesitas dapat meningkatkan resistensi terhadap insulin, dan
pengurangan berat badan dapat mengurangi resistensi pada diabetes tipe
2). Batasi asupan karbohidrat olahan dan perbanyak asupan karbohidrat
kompleks. Kurangi asupan lemak jenuh. Hindari konsumsi alkohol
yang berlebihan.
b. Obat hipoglikemik oral diindikasikan pada diabetes tipe 2 apabila diet
saja tidak cukup mengontrol metabolisme.
5. Insulin diberikan melalui subkutan dan digunakan pada semua pasien
dengan diabetes tipe 1 dan sebagian pasien dengan diabetes tipe 2. Ada
beberapa jenis insulin. Insulin rekombinan manusia adalah yang paling
sering digunakan, walaupun beberapa pasien lebih memilih menggunakan
insulin sapi atau babi. Sediaan yang berbeda memiliki onset dan lama kerja
yang bervariasi (pendek, menengah, atau panjang). Sediaan dengan
kombinasi berbeda antara lama kerja pendek dengan menengah/panjang
sering digunakan.
6. Pemantauan kontrol glikemik pada penderita diabetes
Kontrol glikemik yang ketat meningkatkan keberhasilan dan dapat
dipantau dari kadar glukosa darah. Mereka yang sedang dalam terapi
dengan obat oral harus memantau glukosa darah puasa, sedangkan mereka
yang sedang dalam terapi insulin harus lebih sering memeriksa kadar
glukosa sewaktu mereka, misalnya sebelum makan. Pemantauan harus
dilakukan lebih sering apabila pasien dalam keadaan tidak sehat. Beberapa
penderita penyakit ini merasa bahwa pemantauan darah sulit dilakukan,
sehingga yang digunakan adalah kadar glukosa urin, walaupun hasilnya
tidak seakurat pemantauan darah karena ambang batas untuk pendeteksian
glukosa dalam urin adalah antara 7 dan 12 mmol/L. Hemoglobin yang
mengikat glukosa merupakan parameter yang dapat digunakan untuk
memantau kontrol glikemik selama beberapa minggu.
Komplikasi diabetes terjadi akibat gangguan metabolik akut (hipo- atau
hiperglikemia) atau pada tahap lanjut, akibat kerusakan mikro- dan
makrovaskular, di mana risikonya tergantung pada kontrol terhadap kadar
glukosa dan faktor risiko vaskular konvensional.
7. Komplikasi mikrovaskular pada diabetes
Penyakit pembuluh darah kecil merupakan tanda utama diabetes melitus
dan membutuhkan waktu 10 tahun atau lebih untuk dapat terjadi.
Komplikasi mikrovaskular pada diabetes antara lain:
1. Penyakit mata (retinopati)
Retinopati terjadi akibat penebalan membran basal kapiler, yang
menyebabkan pembuluh darah mudah bocor (perdarahan dan eksudat
padat), pembuluh darah tertutup (iskemia retina dan pembuluh darah
baru), dan edema makula. Penatalaksanaan: pemeriksaan mata
tahunan.
2. Nefropati
Lesi awalnya adalah hiperfiltrasi glomerulus (peningkatan laju filtrasi
glomerulus) yang menyebabkan penebalan difus pada membran basal
glomerulus, bermanifestasi sebagai mikroalbuminuria (albumin dalam
urin 30-300 mg/hari), merupakan tanda yang sangat akurat terhadap
kerusakan vaskular secara umum dan menjadi prediktor kematian
akibat penyakit kardiovaskular. Penatalaksanaan: terapi antihipertensi
dengan inhibitor ACE sebagai terapi pilihan utama.
3. Neuropati
Keadaan ini terjadi melalui beberapa mekanisme, termasuk kerusakan
pada pembuluh darah kecil yang memberi nutrisi pada saraf perifer,
dan metabolisme gula yang abnormal. Ada beberapa manifestasi
antara lain: neuropati sensoris perifer, mononeuropati, amiotropi,
neuropati autonom. Penatalaksanaan: terapi biasanya tidak
memuaskan dan bersifat suportif saja.
d. Kesimpulan
1. Diabetes adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh kadar glokosa yang
sangat tinggi di dalam darah. Diabetes terjadi ketika tubuh tidak membuat
cukup insulin atau krtika sel tidak dapat menggunakan insulin yang
tersedia. Seorang penderita diabetes mempunyai beberapa ciri-ciri awal,
yaitu: nafsu makan besar namun berat badan menurun, sering merasa haus
setiap waktu, dan juga sering sekali buang air kecil.
2. Terapi diabetes melitus: disarankan untuk melakukan perubahan pola
makan, Obat hipoglikemik oral diindikasikan pada diabetes tipe 2 apabila
diet tidak cukup mengontrol metabolisme.

Anda mungkin juga menyukai