Anda di halaman 1dari 7

STUDI KAWASAN: TEORI DAN KONSEP DASAR

Dalam Studi Kawasan 2 (dua) hal yang harus disimak yaitu :


1. Sistem Sub Ordinasi (Sub-Ordinate System)
2. Pola kajian yang digunakan dalam studi Kawasan.
Dalam Studi Kawasan, yang lazim disebut pula Studi Wilayah (Area
Studies), terdapat tiga model atau pola kajian utama,yaitu:
1. Kajian ciri-ciri khusus (Typical Studies).
2. Kajian Peristiwa-peristiwa (Study of Events)
3. Kajian kecendrungan Regionalisme (Regionalism) dan Organisasi
Kerjasama Regional (Regional Cooperation).

Sub-Ordinasi Kawasan.
Louis J. Cantori dan Steven L. Spiegel, dalam bukunya “The
International Politics of Regions”, merupakan yang pertama menggolongkan
bahwa kawasan-kawasan sebagai sistem regional dan sub-sub kawasan sebagai
sub sistem adalah bagian-bagian yang sub-ordinasi terhadap sistem dunia
(global sistem).
Penggolongan Kawasan (regional) ini dipengaruhi oleh:
1. Faktor Geografi
2. Faktor Sosiologi
3. Faktor Politis/ interaksi antarnegara
4. Faktor Kesamaan etnis-linguistik
5. Faktor keterikatan atau komitmen terhadap masalah dan
perkembangan/sub-kawasan
6. Keikutsertaan dalam organisasi kerjasama regional
Penggolongan (klasifikasi) sub-ordinatif ini bukan dibuat atau
ditetapkan, tetapi merupakan penilaian terhadap kenyataan yang
berlangsung. (kemungkinan berubah POSITIF).
Contoh: Eropa sebelum PD I terbagi atas Eropa Timur, Eropa Barat, Eropa
Tengah, Eropa Kontinental (daratan seperti: Jerman, Perancis, Austria,
Belgium, Belanda) dan Eropa Non Kontinental (dikelilingi oleh lautan seperti:
Inggris, Islandia, Norwegia, Swedia). Setelah Perang Dunia II berdasar
pertimbangan politik ideology dan ekonomi, Eropa terbagi atas Eropa Barat
(berideologi Liberal-Kapitalis, mekanisme ekonomi pasar) dan Eropa Timur
(berideologi Sosialis-Marxisme, Mekanisme ekonomi terpusat). Setelah
berubah/hancurnya Uni Soviet dan runtuhnya komuinisme Eropa Timur pada
thn 1990-an, settingnya berubah menjadi kawasan Eropa Bersatu (Uni Eropa)
dan kawasan non-Uni Eropa.

Sub-Sektor dalam Sistem Sub-Ordinasi


Kedudukan serta peranan masing-masing negara dalam percaturan politik
serta perkembangan ekonomi dan social di suatu kawasan secara
konseptualdigolongkan ke dalam tiga sector:
1. Negara-negara Inti (Core Sector)
2. Negara-negara Peripheral (Peripheral Sector)
3. Campur tangan negara luar kawasan (Intrusive Sytem)
Menurut Cantori dan Spiegel, yang diperbarui oleh Teuku May Rudy
bahwa criteria atau indicator untuk penggolongan sector inti, peripheral
Sector dan intrusive system di suatu kawasan:
1. Suatu kawasan atau sub kawasan terdiri dari negara-negara yang
terletak gegrafisnya berdekatan, baik seluruhnya maupun sebagian dari
wilayah negara tersebut.
2. Pertimbangan kedekatan geografis perlu ditunjang dengan adanya
kesamaan kepentingan atau kedekatan dari segi social, politik, ekonomi
dan organisasional.
Contohnya: bahwa Eropa Barat dan Eropa Timur yang letak geografisnya
berdekatan nyatanya terbagi oleh perbedaan kepentingan, social,
ekonomi, politik dan ideology. Sebaliknya pula negara-negara Arab terbagi
kedalam dua sub-kawasan (Timur Tengah dan Afrika Utara) karena
perbedaan letak geografis.
Perkembangan baru mengenai forum kerjasama regional APEC (Asia-Pacific
Ekonomic Cooperation) serta gagasan Malaysia mengenai EAEC (East-Asia
Economic Caucuss) menunjukkan saling keterkaitan hal tersebut diatas.
3. Terdapat interaksi yang erat atau ciri-ciri spesifik di antara komunitas
pada negara-negara di dalam suatu kawasan serta sub kawasan, baik dari
segi social, budaya, ekonomi, politik, maupun dari segi geografi (iklim,
topografi wilayah)
4. Luas sempitnya wilayah dan banyak sedikitnya jumlah negara tidak
menentukan. Bisa saja satu kawasan atau sub kawasan hanya terdiri dari
satu atau dua negara saja.
5. Keeratan hubungan politik baik yang berlawanan (antagonis) maupun
yang selaras (cooperative) serta latar belakang historis atau sejarah ikut
menentukan pengindentifikasian kawasan dan sub kawasan.
6. Adakalanya suatu kawasan atau sub-kawasan terbentuk oleh faktor
munculnya kesamaan kepentingan atau pengejawantahan indentifikasi
baru sehubungan dengan sikap dan tindakan negara di luar kawasan atau
sub-kawasan tertentu itu.
Contohnya: Sub-kawasan negara-negara di teluk Persia, dengan organisasi
GCC (Gulf Cooperation Council). Pernah pula terdapat sub-kawsan Asia
Tenggara non-komunis ketika US serta RRC masih giat menanamkan
pengaruh atau melakukan penetrasi politik di sub-kawasan IndoCina
(Vietnam, Laos, Kamboja). Termasuk pula fenomena kawasan Atlantik
Utara dengan adanya NATO dan khususnya ketika Perang Dingin atau
Konflik Timur-Barat (East-West Conflict, 1947-1990) masih berlangsung.
Tolak ukur penggolongan negara-negara sector inti, peripheral dan
sistem intrusive ialah tingkat pengejawantahan jati-diri suatu negara
dalam kawasan atau sub kawasan tertentu, peranan regional yang
dijalankannya, dan komitmen negara itu terhadap kawasan atau terhadap
organisasi kerjasama regional dikawasan tersebut.
Sektor Inti dan Peripheral
Sektor Inti dalam sub-kawasan Asia Tengara, maka yang termasuk
kategori negara-negara inti (core) adalah: Indonesia, Malaysia, Philipina,
Thailand, Brunei, Vietnam, Laos dan Kamboja. Sedangkan Singapura dan
Myanmar (Burma) adalah digolongkan negara peripheral. Kriteria aadalah segi
sosiologis, etno-linguistik, dan juga orientasi ekonomi.
Singapura tergolong peripheral karena mayoritas penduduknya adalah
keturunan Cina dan India yang berbeda dari etnik Melayu dan IndoCina di Asia
Tenggara. Demikian pula orientasi yang kebarat-baratan (termasuk
penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa nasional atau kebangsaan).
Myanmar tergolong peripheral karena letaknya dipinggiran antara sub-kawasan
Asia Selatan dengan Asia Tenggara. Sehingga kurang jelas orientasi
pemerintah serta penduduknya apakah merasa sebagai bagian dari Asia
Tenggara atau merasa lebih dekat ke Asia Selatan. Kedekatan Myanmar
dengan India dan Bangladesh di Asia Selatan, sebenarnya merupakan sisa-sisa
masa penjajahan Inggris dahulu.
Namun lain halnya jika kita tinjau dari segi organisasi kerjasama regional
ASEAN: Semua negara anggota ASEAN tergolong negara inti di Asia Tenggara
dan yang bukan anggota ASEAN sebagai negara peripheral. Hal ini sebenarnya
berlaku pula diruang lingkup kawasan/sub kawasan lainnya. Sepanjang
organisasi kerjasama regional di kawasan/sub kawasan itu merupakan jalinan
komitmen yang erat dan terpadu diantara negara-negara anggotanya. Misalnya
untuk kawasn Timur Tengah: bahwa semua anggota Liga Arab merupakan
negara sector inti dan yang bukan anggota (Turki, Iran dan Israel) adalah
negara sector peripheral.
Penggolongan ruang lingkup sub-kawasan Asia Tenggara, Asia Selatan,
Asia Timur, bertitik berat pada criteria geografis dan sosiologis dan ethno-
linguistik. Bahwa mulai dari Kuwait di Teluk Persia sampai Moroko dan
Mauritania disebelah Barat Afrika Utara tergolong etnis Arab dan
menggunakan bahasa/tulisan Arab. Walaupun dari segi geografi lazim
dibedakan menjadi dua sub-kawasan yaitu Timur Tengah dan Arab Magribi.
Setelah masuknya Vietnam menjadi anggota ASEAN (anggota yang
ketujuh), sejak 8 Agustus 1995, tampaknya masih dapat diperdebatkan apakah
Vietnam tergolong inti (core) di dalam organisasi kerjasama regional ASEAN
atau belum tergolong negara inti. Dalam hal konteks power and capability di
Asia Tenggara, Vietnam sebenarnya tergolong negara inti. Namun dari segi
kekuatan ekonomi (salah satu indikatornya adalah GNP/GDP dan cadangan
devisa), komitmen politik/diplomasi dan keeratan hubungan (spectrum of
relations) dalam organisasi kerjasama regional ASEAN masih meragukan untuk
sepenuhnya menggolongkan Vietnam ke dalam sector inti. Demikian pula Laos
dan Myanmar yang telah diterima menjadi anggota ASEAN (yang ke-8 dan ke-
9) sejak 23 Juli 1997.
Bila kita tinjau ke kawasan Eropa dan khususnya sub-kawasan Eropa-
Barat yaitu negara-negara yang menjadi anggota atau bekerjasama dalam
organisasi regional Masyarakat Eropa (European Union, European
Communities). Negara-negara Uni Eropa lainnya seperti Spanyol, Portugal,
Yunani, jelas hanya peripheral didalam organisasi kerjasama ekonomi regional
di Eropa tersebut.
Dalam struktur kerjasama keamanan dan pertahanan (collective security)
North Atlantic Treaty Organization (NATO), maka negara-negara inti adalah
Amerika Serikat, Perancis, Jerman, dan Inggris. Dua belas anggota NATO
lainnya seperti Noewegia, Denmark, Belanda, Belgia, Italia, Portugal, Spanyol,
Turki, merupakan negara anggota yang peranannya di dalam NATO tergolong
sector peripheral. Apalagi tiga negara Eropa Timur (Polandia, Hongaria, dan
Republik Cheko) yang merupakan anggota baru Nato terhitung setelah KTT
NATO di Madrid (Spanyol) tanggal 7-8 Juli, tentu tergolong sector periphperal.
Di sub-kawasan Amerika Tengah dan kepulauan-kepulauan di laut Karibia,
negara-negara inti adalah Mexico, Panama, Nikaragua, dan Kuba. Negara-
negara yang lainnya tergolong peripheal dalam konteks di sub-kawasan
tersebut. Di sub-kawasan Amerika Selatan, nagara-negara inti adalah Brazil,
Argentina, dan Chili. Lalu Kolombia setelah menjadi Ketua Gerakan Non Blok
(periode September 1995 sampai September 1998) dapat kita golongkan
negara inti pula di sub-kawasan Amerika Latin itu.
Sistem Intrusive
Sistem Intrusive (intrusive system: pola keterlibatan atau campur tangan
negara luar kawasan/sub-kawasan) berlangsung dengan adanya pengaruh
negara-negara Adidaya Amerika Serikat dan Uni Soviet. Setelah tahun 1991,
Uni Soviet bercerai-berai menjadi 15 Republik yang terpisah.
Untuk melakukan sistem intrusive dikawasan lain suatu negara perlu
tergolong dalam salah satu dari tiga kategori berikut:
1. Adidaya/Adikuasa (Super power, Dominant powers)
2. Kekuatan Besar (Mayor powers)
3. Kekuatan Menengah (Middle powers)
4. Kekuatan Regional (regional powers)
Satu hal penting, bahwa berlangsungnya sistem intrusive tidak selalu
berakibat negatif atau menyebabkan instabilitas di kawasan tertentu. Dampak
serta hasil asana sistem intrusive ini bisa saja positif dan bisa pula negatif.
Sistem intrusive ini bukan pula dalam bidang ekonomi, social dan budaya.
Sistem intrusive sistem di sub-kawasan Asia Pasifik, antara lain dilakukan
(pernah dijalankan) oleh Amerika Serikat (AS), Prancis, Inggris, Uni soviet,
Republik Rakyak Cina (RRC), Jepang, dan Australia. Kini Rusia sebagai penerus
negara Uni soviet telah banyak mengurangi peranannya dalam intrusive
system, diberbagai pelosok dunia termasuk di Amerika Latin (Kawasan benua
Amerika Terbagi 4 sub-kawasan yaitu Amerika Utara, Amerika Tengah,
Karibia, dan Amerika Selatan secara bersama-sama disebut Amerika Latin
(Latin America). Sedangkan, Amerika Utara hanya mencangkup AS dan
Canada) Kecuali di Eropa Timur dan Asia Tengah. Namun Intrusive System
belakangan ini dalam konteks sub-sub kawasan Amerika Latin mulai
bertambah dengan meningkatnya peranan Spanyol. Spanyol sejak 1972 mulai
meningkatkan kerjasama politik ekonomi-sosial dengan negara bekas
koloninya di Amerika Latin, negara-negara Amerika Latin memakai bahasa
Spanyol, yang memudahkan untuk Panyol untuk beradaptasi dengan negara-
negara tetangga.
Asia Selatan negara-negara intinya yaitu Pakistan dan India. Di sub-
kawasan Asia Barat, negara-negara inti (core) dewasa ini adalah Iran, Irak,
Suriah, dan Turki. Dalam hal ini perngertian dan ruang lingkup Asia Barat
adalah berbeda dengan ruang lingkup Timur Tengah. Timur Tengah lebih luas
konteksnya walaupun sebenarnya Asia Barat juga merupakan bagian kawasan
Timur Tengah (Dalam kepustakaan Barat istilah Near East (Timur Dekat) dan
Middle East (Timur Tengah). Near East disebut juga Asia Barat.

Anda mungkin juga menyukai