Anda di halaman 1dari 8

ringkasan buku

Judul Buku : WHAT IS “SCIENCE”?

Penulis : Archie J. Bahm

A. DESKRIPSI

1. Masalah
Tidak ada masalah, tidak ada ilmu. Pengetahuan ilmiah bertujuan
untuk memecahkan masalah-masalah ilmiah dan Ilmu pengetahuan ilmiah
adalah hasil dari penyelesaian masalah ilmiah. Tidak semua masalah adalah
masalah yang ilmiah. Para filosof dan ilmuwan mengajukan pendapat yang
berbeda-beda dalam menjawab apakah masalah ilmiah itu, dan sampai
sekarang belum ada satu kesepakatan. Bahm mengajukan hipotesis, bahwa
masalah dapat di katakan sebagai masalah ilmiah jika memenuhi 3 syarat,
yaitu
1) Masalah tersebut dapat dikomunikasikan
2) Masalah tersebut dapat dipecahkan dengan sikap ilmiah
3) Masalah tersebut dapat dipecahkan dengan metode ilmiah

2. Sikap Ilmiah
Bahm mengemukakan bahwa sikap ilmiah sekurang-kurangnya sikap
ilmiah harus memenuhi 6 karakteristik yaitu:
1) Rasa keingintahuan
Rasa keingintahuan ini mencakup bagaimana sesuatu ada, apa
hakikatnya, apa fungsinya, dan bagaimana mereka terkait dengan
sesuatu yang lain. Keingintahuan ini mendorong untuk mendorong
untuk menyelidiki lebih lanjut.
2) Spekulatif, untuk menjadi ilmuwan harus mencoba memecahkan
masalah dengan hipotesis-hipotesis yang mungkin akan memberikan
penyelesaian akan masalah tersebut.
3) Kesediaan untuk menjadi objektif, mencakup:
a. Kesediaan untuk mengikuti kemana arah keingintahuan ilmiah
b. Kesediaan untuk dibimbing oleh pengalaman dan pemikiran.
c. Kesediaan untuk menerima data sebagaimana adanya, dan
menghindari bias dalam interpretasi.
d. Kesediaan untuk diubah oleh obyek, penemuan-penemuan ilmiah.
e. Kesediaan untuk menerima kesalahan jika hipotesis yang diajukan
ternyata tidak sesuai. Kesediaan untuk mencari kebenaran juga
termasuk disini.
f. Kesediaan untuk bertahan dan terus mencoba menghadapi masalah
yang rumit.
4) Pikiran yang terbuka
5) Kesediaan untuk menangguhkan keputusan, jika pemahaman dan solusi
yang didapatkan belum tepat untuk masalah yang dihadapi
6) Tentativitas. Terkait dengan waktu, kesimpulan-kesimpulan lama
belum tentu layak dan sesuai untuk keadaan yang baru, maka perlu
adanya penelitian ulang mengenai kesimpulan-kesimpulan yang ada.

3. Metode Ilmiah
Suatu masalah tidak dapat dikatakan sebagai masalah ilmiah jika
tidak dapat dipahami dan dipecahkan dengan menggunakan metode ilmiah.
Bahm berpendapat bahwa hakikat metode ilmiah harus dianggap sebagai
hipotesis untuk penelitian selanjutnya. Masalah metode ilmiah sangat
kontroversial, berkenaan dengan apakah metode ilmiah itu satu atau
banyak. Menurut Bahm, kedua pihak kontroversi ada benarnya, metode
ilmiah satu dan sekaligus banyak. Bahm menjelaskan lebih lanjut:
1) Tiap ilmu mempunyai metode terbaik yang paling cocok untuk
memecahkan masalahnya. Ilmu pengetahuan yang berbeda
mengembangkan metodologi yang berbeda, karena masalah yang
berbeda membutuhkan metode pendekatan yang berbeda pula
2) Tiap masalah-masalah khusus memerlukan metode yang khusus juga
3) Para ilmuan dalam bidang yang sama di era yang berbeda
menggunakan metode yang berbeda karena perbedaan perkembangan
teoretik dan teknologi
4) Dengan perkembangan cepat ilmu-ilmu pengetahuan dan teknologi juga
membutuhkan perkembangan metode-metode baru yang dapat
menyelesaikan masalah yang kompleks dan dinamis
5) Tiap metode ilmiah mempunyai tingkatan, dan setiap tingkat
membutuhkan metode yang berbeda.

Bahm menyatakan ada lima langkah dalam metode ilmiah, yaitu:


1) Sadar akan masalah mencakup sadar dan mempunyai keinginan untuk
menghadapi masalah, juga mempunyai keinginan untuk mencoba
menyelesaikan masalah,
2) Pengujian masalah mencakup dimulai dengan mengamati, menjelaskan
masalahnya (penyebabnya, keterkaitan dengan faktor lain atau masalah
yang telah ada sebelumnya),
3) Mengusulkan solusi-solusi yang dirasa mampu akan menyelesaikan
masalah-masalah, usulan ini dapat dilakukan dengan trial and eror,
namun harus diteliti benar-benar sampai mendapatkan kesimpulan
yang mampu menangani masalah.
4) Menguji usulan solusi:
a. Mental testing, dengan menguji konsistensi, relevansi,
penjelasan teoritis yang cukup untuk mendiskripsikan masalah
dan untuk memberikan solusi, kejernihan dan kesederhanaan,
serta dapat dikomunikasikan.
b. Operational testing, mengadakan penelitian-penelitian atau
eksperimen guna menemukan solusi.
5) Memecahkan masalah. Saat kesimpulan ilmiah didapatkan maka tugs
selanjutnya adalah memecahkan masalah. Jika masalah belum
terpecahkan dengan kesimpulan yang ada maka perlu dilakukan sikap
ilmiah dan aktivitas ilmiah lagi, dengan kesabaran dan kegigihan untuk
menemukan solusi
4. Aktivitas Ilmiah
Ilmu adalah bidang kerja ilmuwan. Apa yang dikerjakan oleh ilmuwan
sering disebut penelitian ilmiah. Penelitian ini mengandung dua aspek, yaitu
individual dan sosial
1) Individual.
Ilmu pengetahuan adalah aktivitas yang dilakukan oleh orang-
orang tertentu. Tiap ilmuwan adalah hasil dari pengalaman, latihan,
kesempatan untuk mengembangkan ilmu yang diminatiny, kemampuan
dan kecakapannya.
2) Sosial
Aktivitas ilmiah lebih dari aktivitas ilmuwan perorangan, aktivitas
ilmiah adalah aktivitas sosial, kegiatan istitusional. Institusi-institusi
ilmiah termasuk universitas-universitas, institut-institut penelitian, biro-
biro pemerintah dan divisi-divisi perusahaan adalah tempat di mana
penelitian ilmiah dibiayai. Kuantitas, kualitas dan jenis aktivitas ilmiah
dapat dipengaruhi oleh kemanfaatan aktivitas ilmiah untuk populasi
umum, politikus dan perusahaan.

5. Kesimpulan Ilmiah
Kesimpulan ilmiah adalah pemahaman pencapaian sebagai hasil dari
menyelesaikan masalah, tujuan dari ilmu pengetahuan. Sebagian besar
ilmuwan mengetahui bahwa kesimpulan atau pernyataan ilmiah masih
belum pasti, jadi kesimpulan ilmiah jangan disikapi secara dogmatis. Jika
disikapi secara dogmatis hakekat ilmu akan menjadi berkurang.
Kesimpulan ilmiah terkait dengan waktu, apa yang menjadi
kesimpulan ilmiah sekarang belum tentu menjadi kesimpulan ilmiah di
masa mendatang. Kesimpulan ilmiah dapat menjadi dasar penelitian ilmiah
selanjutnya. Semakin berkembangnya ilmu-ilmu pengetahuan,
menyebabkan kesimpulan menjadi terbatas penerapannya dalam satu ilmu
tertentu saja.
6. Efek
Ilmu pengetahuan menyebabkan pengaruh-pengaruh yang beragam.
Efek paling besar dirasakan dalam teknologi dan industri, yang disebut ilmu
terapan. Efek lainnya dirasakan dalam masyarakat dan peradaban.
1) Ilmu pengetahuan terapan
Ilmu pengetahuan terapan bisa jadi lebih nyata daripada ilmu
pengetahuan murni, juga dianggap lebih bermanfat. Hal tersebut
dikarenakan:
a. Ilmu pengetahuan terapan terwujud melalui penerapan nyata.
b. Tujuan ilmu pengetahuan bukan hanya pemahaman, juga untuk
meningkatkan kesejahteraan manusia.
c. Orang-orang cenderung menghargai nilai-nilai ilmu pengetahuan
dan tertarik untuk memahaminya karena ia merasakan manfaat
dari pengetahuan tersebut.
d. Dukungan keuangan akan bertambah jika pemerintah dan
perusahaan memperoleh hasil dari penelitian ilmiah.
e. Aplikasi praktis pada ilmu pengetahuan terapan memberikan
kesimpulan yang lebih meyakinkan
2) Pengaruh terhadap masyarakat dan peradaban.
Kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan industri meleburkan
dominasi agama-agama sebagai determinan budaya yang dominan.
Sekarang dunia mengembangkan dan terus mengembangkan negaranya,
sebagai hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perkembangan tersebut meliputi sosial, ekonomi, politik, pendidikan dan
kesehatan.
Bahm berpendapat bahwa persolannya bukan pada banyaknya ilmu
dan teknologi yang kita hasilkan, melainkan produksi yang membuat
menjadi tidak seimbang. Diperlukan lebih banyak ilmu pengetahuan dan
teknologi, yang tidak hanya berkembang dalam jumlah bagian
spesialisasi-spesialisasi, tapi juga dalam aksiologi, etika, keagamaan dan
sosiologi.
B. LATAR BELAKANG

Latar belakang Archie J. Bahm menulis What is “Science”? adalah


keingintahuan Bahm tentang ilmu pengetahuan (science), ini terlihat pada
pernyataan Bahm:

“What makes a problem ”scientific”? Are all problems scientific? No. If not,
what then characterizes a problem as scientific? Differing answers to this
question by scientists and philosophers of science are so various that
general agreement seems impossible soon.”

C. TUJUAN

Tujuan Archie J. Bahm menulis What is “Science”? adalah memberi pemahaman


bahwa hakikat ilmu, seharusnya dapat dipahami dengan mengikutsertakan
aksiologi dalam nilai-nilai keilmuan untuk memecahkan masalah dengan
metode ilmiah. Bahm juga meminta komunitas ilmuwan untuk mengakui
eksistensi aksiologi sebagai sebuah ilmu pengetahuan. Bahm menyadari bahwa
komunitas ilmuwan sekarang ini mengabaikan dan tidak percaya adanya
eksistensi aksiologi. Namun Bahm juga percaya bahwa jika masalah-masalah
diperjelas, hipotesis dirumuskan, dan bukti-bukti diuji, akal mewujudkan sikap
ilmiah yang akan menumbuhkan sikap ilmiah untuk mendengarkan,
mempelajari, dan menerima aksiologi sebagai sebuah ilmu pengetahuan yang
membutuhkan perhatian yang besar, dukungan, perkembangan dan
penggunaannya. Hal ini disampaikan Bahm dalam tulisannya, What is
“Science”?:

“The interpretation of the nature of science is very brief. But it should be


sufficient to set the stage for any debates about the nature of science with
those who would define science in such a way to exclude axiology and other
value sciences. There is nothing in the nature of science that prevents it
from including values among the problems investigatable by means of the
scientific attitude and method. So I have no hesitancy in requesting
members of the scientific community to recognize the existence of axiology
as a sciense.
I am aware that habits of neglect, distrust of waht is unfamiliar, and
discomfort with challenges so settled convictions, and other obstacles, are
all parts of current science that do inhibit recognition. But I believe that
when initial problems are clarified, esential hypotheses formulated, and
easily available evidence examined, minds embodying the scientific
attitude will be willing to listen, study, and approve recognition of axiology
as a science needing urgent attention, support, development and use.”

E. KESIMPULAN

Buku What is “Science”? menjelaskan tentang ilmu itu mencakup enam


komponen utama, yaitu masalah, sikap, metode, aktivitas, kesimpulan, dan efek.
Tiap-tiap komponen mempunyai syarat-syarat tertentu agar menjadi ilmiah.
Dijelaskan juga bahwa ilmu pengetahuan lahir karena adanya masalah-masalah
ilmiah yang perlu diselesaikan. Masalah-masalah yang ada tidak semua menjadi
masalah ilmiah, untuk menjadi masalah ilmiah harus memenuhi syarat-syarat
tertentu. Syarat itu adalah masalah dapat dikomunikasikan, dipecahkan dengan
sikap ilmiah, dan dengan metode ilmiah. Bahm menjelaskan secara rinci setiap
syarat masalah ilmiah hingga mencapai kesimpulan dan pengaruh ilmu
pengetahuan dalam kehidupan.

Saya berkesimpulan bahwa usaha untuk melahirkan ilmu pengetahuan


(menyelesaikan masalah ilmiah) tidaklah mudah, membutuhkan usaha yang
cermat teliti, dengan sumber daya manusia yang memiliki minat yang besar,
juga diperlukan sikap ilmiah dari ilmuwan tersebut, serta menggunakan
metode-metode yang tidak sembarangan. Ilmu pengetahuan awalnya lahir dari
usaha-usaha menyelesaikan masalah, kini ilmu pengetahuan telah banyak
berkembang dan memberi pengaruh yang besar pada teknologi, industri dan
pada masyarakat. Ahirnya yang terjadi sekarang karena ilmu pengetahuan yang
berkembang itu menimbulkan banyak permasalahan yang harus dipecahkan
oleh ilmu pengetahuan itu sendiri. Kesimpulan ilmiah yang dihasilkan akan
memperkaya ilmu pengetahuan tersebut.

Berkembangnya ilmu pengetahuan yang menyebabkan perubahan


masyarakat mengakibatkan kesimpulan-kesimpulan ilmiah yang ada perlu
ditinjau dan diteliti ulang, apakah masih relevan dengan keadaan. Hal ini
memerlukan usaha yang keras dari para ilmuwan untuk kritis mengamati
keadaan dan mempunyai keinginan untuk meneliti dengan maksud memahami
keadaan juga mencari solusi akan masalah yang timbul. Perkembangan metode
ilmiah juga harus dikembangkan untuk mengimbangi dan untuk memecahkan
masalah yang semakin kompleks.

Pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi di barat, meleburkan nilai-nilai


agama sebagai penyeimbang kehidupan. Pengaruh iptek ini mulai dirasakan di
Indonesia, dimana budaya barat masuk melalui teknologi mulai mengikis nilai-
nilai dan norma yang ada di Indonesia, hingga mulai membentuk nilai dan
norma baru. Namun di Indonesia agama masih menjadi pegangan dan
diharapkan menjadi penyeimbang juga kontrol terhadap perilaku.

Ilmu pengetahuan yang datang dari luar tidak dapat diterapkan langsung
di Indonesia, karena latar belakang budaya yang berbeda. Menurut saya, ilmu
pengetahuan berkembang dipengaruhi budaya setempat, jadi perlu adanya
adaptasi dan modifikasi jika diterapkan di Indonesia. Ilmuwan juga bertugas
untuk melakukan hal tersebut. Namun jika melihat sumber daya manusia di
Indonesia, masih sangat sedikit yang memiliki sikap ilmiah yang mau
melakukan aktivitas ilmiah sampai menghasilkan kesimpulan yang ilmiah.

disarikan oleh Permata Ashfi Raihana, S.Psi

Oktober 2010

ashfi.raihana@yahoo.com
outshine86@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai