Anda di halaman 1dari 3

VIVI RETNOSARI

108431411382/B

1. Hubungan antara Tujuan Pembelajaran, Proses pembelajaran, dan Evaluasi Proses dan Hasil
Belajar memiliki hubungan triangulasi atau hubungan erat tiga komponen.

a. Hubungan antara tujuan dengan proses pembelajaran

Kegiatan belajar-mengajar yang dirancang dalam bentuk rencana mengajar disusun oleh
guru dengan mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. Antara tujuan dan proses
pembelajaran jika digambarkan maka anak panah akan saling mengacu pada kedua
komponen tersebut yang menunjukkan bahwa setelah guru berpegang pada tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai, maka akan dilanjutkan ke proses pembelajaran
terhadap siswa

b. Hubungan antara tujuan dengan evaluasi

Seperti halnya hubungan tujuan dengan proses pembelajaran, antara tujuan pembelajaran
dengan evaluasi juga memiliki hubungan saling keterkaitan. Evaluasi adalah kegiatan
pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan sudah tercapai. Dengan makna
demikian maka anak panah berasal dari evaluasi menuju ke tujuan. Di sisi lain, jika dilihat
dari langkah, dalam menyusun alat evaluasi guru harus mengacu pada tujuan yang sudah
dirumuskan.

c. Hubungan antara Proses pembelajaran dengan evaluasi

Hubungan Triangulasi juga menggambarkan hubungan antara proses pembelajaran dengan


evaluasi. Selain mengacu pada tujuan, evaluasi juga harus mengacu atau disesuaikan
dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan. Misalnya, proses pembelajaran yang
menitikberatkan pada keterampilan siswa, maka evaluasinya juga harus mengukur tingkat
keterampilan siswa, bukan aspek pengetahuan.

2. a. Yang termasuk pekerjaan mengukur adalah Seorang guru mengadakan ulangan harian
kepada siswa-siswanya. Beberapa hari ulangan (Formatif dan Sumatif) diperoleh nilai
akhir (Nilai Rapor). Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satuan ukuran
yang hasilnya bersifat kuantitaif yakni berupa nilai rapor. Sedangkan yang termasuk
kegiatan menilai adalah Pada waktu kenaikan kelas, kepada siswa yang pandai diberi
hadiah secara bertingkat menurut ranking, sementara kepada siswa yang tinggal kelas
diberi nasihat dan motivasi. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu
dengan ukuran baik buruk dan hasil penilaian tersebut bersifat kulitatif. Untuk
mengadakan penilaian, maka kita mengadakan pengukuran terlebih dahulu.

b. Siswa yang tidak naik kelas tidak selalu dikarenakan siswa tersebut bodoh, sehingga tidak
dapat dikatakan bahwa anak yang tidak naik adalah anak yang bodoh. Setelah melalui
proses pembelajaran seorang siswa akan dinilai melalui tiga aspek, yakni aspek kognitif
atau kecerdasan, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Dalam mengambil keputusan
untuk menaikkan siswanya, seorang guru harus mempertimbangkan hasil pengukuran dan
penilaian melalui ketiga aspek tersebut, apakah siswa tersebut layak dinaikkan atau tidak.
Sehingga siswa harus memenuhi standar penilaian ketiga aspek tersebut, penyebab
seorang siswa tidak naik kelas tidak hanya dikarenakan lemah dalam aspek kognitif atau
kecerdasannya saja.

3. Seorang siswa yang yang diterima di sekolah karena tes intelegensinya baik, tidak menjamin
bahwa anak tersebut dipastikan naik kelas di akhir tahun. Siswa tersebut masih harus melalui
kegiata proses belajar mengajar yang pada akhirnya guru mengadakan evaluasi terhadap anak
didiknya selama proses pembelajaran tersebut. Evaluasi tersebut meliputi tiga aspek, yakni:

a. Aspek Kognitif, meliputi kecerdasan

b. Aspek Afektif, meliputi sikap dan perilaku

c. Aspek Psikomotorik

Setelah melalui proses pembelajaran, guru mengevaluasi siswanya melalui hasil pengukuran
dan penilaian ketiga aspek tersebut, sehingga guru dapat mengambil keputusan, apakah siswa
tersebut pantas untuk naik kelas atau tidak. Jadi, meski siswa tersebut mampu lolos tes
intelegensi ketika perekrutan calon siswa, namun setelah melalui proses belajar-mengajar
siswa tersebut harus memenuhi kriteria evaluasi baik dalam aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik agar siswa tersebut bisa naik kelas di akhir tahun.

4. Evaluasi pembelajaran memang sangat perlu dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan
pembelajaran telah tercapai atau belum. Namun, dalam mengevaluasi hasil pembelajaran
siswa, seorang guru tidak perlu mengadakan ulangan setiap hari. Evaluasi dapat dilakukan
oleh guru dengan melakukan penilaian atau pengukuran pada saat sebelum, selama, dan
sesudah terjadi proses dalam kegiatan sekolah.

- Sebelum Kegiatan Pengajaran, guru perlu mengevaluasi siswa dengan melontarkan


beberapa pertanyaan untuk mengetahui bekal kemampuan siswa untuk mengarah ke
pencapaian tujuan.

- Selama Kegiatan pengajaran, evaluasi terhadap tidak perlu dilakukan setiap hari, dalam
satu satuan waktu pendek, guru cukup memberikan tes ringan kepada siswa berupa tugas
atau tes formatif dalam jangka waktu tertentu. Dalam satu satuan waktu panjang, guru
perlu memberikan tes sumatif kepada siswanya untuk mengevaluasi hasil belajar siswa.

- Sesudah Kegiatan Pengajaran, Sesudah guru memberikan pelajaran (satu pertemuan atau
satu semester), guru perlu mengevaluasi siswa untuk mengetahui apakah tujuan
pembelajaran sudah dicapai oleh semua siswanya atau belum.

Anda mungkin juga menyukai