U
M
D
NA
Pe
sa
n-
pe
sa
n
Da
kw
ah
M
o
ha
m
ad
Na
t
sir
249
MM
EMBIN
A
EMBIN
A K
K
ADER
ADER
Re-integrasi umat. Akibat korban
politi k sering paling dirasakan umat
adalah penderitaan kehidupan rohani. Di
samping itu, beban materi kehidupan umat
bertambah berat karena krisis ekonomi
dan moneter. Umat mengalami
kelumpuhan fisik dan moral di mana-mana.
Pada hari penderitaan dan krisis
kehidupan materi pada sebagian kecil
golongan menengah ke atas tidak sangat
dirasakan. Namun, beban penderitaan
kehidupan rohani terasa semakin parah
justru di kalangan menengah ke atas itu.
Usaha untuk membangun potensi
mayoritas umat semakin berat. Ke mana
obat hendak dicari?
Salah satu obat penderitaan rohani
adalah dengan meluruskan niat. Bersedia
kembali kepada tuntunan agama.
Namun perlu diingat bahwa nawaitu
orang yang berpindah perahu, dengan
anggapan perahu yang dahulu sudah
kandas, tentu jauh berbeda dengan
nawaitu yang berpindah dengan masih
terikat memikirkan nasib umat.
Biarlah bertukar lambang asal tidak
bertukar jiwa. Tidak akan bernafas keluar
badan. Tidak pula asal bergayut pada
sembarang kenderaan untuk sampai di
tujuan.
Re-integrasi pemimpin. Pemimpin
umat masih banyak. Yang mulai
langka
adalah pemimpin panutan. Begitu pula
halnya akan ulama. Ulama tidak langka,
tapi yang langka adalah ulama yang
memiliki kharismatik.
Kharisma seorang ulama atau
pemimpin ditentukan oleh satu kata
dengan perbuatan , punya prinsip dan
pendirian hidup. Kemudiannya, selalu
berorientas i kepada kebenaran , dan
sela lu memik irkan nasib umat.
Demikian, di antara pesan Bapak
Mohamad Natsir kepada da’i di medan
dakwah.
2 0Dakwah Kompr eh
5 ensif
MAT UD U
EMBINA
D
AKWAH
EMBINA
MAT
AKWAH
P
e
s
a
n
-
p
e
s
a
n
D
a
k
w
a
h
M
o
h
a
mad Nat sir251
1
3
C
a
tn
:Disampaikan sewaktu Refreshing Course Muballigh
(Du’at) di Masjid Al-Munawwarah, Kp.Bali, Tanah
Abang, Jakarta, Agustus 1967.
2
Taushiyah Al Khamsah dari Bapak Moha
mad Natsir .
Menggarap lima poin tersebut bukanlah pekerjaan
sambilan, akan tetapi harus dihadapi secara serius
dengan meneyediakan waktu yang cukup memadai.
Untuk mewujudkannya perlu diperhatikan (1). bahwa
para kader sekarang sudah mengecap dan
menguasai berbagai lapangan ilmu pengetahuan
dengan berbagai disiplin ilmu. Namun sekali-kali
tidak boleh ditolerir setiap sikap yang melecehkan
iman dan taqwa. Jangan menghalalkan segala cara.
Serahkan kepada mereka panji-panji perjuangan,
akan tetapi jangan sampai panji-panji itu terinjak oleh
kaki orang yang membawanya. (2). Para kader
sudah mampu mengurai berbagai teori sesuai
dengan disiplin ilmu yang mereka kuasai. Kita perlu
kepada teori, namun yang lebih diperlukan lagi
adalah kemampuan berkecimpung di tengah-tengah
umat, sehingga umat mengaggap bahwa yang
berkecimpung itu adalah anak kandungnya. Mereka
harus memahami denyut jantung masyarakat yang
pada gilirannya, mereka akan berurat di hati
masyarakat itu. Jangan salah memilih kader, karena
yang akan dapat mencetuskan api adalah batu api,
bukan batu apung. Maka di tengah-tengah dinamika
masyarakat tersebut lakukanlah serah terima
antara generasi yang akan pergi dengan generasi
pelanjut. Patah tumbuh hilang barganti.