Anda di halaman 1dari 3

 Pada zaman dahulu terdapatlah dua orang bersaudara.

Yang tua bernama Syah Rayar dan yang


muda bernama Syah Zaman
 Syah Rayar adalah kesatria yang bermartabat tinggi dan pemberani
 Syah Rayar memerintah di daerah india dan Indocina
 Syah Rayar merindukan adiknya Syah Zaman karena sudah lama tidak bertemu selama satu
tahun. Syah Rayar memerintahkaan Wazir pejabar Negara untuk menjemput adiknya di
Kasamarakan
 Setelah berhari-hari beberapa ari diperjalanan, akhirnya sampailah ke Kasamarakan. Syah
Zaman yang mengetahui kedatangan Wazir, segera menemui wazir.
 Wazir menyampaikan maksud kedatangaannya, bahwa Syah Rayar rindu kepada adiknya. Syah
Zaman menuruti keinginan kakaknya itu. Ketika hendak berpamitan dengan istrinya, dengan
tidak sengaja Syah Zaman melihat istrinya sedang berpelukan dengan salah seorang juru masak
istana.

 Syah Rayar telah mengetahui kejadian itu, ketika sampaai di istana memerintah Wazir untuk
memenggaal istrinya dan wanita-wanita yang ada di sekitar istana di bunuh
 Semenjak kejadian itu Syah Rayar Bersumpah akan mengaambil wanita untuk ditidurinya an
pada malaam harinya wanita itu akan dibunuh begitu seterusnya. Hal ini dilakukan Syah Rayar
kanrena ia sudah tidak percaya lagi dengan perempuan
 Waazir mempunyai dua orang gadis yang tua bernama Syah Razid dan yang muda Diana
Syahrazadd adalah seorang bijaksana, serdas, rajin membaca dan pandai bercerita
 Pada suatu hari Syah Razad berkata kepada Ayahnya bahwa ia ingin menikah dengan raja Syah
Rayar. Mendengar permintaaan itu Wazir sangat terejut dan melarang anaknya untuk menikah
dengan Syah Rayar
 Wazir takut membunuh anaknya sendiri, karena setip wanita yang sudah ditiduri maka akan
dibunuh
 Karna Wazir tidak menyetujui, Syah Razad pun menyampaikaan maksud ia ingin menikaah
dengan Syah Rayar yaitu untuk menyelamatkan wanita dari pembunuhan. Mendengar
pernyataaan itu Wazir mengizinkannya
 Wazir menemui Syah Rayar dan menyaampaaikaan bahwa anak perempuannya diserahkan
kepada raja. Raja pun terkejut dan sangaat senang
 Pada malam harinya Wazir membawa anaknya kehadapan raja dan menyerahkannya
 Tepat pada saat Syah Razad akan dibunuh, Syah Razad memohon agar adiknya dijemput dan
raja pun mengizinkannya
 Adiknya dijemput dan dibawa ke kamar raja. Adiknya berkataa: “Sebelum kakak mengucapkaan
selamaat tinggal kepada kaami, cobalah kakak mendongeng kepada kami”
 Atas persetujuan raja, Syah Razad mendongeng. Pada malam pertama Syah Razad mendongen
tentang “Pedagang dan Jin”
 Karena panjang dan bagus dongeng tersebut raja tertidur dan baru terbangun pagi hari.
Selamatlah Syah Razad dari pembunuhan raja
 Pada malam kedua, ketika tiba waktu Syah Razad akan dibunuh ia kembali memanggil adiknya
dan adiknya pun meminta Syah Razad untuk melanjutkan cerita yang bersambung semalaam
 Karena ceritaanya panjang dan bagus raja pun tertidur lagi Syaah Razad kembali selamat dari
pembunuhan
 Begitulah setertusnya sampaai 1001 malam. Jika akan tiba waktu akan dibunuh adiknya akan
dipanggil ke istanaa dan melanjutkan dongengnyaa itu

Kisah 1001 Malam

Pada zaman dahulu terdapatlah 2 orang bersaudara. Yang tua bernama Syah Rayar dan yang muda
bernama Syah Zaman. Keduanya tinggal di daerah yang berbeda. Syah Rayar menguasai daerah india
dan Indocina. Syah Zaman tinggal di daerah Kasamarakan

Pada suatu hari Syah Rayar merindukan adiknya Syah Zaman. Ia memerintahkaan Wazir untuk
menjemput adiknya dan membawanya keistana. Setelah beberapa ari diperjalanan, akhirnya sampailah
ke Kasamarakan. Syah Zaman yang mengetahui kedatangan Wazir, segera menemui wazir.

Wazir menyampaikan maksud kedatangaannya, bahwa Syah Rayar rindu kepada adiknya. Syah Zaman
menuruti keinginan kakaknya itu. Ketika hendak berpamitan dengan istrinya, dengan tidak sengaja Syah
Zaman melihat istrinya sedang berpelukan dengan salah seorang juru masak istana.

Dengan amarahnya yang luar biasa, Syah Zaman memenggal leher istri dan juru masak itu. Mayat
mereka dibuang Syah Zaman. Setelah itu barulah Syah Zaman berangkat dengan Wazir menuju istana
Syah Rayar.

Selama di perjalanan, Syah Zaman selalu terpikir dengan kejadian yang baru ia alami. Ia mengatakan
nasibnya yang sangat malang.

Ketika sudah bertemu dengan Syah Zaman, Syah Rayar mengajak adiknya untuk ikut berburu ke luar
kota. Syah Zaman menolak ajakan itu, ia ingin menenangkan diri saja di taman istana. Tidak sengaja ia
melihat istri kakaknya dan seorang permpuan mengndap-endap masuk ke dalam istana.

Kejadian itu dilakukan istrinya setiap hari selama Syah Rayar pergi berburu. Ketika kakaknya pulang dari
berburu, Syah Zaman menceritakan semua apa yan dilakukan istrinya di istana selama Syah Rayar
berburu. Syah Rayar tidak percaya dan marah besar kepada adiknya.

Syah Zaman mencari cara untuk membuktikan hal itu. Suatu hari, Syah Zaman mengajak Syah Rayar
memerintahkan Wazir untuk membunuh Istrinya dan perempuan-perempuan sekitar istana.

Sejak kejadian itu, Syah rayar bersumpah ‘Setiap wanita yang telah ditiduri akan dibunuh pada malam
harinya’. Suatu hari anak Wazir yang wanita pertama meminta kepada ayahnya untuk diserahkan
kepada Syah Rayar tujuannya agar dapat menghentikan pembunuhan kepada wanita. Wazir
menyerahkan anaknya kepada Syah Rayar dengan senang hati diterima oleh raja.
Pada malam ketika ia hendak dibunuh, anak Wazir Syah Razad meminta gar adiknya dijempu dan dibawa
ke kamar raja. Permintaan itu disetujui raja. Adiknya meminta agar Syah Razad bercerita dulu sebelum
meninggalkan mereka. Raja menyetujui. Karena ceritanya yang panjang dan bagus raja tertidur hingga
besok pagi. Cerita itu berlanjut hingga 1001 malam.

Anda mungkin juga menyukai